Anda di halaman 1dari 48

KIMIA ORGANIK

LANJUT
Aldehid dan
A Indralaya Keton
Dosen Pengampu : Dr. Tuti Indah Sari, S.T.,
M.T.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Adelia Amanda
03031382328095 Farras Zahra . D
Annisa Dwi.S Ahsana Maulidya 03 0311 823 280 13

03031282328091 03031282328037
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

K.M Daffa .R. A


03031282328023 Malika Khayyara.
Ghozi Faalih Levina Evania .K 0 3 0 3 1 2 8 2T3 2 8 0 7 3
0 3 0 3 1 1 8M.I.
2328009 03031282328025
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Nurul Azizah
03031382328127 Nazua Aqilah. Z
M. Hidayah . R Harvarezy .Y 03031282328087

03031282328065 03 0311 823 280 03


DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Safa Nabila .L
03 0311 823 280 89
Zulfa Nadya. H
03031282328055
M AT E R I
TAUTOMERI

HALOGENASI
ALFA
ADISI 1,4 SENYAWA
KARBONIL TAK JENUH
PENGGUNAAN ALDEHID
DAN KETON DALAM
SINTESIS
TA U T O M E R I
Bila tak-ada suatu basa kuat, keasaman hidrogen alfa
dapat tampak. Suatu senyawa karbonil dengan suatu
hidrogen alfa yang bersifat asam, dapat berada dalam
dua bentuk yang disebut tautomer: suatu tautomer
keto dan sebuah tautomer enol. Tautomer adalah
isomer-isomer yang berbeda satu dengan lainnya
hanya pada posisi ikatan rangkap dan se buah atom
hidrogen yang berhubungan
TA U T O M E
Bentuk keto R I Bentuk enol Tautomer enol
Tautomer keto
(ena + ol) suatu
suatu senyawa
alkohol vinilik,
karbonil terbentuk dari
mempunyai serah-terima
struktur hidrogen asam
h n t o h
Co n t o karbonil Co dari karbon alfa ke
seperti yang oksigen karbonil
diharapkan
Kuantitas relatif enol Tapi, 2,4-pentanadion terdiri dari 80% enol, hal ini
versus keto dalam suatu dapat dilihat struktur tautomer 2,4-pentanadion.
cairan murni dapat Bentuk enol tidak hanya memiliki ikatan rangkap
diperkirakan dengan berkonjugasi, yang sedikit menambah kestabilan,
spektroskopi inframerah
atau nmr. Aseton terutama sedemikian rupa
D ATA
tetapi juga memiliki susunan strüktur yang
sehingga memung- kinkan
ada dalam bentuk keto terbentuknya ikatan hidrogen internal, yang
(99,99% menurut prosedur membantu menstabilkan tautomer ini.
titrasi khusus). Kebanyakan
aldehida dan keton yang
sederhana juga ter- utama
ada dalam bentuk keto;
TA U T O M E R I
Tautomeri dapat mempengaruhi kereaktivan suatu senyawa. Suatu
pengecualian terhadap sifat keton yang tidak mudah teroksidasi, ialah
oksidasi keton yang memiliki sekurang-kurangnya satu hidrogen . Suatu
keton yang dapat menjalani tautomeri dapat dioksidasi oleh zat-
pengoksidasi kuat pada ikatan rangkap karbon-karbon dari tautomer eno
nya. Rendemen reaksi ini rendah, karena pada kondisi ini, ikatan-ikatan C-
C lain dapat terputuskan. Reaksi ini tidak digunakan untuk kerja sintetik,
tetapi sering digunakan dalam penentuan struktur.
TA U T O M E
R I
KREAKTIFAN PADA TAUTOMERI
Kereaktifan suatu senyawa pada tautomeri berkaitan dengan perubahan
bentuk molekulnya. Beberapa faktor yang memengaruhi reaktivitas ini
melibatkan:
Ikatan Rangkap
Hidrogen Kondisi Reaksi
Karbon-Karbon (C=C)

01 02 03 04 05

Distribusi Muatan Stabilitas


Elektron Termodinamika
TA U T O M E
RI
TA U T O M E R I
(TAUTOMERI DALAM METABOLISME
KARBOHIDRAT)
Tahapan pertama dalam metabolisme karbohidrat
(Pati dan gula) adalah pemecahannya menjadi
glukosa dalam pencernaan. Pemecahan ini merupakan
hidrolisis ikatan-ikatan asetal. Dalam sek orgaisme,
akhirnya glukosa diubah menjadi CO2 dan H2O.
(TAUTOMERI DALAM METABOLISME
KARBOHIDRAT)
Tahap pertama dalam rentetan reaksi sel adalah
pembentukan glukosa 6-Fosfat, yang diikuti oleh isomer
menjadi fruktosa 6-Fosfat. Reaksi isomer merupakan
sekedar tautomeri yang di katalis oleh enzime, yang
berlangsung lewat suatu zat-antara enadiol, suatu zat-
antara yang dapat menghasilkan dua produk karbonil.
MEKANISME
REAKSI
HALOGENASI
Halogenasi alfa adalah A L FA
proses kimia di mana sebuah atom
halogen (seperti klorin, bromin, atau iodin) menempati posisi
alfa terhadap sebuah gugus fungsi dalam molekul organik.
Posisi alfa mengacu pada atom karbon yang berikatan langsung
dengan gugus fungsi seperti gugus karbonil (C=O) atau gugus
asam karboksilat (COOH). Keton mudah dihalogenasikan pada
karbon a. Reaksi ini menuntut suasana basa atau suatu katalis
asam. (Perhatikan bahwa basa itu merupakan pereaksi,
sedangkan asam suatu katalis)
REAKSI UMUM
MEKANISME REAKSI
MEKANISME REAKSI
MEKANISME REAKSI
HALOFORM
Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji kimia, yang disebut uji
iodoform, untuk Metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi
bertahap sampai terbentuk iodoform (CHI3) padat berwarna kuning.

Haloform adalah senyawa kimia yang dihasilkan melalui reaksi


haloform. Dalam reaksi ini, sebuah haloform diproduksi oleh
halogenasi total dari sebuah grup asetil, di mana R bisa berupa atom
hidrogen, alkil atau grup aril, di hadapan basa. Reaksi ini dapat
digunakan untuk mengubah grup asetil menjadi grup karboksil atau
untuk menghasilkan kloroform.
TA H A P - TA H A P
REAKSI
Uji ini tidaklah spesifik untuk metil keton.
lod merupakan zat pengoksidasi lembut, dan
senyawa apa saja yang dapat dioksidasi menjadi
suatu senyawa karbonil metil juga akan
menunjukkan uji positif.
C O N T O H N YA
Brom dan klor juga bereaksi dengan metil keton,
menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan
kloroform (CHCl3). Istilah umum untuk menyebut CHX3
adalah "haloform"; maka reaksi ini sering disebut sebagai
reaksi haloform. Karena bromoform dan kloroform
merupakan cairan yang tidak berbau, maka pembentuknya
tidak berguna untuk maksud uji. Namun, reaksi antara
suatu metil keton dengan setiap halogen tersebut
memberikan suatu metode pengubahan metil keton ini
menjadi asam karboksilat.
C O N T O H N YA
A D I S I 1 , 4 S E N YAWA
K A R B O N I L TA K J E N U H
Senyawa karbonil adalah kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil, gugus fungsional yang paling
penting dalam kimia organik. Senyawa karbonil ada di
mana-mana. Sebagian besar senyawa-senyawa yang penting
secara biologis, seperti zat-zat farmasetis dan senyawa-
senyawa sintetik yang kita gunakan sehari-hari mempunyai
gugus karbonil. Glisin adalah suatu asam amino yang
menyusun banyak protein. Fenasetin, suatu obat penghilang
sakit kepala, dan dakron, suatu senyawa polyester yang
digunakan untuk pembuatan kain/pakaian.
A. ADISI 1,4 ELEKTROFILIK

Reaksi di mana substrat awal diserang oleh elektrofil (zat yang


kekurangan elektron) dan menghasilkan penambahan satu atau lebih
molekul yang relatif sederhana melintasi ikatan rangkap. Dalam reaksi
adisi elektrofilik, ikatan rangkap karbon C (C=C) dipecah untuk
membuat ikatan baru dan membentuk molekul yang lebih besar.

Bila suatu alkena bereaksi dengan HCl, reaksi itu berlangsung dengan
serangan elektrofilik H+, untuk menghasilkan karbokation yang lebih
stabil, yang diikuti oleh serangan Cl-.
A. ADISI 1,4 ELEKTROFILIK

Suatu aldehida atau keton takjenuh-alfa, beta mempunyai suatu ikatan


rangkap karbon-karbon yang berkonjugasi dengan suatu gugus karbonil.
Ikatan rangkap karbon-karbon dalam suatu alkena bersifat nonpolar.
Namun dapat bersifat polar seperti struktur resonansi berikut:

Struktur resonansi menunjukkan bahwa karbon beta serta karbon


karbonil membawa muatan parsial positif, sedangkan oksigen karbonil
membawa muatan parsial negatif.
A. ADISI 1,4 ELEKTROFILIK

Pada setiap reaksi ini, bagian nukleofilik dari pereaksi (bukan H) terikat
pada karbon ß. Karena karbon ẞ memiliki muatan parsial positif.
Serangan awal oleh H terjadi bukan pada karbon positif ini, tetapi pada
oksigen negatif parsial dari gugus karbonil.
A. ADISI 1,4 ELEKTROFILIK
Reaksi ini merupakan adisi 1,4,
jenis adisi yang sama diamati
dengan diena terkonjugasi.
Perbedaannya adalah produk
adisi awal adalah enol, yang
mengalami tautomerisme
menjadi bentuk keto akhir dari
aldehida. Nukleofil tidak dapat
menyerang karbon karbonil
(yang juga membawa muatan
parsial positif). Serangan
terhadap karbon karbonil ini
dapat terjadi, tetapi produknya
tidak stabil dan kembali ke
bahan awal.
B.ADISI 1,4 NUKLEOFILIK
Nukleofil adalah spesies (atom, ion, molekul) yang dapat
menyumbangkan pasangan elektron. Molekul yang memiliki
ikatan pi atau atom atau molekul yang memiliki pasangan
elektron bebas biasanya bertindak sebagai nukleofil. Nukleofil
menjalani reaksi adisi nukleofilik dan substitusi nukleofilik.

Reaksi adisi nukleofilik merupakan reaksi yang khas


untuk golongan aldehid -keton dan tidak terjadi
pada golongan asam karboksilat lainnya. Semua
reaksi nukleofilik diawali dengan serangan nukleofil
pada atom karbonil yg elektrofilik.
B. ADISI-1,4 NUKLEOFILIK
SEBUAH ALKENA TIDAK AKAN DISERANG OLEH
SEBUAH NUKLEOFIL, KECUALI JIKA SEBELUMNYA
SUDAH DISERANG OLEH SEBUAH ELEKTROFIL.
TENTU HAL INI AKAN BERBEDA DENGAN SEBUAH
ALKENA YANG BERKONJUGASI DENGAN GUGUS
KARBONIL. MAKA NUKLEOFIL INI BISA
MENYERANG ALKENA, KARENA MEMANG DI SINI
ALKENA INI SUDAH TERPOLARISASI. Dalam hal ini,
adisi nukleofil dapat terjadi pada ikatan rangkap C=C atau
pada ikatan rangkap C=O (pada salah satu dari dua karbon
Penggunaan Aldehid dan Keton
dalam sintesis
• Reaksi Adisi : Reaksi adisi aldehid dan keton adalah reaksi yang terjadi ketika suatu
nukleofil menyerang karbon pada gugus karbonil aldehid atau keton. Reaksi ini
melibatkan pembentukan ikatan antara nukleofil dan karbon pada gugus karbonil.
Beberapa contoh reaksi adisi aldehid dan keton meliputi adisi HCN, adisi air, adisi
alkohol, dan adisi amina primer dan sekunder. Contoh produk dari reaksi adisi yang
menghasilkan sianohidrin adalah keton atau aldehid yang direaksikan dengan hidrogen
sianida (HCN). Proses ini menghasilkan senyawa yang disebut sianohidrin, yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) dan gugus siano (-CN) pada karbon yang sama. Sebagai
contoh, reaksi antara asetaldehida (CH3CHO) dengan hidrogen sianida (HCN) akan
menghasilkan sianohidrin yang disebut sebagai 2-hidroksi propanonitril.

