Anda di halaman 1dari 10

KEBERADAAN GURU

Rani Maryani
20010023303
1. Kedudukan Guru
1) Guru Setingkat di bawah Nabi
 Artinya :“Telah menceritakan kepada saya Mahmud bin Khaddas Al-Baghdadi, telah menceritakan kepada
saya Muhammad bin Yazid Al-Wasithi, telah menceritakan kepada saya Ashim bin Raja bin Hiwah, dari Qais
bin Katsir, berkata, “Datang seorang laki-laki dari Madinah menemui Abu Darda di Damaskus, maka Abu
Darda bertanya kepadanya, “Ada apa anda menemui saya?.” Maka ia menjawab, “Ada satu kabar yang
sampai kepada saya bahwa anda pernah meriwayatkan satu hadits dari Rasulallah SAW (dan saya
berkeinginan mendapatkan hadits tersebut). Berkata Abu Darda, “Apakah anda tidak mempunyai
kepentingan yang lain?.” Ia menjawab, “Tidak.” Abu Darda bertanya lagi, “Apakah juga anda tidak ada
kepentingan berdagang?.” Ia menjawab, “Saya tidak ada tujuan lain (datang ke kota ini dari Madinah) kecuali
untuk mendapatkan hadits tersebut.” Berkata Abu Darda, “Sesungguhnya saya mendengar dari Rasulullah
SAW bersabda, “Barangsiapa yang berjalanmenuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju surga.
Sesungguhnya Malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa
yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh
makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang
‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris
para nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, yang mereka wariskan
hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang
paling banyak.
 Tingkatan Hadits : Syekh Al-Bani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Pengertianshahihmenurut ulama ahli
Hadits adalah hadits yang bersambung sanadnya yang diiriwayatkan oleh penutur (perawi yg adil,
yangdlabith(memiliki hafalan dan kecerdasan yang tinggi), dari penutur yang memiliki sifat yang sama tidak
mengandung syadz (kejanggalan) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan
hadits.
2) Guru golongan orang yang perlu ditiru

Tingkatan hadits:
Syekh Al-Bani berkata bahwa hadits ini shahih
3) Guru senantiasa mendapatkan ampunan

Tingkatan hadits:
Syekh Abu Isa berkata, “Hadits ini adalah Hadits Hasan Gharib. Pengertiannya adalah hadits
hasan, yang perawinya menyendiri dengan isnad-nya itu.
4) Guru senatiasa mendapatkan limpahan pahala

4) Guru senatiasa mendapatkan limpahan


pahala

Tingkatan hadits: Hadits ini, sebagaiamana


yang dikatakan oleh Abu Isa sendiri adalah
hadits hasanun shahihun.
2. Ekita Guru

1) Ikhlas beramal
2) Rendah Hati
Tingkatan hadits: Menurut Syekh Al-
Bani, tingkatan hadits ini adalah hasan
3) Transparansi dalam menyampaikan pengetahuan

Tingkatan hadits : Hadits ini


menurut Syekh Abu Isa At-
Tirmidzi adalah hadits hasan
Kesimpulan

 Kedudukan Guru
1. Guru setingkat di bawah Nabi
2. Guru golongan yang perlu ditiru
3. Guru senantiasa mendapat ampunan
4. Guru senantiasa mendapat limpahan pahala

 Etika Guru
1. Ikhlas Beramal
2. Rendah hati
3. Transparan dalam menyampaikan pengetahuan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai