Day 4 and 5 - Materi BPS
Day 4 and 5 - Materi BPS
HAZARD
IDENTIFICATION
15 Januari 2019
OUTLINE
• Apa itu Bahaya?
• Indentifikasi Bahaya?
• Potensi Bahaya?
• Pengendalian Bahaya.
• Penilaian Resiko
• Prosedure
• Kompetensi
IDENTIFIKASI BAHAYA
TUJUAN
Sebuah metoda / cara mengidentifikasi potensi bahaya di
lingkungan kerja
Membantu untuk mampu mengidentifikasi potensi bahaya yang
berhubungan dengan sumber energi
Meningkatkan keterampilan dalam menilai bahaya serta
mitigasinya
9
IDENTIFIKASI BAHAYA
RADIASI
Energi yang diemisikan dari zat radioaktif atau
sumber alami yang mengandung radio aktif
(NORM - Naturally Occurring Radioactive
Materials).
Contoh: sinar las, radiasi matahari,
microwaves, laser, sinar-X, alat ukur NORM
IDENTIFIKASI BAHAYA SUARA
13
IDENTIFIKASI BAHAYA
Perbedaan ukuran energi panas dari
TEMPERATURE
sebuah benda atau lingkungan, dimana
badan manusia merasakannya sebagai
panas atau dingin.
Contoh: api; percikan api; permukaan panas
atau dingin; uap; gesekan; dan kondisi
umum lingkungan dan cuaca
14
IDENTIFIKASI BAHAYA
ZAT KIMIA
Energi yang terdapat dalam zat kimia, yang secara
inheren atau melalui reaksi, memiliki potensi
menimbulkan luka fisik atau gangguan kesehatan,
lingkungan atau peralatan.
15
IDENTIFIKASI BAHAYA
MEKANIKAL
Energi yang terdapat pada komponen dalam
sebuah sistem mekanis, contoh: rotasi, vibrasi,
gerak, dll, termasuk bagian statis dari
peralatan/mesin.
Contoh: alat berputar, per / pegas, tali
kipas, conveyor, dan mesin
IDENTIFIKASI BAHAYA
TEKANAN
Energi yang dihasilkan dari cairan atau gas
yang telah dimampatkan atau divakum.
Contoh: pipa bertekanan, tabung
bertekanan, bejana, tangki, hose, dan
peralatan pneumatik / hidrolik.
IDENTIFIKASI BAHAYA
GAYA BERAT (GRAVITY)
Kekuatan/ daya akibat gaya tarik bumi
terhadap benda.
Contoh: benda jatuh, atap runtuh, dan
orang tersandung atau terjatuh
IDENTIFIKASI BAHAYA
LATIHAN
Kenali 5 sumber energi :
Temperatur
Zat Kimia
Mekanikal
Tekanan
Gaya berat
IDENTIFIKASI BAHAYA
DISKUSI KELOMPOK
Mekanikal
Tekanan
Gravity
22
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Kimia (confined space: asap las)
Suhu
Radiasi
Gerakan
Temperature
Elektrikal
Suara
Kimia
Biologi
Tekanan
25
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Kimia (H2S)
26
IDENTIFIKASI BAHAYA
MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI
Kimia (LNG)
Temperature
(sumber pengapian)
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENGENDALIAN BAHAYA / BARRIERS DAN
INTERAKSI SUMBER ENERGI
Pengendalian/Barrier
Hilangkan sumber energi
Cegah lepasnya energi
Lindungi dari lepasan energi
Hentikan pekerjaan - Intervensi
Interaksi
Kimia & Gravitasi
Suhu & Kimia
Bising & Gerakan
MODUL HSSE
PHYSICAL HAZARD
15 Januari 2019
MODUL HSSE
RISK ASSESSMENT
15 Januari 2019
RISIKO
Risiko Operasi merupakan risiko yang ditimbulkan dari kegiatan operasi perusahaan
berupa bahaya kesehatan, keselamatan, keamanan, lingkungan maupun
ketidaksesuaian terhadap mutu material, peralatan dan produk.
Er
iR
PENILAIAN
tI
yT
RISIKO
)
Y
d
eX
n
gP
a
R
n
O
B
k
eA
m
B
R
u
In
ELg
IN
k
iT
D
n
YA
a
H
n
,(
l
Copyright 2012 Pertamina EP. All rights reserved.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen Risiko Operasi merupakan siklus pengelolaan risiko yang dilakukan secara
bertahap untuk perbaikan berkelanjutan, sebagai berikut :
a. Evaluasi Risiko.
• Identifikasi Potensi Bahaya.
• Penilaian Risiko.
b. Pengendalian Risiko.
• Penghilangan (eliminasi).
• Penggantian (substitusi).
• Pengendalian teknis (rekayasa engineering).
• Penandaan/peringatan dan/atau pengendalian administratif.
• Peralatan perlindungan personal (APD).
c. Monitoring Risiko.
• Inspeksi.
• Pengukuran.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan
Bahaya kimia adalah pemaparan senyawa kimia yang berasal dari bahan yang digunakan selama
bekerja maupun dari karakteristik produk yang dihasilkan yang dapat membahayakan kesehatan.
Bahan kimia dapat berbentuk padat, cairan maupun gas (misal : paparan gas H2S, paparan cairan
HCl, Demulsifier, Amine, Glikol, Benzene, Toluene, Xylene, dsb).
Kebisingan adalah paparan bunyi yang melebihi nilai ambang batas yang timbul dari aktivitas
operasi.
Radiasi adalah paparan zat radioaktif dilingkungan kerja yang melebihi nilai ambang batas.
Pencahayaan adalah kondisi penerangan di area kerja yang nilainya tidak sesuai dengan ambang
batas.
Getaran adalah paparan getaran di sekitar area kerja maupun kepada personil yang melebihi nilai
ambang batas.
Temperatur Ekstrim adalah suhu/ temperatur di area kerja yang nilainya kurang tidak sesuai
ambang batas.
Biologi adalah bahaya yang ditimbulkan dari flora maupun fauna (misal : pohon berduri, ular,
binatang buas, nyamuk, dsb) yang terdapat di area kerja.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan
Higiene makanan adalah bahaya yang timbul akibat pengelolaan makanan dan minuman yang
tidak sesuai dengan persyaratan (saat penyimpanan, saat memasak, air minum yang tidak
memenuhi persyaratan, dsb).
Misshandling adalah bahaya kesehatan yang timbul akibat posisi tubuh yang tidak sesuai saat
bekerja (misal : mengangkat barang dengan posisi yang salah).
Monitor Screen adalah Bahaya yang diakibatkan oleh layar komputer dan sejenisnya.
Ergonomi adalah bahaya kesehatan yang timbul akibat adanya ketidaksesuaian antara desain
peralatan dengan bentuk badan seseorang.
Stress adalah bahaya yang ditimbulkan dari faktor fisik, mental, dan emosional yang
menyebabkan ketegagan mental atau fisik.
Udara adalah kualitas udara di dalam maupun luar ruangan yang tidak sesuai dengan baku mutu
udara.
Obat-obatan adalah bahaya penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan pekerja.
BAHAYA
Bahaya Kesehatan
Alkohol adalah bahaya yang ditimbulkan akibat pekerja mengkonsumsi alkohol sehingga
mempengaruhi kesehatan pekerja.
Rokok adalah bahaya dari merokok terhadap kesehatan pekerja.
Air adalah kualitas air yang digunakan untuk keperluan MCK dilingkungan area perkantoran
maupun area lokasi sesuai dengan baku mutu air.
Elektromagnet adalah bahaya yang diakibatkan induksi arus listrik.
BAHAYA
Bahaya Keselamatan
Mesin yang bergerak (misal : pompa, rig, heavy equipment seperti crane, backhoe, dsb).
Objek yang bergerak, jatuh atau terbang.
Jatuh dari ketinggian (jatuh dari ketinggian lebih dari 1,8 meter).
Terpeleset, tersandung atau jatuh pada level yang sama.
Tenggelam.
Kebakaran.
Ledakan.
Bahaya elektrikal adalah bahaya yang terkait dengan peralatan listik dan sambaran petir.
Bahaya kimia adalah paparan senyawa kimia yang berasal dari bahan kimia yang digunakan
selama bekerja maupun dari karakteristik produk yang dihasilkan yang dapat membahayakan
keselamatan yang bersifat akut. Bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas (misal :
gas H2S, paparan cairan HCl, CO, dsb).
Tabrakan pada saat Berkendara.
Terperosok atau tertimbun pada saat pekerjaan penggalian.
BAHAYA
Bahaya Keselamatan
Bekerja sendirian adalah bahaya pada saat bekerja sendirian dimana seharusnya minimal ada dua
orang yang melakukan pekerjaan bersamaan (misal. Bekerja di ruang tertutup).
Serangan hewan.
Cuaca adalah bahaya yang terkait dengan kondisi cuaca ekstrim (misal : hujan lebat & petir).
Misshandling adalah bahaya keselamatan yang timbul akibat ketidakmampuan mengangkat
sehingga mengakibatkan cedera sesuai saat bekerja (misal : mengangkat barang dengan posisi
yang salah).
BAHAYA
Bahaya/Ancaman Keamanan
Kegagalan Pengendalian Akses/Penyusup (Masuk dan keluar tanpa izin, tidak terdatanya personil,
barang dan kendaraan yang masuk/keluar lokasi).
Terorisme.
Sabotase.
Demonstrasi Anarkhis/Huru Hara.
Penyalahgunaan Narkoba.
BAHAYA
Bahaya Lingkungan
1. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
ngkat Keparahan
Tidak pernah Terdengar Pernah terjadi Terjadi Terjadi
terdengar di di industri di sebuah beberapa kali beberapa kali
Lingkungan
Manusia Alat Citra industri hulu hulu migas Industri migas per tahun di per tahun di
migas di Indonesia sebuah tempat kerja di
industri migas salah satu
di Indonesia perusahaan
Tidak ada
0 dampak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kesehatan/k kerusakan dampak pengaruh
ecelakaan
Dampak
kesehatan/ Kerusakan
Dampak Kelola perbaikan secara terus menerus
1 sangat Pengaruh kecil
kecelakaan sangat kecil
kecil ( Rendah )
sangat kecil
Dampak
2 kesehatan/ Kerusakan Dampak Pengaruh
kecelakaan kecil kecil terbatas
kecil
Gabungkan
Dampak
Kerusakan Dampak Pengaruh
tindakan
kesehatan/
3
kecelakaan
yang yang yang cukup pengurangan
terbatas terbatas banyak
utama risiko
( Sedang )
4 Fatalitas Kerusakan Dampak Pengaruh
tunggal Utama Utama nasional
Ergonomic
Lighting (Lux) Heat Stress Hand Activity Level Lifting Tasks
Rating
A 1-3
B 4-6
C 7-9
D 10-12
E 13-15
Penentuan Skala Penilaian
Ancaman (A)
Penentuan Skala Penilaian
Kerawanan (K)
Probabilitas Ancaman Keamanan
HIRARC
15. Gudang Material
LIST LOKASI 16. Bengkel Mekanik
1. Cluster Sumur 17. Bengkel Alat Berat
2. Stasiun Pengumpul 18. Bengkel Listrik/Instrumen
3. Stasiun Kompresor 19. Bengkel Topsip
4. Stasiun Booster 20. Pumpshop
5. Header Manifold 21. Gudang Peralatan
6. Power Plant 22. Gudang Handak
7. WTIP 23. Gudang Limbah B3
8. WIP 24. Fire Ground
9. Stasiun Pengumpul Utama 25. Fire Station
10. PPP 26. Kantor
11. Terminal 27. Pool Kendaraan
12. Flowline 28. WTP
13. Feederline 29. Lokasi Pemboran
14. Trunkline 30. Lokasi Proyek Non Rutin
31. Lokasi Seismik
KONSINYERING PENYUSUNAN KAMUS RISK REGISTER
LIST BAGIAN/FUNGSI
1. FM
2. Production Operation
3. Petroleum Eng.
4. Operation Planning
5. RAM
6. WO-WS
7. HSSE
8. LR
9. SCM
10.ICT
11.Finance
INCIDENT
INVESTIGATION
15 Januari 2019
KECELAKAAN
Kecelakaan adalah kejadian tunggal atau rentetan kejadian yang tidak disengaja
dan tidak direncanakan yang disebabkan oleh tindakan tidak aman, kondisi yang
tidak aman atau keduanya dan mungkin menyebabkan efek yang tidak diinginkan
segera atau tertunda.
PENYELIDIKAN KEJADIAN
INCIDENT
INCIDENT INVESTIGATION
MENCARI FAKTA, BUKTI,INFORMASI
REKOMENDASI/PENCEGAHAN
MANFAAT DILAKUKAN INVESTIGASI INSIDEN
LACK OF
BASIC IMMEDIATE
INCIDENT
CONTROL LOSSES
CAUSES CAUSES
OR
ACCIDENT
LOSS CAUSATION MODEL
• MANUSIA
• PERALATAN
KERUGIAN
• MATERIAL
• LINGKUNGAN
P.E.M.E.
LOSS CAUSATION MODEL
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
LEMAHNYA PENGENDALIAN
POSSIBLE POSSIBLE
LACK OF SYSTEM IMMEDIATE INCIDENT LOSSES
CONTROL CAUSE CAUSE
PROGRAM
TAK ADA/CUKUP PERSONAL UNSAFE ACTS <KECELAKAAN>
KECELAKAAN
FACTOR & KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
UNSAFE
TAK ADA/CUKUP JOB FACTOR CONDITION ENERGI KERUSAKAN
ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
a. Melakukan pengumpulan informasi dan bukti dengan metode - 4 P(Position, People, Parts,
Paper)
i. Position:
• Posisi dapat berarti orang, peralatan, material, bagian-bagian lain dari lingkungan di
tempat kejadian.
• Posisi orang dicatat /dibuat sketsa, untuk analisis selanjutnya
• Lakukan pengukuran dari sketsa/gambar
ii. People:
• People evidence didapat dari interview, statement, examination (catat para saksi)
• Proses interview dilakukan secara individual dan apabila terdapat informasi yang
bertentangan dapat dilakukan konfrontir terhadap para saksi.
iii. Part:
• Dapat berupa solids, liquids, atau gas
• Parts dianalisa untuk mendapatkan informasi adanya kerusakan atau kesalahan desain.
iv. Paper:
• Dapat berupa rekaman dan dokumen lainnya
• Paper evidence akan diperlukan untuk pengujian, kebijakan, prosedur, perilaku orang
yang terlibat.
• Paper Evidence terkadang tidak muncul dalam kesaksian verbal.
• Digunakan sebagai petunjuk yang berisikan tentang people, equipment, environment yang
terkait
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN BUKTI (GATHER INFORMATION & EVIDENCE)
b. Berdasarkan pengetahuan anda tentang proses kerja, Tim Penyelidikan Kejadian perlu
memeriksa item-item seperti dibawah ini:
Posisi pekerja yang cidera.
Peralatan yang sedang digunakan.
Material yang sedang digunakan.
Perlengkapan keselamatan yang digunakan.
Posisi guard yang layak.
Posisi kontrol peralatan.
Kerusakan pada peralatan.
Housekeeping.
Kondisi cuaca.
Level Penerangan
Level Kebisingan.
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MELAKUKAN ANALISIS PENYEBAB (ANALYZE EVIDENCE)
a. Dalam formulir penyelidikan kejadian, teknik utama untuk melakukan analisis
penyebab kejadian adalah dengan menggunakan SCAT (Systematic Causal
Analysis Technique) yang mengidentifikasi penyebab langsung, penyebab dasar,
dan lack of control
b. Apabila diperlukan dapat digunakan teknik analisis lainnya untuk mendukung
proses analisis, seperti: Fault Tree Analysis (FTA), Event Tree Analysis (ETA), dan
Bow Tie.
ANALISA PENYEBAB KEJADIAN
• The-5 WHY,
• Why Tree.
• FTA (Fault Tree Analysis).
• SCAT (Systematic Causal Analysis Technique)
• CLC (Comprehensive List Of Causes)
• BB (Building Blocks)
• Tripod Beta
• Tab Root Analysis Tree
• Event Tree Analysis ( ETA)
• MEA ( Failure Mode and Effects Analysis)
Fault Tree Analysis
• FTA adalah suatu teknik deduktif yang difokuskan pada satu kejadian
87
TUJUAN FTA
88
Contoh – contoh Top Event
• Meledaknya Tangki ………………..
• Pecahnya Vessel ……………………
• Overheating of ……………………..
• Overfilling of ……………………….
• Thermal damage to ………………..
89
FTA SYMBOL
SIMBOL FTA
Top Event : Top Event merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki
(mewakili potensi high loss or high risk).
Output
Or Gate : Or gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika salah
satu input event ada (exist).
Input
And Gate : And gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika seluruh
input events ada (exist).
Inhibit Gate: Inhibit gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika input
event ada dan inhibit condition terpenuhi.
Delay time Delay Gate : Delay gate menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika input
input event ada dan ‘specified delay time has expired’.
91
SIMBOL FTA
92
CARA MENGERJAKAN FTA
Definition).
• Buat Gambar Konstruksi FTA (FTA Contructrion).
• Berikan Jawaban Terhadap Masalah FTA (FTA
Solution).
• Tentukan ‘Minimal Cut Set Ranking.
93
LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR FTA
95
• The-5 WHY,
• Why Tree.
• FTA (Fault Tree Analysis).
• SCAT (Systematic Causal Analysis Technique)
• CLC (Comprehensive List Of Causes)
• BB (Building Blocks)
• Tripod Beta
• Tab Root Analysis Tree
• Event Tree Analysis ( ETA)
• MEA ( Failure Mode and Effects Analysis)
TAHAP PELAKSANAAN PENYELIDIKAN KEJADIAN
MEMBUAT REKOMENDASI
Dalam membuat rekomendasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat menginterpretasi & mangambil kesimpulan penyebab.
b. Mampu membedakan antara penyebab langsung dan penyebab dasar
c. Rekomendasi yang dibuat harus dapat mengatasi penyebab langsung, penyebab
dasar, dan lack of control
d. Isi rekomendasi tidak memuat tentang kedisiplinan seseorang atau orang yang
sudah dalam keadaan bersalah. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan dilakukannya
penyelidikan kejadian bahkan akan menggangu kesempatan untuk mendapatkan
informasi pada penyelidikan berikutnya
e. Rekomendasi yang telah dibuat harus dikomunikasikan secara jelas dan objektif.
Gas H2S
15 Januari 2019
RECORDABLE INCIDENT
PERIODE MARET 2018
Data recordable incident :
TANGGAL &
NO LOKASI DESKRIPSI KEJADIAN
WAKTU KEJADIAN
2 Mar 2018
Jam 10.00 WIB. Pekerjaan pemasangan adapter flange, master valve dan top flange
dilakukan oleh sdr. Armen dan sdr. Uus. APD yang digunakan 3M double cartridge
reusable respirator
Jam 13.30 WIB. Usaha pemasangan stud bolt untuk koneksikan spool suction B dan
C (THS). Pemasangan karung untuk menahan semburan air panas yang mengenai
tangan dan anggota tubuh lainnya saat pemasangan stud bolt.
Jam 14.45 WIB. Pekerja harian kontrak payung RAM an. Angga Eko Prasetyo (22
tahun), dengan menggunakan masker 3M double cartridge, berinisiatif sendri
memasang alat capping (karung) sebagai penahan semburan air panas. Korban
tiba-tiba mual. Saat kejadian H2S terukur 100 ppm. Korban langsung dibawa ke
RSPC menggunakan ambulan. Korban dalam kondisi sadar.
NON RECORDABLE INCIDENT
PERIODE JULI 2018
Penanggung
Terpapar Gas H2S Di Area After Treatment – No. Tindakan
Jawab
Due Date
CPP Gundih 1. Melaksanakan sosialisasi Pedoman PEP No. A-011/ A3/ EP8000/ 2017-S0
(terlampir) tentang Keselamatan H2S kepada semua pihak yang terkait
HSSE PEP, PT
TS, PT ANK
31.08.
2018
dengan proses pekerjaan After Treatment di CPP Gundih dan memastikan
pemenuhan persyaratannya
Senin, 30 Juli 2018 Pukul 06.10 WIB 2 Melakukan pelatihan BST dan AHT kepada semua Pengawas pekerjaan dan HSSE PEP, PT 31.08.
Kontraktor terutama yang berkaitan dengan awareness komunikasi bahaya / TS, PT ANK 2018
hazardous communication pekerjaan After Treatment di CPP Gundih
3 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) berkoordinasi dengan PT ANK mengajukan Surat Prod Ops, 07.08.
CPP Gundih, Cepu Field Ijin Masuk Lokasi (SIML) yang sesuai dengan personil yang bekerja pada RAM, PT ANK 2018
pekerjaan After Treatment
4 PT ANK melakukan Medical Check Up terhadap semua personil yang bekerja PT ANK 10.08.
Sdr. Ade Pardi, 44 Tahun, Operator PT ANK 2018
After Treatment Pond #1
Sdr. Dahyana, 41 Tahun, Operator PT ANK 5 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) dan PT ANK melakukan pembahasan ulang
terkait HSE Plan pekerjaan disesuaikan dengan risiko bahaya yang ada
Prod Ops,
RAM, PT ANK
10.08.
2018
Mual akibat terpapar gas H2S (FAC) PENYEBAB LANGSUNG 6 Pengawas Pekerjaan (PT PEP) melakukan review kontrak pekerjaan After Prod Ops &
Treatment terkait jumlah Pengawas Pekerjaan yang harus tersedia, material RAM
30.09
2018
Tindakan Tidak Aman dan peralatan yang diperlukan di After Treatment Process
Minggu, 29 Juli 2018 • Gagal untuk mengingatkan 7 Sediakan APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada seperti PT ANK 04.08.
18.00 WIB dilakukan handover pekerjaan PT Aimtopindo Nuansa Kimia (PT • Gagal untuk mengamankan penyediaan double catridge respirator yang sesuai dengan jumlah personil 2018
yang bekerja. Pastikan ketersediaan catridge pengganti secara berkala
ANK) di lokasi proses after treatment CPP Gundih, dari shift pagi (Operator : • Penggunaan peralatan yg tidak tepat
8 Sediakan personal gas detector dalam jumlah yang cukup. Setiap personil PT ANK 07.08.
Sdr. Dede S dan Sdr. Abuy C) ke shift malam (Operator : Sdr. Ade Pardi (IP) • Gagal menggunakan apd dgn tepat yang bekerja agar disertai dengan 1 (satu) unit personil gas detector yang 2018
dan Sdr. Dahyana (IP)) • Tingkah laku / kebiasaan tidak tepat dapat berfungsi dengan baik (terkalibrasi)
23.00 WIB dilakukan pemompaan cairan dari API separator pond ke After • Gagal mengikuti prosedur / instruksi 9 Laksanakan penyusunan prosedur kerja / instruksi kerja yang sesuai dengan PT ANK 07.08.
pekerjaan After Treatment dan pastikan sosialisasi prosedur tersebut diterima 2018
Treatment Pond #1 • Gagal untuk mengidentifikasi bahaya semua personil yang bekerja
Senin, 30 Juli 2018 • Gagal untuk mengalokasikan sumber 10 Lakukan pekerjaan netralisasi dan oksidasi di Temporary Tank dengan pola PT ANK 05.08.
04.00 WIB pemompaan cairan dari API separator pond ke After Treatment daya operasi yang memadai untuk menyesuaikan rate fluida di API separator 2018
Pond #1 dihentikan, berdasarkan pertimbangan IP, karena sudah penuh. Kondisi Tidak Aman 11 Laksanakan penyusunan HIRARC yang sesuai dengan kegiatan di After PT ANK 10.08.
Treatment dan pastikan sosialiasinya untuk semua personil yang bekerja 2018
05.00 WIB dilakukan proses Oksidasi dan Netralisasi (pengasaman dengan • Mode / sistem operasi tidak memadai
12 Pastikan dan sediakan rambu-rambu terkait potensi bahaya yang ada di lokasi Prod Ops 31.08
HCl) di After Treatment Pond #1. Setelah volume HCl yang ditransfer • Gagal mendeteksi / mengukur dalam jumlah yang cukup dan dipasang secara permanen 2018
mencapai 300 liter, IP (Sdr. Dahyana) melakukan proses aerasi menggunakan • APD yang kurang / tidak layak 13 Pastikan semua personil yang bekerja dengan potensi bahaya gas H2S Prod Ops, 31.08
blower yang bertujuan untuk mempercepat proses netralisasi (pengadukan). • Sistem peringatan kurang mendapat pelatihan H2S secara periodik dan PT ANK memiliki personal yang RAM, PT ANK 2018
IP (Sdr. Dahyana) melakukan pengecekan pH larutan dan didapat pH sebesar • bersertifikat H2S Migas
Informasi tidak memadai
7. Untuk mengimbangi aliran cairan dari Sulphur Melter Effluent (SME) yang • Kondisi / Lingkungan kerja yang 14 Lakukan PJSM sebelum melakukan pekerjaan dan pastikan ketersediaan PT ANK Rutin
dokumentasinya
bersifat basa, IP (Sdr. Ade Pardi) melakukan penambahan asam sampai berbahaya
15 Personil Security melakukan sosialisasi kembali dan intervensi terhadap HSSE 03.08.
dengan pH 5 dengan tetap menghidupkan aerator. Kedua IP mulai pengendalian kontrol masuk sesuai dengan prosedur 2018
mengalami mual dan pusing, disertai rasa panas di tenggorokan. Keduanya 16 Lakukan pembersihan sludge di API Separator secara periodik dan konsisten Prod Ops 10.08.
berusaha menuju ke Portacamp control room milik PT ANK di dekat tanki HCl PENYEBAB DASAR 2018
sampai keduanya terduduk. 17 Laksanakan pemasangan fix gas detector di area After Treatment Prod Ops 31.12.
Faktor Personal 2019
06.00 WIB, shift pagi pengganti (Sdr. Dede P dan Sdr. Abuy C) menunggu di • Kurang Pengetahuan 18 Lakukan pemasangan sistem alarm/tanda peringatan dini seperti manual call Prod Ops 31.12.
pos security untuk shift handover, namun sampai dengan pukul 06.10 WIB • Konflik Tujuan point, megaphone dll di area After Treatment 2019
shift malam tidak ada yang muncul di Pos. Keduanya berinisiatif menuju ke Faktor Pekerjaan 19 Lakukan pengambilan sample fluida dengan metode yang otomatis/ tidak PT ANK 30.09
manual untuk mengeliminasi paparan langsung H2S terhadap personil yang 2018
area After Treatment. • Rekayasa tidak memadai bekerja
06.10 WIB Ditemukan kedua IP terduduk di dekat tanki HCl kemudian • Pengawasan / coaching tidak memadai 20 Lakukan pemberian shelter di lokasi After Treatment Pond Prod Ops 31.12.
melakukan evakuasi IP ke titik aman (fresh air). • Perubahan tidak memadai 2018
06.13 WIB DCS Operator dihubungi untuk meminta bantuan. Shift • Sistem pembelian tidak memadai 21 Laksanakan pemasangan informasi terkait penggunaan material berbahaya di PT ANK 07.08.
Superintendent memanggil HSE Crew, Paramedis dan Ambulance yang ada area After Treatment Process seperti penempelan lembar MSDS / papan 2018
• Inspeksi, kontrol, pemeliharaan tidak MSDS, NFPA 704, simbol B3, sign board, dll
di CPP Gundih menuju ke lokasi kejadian. memadai 22 Laksanakan pemasangan pemasangan CCTV di area After Treatment Process Prod Ops & 31.12.
06.18 WIB Tim Tanggap Darurat CPP Gundih melakukan evakuasi korban ke • Material / peralatan kerja tidak ICT 2018
Klinik. Pada saat bersamaan, HSE Crew melakukan gas test dengan hasil gas memadai 24 Laksanakan pelatihan tanggap darurat dan drill yang sesuai untuk seluruh PT ANK 31.08
H2S sebesar 0 ppm. Korban dilakukan penanganan oleh Paramedis dan • Standar kerja tidak memadai personil yang bekerja di lokasi After Treatment 2018
25 Pastikan ketersediaan peralatan pertolongan pertama dan evakuasi di area PT ANK 31.08
Dokter di Poliklinik CPP Gundih. • Komunikasi / informasi yang tidak After Treatment Process seperti first aid kit, Shower station, stretcher, AED, dll 2018
memadai
GAS BERACUN H2S
Unit Penyelamatan
1. Periksa peralatan dan pastikan peralatan diinspeksi dan dipelihara dengan layak
2. Hanya gunakan positive pressure supplied air
3. Diperlukan tes kesesuaian bagi pengguna
4. Tidak boleh ada rambut muka apabila akan menggunakan peralatan pelindung
pernafasan
5. Lakukan tes kesesuaian (fit testing) untuk memastikan peralatan pelindung pernafasan
akan berfungsi dengan baik. Dua tipe fit testing adalah :
• Qualitative fit testing : pemeriksaan kualitas dengan menggunakan asap / pembau
• Quantitative fit testing : pemeriksaan dengan menggunakan angka faktor
kesesuaian dengan menggunakan sistem pompa dan komputer
GAS BERACUN H2S
PENGGUNAAN PERLINDUNGAN PERNAFASAN
Hal-hal yang menyebabkan gagalnya fungsi alat perlindungan pernafasan
Windsocks
GAS BERACUN H2S
EVAKUASI DARI GAS H2S
Well Head
• Perhatikan arah angin pada
windsock
Arah evakuasi Arah evakuasi
• Ketika alarm berbunyi,
segera evakuasi
berlawanan dengan arah
angin ke tempat aman
berkumpul Arah Angin
GAS BERACUN H2S
PENYELAMATAN DARI GAS H2S
Gas H2S dapat membunuh kita, ketika kita tidak berpikir, tidak
ditraining dan ketika kita mencoba melakukan pertolongan
PERTOLONGAN DARURAT
Kenakan perlengkapan alat bantu pernapasan.
Pindahkan korban ke tempat berudara segar, di
atas angin.
Jika korban jatuh pingsan dan pernapasan
terhenti, berikan pernapasan buatan sampai
korban bernapas dengan normal kembali.
Jangan meninggalkan korban sendirian.
Minta bantuan orang lain untuk segera
memanggilkan dokter.
Resuscitaion
Penyelamatan sendiri/berdua
GAS BERACUN H2S
APA YANG HARUS DILAKUKAN SUPERVISOR JIKA H2S
ADA/KEMUNGKINAN ADA DI AREA KERJA?
15 Januari 2019
GAS Karbon Monoksida