Sianohidrin sering digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis kimia untuk menghasilkan
asam amino dan Dalam sintesis obat-obatan, sianohidrin dapat berperan dalam membentuk
struktur molekuler yang diinginkan untuk sifat-sifat farmakologis tertentu.
Penggunaan Aldehid dan Keton
dalam sintesis
2. Reaksi oksidasi :Reaksi oksidasi aldehida dan keton melibatkan penambahan oksigen atau
penghilangan hidrogen dari molekul tersebut. Umumnya, aldehida dapat dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam karboksilat, sementara kebanyakan keton tidak mengalami oksidasi lebih lanjut
karena tidak memiliki hidrogen pada karbon terikat langsung dengan gugus karbonilnya.

Asam propanoat (CH₃CH₂COOH), juga dikenal sebagai asam propionat, memiliki beberapa kegunaan yang penting:
Asam propanoat digunakan sebagai bahan pengawet makanan, khususnya pada roti dan produk roti lainnya. Ini membantu
menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri, memperpanjang umur simpan produk roti dan Asam propanoat dapat diubah
menjadi asam asetat, yang memiliki berbagai aplikasi dalam industri kimia, termasuk produksi bahan pelarut, plastik, dan serat
sintetis.
Penggunaan Aldehid dan Keton
dalam sintesis
3. Reaksi Halogenasi Alfa : Halogenasi alfa adalah reaksi kimia di mana atom halogen
ditambahkan ke atom karbon yang berdekatan dengan gugus fungsional tertentu dalam molekul
organik, seperti keton, aldehid, atau asam karboksilat. Reaksi ini menghasilkan produk yang
memiliki berbagai kegunaan bergantung pada struktur dan sifat kimianya Contoh produk dari
halogenasi alfa pada keton adalah menghasilkan 2-bromopropanon. 2-bromopropanon dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis senyawa organik kompleks dan sebagai agen
intermediet dalam reaksi kimia organik.

Dalam reaksi ini, atom brom ditambahkan ke atom karbon yang berdekatan dengan
gugus karbonil pada aseton, menghasilkan produk 2-bromopropanon dan asam
bromida.
Penggunaan Aldehid dan Keton
dalam sintesis
4. Reaksi Adisi – Eliminasi : Reaksi adisi-eliminasi adalah suatu jenis reaksi kimia di mana suatu
senyawa bereaksi dengan suatu reagen untuk membentuk suatu produk antara, dan kemudian
produk tersebut mengalami eliminasi komponen tertentu untuk membentuk senyawa akhir.
Reaksi ini juga dapat menghasilkan suatu imina.

Dalam pengujian aldehid dan keton, reaksi adisi-eliminasi memiliki dua


kegunaan. Pertama, reaksi ini bisa digunakan untuk menguji keberadaan ikatan
rangkap C=O. Kedua, reaksi ini bisa digunakan untuk membantu mengidentifikasi
aldehid atau keton tertentu
Penggunaan Aldehid dan Keton
dalam sintesis
5. Reaksi Reduksi : Reaksi reduksi pada aldehid dan keton menghasilkan produk reduksi berupa
alkohol, hidrokarbon, atau amina, tergantung pada bahan pereduksi dan struktur senyawa
karbonilnya.

Aldehid dan keton dapat mengalami reduksi untuk membentuk alkohol, menggunakan agen
reduktor seperti logam alkali (natrium, kalium), logam alkali tanah (litium, magnesium), atau
hidrogen dalam suasana katalis.

.Proses reduksi ini memungkinkan transformasi aldehid dan keton menjadi


berbagai senyawa yang berguna dalam sintesis kimia.
TERIMA
ADA YANG INGIN
DITANYAKAN?
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan :
Pada halogenasi alfa bersuasana basa pada PPT mengenai halogenasi alfa
terdapat perbedaan antara taham 1 dan tahap 2. dimana reaksi tahap 1 lebih
lambat daripada reaksi tahap 2, mengapa terjadi perbedaan itu? (Trinanda
Kurniawan_03031182328005)

Jawaban :
Pada halogenasi alfa bersuasana basa, tahap pertama yang berlangsung lambat
karena proses pembentukan ion enolat yang membutuhkan waktu lama untuk
terbentuk. Pembentukan enolat memerlukan waktu lebih lama karena melibatkan
reaksi kesetimbangan. Tahap kedua berlangsung lebih cepat karena melibatkan
reaksi antara enolat yang terbentuk dengan halogen, yang cenderung lebih cepat
daripada pembentukan enolat itu sendiri. (Farras Zahra Dhanila_03031182328013)
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan :
Bagaimana tautomerisme keto enol dalam katalis enzim ? (Tessa Rahel Sianturi
(03031182328019)
Jawaban :
Proses tautomerisme keto-enol melibatkan perubahan struktur molekul dari bentuk keto
ke bentuk enol atau sebaliknya. Dalam konteks enzim, reaksi ini dapat dikatalisis oleh
enzim tertentu yang disebut enzim isomerase. Enzim isomerase memfasilitasi
interkonversi antara bentuk keto dan enol molekul secara selektif. Selama reaksi ini,
enzim berperan sebagai katalis yang mempercepat laju konversi, memungkinkan
terbentuknya bentuk tautomer yang diinginkan. Salah satu contoh enzim yang terlibat
dalam tautomerisme keto-enol adalah enzim isomerase aldolase. Aldolase berperan
dalam reaksi aldol, yang melibatkan penggabungan dua molekul aldehida atau satu
aldehida dengan satu keton untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. Aldolase
dapat memfasilitasi tautomerisme keto-enol dalam substratnya, memungkinkan
perubahan bentuk molekul secara selektif. Proses ini dapat memainkan peran kunci
dalam jalur metabolik yang melibatkan pembentukan dan pemecahan ikatan karbon-
karbon. (Safa Nabila Lusri_03031182328089)
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan :
Jelaskan bagaimana konjugasi dengan gugus karbonil mempengaruhi
kemampuan nukleofil untuk menyerang alkena? (Adrian_03031282328093)
Jawaban :
Konjugasi adalah ketika ada ikatan rangkap dalam molekul yang menghasilkan
elektron pi terdelokalisasi. Jadi kalo ditanya kenapa bisa mempengaruhi
kemampuan nukleofil untuk menyerang alkena jawabannya karena kehadiran
elektron phi ini. Jadi Elektron phi terdelokalisasi dan membuat alkena lebih stabil
secara elektronik. Ketika nukleofil menyerang alkena, ia berinteraksi dengan
elektron pi pada alkena. Jika alkena memiliki sistem konjugasi dengan gugus
karbonil, elektron pi terdelokalisasi pada sistem konjugasi akan membantu
menstabilkan interaksi antara nukleofil dan alkena, sehingga nukleofil dapat
menyerang alkena dengan lebih mudah. Hidayah Ramadhan (03031282328065)
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan :
Bergantung pada spesi spesi mana ajakah laju halogenasi alfa bersuasana asam
sesuai dengan reaksi yang tertera pada PPT mengenai halogenasi Alfa?(Aulia
Nabila_03031282328049)
Jawaban :
Halogenasi alfa senyawa karbonil keton dalam suasana asam lebih cepat
dibandingkan dengan suasana basa. Dalam suasana asam, reaksi halogenasi alfa
lebih cepat karena proses ini dikatalis oleh asam. Tahap 1 dari reaksi halogenasi
alfa dalam suasana asam lebih cepat dibandingkan dengan suasana basa karena
proses ini menggunakan enol sebagai pembentukan awal. Enol merupakan bentuk
yang stabil dalam suasana asam, yang menyebabkan reaksi halogenasi alfa lebih
cepat. Dalam suasana basa, reaksi halogenasi alfa lebih lambat karena proses ini
menggunakan ion enolat sebagai pembentukan awal. Ion enolat lebih instabil
dalam suasana basa, yang menyebabkan reaksi halogenasi alfa lebih lambat
(Harvarezy Yandika_03031282328003)

Anda mungkin juga menyukai