Anda di halaman 1dari 135

MODUL HSSE

HAZARD
IDENTIFICATION
15 Januari 2019
OUTLINE
• Apa itu Bahaya?
• Indentifikasi Bahaya?
• Potensi Bahaya?
• Pengendalian Bahaya.
• Penilaian Resiko
• Prosedure
• Kompetensi
IDENTIFIKASI BAHAYA
TUJUAN
 Sebuah metoda / cara mengidentifikasi potensi bahaya di
lingkungan kerja
 Membantu untuk mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang
berhubungan dengan sumber energi
 Meningkatkan keterampilan dalam menilai bahaya serta
mitigasinya

Diperlukan suatu alat untuk identifikasi


IDENTIFIKASI BAHAYA
ALAT IDENTIFIKASI BAHAYA
 Alat bantu visual untuk membantu fokus dalam mengenali
bahaya.
 Alat yang membantu dalam mengidentifikasi bahaya berdasarkan
jenis sumber energinya.
 Metoda sederhana yang membantu dalam menyelesaikan
aktifitas dan tugas keseharian secara aman dan handal.
 Alat yang relatif mudah diintegrasikan dengan metoda
pengenalan bahaya yang saat ini sudah ada, seperti JSA, SPSA,
JHA, THA, TIF, JLA, dll.
IDENTIFIKASI BAHAYA
APA ITU BAHAYA ?
Suatu kondisi atau
tindakan yang memiliki
potensi untuk lepasnya
(tidak direncanakan)
atau kontaknya (tidak
dikehendaki) kita
dengan sumber energi
yang dapat
menimbulkan
kerusakan atau
kecelakaan pada
manusia, peralatan,
atau lingkungan.
IDENTIFIKASI BAHAYA
SUMBER ENERGI
 Gerakan
 Elektrikal (listrik)
 Biologi
 Radiasi
 Suara (bunyi)
 Temperatur (suhu)
 Zat Kimia
 Mekanikal (mekanis)
 Tekanan
 Gaya berat (gravity)
IDENTIFIKASI BAHAYA
GERAKAN
Perubahan posisi / gerakan dari
suatu benda atau zat.
Contoh: kendaraan, pemindahan
bejana atau peralatan; aliran air;
angin; gerakan badan: mengangkat,
keseleo, atau membungkuk.
IDENTIFIKASI BAHAYA
ELEKTRIKAL
Keberadaan dan aliran arus
listrik.
Contoh: power line, transformer /
gardu, listrik statik, halilintar,
peralatan beraliran listrik, kabel,
dan batere
IDENTIFIKASI BAHAYA
BIOLOGI
Organisme hidup yang dapat
menimbulkan bahaya.
Contoh: binatang, bakteri, virus, serangga,
pathogen, menangani bahan makanan dengan
tidak bersih, air tercemar.

9
IDENTIFIKASI BAHAYA
RADIASI
Energi yang diemisikan dari zat radioaktif atau
sumber alami yang mengandung radio aktif
(NORM - Naturally Occurring Radioactive
Materials).
Contoh: sinar las, radiasi matahari,
microwaves, laser, sinar-X, alat ukur NORM
IDENTIFIKASI BAHAYA SUARA

Bunyi dihasilkan bila ada gaya yang


mengakibatkan benda atau zat
bervibrasi– energi ditransfer dalam
bentuk gelombang suara.
Contoh: suara dari
peralatan, suara
akibat benturan,
vibrasi, lepasan
aliran tekanan-tinggi,
gangguan bising
terhadap
komunikasi.
Quiz
IDENTIFIKASI BAHAYA
DISKUSI KELOMPOK

Sebutkan beberapa insiden yang pernah terjadi yang


berhubungan dengan ke lima sumber energi ini ?

13
IDENTIFIKASI BAHAYA
Perbedaan ukuran energi panas dari
TEMPERATURE
sebuah benda atau lingkungan, dimana
badan manusia merasakannya sebagai
panas atau dingin.
Contoh: api; percikan api; permukaan panas
atau dingin; uap; gesekan; dan kondisi
umum lingkungan dan cuaca

14
IDENTIFIKASI BAHAYA
ZAT KIMIA
Energi yang terdapat dalam zat kimia, yang secara
inheren atau melalui reaksi, memiliki potensi
menimbulkan luka fisik atau gangguan kesehatan,
lingkungan atau peralatan.

Contoh: uap flammable, bahaya dari reaksi kimia,


karsinogen atau senyawa beracun, korosif, gas
combustible, udara rendah-oksigen, asap las, debu .

15
IDENTIFIKASI BAHAYA
MEKANIKAL
Energi yang terdapat pada komponen dalam
sebuah sistem mekanis, contoh: rotasi, vibrasi,
gerak, dll, termasuk bagian statis dari
peralatan/mesin.
Contoh: alat berputar, per / pegas, tali
kipas, conveyor, dan mesin
IDENTIFIKASI BAHAYA
TEKANAN
Energi yang dihasilkan dari cairan atau gas
yang telah dimampatkan atau divakum.
Contoh: pipa bertekanan, tabung
bertekanan, bejana, tangki, hose, dan
peralatan pneumatik / hidrolik.
IDENTIFIKASI BAHAYA
GAYA BERAT (GRAVITY)
Kekuatan/ daya akibat gaya tarik bumi
terhadap benda.
Contoh: benda jatuh, atap runtuh, dan
orang tersandung atau terjatuh
IDENTIFIKASI BAHAYA
LATIHAN
Kenali 5 sumber energi :
 Temperatur
 Zat Kimia
 Mekanikal
 Tekanan
 Gaya berat
IDENTIFIKASI BAHAYA
DISKUSI KELOMPOK

Sebutkan beberapa insiden yang pernah terjadi yang berhubungan


dengan ke lima sumber energi ini ?
Quiz
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Elektrikal
Gerakan

Mekanikal

Tekanan

Gravity

22
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Kimia (confined space: asap las)
Suhu
Radiasi

23 Biologi Bunyi (komunikasi, pancaran api las)


IDENTIFIKASI BAHAYA
LATIHAN
Kenali 5 sumber energi :
 Temperatur
 Zat Kimia
 Biologi
 Radiasi
 Suara
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Gravity Mekanikal Radiasi

Gerakan
Temperature

Elektrikal

Suara

Kimia
Biologi
Tekanan
25
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Gravity (Kerja di Ketinggian)

Kimia (H2S)

Kemungkinan energi berinteraksi


dapat mengakibatkan fatality (jatuh)

26
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI

Kimia (LNG)

Kemungkinan energi berinteraksi dapat


menimbulkan kebakaran dan/atau ledakan

Temperature
(sumber pengapian)
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENGENDALIAN BAHAYA / BARRIERS DAN
INTERAKSI SUMBER ENERGI

Pengendalian/Barrier
 Hilangkan sumber energi
 Cegah lepasnya energi
 Lindungi dari lepasan energi
 Hentikan pekerjaan - Intervensi

Interaksi
 Kimia & Gravitasi
 Suhu & Kimia
 Bising & Gerakan
MODUL HSSE

PHYSICAL HAZARD

15 Januari 2019
MODUL HSSE

RISK ASSESSMENT

15 Januari 2019
RISIKO

Memastikan bahwa risiko operasi pada seluruh proses kegiatan


Pertamina EP dievaluasi, dikendalikan dan dimonitoring/ dipantau
guna meminimalkan risiko kesehatan, keselamatan, keamanan,
lingkungan dan ketidaksesuaian mutu/kualitas yang timbul akibat
kegiatan operasi Pertamina EP.
RISIKO
Risiko suatu takaran dari potensi kerugian yang mempertimbangkan besarnya
kerugian (keparahan) dan kemungkinan terjadinya kejadian (probabilitas).

Risiko Operasi merupakan risiko yang ditimbulkan dari kegiatan operasi perusahaan
berupa bahaya kesehatan, keselamatan, keamanan, lingkungan maupun
ketidaksesuaian terhadap mutu material, peralatan dan produk.
Er
iR
PENILAIAN
tI
yT
RISIKO
)
Y
d
eX
n
gP
a
R
n
O
B
k
eA
m
B
R
u
In
ELg
IN
k
iT
D
n
YA
a
H
n
,(
l
Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko Operasi merupakan siklus pengelolaan risiko yang dilakukan secara
bertahap untuk perbaikan berkelanjutan, sebagai berikut :
a. Evaluasi Risiko.
• Identifikasi Potensi Bahaya.
• Penilaian Risiko.
b. Pengendalian Risiko.
• Penghilangan (eliminasi).
• Penggantian (substitusi).
• Pengendalian teknis (rekayasa engineering).
• Penandaan/peringatan dan/atau pengendalian administratif.
• Peralatan perlindungan personal (APD).
c. Monitoring Risiko.
• Inspeksi.
• Pengukuran.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan

 Bahaya kimia adalah pemaparan senyawa kimia yang berasal dari bahan yang digunakan selama
bekerja maupun dari karakteristik produk yang dihasilkan yang dapat membahayakan kesehatan.
Bahan kimia dapat berbentuk padat, cairan maupun gas (misal : paparan gas H2S, paparan cairan
HCl, Demulsifier, Amine, Glikol, Benzene, Toluene, Xylene, dsb).

 Kebisingan adalah paparan bunyi yang melebihi nilai ambang batas yang timbul dari aktivitas
operasi.
 Radiasi adalah paparan zat radioaktif dilingkungan kerja yang melebihi nilai ambang batas.
 Pencahayaan adalah kondisi penerangan di area kerja yang nilainya tidak sesuai dengan ambang
batas.
 Getaran adalah paparan getaran di sekitar area kerja maupun kepada personil yang melebihi nilai
ambang batas.
 Temperatur Ekstrim adalah suhu/ temperatur di area kerja yang nilainya kurang tidak sesuai
ambang batas.
 Biologi adalah bahaya yang ditimbulkan dari flora maupun fauna (misal : pohon berduri, ular,
binatang buas, nyamuk, dsb) yang terdapat di area kerja.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan

 Higiene makanan adalah bahaya yang timbul akibat pengelolaan makanan dan minuman yang
tidak sesuai dengan persyaratan (saat penyimpanan, saat memasak, air minum yang tidak
memenuhi persyaratan, dsb).
 Misshandling adalah bahaya kesehatan yang timbul akibat posisi tubuh yang tidak sesuai saat
bekerja (misal : mengangkat barang dengan posisi yang salah).
 Monitor Screen adalah Bahaya yang diakibatkan oleh layar komputer dan sejenisnya.
 Ergonomi adalah bahaya kesehatan yang timbul akibat adanya ketidaksesuaian antara desain
peralatan dengan bentuk badan seseorang.
 Stress adalah bahaya yang ditimbulkan dari faktor fisik, mental, dan emosional yang
menyebabkan ketegagan mental atau fisik.
 Udara adalah kualitas udara di dalam maupun luar ruangan yang tidak sesuai dengan baku mutu
udara.
 Obat-obatan adalah bahaya penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan

 Alkohol adalah bahaya yang ditimbulkan akibat pekerja mengkonsumsi alkohol sehingga
mempengaruhi kesehatan pekerja.
 Rokok adalah bahaya dari merokok terhadap kesehatan pekerja.
 Air adalah kualitas air yang digunakan untuk keperluan MCK dilingkungan area perkantoran
maupun area lokasi sesuai dengan baku mutu air.
 Elektromagnet adalah bahaya yang diakibatkan induksi arus listrik.
BAHAYA
Bahaya Keselamatan
 Mesin yang bergerak (misal : pompa, rig, heavy equipment seperti crane, backhoe, dsb).
 Objek yang bergerak, jatuh atau terbang.
 Jatuh dari ketinggian (jatuh dari ketinggian lebih dari 1,8 meter).
 Terpeleset, tersandung atau jatuh pada level yang sama.
 Tenggelam.
 Kebakaran.
 Ledakan.
 Bahaya elektrikal adalah bahaya yang terkait dengan peralatan listik dan sambaran petir.
 Bahaya kimia adalah paparan senyawa kimia yang berasal dari bahan kimia yang digunakan
selama bekerja maupun dari karakteristik produk yang dihasilkan yang dapat membahayakan
keselamatan yang bersifat akut. Bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas (misal :
gas H2S, paparan cairan HCl, CO, dsb).
 Tabrakan pada saat Berkendara.
 Terperosok atau tertimbun pada saat pekerjaan penggalian.
BAHAYA
Bahaya Keselamatan
 Bekerja sendirian adalah bahaya pada saat bekerja sendirian dimana seharusnya minimal ada dua
orang yang melakukan pekerjaan bersamaan (misal. Bekerja di ruang tertutup).
 Serangan hewan.
 Cuaca adalah bahaya yang terkait dengan kondisi cuaca ekstrim (misal : hujan lebat & petir).
 Misshandling adalah bahaya keselamatan yang timbul akibat ketidakmampuan mengangkat
sehingga mengakibatkan cedera sesuai saat bekerja (misal : mengangkat barang dengan posisi
yang salah).
BAHAYA
Bahaya/Ancaman Keamanan
 Kegagalan Pengendalian Akses/Penyusup (Masuk dan keluar tanpa izin, tidak terdatanya personil,
barang dan kendaraan yang masuk/keluar lokasi).

 Kriminalitas, antara lain : Pembunuhan, Penganiayaan, Penculikan, Pemerkosaan, Perampokan,


Penodongan, Penggelapan, Pencurian, Pengrusakan, Pelecehan seksual, Dan lain lain tindakan
kriminal yang terdapat di dalam KUHP yang terjadi di lingkungan PT Pertamina EP.

 Terorisme.
 Sabotase.
 Demonstrasi Anarkhis/Huru Hara.
 Penyalahgunaan Narkoba.
BAHAYA
Bahaya Lingkungan
1. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

2. Penggunaan Sumber Daya berlebih.


3. Pencemaran udara (baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak).
4. Pencemaran badan air Timbulan limbah B3.
5. Timbulan limbah Non B3.
6. Pencemaran tanah.
7. Pencemaran air tanah.
8. Dampak terhadap flora dan fauna.
9. Kebisingan.
10. Radiasi .
11. Dampak visual/estetika.
12. Polusi cahaya adalah adanya sumber pencahayaan yang ditimbulkan dari kegiatan
Pertamina EP dan menimbulkan gangguan bagi lingkungan..
BAHAYA
Bahaya Mutu
1. Ketidaksesuaian kapabilitas sumber daya manusia.
2. Ketidaksesuaian prosedur sehingga dapat mengakibatkan
gangguan/terhentinya proses produksi.
3. Ketidaksesuaian material yang digunakan sehingga dapat mengakibatkan
gangguan/terhentinya proses produksi.
4. Ketidaksesuaian peralatan yang digunakan sehingga dapat mengakibatkan
gangguan/terhentinya proses produksi.
MATRIKS RISIKO
KONSEKUENSI KEMUNGKINAN KEJADIAN
A B C D E
Terendah Tertinggi

ngkat Keparahan
Tidak pernah Terdengar Pernah terjadi Terjadi Terjadi
terdengar di di industri di sebuah beberapa kali beberapa kali

Lingkungan
Manusia Alat Citra industri hulu hulu migas Industri migas per tahun di per tahun di
migas di Indonesia sebuah tempat kerja di
industri migas salah satu
di Indonesia perusahaan

A x K = 1-3 A x K = 4-6 A x K = 7-13 A x K = 14-19 A x K = 20-25


KPxPP = 1-3 KPxPP = KPxPP = 7-9 KPxPP = 10- KPxPP = 13-
1-4 12 15ogor

Tidak ada
0 dampak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesehatan/k kerusakan dampak pengaruh
ecelakaan
Dampak
kesehatan/ Kerusakan
Dampak Kelola perbaikan secara terus menerus
1 sangat Pengaruh kecil
kecelakaan sangat kecil
kecil ( Rendah )
sangat kecil
Dampak
2 kesehatan/ Kerusakan Dampak Pengaruh
kecelakaan kecil kecil terbatas
kecil
Gabungkan
Dampak
Kerusakan Dampak Pengaruh
tindakan
kesehatan/
3
kecelakaan
yang yang yang cukup pengurangan
terbatas terbatas banyak
utama risiko
( Sedang )
4 Fatalitas Kerusakan Dampak Pengaruh
tunggal Utama Utama nasional

Tidak dapat ditolerir


5 Fatalitas Kerusakan Dampak Pengaruh
ganda yang luas Besar internasional ( Tinggi )
Konsekuensi Terhadap Manusia

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa Cedera ---
1 Cedera Ringan - Tidak menyebabkan hari hilang
RENDAH - Menyebabkan gangguan namun tidak mempengaruhi performa
kerja atau menyebabkan kecacatan. Contoh : debu yang tidak
beracun
2 - Menyebabkan hari hilang lebih dari 1 s.d 21 hari
- Menyebabkan gangguan kesehatan kecil yang reversibel dan
mempengaruhi performa kerja seperti pembatasan aktivitas
SEDANG (kasus pekerjaan terbatas) atau kebutuhan untuk mengambil
Cedera Sedang beberapa hari usaha penyembuhan total (kasus kehilangan hari
kerja). Contoh: agen iritan, beberapa bakteri makanan yang
beracun
3 - Menyebabkan hari hilang, lebih dari 21 hari, dan diduga akan
Cedera Berat menimbulkan cacat jasmani atau rohani yang akan menganggu
tugas pekerjaannya
- Merusak kesehatan secara ireversibel tanpa hilangnya nyawa.
Contoh kebisingan, pekerjaan pengangkatan manual yang buruk,
getaran/vibrasi pada tangan dan lengan, bahan kimia yang
menyebabkan efek sistemik.
4 Cedera Fatal - Satu korban meninggal/cacat total permanen/tidak mampu bekerja
TINGGI
- Agen yang mampu merusak kesehatan secara permanen dengan
kecacatan serius atau kematian. Contoh : Zat karsinogenik,
panas, dingin, stress psikologis
5 Cedera Fatal Ganda - Korban meninggal/cacat total permanen/tidak mampu bekerja
lebih dari 1 (satu) orang
- Agen dengan potensi menyebabkan beberapa kematian. Contoh:
bahan kimia dengan efek toksik akut (H2S, CO), yang dikenal
manusia karsinogen (populasi terpapar besar)
Konsekuensi Terhadap Lingkungan

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa Dampak ---
1 RENDAH Dampak Ringan - Dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan namun dapat diabaikan
- Konsekuensi keuangan < US $ 1,000
2 Dampak Sedang - Menimbulkan kerusakan lingkungan di wilayah
SEDANG setempat yang dapat segera ditangani dan tidak
bersifat permanen
- Konsekuensi keuangan US $ 1,000 - US $ 10,000
3 Dampak Besar - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang besar
Setempat (melebihi nilai baku mutu lingkungan / ketentuan
(Skala Daerah) lainnya) dan luas (menyebar sampai ke luar lokasi /
tempat kejadian) namun tidak bersifat permanen
- Konsekuensi keuangan > US $ 10,000 - US $ 100,000
4 Dampak Besar - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang besar dan
(Skala Nasional) luas, terus menerus dalam jangka waktu yang panjang
- Konsekuensi keuangan > US $ 100,000 - US $
1,000,000
5 Dampak Luar Biasa - Menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat besar
(Skala Internasional) dan luas, bersifat permanen (berdampak jangka
TINGGI
panjang dan tidak bisa direhabilitasi) serta memberikan
dampak langsung terhadap masyarakat luas
- Kosenkuensi keuangan > US $ 1,000,000
Konsekuensi Terhadap Peralatan / Properti

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa ---
Kerusakan/Kehidupan
RENDAH
1 Kerusakan/Kehidupan - Tidak menimbulkan gangguan operasi
Sangat Kecil - Biaya perbaikan/kerugian ≤ US $ 1,000
2 Kerusakan/Kehilangan - Menimbulkan gangguan operasi ringan
Kecil - US $ 1,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 10,000
SEDANG
3 Kerusakan/Kehilangan - Menimbulkan gangguan operasi cukup besar
Sedang - US $ 10,000 < Biaya perbaikan ≤ US $ 100,000
4 Kerusakan/Kehilangan - Menimbulkan gangguan operasi cukup besar
Besar (operasi berhenti)
- US $ 100,000 < Biaya perbaikan ≤ US $
TINGGI 1,000,000
5 Kerusakan/Kehilangan - Menyebabkan terhentinya operasi dan bisnis
Parah perusahaan (Unit operasi/ field).
- US $ 1,000,000 < Biaya perbaikan
Konsekuensi Terhadap Citra Perusahaan

SEVERITY DAMPAK DEFINISI


(KEPARAHAN) POTENSIAL
0 Tanpa Dampak ---
1 RENDAH Dampak Ringan Dampak kecil namun bisa diabaikan dan tidak menjadi
perhatian samasekali stakeholder (masyarakat)
2 SEDANG Dampak Sedang Sedikit perhatian media masa setempat dan stakeholder
(Masyarakat setempat)
3 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak di daerah
(Skala Daerah) (stakeholder) termasuk media masa setempat
- Menjadi perhatian ringan media masa dan
masyarakat nasional
4 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara
(Skala Nasional) nasional (stakeholder) termasuk media masa
- Mobilisasi aksi-aksi (Demo) nasional
TINGGI - Peninjauan ulang atau pencabutan ijin operasi
5 Dampak Besar - Menjadi perhatian luas berbagai pihak secara
(Skala internasional termasuk media masa
Internasional) - Mengganggu keputusan/ kebijakan Negara
Probabilitas Bahaya

Kemungkinan (PROBABILITY)/ Definisi


TINGKAT BAHAYA (HAZARD
RATING)
A - Tidak pernah terdengar di Industri Minyak dan Gas di Indonesia.
RENDAH - Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 1-3*
- Untuk bahaya keamaanan Nilai A x K = 1-3.
B - Pernah terdengar di Industri Minyak dan Gas di Indonesia.
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 4-6.
- Untuk bahaya keamanan Nilai A x K = 4-6.
C SEDANG - Pernah terjadi di Industri Minyak dan Gas di Indonesia.
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 7-9.
- Untuk bahaya keamanan Nilai A x K = 7-13.
D - Terjadi beberapa kali per tahun di Industri Minyak dan Gas di
TINGGI Indonesia
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 10-12.
- Untuk bahaya keamanan Nilai A x K = 14-19
E - Terjadi beberapa kali per tahun di salah satu kegiatan
perusahaan (Pertamina).
- Untuk bahaya kesehatan nilai KP x PP dalam range 13-15.
- Untuk bahaya keamanan Nilai A x K = 20-25.
Kemungkinan Paparan bagi Bahaya Fisika (KP)
Rating Static Magnetic Field
KEBISINGAN Vibration (m/dtk2) (mT) Ionizing
Hand Whole Body Radiation
dB(A) Arm Wb Limb (mSv)
Wb Limb

1 70 < x < 82 4≤x<6 0,135 0.224 0,5 0,5 <0,7


≤x< ≤x< ≤x< ≤x<
0.53 0.3555 5 5
2 82 - 85 6≤x<8 0,53 0.335 5 50 0,7
≤x< ≤x< ≤x< ≤x< ≤x<
0.71 0.50 100 500 25
3 X > 85 ≥8 ≥0.72 ≥0.51 >100 >500 ≥2,5

Ergonomic
Lighting (Lux) Heat Stress Hand Activity Level Lifting Tasks
Rating

1 < Standard < Standard < Standard < Standard


2 ≥ Standard ≥ Standard ≥ Standard ≥ Standard
Kemungkinan Paparan Berdasarkan OEL bagi Bahaya Kimia (KP)
Rating Kemungkinan Paparan Definisi
Berdasarkan OEL
1 Paparan kurang dari 0,5 kali nilai Occupational Exposure Limit
(OEL)
2 Paparan lebih dari 0,5 sampai 1 kali nilai Occupational Exposure
Limit (OEL)
3 Paparan lebih dari 1 kali nilai Occupational Exposure Limit (OEL)

Kemungkinan Paparan bagi Bahaya Ergonomi


Rating RULA REBA

1 Nilai RULA = 1-4 Nilai REBA = 1-3


Negliglible risk. No action Negliglible risk. No action required to Low Risk,
required to Low Risk, change may be needed
change may be needed
2 Nilai RULA = 5-6 Nilai REBA = 4-7
Medium risk, further Medium risk, further investigation, change soon
investigation, change soon
3 Nilai RULA > 6 Nilai REBA>8
Very high risk, implement Very high risk, implement changed now
changed now
Kemungkinan Paparan bagi Bahaya
Psikososial
Periode Paparan (PP) Probabilitas Bahaya
Kesehatan
Kategori Nilai (KP x PP)

A 1-3
B 4-6
C 7-9
D 10-12
E 13-15
Penentuan Skala Penilaian
Ancaman (A)
Penentuan Skala Penilaian
Kerawanan (K)
Probabilitas Ancaman Keamanan
HIRARC
15. Gudang Material
LIST LOKASI 16. Bengkel Mekanik
1. Cluster Sumur 17. Bengkel Alat Berat
2. Stasiun Pengumpul 18. Bengkel Listrik/Instrumen
3. Stasiun Kompresor 19. Bengkel Topsip
4. Stasiun Booster 20. Pumpshop
5. Header Manifold 21. Gudang Peralatan
6. Power Plant 22. Gudang Handak
7. WTIP 23. Gudang Limbah B3
8. WIP 24. Fire Ground
9. Stasiun Pengumpul Utama 25. Fire Station
10. PPP 26. Kantor
11. Terminal 27. Pool Kendaraan
12. Flowline 28. WTP
13. Feederline 29. Lokasi Pemboran
14. Trunkline 30. Lokasi Proyek Non Rutin
31. Lokasi Seismik
KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER
LIST BAGIAN/FUNGSI
1. FM
2. Production Operation
3. Petroleum Eng.
4. Operation Planning
5. RAM
6. WO-WS
7. HSSE
8. LR
9. SCM
10.ICT
11.Finance

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


LIST AKTIVITAS
CONTOH :
Lokasi Bagian Aktivitas
• Pengukuran level cairan
tangki
Production Operation • Perawatan valve &
Stasiun Pengumpul pressure gauge
• Pengoperasian chemical
treatment (demulsifier,
H2S scavenger, PPD)
RAM • Perbaikan pompa transfer
• Perbaikan Pipeline

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


LIST JOB GROUP
CONTOH :
Bagian Aktivitas Job Group
• Pengukuran level cairan • Operator
tangki
Production Operation • Perawatan valve & • Operator
pressure gauge
• Pengoperasian chemical • Operator
treatment (demulsifier,
H2S scavenger, PPD)
RAM • Perbaikan pompa • Teknisi
transfer
• Perbaikan Pipeline • Teknisi

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


LIST N/AN/E
CONTOH :
Aktivitas Job Group N/AN/E
• Pengukuran level cairan tangki • Operator N
• Perawatan valve & pressure gauge • Operator N
• Pengoperasian chemical treatment • Operator N
(demulsifier, H2S scavenger, PPD)
• Perbaikan pompa transfer • Teknisi AN
• Perbaikan Pipeline • Teknisi AN

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


Break down Prob of Hazard
CONTOH :
Aktivitas Aspek Orang Alat Material Lingk
• Pengukuran level H Terhirup
cairan tangki Benzene
S Terjatuh
• Perawatan valve & S Terkilir
pressure gauge
• Pengoperasian H Terhirup
chemical treatment H2S
(demulsifier, H2S
scavenger, PPD)
• Perbaikan pompa H Bising
transfer S Terkilir
S Terjepit
E Oil Spill

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


Break down Prob of Hazard
Health Hazard Safety Hazard Security Hazard Environment Hazard
 Chemical  Moving machinery  Checks/vetting of  Soil and
 Noise  Moving, falling or personnel working groundwater?
 Radiological flying objects on site?  Surface waters?
 Illumination  Falling from heights  Unauthorised  Man-made drainage
 Vibration  Slips, trips or falls on access/ trespass? structures?
 Temperature the same level  Information  Air quality?
extremes  Drowning/ management?  Areas of special
 Biological asphyxiation  Controlled access sensitivity?
 Food hygiene  Fire and egress?  Existence of critical
 Manual handling  Explosion  Terrorism? habitats for wildlife?
 Display screen  Electrical hazards  Protests?  Contaminated land
equipment  Chemical hazards  Unauthorised survey?
 Ergonomics/  Manual handling photography?
equipment design  Driving  Theft?
 Stress related  Excavations  dll
 Air quality  Lone working
 Drugs  Human assaults
 Alcohol  dll
 Smoking, dll

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


List Peraturan
CONTOH :
Aktivitas Aspek Orang Peraturan
• Pengukuran level cairan H Terhirup Permenaker
tangki Benzene 13/2011
S Terjatuh
• Perawatan valve & pressure S Terkilir UU No.
gauge 1/1970
• Pengoperasian chemical H Terhirup H2S Permenaker
treatment (demulsifier, H2S 13/2011
scavenger, PPD)
• Perbaikan pompa transfer H Bising Permenaker
S Terkilir 13/2011
S Terjepit UU No.
E 1/1970

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


List Konsekuensi
CONTOH :
Aktivitas Aspek Orang Konsekuensi
• Pengukuran level cairan H Terhirup Kanker
tangki Benzene
S Terjatuh
• Perawatan valve & pressure S Terkilir Fatality
gauge
• Pengoperasian chemical H Terhirup Fatality
treatment (demulsifier, H2S H2S
scavenger, PPD)
• Perbaikan pompa transfer H Bising NIHL
S Terkilir LTI
S Terjepit LTI
E

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


List Kontrol (Hirarki)
CONTOH :
Aktivitas Orang Konsekuensi Kontrol
• Pengukuran level cairan Terhirup Kanker Eliminasi ?
tangki Benzene Subtitusi ?
Terjatuh Engineering ?
Administrasi ?
APD ?
• Perawatan valve & Terkilir Fatality Eliminasi ?
pressure gauge Subtitusi ?
Engineering ?
Administrasi ?
APD ?

KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER


HIRARC
DISKUSI KELOMPOK

Buat HIRARC untuk kegiatan berikut :


1. Kegiatan pengelasan jalur pipa di ROW
2. Tank cleaning
MODUL HSSE

INCIDENT
INVESTIGATION
15 Januari 2019
KECELAKAAN
Kecelakaan adalah kejadian tunggal atau rentetan kejadian yang tidak disengaja
dan tidak direncanakan yang disebabkan oleh tindakan tidak aman, kondisi yang
tidak aman atau keduanya dan mungkin menyebabkan efek yang tidak diinginkan
segera atau tertunda.
PENYELIDIKAN KEJADIAN
INCIDENT

INCIDENT INVESTIGATION
MENCARI FAKTA, BUKTI,INFORMASI

Root INCIDENT ANALYSIS


Cause
Analysis MENCARI SEBAB DASAR

REKOMENDASI/PENCEGAHAN
MANFAAT DILAKUKAN INVESTIGASI INSIDEN

• Mencegah terulangnya kembali kecelakaan.


• Mengidentifikasi Mode prosedur.
• Meningkatkan lingkungan kerja yang aman.
• Meningkatkan produktivitas.
• Memperbaiki prosedur operasi dan safety.
• Meningkatkan level awarness K3.

APABILA PERUSAHAN SECARA POSITIF CEPAT TANGGAP TERHADAP


KECELAKAAN DAN CIDERA, TINDAKANNYA AKAN MENGUATKAN
KOMITMENNYA TERHADAP SAFETY DAN KESEJAHTERAAN PEKERJANYA
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai
sebab-akibat (Domino Sequence)

LACK OF
BASIC IMMEDIATE
INCIDENT
CONTROL LOSSES
CAUSES CAUSES
OR

ACCIDENT
LOSS CAUSATION MODEL

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

• MANUSIA
• PERALATAN
KERUGIAN

• MATERIAL
• LINGKUNGAN
P.E.M.E.
LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KONTAK  STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
ACCIDENT

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 ENVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN


 OPERASI TANPA OTORISASI
 PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
 GAGAL MEMPERINGATKAN
 GAGAL MENGAMANKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK  PERALATAN RUSAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
SEBAB LANGSUNG

 PAKAI ALAT RUSAK


 BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI
 PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN
 MABOK ALKOHOL, OBAT  VENTILASI TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR  ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK  PENGADAAN (PURCHASING)
LAYAK  KURANG PERALATAN
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  MAINTENANCE
 STRESS MENTAL  STANDAR KERJA
 KURANG PENGETAHUAN  SALAH PAKAI/SALAH
 KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

LEMAHNYA PENGENDALIAN

 PROGRAM TIDAK CUKUP/TDK ADA


LACK OF CONTROL

 STANDARD TIDAK SESUAI/CUKUP


 TIDAK PATUH TERHADAP STANDAR
LOSS CAUSATION MODEL

POSSIBLE POSSIBLE
LACK OF SYSTEM IMMEDIATE INCIDENT LOSSES
CONTROL CAUSE CAUSE
PROGRAM
TAK ADA/CUKUP PERSONAL UNSAFE ACTS <KECELAKAAN>
KECELAKAAN
FACTOR & KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
UNSAFE
TAK ADA/CUKUP JOB FACTOR CONDITION ENERGI KERUSAKAN
ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
RESPON AWAL (INITIAL RESPONSE):
1. Lakukan segera : Rescue, Pertolongan medis dan cegah cidera lanjutan -
Lakukan skala prioritas hal-hal yang terkait
2. Eliminasi bahaya.( Kontrol bahan kimia, de- energize De-pressurezed,
penerangan, ventilasi,
3. Isolasi tempat kejadian (Hanya pihak terkait yang di izinkan masuk) dengan
memasang baricade
4. Lindungi keberadaan barang bukti sampai penyelidikan selesai.
5. Laporkan kejadian pada pihak-pihak terkait.

KUNJUNGAN KE LOKASI KEJADIAN (INITIAL WALK THROUGH)


1. Tanyakan apa yang terjadi untuk mendapat penjelasan singkat tentang situasi
dari saksi maupun korban.
2. Belum membuat laporan rinci, sekedar cukup untuk mengetahui secara basic
apa yang terjadi.
3. Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan segera (Mapping Equipment): Alat
tulis/menulis, camera & film, meteran dll
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN BUKTI (GATHER INFORMATION & EVIDENCE)

a. Melakukan pengumpulan informasi dan bukti dengan metode - 4 P(Position, People, Parts,
Paper)
i. Position:
• Posisi dapat berarti orang, peralatan, material, bagian-bagian lain dari lingkungan di
tempat kejadian.
• Posisi orang dicatat /dibuat sketsa, untuk analisis selanjutnya
• Lakukan pengukuran dari sketsa/gambar
ii. People:
• People evidence didapat dari interview, statement, examination (catat para saksi)
• Proses interview dilakukan secara individual dan apabila terdapat informasi yang
bertentangan dapat dilakukan konfrontir terhadap para saksi.
iii. Part:
• Dapat berupa solids, liquids, atau gas
• Parts dianalisa untuk mendapatkan informasi adanya kerusakan atau kesalahan desain.
iv. Paper:
• Dapat berupa rekaman dan dokumen lainnya
• Paper evidence akan diperlukan untuk pengujian, kebijakan, prosedur, perilaku orang
yang terlibat.
• Paper Evidence terkadang tidak muncul dalam kesaksian verbal.
• Digunakan sebagai petunjuk yang berisikan tentang people, equipment, environment yang
terkait
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN BUKTI (GATHER INFORMATION & EVIDENCE)

b. Berdasarkan pengetahuan anda tentang proses kerja, Tim Penyelidikan Kejadian perlu
memeriksa item-item seperti dibawah ini:
 Posisi pekerja yang cidera.
 Peralatan yang sedang digunakan.
 Material yang sedang digunakan.
 Perlengkapan keselamatan yang digunakan.
 Posisi guard yang layak.
 Posisi kontrol peralatan.
 Kerusakan pada peralatan.
 Housekeeping.
 Kondisi cuaca.
 Level Penerangan
 Level Kebisingan.
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MELAKUKAN ANALISIS PENYEBAB (ANALYZE EVIDENCE)
a. Dalam formulir penyelidikan kejadian, teknik utama untuk melakukan analisis
penyebab kejadian adalah dengan menggunakan SCAT (Systematic Causal
Analysis Technique) yang mengidentifikasi penyebab langsung, penyebab dasar,
dan lack of control
b. Apabila diperlukan dapat digunakan teknik analisis lainnya untuk mendukung
proses analisis, seperti: Fault Tree Analysis (FTA), Event Tree Analysis (ETA), dan
Bow Tie.
ANALISA PENYEBAB KEJADIAN

• The-5 WHY,
• Why Tree.
• FTA (Fault Tree Analysis).
• SCAT (Systematic Causal Analysis Technique)
• CLC (Comprehensive List Of Causes)
• BB (Building Blocks)
• Tripod Beta
• Tab Root Analysis Tree
• Event Tree Analysis ( ETA)
• MEA ( Failure Mode and Effects Analysis)
Fault Tree Analysis

adalah suatu metode dgn menggunakan diagram


logika utk membantu penyelidikan insiden dgn alur
pikir deduktif dari suatu kasus Insiden sebagai top
event dan selanjutnya di telusur kombinasi kejadian
antara (contributory events) yang menyebabkan
terjadinya top event, dan kemudian ditelusur kebawah
sampai ditemukan penyebab-penyebab dasarnya
(basic events).
Dengan bantuan FTA maka Tim dpt merumuskan penyebab-penyebab antara
& penyebab-penyebab dasar dari kasus Insiden yang terjadi berdasarkan
data / bukti yang telah dikumpulkan & diklasifikasikan utk menelusur cabang-
cabang & akar-akar dari FTA
PENGERTIAN

• FTA adalah suatu teknik deduktif yang difokuskan pada satu kejadian

yang tidak dikehendaki (misalnya acident) dan selanjutnya dicari


penyebab-penyebab dari kejadian tersebut.
• FTA adalah suatu diagram yang diawali dengan kejadian yang tidak

dikehendaki sebagai “top event” dan selanjutnya ditelusuri kombinasi


kejadian “contributory events” yang menyebabkan terjadinya “top
event”. Antara “contributory events” dan “top event” terdapat “logic
gate”.
• FTA suatu teknik analisa dengan pendekatan “top down atau reserve-

thinking”. FTA merupakan suatu “failure oriented technique”

87
TUJUAN FTA

• Untuk mengidentifikasi kombinasi dari equipment


failure dan human error yang dapat menyebabkan
terjadinya kejadian yang tidak dikehendaki
• Untuk memprediksi kombinasi kejadian yang tidak
dikehendaki, sehingga dapat dilakukan koreksi untuk
meningkatkan product safety, memperkecil plant
failure dan plant injuries

88
Contoh – contoh Top Event
• Meledaknya Tangki ………………..
• Pecahnya Vessel ……………………
• Overheating of ……………………..
• Overfilling of ……………………….
• Thermal damage to ………………..

89
FTA SYMBOL
SIMBOL FTA

Top Event : Top Event merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki
(mewakili potensi high loss or high risk).
Output

Or Gate : Or gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika salah
satu input event ada (exist).
Input

And Gate : And gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika seluruh
input events ada (exist).

Inhibit Gate: Inhibit gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika input
event ada dan inhibit condition terpenuhi.

Delay time Delay Gate : Delay gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika input
input event ada dan ‘specified delay time has expired’.

91
SIMBOL FTA

Basic Event : Basic event menggambarkan suatu ‘basic equipment fault or


failure yang tidak memerlukan penguraian lebih lanjut.

Intermediate Event : Intermediate event menggambarkan suatu ‘fault event’ yang


dihasilkan dari interaksi kejadian kegagalan lainnya (other fault event) yang disusun
dengan menggunakan ‘logic gates’.

Undeveloped Event : Underveloped event menggambarkan suatu ‘fault event’ yang


tidak diperiksa lebih lanjut karena keterbatasan informasi atau karena kurang
dianggap penting.

Transfer Symbol : Transfer symbol menunjukkan bahwa fault tree berhubungan


lebih lanjut dengan fault tree di lembaran lain.

92
CARA MENGERJAKAN FTA

• Tentukan Masalah Yang Akan Dianalisa (Problem

Definition).
• Buat Gambar Konstruksi FTA (FTA Contructrion).
• Berikan Jawaban Terhadap Masalah FTA (FTA

Solution).
• Tentukan ‘Minimal Cut Set Ranking.

93
LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR FTA

Pembuatan FTA dimulai dari top event, kemudian ke event berikutnya


sampai akhirnya ke basic event seperti gambar berikut.

1. Tetapkan kejadian puncak (Top Event) yang diinginkan.

3. Tentukan hubungan kontributor level pertama ke kejadian


puncak (Top Event) dengan menggunakan Gerbang Logika
(Logic Gate).

2. Tentukan kontributor level pertama thdp kejadian Puncak

5. Tentukan hubungan kontributor level kedua ke kontributor Level


Pertama Dengan Menggunakan Gerbang Logika (Logic Gate).

4. Tentukan konributor level kedua.

6. Lanjutkan sampai basic event/ulangi.

95
• The-5 WHY,
• Why Tree.
• FTA (Fault Tree Analysis).
• SCAT (Systematic Causal Analysis Technique)
• CLC (Comprehensive List Of Causes)
• BB (Building Blocks)
• Tripod Beta
• Tab Root Analysis Tree
• Event Tree Analysis ( ETA)
• MEA ( Failure Mode and Effects Analysis)
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN

MEMBUAT REKOMENDASI
Dalam membuat rekomendasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat menginterpretasi & mangambil kesimpulan penyebab.
b. Mampu membedakan antara penyebab langsung dan penyebab dasar
c. Rekomendasi yang dibuat harus dapat mengatasi penyebab langsung, penyebab
dasar, dan lack of control
d. Isi rekomendasi tidak memuat tentang kedisiplinan seseorang atau orang yang
sudah dalam keadaan bersalah. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan dilakukannya
penyelidikan kejadian bahkan akan menggangu kesempatan untuk mendapatkan
informasi pada penyelidikan berikutnya
e. Rekomendasi yang telah dibuat harus dikomunikasikan secara jelas dan objektif.

PEMBUATAN LAPORAN (COMPLETION OF REPORT)


a. Laporan dibuat sesuai dengan Formulir Laporan Penyelidikan Kejadian F-002/ B-
001/A3/EP8000/2016-S0
b. Executive summary dapat dibuat untuk laporan yang diberikan kepada top
management.
c. Laporan didistribusikan ke pihak internal dan external (jika diperlukan)
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MENDOKUMENTASIKAN LAPORAN PENYELIDIKAN
Laporan penyelidikan didokumentasikan dan informasi di dalamnya dimasukkan ke
dalam database kejadian untuk dianalisis secara tahunan.
MODUL HSSE

Gas H2S

15 Januari 2019
RECORDABLE INCIDENT
PERIODE MARET 2018
Data recordable incident :
TANGGAL &
NO LOKASI DESKRIPSI KEJADIAN
WAKTU KEJADIAN

1. Jumat, 2 Maret Sumur JTB-168 Medical Treatment Case – Jatibarang Field


2018, Pukul 14.45 Jatibarang Field TERPAPAR H2S SAAT PENANGANAN KEBOCORAN WELLHEAD DI SUMUR JTB-168
WIB (Suspended 1 Mar 2018
Well) Hasil pengukuran gas H2S sebesar 100 ppm, LEL 0%. Persiapan pelaksanaan sbb:
pemasangan safety line, wind sock, rambu arah evakuasi, rambu kebocoran,
portable fire pump, ambulance w/ medic, bug blower, SCBA, cartridge respirator,
stand by anggota TNI-POLRI, celaring lokasi

2 Mar 2018
Jam 10.00 WIB. Pekerjaan pemasangan adapter flange, master valve dan top flange
dilakukan oleh sdr. Armen dan sdr. Uus. APD yang digunakan 3M double cartridge
reusable respirator
Jam 13.30 WIB. Usaha pemasangan stud bolt untuk koneksikan spool suction B dan
C (THS). Pemasangan karung untuk menahan semburan air panas yang mengenai
tangan dan anggota tubuh lainnya saat pemasangan stud bolt.
Jam 14.45 WIB. Pekerja harian kontrak payung RAM an. Angga Eko Prasetyo (22
tahun), dengan menggunakan masker 3M double cartridge, berinisiatif sendri
memasang alat capping (karung) sebagai penahan semburan air panas. Korban
tiba-tiba mual. Saat kejadian H2S terukur 100 ppm. Korban langsung dibawa ke
RSPC menggunakan ambulan. Korban dalam kondisi sadar.
NON RECORDABLE INCIDENT
PERIODE JULI 2018
Penanggung
Terpapar Gas H2S Di Area After Treatment – No. Tindakan
Jawab
Due Date

CPP Gundih 1. Melaksanakan sosialisasi Pedoman PEP No. A-011/ A3/ EP8000/ 2017-S0
(terlampir) tentang Keselamatan H2S kepada semua pihak yang terkait
HSSE PEP, PT
TS, PT ANK
31.08.
2018
dengan proses pekerjaan After Treatment di CPP Gundih dan memastikan
pemenuhan persyaratannya
Senin, 30 Juli 2018 Pukul 06.10 WIB 2 Melakukan pelatihan BST dan AHT kepada semua Pengawas pekerjaan dan HSSE PEP, PT 31.08.
Kontraktor terutama yang berkaitan dengan awareness komunikasi bahaya / TS, PT ANK 2018
hazardous communication pekerjaan After Treatment di CPP Gundih
3 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) berkoordinasi dengan PT ANK mengajukan Surat Prod Ops, 07.08.
CPP Gundih, Cepu Field Ijin Masuk Lokasi (SIML) yang sesuai dengan personil yang bekerja pada RAM, PT ANK 2018
pekerjaan After Treatment
4 PT ANK melakukan Medical Check Up terhadap semua personil yang bekerja PT ANK 10.08.
Sdr. Ade Pardi, 44 Tahun, Operator PT ANK 2018
After Treatment Pond #1
Sdr. Dahyana, 41 Tahun, Operator PT ANK 5 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) dan PT ANK melakukan pembahasan ulang
terkait HSE Plan pekerjaan disesuaikan dengan risiko bahaya yang ada
Prod Ops,
RAM, PT ANK
10.08.
2018
Mual akibat terpapar gas H2S (FAC) PENYEBAB LANGSUNG 6 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) melakukan review kontrak pekerjaan After Prod Ops &
Treatment terkait jumlah Pengawas Pekerjaan yang harus tersedia, material RAM
30.09
2018
Tindakan Tidak Aman dan peralatan yang diperlukan di After Treatment Process
Minggu, 29 Juli 2018 • Gagal untuk mengingatkan 7 Sediakan APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada seperti PT ANK 04.08.
18.00 WIB dilakukan handover pekerjaan PT Aimtopindo Nuansa Kimia (PT • Gagal untuk mengamankan penyediaan double catridge respirator yang sesuai dengan jumlah personil 2018
yang bekerja. Pastikan ketersediaan catridge pengganti secara berkala
ANK) di lokasi proses after treatment CPP Gundih, dari shift pagi (Operator : • Penggunaan peralatan yg tidak tepat
8 Sediakan personal gas detector dalam jumlah yang cukup. Setiap personil PT ANK 07.08.
Sdr. Dede S dan Sdr. Abuy C) ke shift malam (Operator : Sdr. Ade Pardi (IP) • Gagal menggunakan apd dgn tepat yang bekerja agar disertai dengan 1 (satu) unit personil gas detector yang 2018
dan Sdr. Dahyana (IP)) • Tingkah laku / kebiasaan tidak tepat dapat berfungsi dengan baik (terkalibrasi)
23.00 WIB dilakukan pemompaan cairan dari API separator pond ke After • Gagal mengikuti prosedur / instruksi 9 Laksanakan penyusunan prosedur kerja / instruksi kerja yang sesuai dengan PT ANK 07.08.
pekerjaan After Treatment dan pastikan sosialisasi prosedur tersebut diterima 2018
Treatment Pond #1 • Gagal untuk mengidentifikasi bahaya semua personil yang bekerja
Senin, 30 Juli 2018 • Gagal untuk mengalokasikan sumber 10 Lakukan pekerjaan netralisasi dan oksidasi di Temporary Tank dengan pola PT ANK 05.08.
04.00 WIB pemompaan cairan dari API separator pond ke After Treatment daya operasi yang memadai untuk menyesuaikan rate fluida di API separator 2018
Pond #1 dihentikan, berdasarkan pertimbangan IP, karena sudah penuh. Kondisi Tidak Aman 11 Laksanakan penyusunan HIRARC yang sesuai dengan kegiatan di After PT ANK 10.08.
Treatment dan pastikan sosialiasinya untuk semua personil yang bekerja 2018
05.00 WIB dilakukan proses Oksidasi dan Netralisasi (pengasaman dengan • Mode / sistem operasi tidak memadai
12 Pastikan dan sediakan rambu-rambu terkait potensi bahaya yang ada di lokasi Prod Ops 31.08
HCl) di After Treatment Pond #1. Setelah volume HCl yang ditransfer • Gagal mendeteksi / mengukur dalam jumlah yang cukup dan dipasang secara permanen 2018
mencapai 300 liter, IP (Sdr. Dahyana) melakukan proses aerasi menggunakan • APD yang kurang / tidak layak 13 Pastikan semua personil yang bekerja dengan potensi bahaya gas H2S Prod Ops, 31.08
blower yang bertujuan untuk mempercepat proses netralisasi (pengadukan). • Sistem peringatan kurang mendapat pelatihan H2S secara periodik dan PT ANK memiliki personal yang RAM, PT ANK 2018
IP (Sdr. Dahyana) melakukan pengecekan pH larutan dan didapat pH sebesar • bersertifikat H2S Migas
Informasi tidak memadai
7. Untuk mengimbangi aliran cairan dari Sulphur Melter Effluent (SME) yang • Kondisi / Lingkungan kerja yang 14 Lakukan PJSM sebelum melakukan pekerjaan dan pastikan ketersediaan PT ANK Rutin
dokumentasinya
bersifat basa, IP (Sdr. Ade Pardi) melakukan penambahan asam sampai berbahaya
15 Personil Security melakukan sosialisasi kembali dan intervensi terhadap HSSE 03.08.
dengan pH 5 dengan tetap menghidupkan aerator. Kedua IP mulai pengendalian kontrol masuk sesuai dengan prosedur 2018
mengalami mual dan pusing, disertai rasa panas di tenggorokan. Keduanya 16 Lakukan pembersihan sludge di API Separator secara periodik dan konsisten Prod Ops 10.08.
berusaha menuju ke Portacamp control room milik PT ANK di dekat tanki HCl PENYEBAB DASAR 2018
sampai keduanya terduduk. 17 Laksanakan pemasangan fix gas detector di area After Treatment Prod Ops 31.12.
Faktor Personal 2019
06.00 WIB, shift pagi pengganti (Sdr. Dede P dan Sdr. Abuy C) menunggu di • Kurang Pengetahuan 18 Lakukan pemasangan sistem alarm/tanda peringatan dini seperti manual call Prod Ops 31.12.
pos security untuk shift handover, namun sampai dengan pukul 06.10 WIB • Konflik Tujuan point, megaphone dll di area After Treatment 2019
shift malam tidak ada yang muncul di Pos. Keduanya berinisiatif menuju ke Faktor Pekerjaan 19 Lakukan pengambilan sample fluida dengan metode yang otomatis/ tidak PT ANK 30.09
manual untuk mengeliminasi paparan langsung H2S terhadap personil yang 2018
area After Treatment. • Rekayasa tidak memadai bekerja
06.10 WIB Ditemukan kedua IP terduduk di dekat tanki HCl kemudian • Pengawasan / coaching tidak memadai 20 Lakukan pemberian shelter di lokasi After Treatment Pond Prod Ops 31.12.
melakukan evakuasi IP ke titik aman (fresh air). • Perubahan tidak memadai 2018
06.13 WIB DCS Operator dihubungi untuk meminta bantuan. Shift • Sistem pembelian tidak memadai 21 Laksanakan pemasangan informasi terkait penggunaan material berbahaya di PT ANK 07.08.
Superintendent memanggil HSE Crew, Paramedis dan Ambulance yang ada area After Treatment Process seperti penempelan lembar MSDS / papan 2018
• Inspeksi, kontrol, pemeliharaan tidak MSDS, NFPA 704, simbol B3, sign board, dll
di CPP Gundih menuju ke lokasi kejadian. memadai 22 Laksanakan pemasangan pemasangan CCTV di area After Treatment Process Prod Ops & 31.12.
06.18 WIB Tim Tanggap Darurat CPP Gundih melakukan evakuasi korban ke • Material / peralatan kerja tidak ICT 2018
Klinik. Pada saat bersamaan, HSE Crew melakukan gas test dengan hasil gas memadai 24 Laksanakan pelatihan tanggap darurat dan drill yang sesuai untuk seluruh PT ANK 31.08
H2S sebesar 0 ppm. Korban dilakukan penanganan oleh Paramedis dan • Standar kerja tidak memadai personil yang bekerja di lokasi After Treatment 2018
25 Pastikan ketersediaan peralatan pertolongan pertama dan evakuasi di area PT ANK 31.08
Dokter di Poliklinik CPP Gundih. • Komunikasi / informasi yang tidak After Treatment Process seperti first aid kit, Shower station, stretcher, AED, dll 2018
memadai
GAS BERACUN H2S

DI MANAKAH GAS H2S ?


• Gas H2S dapat ditemukan di daerah gunung berapi,
sumber belerang, minyak / gas bumi, lokasi
pembuangan limbah industri, peternakan atau
pada lokasi pembuangan sampah.
• Khusus pada aktivitas dalam bidang minyak/gas,
H2S kemungkinan dapat ditemukan pada aktivitas
Pekerja yang menggunakan alat bantu pernafasan ketika masuk
gorong-gorong – aktivitas diantaranya:
• proses pemboran: proses sirkulasi lumpur
pemboran, pada saat gas keluar ( kick / blow out ),
uji kandungan lapisan ( well completion )
• pekerjaan pada ruang tertutup ( confined space ):
aktivitas pembersihan tanki, pengukuran tanki,
memasuki terowongan
• proses / pekerjaan perawatan sumur : cabut
tubing, penggantian packer / pompa
• aktivitas produksi : kebocoran pipa, pengambilan
sample
GAS BERACUN H2S
SIFAT FISIK H2S
• Berbau seperti telur busuk pada konsentrasi 0,13 – 30 ppm
• Berat molekul: 34.08
• Auto ignition: 2600 C
• Boiling Point: – 60.2 C
• Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower
Explosive Limit ) 4.3% ( 43000 ppm ) sampai UEL ( Upper Explosive
Limite ) 46% ( 460000 ppm ) dengan nyala api berwarna biru pada
temperature 500 0F ( 260 0C )
• Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan
perbandingan berat jenis H2S: 1.189 dan berat jenis udara: 1 ( 150
C , 1 atm )
• H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437
ml/100 ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40 0C ).
GAS BERACUN H2S
KARAKTERISTIK H2S
 Merupakan jenis gas beracun
 Tidak berwarna
 Gas yang bisa terbakar / Flammable gas
dengan nyala api biru, menghasilkan gas
SO2
Ilustrasi Akumulasi H2S  Dapat larut dalam air atau hidrokarbon
Karena lebih berat dari udara, maka H2S
 Berat jenis gas H2S lebih berat dari
kemungkinan akan lama merayap udara, sehingga gas H2S akan cenderung
dipermukaan tanah, mengendap di terkumpul di tempat / daerah yang
cekungan-cekungan atau ruangan
tertutup
rendah
 H2S bersifat korosif sehingga dapat
mengakibatkan karat pada peralatan
logam.
GAS BERACUN H2S
BATAS KONTAMINASI H2S
Berdasarkan American Conference of Governmental
Industrial Hygienist (ACGIH) 2011, batas paparan gas H2S :
• TLV-Time Weighted Average (rata-rata) H2S untuk
selama 8 jam adalah 1 ppm
• TLV – Short Time Exposure Limit (paparan singkat)
untuk waktu maksimal 5 menit adalah 5 ppm

Berdasarkan Permenaker No. 13 Tahun 2011, batas


paparan gas H2S :
• NAB (Nilai Ambang Batas) H2S untuk selama 8 jam Self Containing Breathing Apparatus/
Alat Batu pernafasan
adalah 1 ppm
• PSD (Paparan Singkat Diperkenankan) untuk waktu
maksimal 15 menit 4 kali dalam 1 hari kerja adalah 5
ppm
*Pada konsentrasi lebih dari 5 ppm, maka setiap pekerja yang akan berada di daerah tersebut lebih dari 8 jam
diharuskan menggunakan alat bantuan pernapasan yang mengandung udara bersih atau Oksigen murni (SCBA).
GAS BERACUN H2S
EFEK PAPARAN H2S
Tingkat H2S
Efek pada Manusia
(PPM)
0.13 Bau minimal yang masih terasa
4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang
10 Permulaan iritasi mata
Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi
27
lagi.
Batuk, iritasi mata dan kehilangan rasa Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah
100
penciuman setelah 2 sampai 5 menit
Ditandai dengan konjunktivitis (pembengkakan dapat menyebabkan terjadinya
200 – 300 mata) dan iritasi sistem pernafasan setelah 1 jam gejala-gejala sebagai berikut:
kontaminasi.
Kehilangan kesadaran cessasi ( berhenti atau
 Sakit kepala atau pusing
500 – 700
berhenti sejenak) sistem respirasi dan kematian  Badan terasa lesu
Ketidaksadaran seketika, dengan cessasi awal  Hilangnya nafsu makan
pernafasan dan kematian dalam beberapa menit.
1000-2000
Kematian dapat terjadi meskipun korban segera  Rasa kering pada hidung,
dibawa ke udara terbuka
tenggorokan dan dada
 Batuk – batuk
 Kulit terasa perih
GAS BERACUN H2S
EFEK PAPARAN H2S
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya H 2S terhadap manusia, diantaranya adalah:
1. Konsentrasi H2S, semakin tinggi maka bahaya yang ditimbulkan juga semakin tinggi,
2. Lamanya seseorang berada di lingkungan paparan H 2S,
3. Frekuensi seseorang terpapar,
4. Daya tahan tubuh.
Pengaruh Bahaya H2S terhadap tubuh manusia :
1. Pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H 2S akan mengiritasi selaput lendir yang
menutupi saluran nafas. Iritasi ini akan meliputi bagian hidung, tenggorokan dan pada jaringan
paru-paru.
2. Dalam kondisi normal, di dalam paru – paru, oksigen akan diserap ke dalam darah dan
ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh Haemoglobin ( sel darah merah ). Jika seseorang
menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H 2S maka komposisi oksigen didalam darah
akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi kekurangan oksigen pada sel tubuh. Aliran darah
yang membawa H2S akan mengalir sampai ke otak dan akan menyerang pusat pengendali sistem
pernafasan dan lumpuhnya syaraf indera penciuman,
3. H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan asam lemah. Asam lemah
didalam paru-paru akan menyebabkan paru-paru melepuh dan bengkak. Akibat fatalnya adalah
paru-paru akan melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan
meninggal.
GAS BERACUN H2S
H2S FLAMMABLITY
Gas yang bisa terbakar / Flammable gas dengan nyala api biru,
menghasilkan gas SO2

• SO2 sangat beracun


• Dapat laut dalam air dan membentuk asam lemah ketika bercampur
dengan air
• Dapat menyebabkan sesak nafas
• Dapat mengiritasi paru apabila terhirup, didalam tubuh akan membentuk
asam dan merusak alveoli
GAS BERACUN H2S
SIFAT KOROSIF H2S

• H2S juga berpengaruh terhadap peralatan logam karena H2S bersifat


korosif pada logam.
• Pada prakteknya untuk aktivitas bidang minyak dan gas, kondisi tersebut
dapat terjadi pada pipa – pipa saluran atau pada tanki – tanki logam,
sehingga diperlukan penganganan khusus untuk menghindari korosi yang
akan berakibat pada keretakan atau kebocoran.
• H2S juga akan menyebabkan karat besi sulfida / Ferrous sulfide (FeS) pada
logam besi.
• FeS tersebut bersifat phyroporic, yang jika bereaksi dengan oksigen di
udara akan menghasilkan panas.
GAS BERACUN H2S
MONITORING H2S
Jenis Monitoring gas H2S
Personal Monitoring Fixed Monitoring
• Berukuran kecil dan • Dipasang di area
nyaman digunakan rig, fasilitas
• Mudah digunakan produksi gas
• Dilakukan bump test • Alarm akan
setiap bulan berbunyi pada 5
• Kalibrasi setiap ppm (PSD / STEL)
tahun • Apabila alarm
Penggunaan berbunyi segera
• Digunakan dipinggul lakukan evakuasi
• Bagian sensor harus terbuka
• Monitor harus dipelihara
• Alarm, vibrasi dan lampu menyala
pada 1 ppm
GAS BERACUN H2S
PERLINDUNGAN PERNAFASAN DARI GAS H2S
Alat perlindungan pernafasan yang boleh dipergunakan saat ada
bahaya gas H2S adalah tipe
Positive Pressure Supplied Air

• Terdapat aliran udara yang konstan


dalam masker
• Dapat mencegah udara luar masuk
ke dalam masker
GAS BERACUN H2S
PERLINDUNGAN PERNAFASAN DARI GAS H2S
Jenis alat perlindungan pernafasan yang dapat digunakan apabila terdapat
bahaya gas H2S

Unit Penyelamatan

• Udara tersedia untuk bernafas selama 5


menit
• Dilengkapi dengan masker yang ketat /
tidak bocor
• Tidak boleh digunakan untuk
penyelamatan, bekerja, testing
GAS BERACUN H2S
PERLINDUNGAN PERNAFASAN DARI GAS H2S
Jenis alat perlindungan pernafasan yang dapat digunakan apabila terdapat
bahaya gas H2S

Unit Untuk Bekerja


• Supplied Air Respirator
• Masker terhubung dengan
supply udara
• Supply udara berasal dari
tabung yang saling terhubung
atau kompresor
• Dilengkapi dengan escape tank
yang dapat digunakan untuk
bernafas selama 5 menit
GAS BERACUN H2S
PERLINDUNGAN PERNAFASAN DARI GAS H2S
Jenis alat perlindungan pernafasan yang dapat digunakan apabila terdapat
bahaya gas H2S

Unit Penyelamatan / Pengujian


• Self Contained Breathing Apparatus
• Terdiri dari masker, harness dan tanki
udara 2261 psi
• Terdapat valve yang dapat mengatur
aliran udara dalam masker
• Kapasitas udara untuk bernafas
selama 30 menit. Namun hal ini
sangat bergantung pada masing-
masing orang
GAS BERACUN H2S
PENGGUNAAN PERLINDUNGAN PERNAFASAN

1. Periksa peralatan dan pastikan peralatan diinspeksi dan dipelihara dengan layak
2. Hanya gunakan positive pressure supplied air
3. Diperlukan tes kesesuaian bagi pengguna
4. Tidak boleh ada rambut muka apabila akan menggunakan peralatan pelindung
pernafasan
5. Lakukan tes kesesuaian (fit testing) untuk memastikan peralatan pelindung pernafasan
akan berfungsi dengan baik. Dua tipe fit testing adalah :
• Qualitative fit testing : pemeriksaan kualitas dengan menggunakan asap / pembau
• Quantitative fit testing : pemeriksaan dengan menggunakan angka faktor
kesesuaian dengan menggunakan sistem pompa dan komputer
GAS BERACUN H2S
PENGGUNAAN PERLINDUNGAN PERNAFASAN
Hal-hal yang menyebabkan gagalnya fungsi alat perlindungan pernafasan

Kewajiban perusahaan adalah


menyediakan peralatan
perlindungan pernafasan yang fit
dan memadai, tapi adalah tanggung
jawab setiap pekerja untuk
memelihara kondisi peralatan
perlindungan pernafasan dan
menghindari adanya rambut muka
atau isu lain yang dapat
mengganggu kesesuaian dari
masker yang digunakan
GAS BERACUN H2S
PENGAMANAN LOKASI KERJA
Pengamanan Lokasi kerja yang mengandung H2S
secara kontinu :
•Tanda Peringatan - “DILARANG MEROKOK”
•Papan Peringatan “BAHAYA GAS BERACUN H2S”
• Buddy Sistem - Jika konsentrasi H2S mencapai
tingkat yang membahayakan, para pekerja harus
bekerja berpasangan (Buddy System). Sistem cascade

•Tali Pengikat & Sabuk Pengaman


• Sistem Cascade yaitu serangkaian peralatan SCBA
yang digunakan secara bergantian dilengkapi
dengan proses pengisian. Digunakan untuk waktu
kerja yang lama
•Blowers
• Pistol Suar (flare gun) untuk menyalakan vent
stack dalam kondisi emergency
Flare Gun
GAS BERACUN H2S

ALAT BANTU KEADAAN DARURAT


SCBA
Alat bantu yang biasa digunakan dalam
antisipasi keadaan darurat H2S:
• Perlengkapan Pernapasan, dengan tabung udara
personal (SCBA)
• Resuscitator, dengan botol cadangan oksigen
harus selalu tersedia di sekitar lokasi kerja
Resuscitator
• Papan tanda bahaya.
• Papan larangan merokok.
• Papan lokasi Muster Point area.
• Dua buah Muster Point area.
• Alat penunjuk arah angin.
• Blower.

Windsocks
GAS BERACUN H2S
EVAKUASI DARI GAS H2S

Well Head
• Perhatikan arah angin pada
windsock
Arah evakuasi Arah evakuasi
• Ketika alarm berbunyi,
segera evakuasi
berlawanan dengan arah
angin ke tempat aman
berkumpul Arah Angin
GAS BERACUN H2S
PENYELAMATAN DARI GAS H2S
Gas H2S dapat membunuh kita, ketika kita tidak berpikir, tidak
ditraining dan ketika kita mencoba melakukan pertolongan

Selalu lindungi diri kita sendiri dahulu, sebelum melakukan


pertolongan korban yang terpapar H2S dan membutuhkan
pertolongan darurat
GAS BERACUN H2S
PENYELAMATAN DARI GAS H2S
Persyaratan saat melakukan penyelamatan korban yang terpapar H2S

1. Telah mengikuti pelatihan penyelamatan korban


2. Menggunakan buddy system (tidak melakukan penyelamatan sendiri, minimal 2
orang)
3. Telah mengikuti training first aid dan resusitasi jantung paru
4. Telah mengikuti training terkait lingkungan berbahaya khusus H2S
5. Menggunakan APD dengan benar
6. Dapat berkomunikasi secara baik dengan personel di lokasi kerja dan anggota
penyelamatan lainnya
7. Mengikuti prosedur penanggulangan keadaan darurat
8. Hati-hati saat memberikan bantuan pernafasan pada korban yang terpapar H 2S

Jangan berusaha melakukan penyelamatan jika tidak bisa


melakukannya secara benar
GAS BERACUN H2S

PERTOLONGAN DARURAT
 Kenakan perlengkapan alat bantu pernapasan.
 Pindahkan korban ke tempat berudara segar, di
atas angin.
 Jika korban jatuh pingsan dan pernapasan
terhenti, berikan pernapasan buatan sampai
korban bernapas dengan normal kembali.
 Jangan meninggalkan korban sendirian.
 Minta bantuan orang lain untuk segera
memanggilkan dokter.

Resuscitaion

Penyelamatan sendiri/berdua
GAS BERACUN H2S
APA YANG HARUS DILAKUKAN SUPERVISOR JIKA H2S
ADA/KEMUNGKINAN ADA DI AREA KERJA?

 Kordinasikan dengan bagian terkait  Lakukan safety meeting sebelum bekerja


(ex:geologist/drilling enginer) tentang  Siapkan peralatan yang dibutuhkan jika
kemungkinan H2S harus bekerja dalam lingkungan yang
 Lakukan pengukuran gas secara teratur mengandung H2S (SCBA, Airline, Flare
dan pastikan H2S monitor tersedia Gun)
(personal & Fix monitor) dan pastikan  Lakukan drill stem test (drilling) lapisan
alarmnya berfungsi yang mengandung H2S hanya pada siang
 Lakukan job safety Analysis (JSA) hari
sebelum bekerja  Lakukan simulasi/training emergency H2S
 Perhatikan arah angin melalui  Membuat emergency plan
windsock
GAS BERACUN H2S

APA YANG HARUS DILAKUKAN PEKERJA JIKA H2S


ADA/KEMUNGKINAN ADA DI AREA KERJA?

 Perhatikan instruksi supervisor terkait kondisi


kerja saat safety meeting
 Perhatikan dan patuhi rambu keselamatan terkait
keberadaan H2S
 Perhatikan kondisi aman berkumpul (muster
point)
 Gunakan SAR dan personal gas monitor pada
saat bekerja di area H2S
 Partisipasi aktif dalam H2S emergency training
 Ikuti Job Safety Analysis (JSA)
 Segera menjauh ke tempat yang jauh jika tercium
bau telur busuk di lokasi kerja
 Ingatkan pekerja yang lain untuk menjauh
MODUL HSSE

Gas Karbon Monoksida

15 Januari 2019
GAS Karbon Monoksida

DI MANAKAH GAS KARBON MONOKSIDA (CO) ?


• Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil tak sempurna dari senyawa
karbon, sering terjadi pada
mesin pembakaran dalam.
• Mesin pembakaran dalam di industri migas :
kompresor, genset, pompa, dsb
• Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran.
GAS Karbon Monoksida

KARAKTERISTIK GAS KARBON MONOKSIDA (CO)


• Gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa
• Karbon monoksida terdiri dari satu atom karbon
yang berikatan secara kovalen dengan satu atom
oksigen
• Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru
• Karbon monoksida merupakan salah satu polutan
yang terdistribusi paling luas di udara
• Memberikan kontribusi pada efek rumah kaca dan
pemanasan global
GAS Karbon Monoksida

BATAS KONTAMINASI GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

Berdasarkan Permenaker No. 13 Tahun 2011, batas


paparan gas CO :
• NAB (Nilai Ambang Batas) CO untuk selama 8 jam
adalah 25 ppm

Berdasarkan American Conference of Governmental


Industrial Hygienist (ACGIH) 2011, batas paparan gas CO :
• TLV-Time Weighted Average (rata-rata) CO untuk
selama 8 jam adalah 50 ppm
• TLV – Short Time Exposure Limit (paparan singkat)
untuk waktu maksimal 5 menit adalah 400 ppm
GAS Karbon Monoksida
EFEK PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA
Konsentrasi CO
dalam darah Gejala - Gejala

Kurang dari 20% Tidak ada gejala


20% Nafas menjadi sesak
Sakit kepala, lesu, mual, nadi
30% dan pernapasan meningkat
sedikit
Sakit kepala berat,
kebingungan, hilang daya
30% - 40% ingat, lemah, hilang daya Keracunan karbon monoksida sukar
koordinasi gerakan didiagnosa karena gejalanya mirip
Kebingungan makin dengan sakit flu yaitu didahului dengan
40% - 50% meningkat, setengah sadar sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi
Tidak sadar, kehilangan daya pada kulit, berkeringat banyak,pyrexia,
60% - 70% mengkontrol faeces dan urin pernapasan meningkat, mental
Koma, nadi menjadi tidak dullness dan konfusion, gangguan
70% - 80% teratur, kematian karena penglihatan, konvulsi, hipotensi,
kegagalan pernapasan takikardia, myocardinal, ischamea.
GAS Karbon Monoksida
EFEK PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)
Pengaruh Bahaya gas CO terhadap tubuh manusia :
1. Menghambat pasokan oksigen untuk tubuh : Afinitas karbon monoksida (CO) dengan
hemoglobin (Hb) 200 kali lebih cepat dari pada afinitas oksigen (O2) dengan
hemoglobin (Hb). Proses ini akan membentuk karboksihemoglobin (COHb). Reaksi ini
yang menghambat pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Jantung dan otak merupakan
organ yang butuh oksigen dalam jumlah yang cukup.
2. Mengganggu fungsi saraf : Ketika kadar COHb dalam darah berkisar 2-5% akan
mengganggu fungsi saraf sentral, mengganggu fungsi indra tubuh, dan penglihatan akan
kabur.
3. Mengganggu fungsi jantung : Fungsi jantung akan mengalami perubahan ketika kadar
COHb >5%. Tubuh juga mengalami gangguan pulmonary atau paru-paru.
4. Dalam jumlah banyak : Seseorang yang mengalami keracunan CO dengan kadar tinggi
dapat tidak sadarkan diri, lemas, mual, pusing, dan juga sesak napas. Lebih dari itu
dapat mengalami kematian.
GAS Karbon Monoksida
MONITORING GAS KARBON MONOKSIDA
Jenis Monitoring Gas Carbon Monoksida
Fixed Monitoring Portable Monitoring
• Dipasang di area • Bersifat portable
rig, fasilitas • Alarm akan
produksi gas berbunyi pada 50
• Alarm akan ppm (STEL)
berbunyi pada • Apabila alarm
50 ppm (STEL) berbunyi segera
• Apabila alarm lakukan evakuasi
berbunyi segera
lakukan evakuasi
GAS Karbon Monoksida
PERLINDUNGAN GAS KARBON MONOKSIDA
• Memastikan seluruh pekerja sadar akan bahaya gas karbon monoksida melalui
pelaksanaan training yang memadai
• Deteksi keberadaan gas karbon monoksida secara rutin di area yang berpotensi
terdapat gas karbon monoksida
• Menyediakan ventilasi yang memadai untuk menghilangkan gas karbon
monoksida dari area kerja
• Mengganti mesin berbahan bakar fosil dengan listrik di area-area yang
ventilasinya kurang memadai
• Exhaust mesin (knalpot) dipasang minimal dengan ketinggian 2 meter (di atas
kepala manusia)
• Memasang pendeteksi gas karbon monoksida
GAS Karbon Monoksida
PERLINDUNGAN PERNAFASAN DARI GAS KARBON MONOKSIDA

Alat perlindungan pernafasan yang boleh dipergunakan saat ada


bahaya gas karbon monoksida adalah tipe :

• Air Purifying respirator : Respirator dimana udara yang anda


gunakan untuk bernapas dimurnikan dengan menggunakan
catridge atau canister.

• Supplied Air Respirator : respirator di mana anda terhubung


dengan udara yang dimampatkan ke dalam silinder / tabung.
GAS Karbon Monoksida
PERTOLONGAN DARURAT

Selalu lindungi diri kita sendiri dahulu, sebelum melakukan


pertolongan korban yang terpapar CO dan membutuhkan
pertolongan darurat
• Kenakan perlengkapan alat bantu pernapasan.
• Apabila korban dalam keadaan sadar, segera berikan udara segar. Jika korban
dalam keadaan tidak sadar, seger pindahkan korban ke area terbuka yang
berudara segar
• Jika korban mengalami henti jantung, lakukan resusitasi jantung paru
• Jangan meninggalkan korban sendirian.
• Minta bantuan orang lain untuk segera memanggilkan dokter.

Anda mungkin juga menyukai