Anda di halaman 1dari 15

PELATIHAN CAPD INTENSIF BAGI PERAWAT – OKTOBER 2022

ANATOMI-FISIOLOGI
PERITONEAL
D r. d r. S h o f a C h a s a n i , S p . P D, K - G H , F I N A S I M
DIVISI GINJAL DAN HIPERTENSI KSM ILMU PENYAKIT DALAM RSUP DR. KARIADI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERNEFRI KORWIL JAWA TENGAH
BAGIAN 1

ANATOMI FUNGSIONAL
ANATOMI RONGGA PERITONEUM
Peritoneum  membran serosa yang melapisi rongga
peritoneum. Luas permukaannya sama dengan luas
permukaan tubuh yaitu sekitar 1-2 m2 pada orang
dewasa.

Peritoneum:
• Peritoneum visceral
• Peritoneum parietal

- Aliran darah di peritoneum  50-100 ml/menit.


- Kecepatan drainase limfatik  0,5 – 1 ml/menit
HISTOLOGI MEMBRAN PERITONEAL

• Membran peritoneum dilapisi


oleh sel mesotel monolayer yang
memiliki mikrovili yang
memproduksi cairan lubrikasi.

Dasar dari mesotel  intersisium


yang terdiri dari matriks
• Gel berisi kolagen dan serabut-
serabut lain
• Kapiler peritoneal
• Limfatik
MODEL TRANSPOR PERITONEUM
Terdapat 6 hambatan dalam proses
berpindahnya solut dan air melalui peritoneum
dari darah kapiler ke cairan peritoneum:
1. Lapisan cairan yang melapisi endotel
2. Endotel kapiler
3. Membrane basal endotel
4. Intersisium.
5. Mesotelium
6. Lapisan cairan yang melapisi mesotelium

Model transport solut dan air • Model 3 pori


melalui membran peritoneum : • Model distribusi
MODEL TRANSPOR PERITONEUM:
MODEL 3 PORI
Perpindahan solute dan air melalui
kapiler peritoneum bergantung pada
pori-pori yang terdiri atas 3 ukuran yaitu:
1. Pori Besar  Makromolekul (albumin
dan β-2 microglobulin)
2. Pori Kecil  solut kecil (urea,
kreatinin, sodium dan kalium
bersama air)
3. Ultra-small pore  air yang tidak
terikat solut (free water) dan sebagai
saringan oleh membran peritoneum.
MODEL TRANSPOR PERITONEUM:
MODEL 3 PORI

Penelitian hewan  pada model tikus tanpa AQP-1 terjadi pengurangan laju UF free
water sebanyak 70%, secara kumulatif terjadi pengurangan UF sebanyak 50% dan
kehilangan sodium sieving secara total.

KESIMPULAN: ultra- small pore berperan dalam 50% UF selama PD dengan dialisat
glukosa hipertonik dan transport free water berperan dalam terjadinya sodium sieving.
MODEL TRANSPOR PERITONEUM:
MODEL DISTRIBUSI

• MODEL DISTRIBUSI  distribusi Jika ada 2 pasien dengan luas permukaan


kapiler dalam membran peritoneum peritoneum yang sama  akan didapatkan
vaskularisasi peritoneum yang sangat berbeda
dan pada jarak yang harus dilewati air dengan luas permukaan peritoneum efektif
dan solut dari kapiler melewati yang berbeda
intersisial menuju mesotel.
• Transportasi ini bergantung pada 
Area permukaan kapiler peritoneum >
Semakin lama terapi PD  membran
permukaan peritoneum. peritoneum yang menebal akan menyebabkan
bervariasinya kontribusi dari tiap kapiler
pembuluh darah terhadap transpor molekul
sesuai dengan jaraknya di jaringan intersisial.
MODEL TRANSPOR PERITONEUM

Berdasarkan kedua konsep tersebut  disimpulkan bahwa:


1. Tidak seperti hemodialiser sintetis, parameter pada PD yang
mempengaruhi pertukaran molekul dan air sangat bervariasi dan sulit
diprediksi.
2. Terdapat variasi antar individu yang besar dan akan terjadi perubahan
dalam satu individu sesuai dengan berjalannya waktu.
BAGIAN 2

FISIOLOGI TRANSPOR PERITONEAL


TRANSPOR PERITONEAL:

TRANSPORTASI PERITONEAL TERDIRI DARI TIGA PROSES


YANG BERLANGSUNG SECARA BERSAMAAN

Fluid
Diffusion Ultrafiltration
Absorption
TRANSPOR PERITONEAL:
1. DIFUSI

DIFUSI  fenomena pasif dimana terjadi secara


maksimal pada awal dari fase dwell PD karena
adanya gradien konsentrasi yang maksimal dan
perpindahan solut terjadi paling cepat.

FAKTOR YANG MENENTUKAN:

• Gradien konsentrasi dari solut


• Mass transfer area coefficient (MTAC)
• Luas permukaan peritoneum efektif
• Berat molekul solute
• Resistensi membran peritoneum intrinsik
• Aliran darah peritoneum
TRANSPOR PERITONEAL:
2. ULTRAFILTRASI

Proses ini terjadi karena tekanan


osmotik atau onkotik, yang pada PD
tradisional terjadi karena adanya
glukosa.
FAKTOR YANG MENENTUKAN:

• Gradien konsentrasi dari zat osmotik


• Reflection coefficient (RF)
• Luas permukaan efektif
• Hydraulic conductance membran peritoneum
• Gradien tekanan hidrostatik
• Gradien Tekanan Onkotik
• Sieving
• Zat osmotik alternative
TRANSPOR PERITONEAL:
3. ABSORBSI AIR

• Selama PD, sejumlah cairan secara konstan berpindah dari rongga peritoneum ke
dalam sirkulasi peritoneum melalui sistem limfatik.
• Absorbsi cairan peritoneum terjadi secara konstan dengan laju 1-2 ml/menit atau
250-500 cc selama 4 jam fase dwell PD.
• Baik air maupun solut berpindah ke dalam sirkulasi sistemik.
• Perpindahan solut bergantung pada gabungan dari difusi dan konveksi dikurangi
absorbsi cairan peritoneum.
PELATIHAN CAPD INTENSIF BAGI PERAWAT – OKTOBER 2022

TERIMA KASIH
D r. d r. S h o f a C h a s a n i , S p . P D, K - G H , F I N A S I M
DIVISI GINJAL DAN HIPERTENSI KSM ILMU PENYAKIT DALAM RSUP DR. KARIADI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERNEFRI KORWIL JAWA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai