Anda di halaman 1dari 17

Copy TO 49

31-40
31. Seorang laki-laki usia 65 tahun telah di rawat di RS selama 5 hari ini
karena AKI prerenal akibat dehidrasi. Pada saat MRS, kadar kreatinin 3,6
mg/dL, namun saat ini membaik menjadi 2,1 mg/dL. Pasien mengeluh
nyeri punggung bawah ringan, dan mendapatkan resep natrium
diklofenak yang diminum sesekali. Apa mekanisme yang mungkin
menyebabkan obat ini semakin mengganggu fungsi ginjalnya:
a. Vasokonstriksi arteriol aferen
b. Vasodilatasi arteriol aferen
c. Vasokonstriksi arteriol eferen
d. Toksisitas tubulus proksimal  menyebabkan asidosis tubular,
sindrom fanconu: nukleotida fosfonat siklik,aminoglikosid, logam berat,
herbal
e. Obstruksi ureter
32. Seorang perempuan 28 tahun datang ke unit gawat darurat
dengan keluhan demam tinggi mendadak sejak 3 hari yang lalu,
disertai dengan sakit kepala, nyeri sendi, dan mual. Pemeriksaan TD
60/40 mmHg, Nadi 110 x/menit, RR 24x/menit. Pada pemeriksaan fisik
terdapat hepatomegali. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin
didapatkan Hb 14 gr/dl, hematokrit 45 %, lekosit 2.400/ul, dan
trombosit 68.000/ul. Saat di IGD pasien diberikan cairan kristaloid
1000 cc dalam 15 menit. Dilakukan evaluasi laboratorium darah
didapatkan Hb 14 gr/dl, hematokrit 55%, lekosit 2.300/ul dan
trombosit 65.000. Tatalaksana selanjutnya yang anda berikan adalah:

a. Rehidrasi kembali dengan kristaloid 20 ml/kgBB selama 15 menit


b. Rehidrasi kembali dengan kristaloid 10 ml/kgBB selama 15 menit
c. Koloid 10 ml/kg bolus selama 30-60 menit
d. Koloid 30 ml/kg bolus selama 30-60 menit
e. Transfusi PRC 5-10 ml/kgBB
33. Perempuan 44 tahun dievaluasi untuk keluhan diare cair
dan tidak berdarah 4-5/hari selama 2-3 hari, dan berulang
setiap 3-4 minggu dalam 3 bulan terakhir. Pasien juga
mengeluhkan penurunan berat badan 2.3 kg dalam 3 bulan
terakhir. Pasien memiliki riwayat osteoporosis yang diobati
dengan kalsium, vitamin D, dan alendronat. Adik
perempuan pasien memiliki riwayat penyakit seliak.
Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dan temuan
lain dalam batas normal, BMI 21. Hasil laboratorium
menunjukkan kadar IgA total < 500 mg/dL, kadar IgA tissue
transglutaminase 0 U/mL (normal 0=3 U/mL), dan kadar
IgG 800 mg/dL. Langkah berikut yang paling tepat adalah:
a. Pemeriksaan antibodi anti-deamidated gliadin peptide
IgG
b. Pemeriksaan antibodi anti-gliadin IgA dan IgG
c. Diet bebas gluten
d. Pemeriksaan HLA-DQ2 dan HLA-DQ8
e. Kolonoskopi
34. Seorang perempuan 36 tahun mengeluhkan gatal pada kedua tangannya sejak
3 bulan yang lalu. Keluhan gatal disertai dengan kemerahan pada kedua telapak
tangannya. Pasien bekerja sebagai buruh di suatu pabrik rokok yang harus
menggunakan sarung tangan tiap harinya. Pasien tidak didapatkan riwayat alergi
terhadap suatu zat sebelumnya. Pemeriksaan penunjang yang diusulkan untuk
mengetahui penyebab keluhan pada pasien adalah:
a. Penghitungan eosinofil total
b. Skin prick test  kecurigaan alergi hipersensitivitas tipe 1
c. Patch test → dermatitis kontak. Patch test utk chronic skin eczema
d. Serum IgE total
e. Radio Allergo Sorbent Test (RAST)  kecurigaan alergi hipersensitivitas tipe 1
35. Seorang perempuan berusia 35 telah lama
terdiagnosis penyakit ginjal kronik dan
berkembang menjadi penyakit ginjal stadium
akhir. Pasien telah menjalani terapi dialisis
peritoneal sejak 1 tahun yang lalu dan selama
ini kondisi baik. Saat ini dia dibawa ke UGD RS
karena demam, perubahan status mental,
nyeri perut, dan cairan dialisat keruh.
Dilakukan kultur dan analisis cairan dan
terapi empirik segera. Didapatkan jumlah sel
darah putih 125/mm3 dengan neutrofil
polimorfonuklear 85%. Organisme manakah
yang paling mungkin ditemukan pada kultur
cairan peritoneum:
a. C. albicans
b. E. coli
c. M. tuberculosis
d. P. aeruginosa
e. S. Aureus
36. Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke poliklinik penyakit
dalam dengan keluhan rasa tidak nyaman di daerah dada bagian
tengah sejak sebulan yang kadang-kadang disertai sesak napas. Tidak
ada riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya. Pemeriksaan fisik :
tekanan darah 110/70 mmHg; frekuensi nadi 88x/menit; frekuensi
napas 16x/menit; pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13,5 g/dL; leukosit
9.500/μL; trombosit 375.000/μL. Pada CT scan dada didapatkan
gambaran massa pada mediastinum anterior. Pemeriksaan
laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien untuk menegakkan
kemungkinan diagnosis adalah:
a. Tiroglobulin, CEA, AFP, LDH
b. Cyfra 21-2, AFP, CEA, CA 15-3
c. CEA, tiroglobulin, LDH, CA 15-3
d. β HCG, CEA, AFP, LDH
e. β HCG, CA 15-3, tiroglobulin, LDH
The majority of thymic tumors occur in the anterior mediastinum. Approximately 40% of patients
with mediastinal masses will be asymptomatic with an incidental finding on chest imaging. In
patients presenting with an anterior mediastinal mass, if appropriate, serum beta-HCG (human
chorionic gonadotropin) and α fetoprotein (AFP) should be sent to rule out a germ cell tumor.
37. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke IGD
RSSA dengan keluhan nyeri dada mendadak sejak 2
jam SMRS. Nyeri dada dikeluhkan tembus ke
belakang disertai dengan munculnya keringat dingin.
Pasien seorang perokok berat sejak berusia 20 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak
gelisah; GCS 345; TD 70/40 mmHg; N 48x/m; RR
24x/m; Suhu aksiler 36,8oC. Hasil ECG pasien sebagai
berikut : STEMI Inferior
Tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut
adalah :
a. Berikan Sulfas Atropin 1 mg (IV) dapat diulang 3x,
drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, Primary PCI
b. Berikan ISDN 5mg sublingual, drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, Primary PCI
c. Loading ASA dan CPG, drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, pasang TPM, Primary PCI
d. Loading ASA dan CPG, injeksi Sulfas Atropin 1 mg
(IV) dapat diulang 3x, Drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, Primary PCI
e. Loading ASA dan CPG, ISDN 5mg sublingual, drip
Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, pasang TPM,
Primary PCI
38. Seorang laki-laki 24 tahun dirujuk dari klinik pratama ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan episode
sinkop saat sedang bermain bola basket 2 hari yang lalu. Pasien tidak ingat saat kejadian, tetapi dia
diinfokan jika mengalami kolaps saat sedang berlari. Saat sadar dia mendapatkan adanya beberapa
memar pada siku dan dahi akibat jatuhnya. Sebelumnya pasien merupakan individu yang aktif, namun
akhir-akhir ini sering mengeluhkan nyeri dada ketika aktivitas fisik berat sehingga pasien sedikit
membatasi aktivitas. Ayah pasien memiliki riwayat pembesaran jantung dan meninggal di usia 44
tahun ketika sedang bersepeda di tanjakan curam, yang dicurigai akibat serangan jantung mendadak.
Pada auskultasi jantung didapatkan adanya murmur mid-sistolik crescendo-decrescendo grade III/IV,
yang meningkat intensitasnya dengan manuver Valsava. Hasil perekaman EKG sebagai berikut:

Masalah yang paling mungkin dialami oleh pasien adalah:


a. Hypertrophic obstructive cardiomyopathy (HOCM)
b. Ventricular Septal Defect (VSD)
c. Atrial Septal Defect (ASD)
d. Rheumatic Heart Disease (RHD)
e. Valvular Heart Disease
39. Seorang Perempuan 31 Tahun Datang Ke poliklinik Dengan Keluhan Badan Terasa
Gampang Lelah Sejak 3 Bulan Ini, Badan Terasa Kaku Terutama Saat Bangun Tidur, Terasa
Kaku Dan Nyeri Di Kiri Kanan Leher, Kedua Lengan, Kedua Lutut, Kadang Terasa Di Punggung
Ataupun Di Dada Yang Berkurang Apabila Pasien Bekerja, Terasa Nyeri Bila Ditekan. Pasien
Sudah Berobat Ke Beberapa Dokter, Diberikan Obat Namun Merasa Keluhan Tidak Berkurang.
Pasien Di Tinggal Pasangannya4bulan Lalu, Seringkali Merasa Murung Dan Sering Berdiam
Diri Di Kamar Seharian Bila Tidak Bisa Bekerja. Hasil Pemeriksaan Ana, Rheumatoid Factor, Ft3,
Ft4 Dan Tsh Dalam Batas Normal. Terapi yang bisa diberikan pada pasien ini:
a. Alprazolam 0.5 mg malam hari
b. Fluoxetine 20 mg pagi hari → bila insomnia  karena ada depresi
c. Fluoxetine 20 mg pada malam hari → bila mual
d. Diazepam 2mg malam hari
e. Amitriptilin 12.5 mg pagi hari untun mengurangi nyeri dan gangguan tidur
40. Seorang pasien berusia 68 th datang dengan keluhan sulit tidur, sulit tidur
dirasakan sejak 3 hari terakhir, pasien merasakan sulit tidur dalam seminggu terakhir.
tidak ada kaitan dengan masalah hubungan sosial maupun masalah keuangan. pada 2
minggu terakhir kedua anak pasien masih sering berkunjung ke rumah pasien. Pasien
juga mengeluh sering berjalan sendiri ketika terbangun malam, sering terbangun pada
dini hari dan susah untuk tidur kembali, sering merasa lelah. Menurut kriteria
diagnosis pasien masuk dalam kategori:
a. transient insomnia
b. acute insomnia
c. chronic insomnia
d. acute on chronic insomnia
e. dependent insomnia

Anda mungkin juga menyukai