Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS KEJANG

DEMAM
Jauharotun Nadhmiya

Pembimbing:
dr. Yustina Sulistyaningrum
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Medani, RT 004/RW 003
Status : Belum Menikah
No.RM : 0103002505
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
KEJANG
IGD Puskesmas Cluwak

Alloanamnesis
dengan orangtua
pasien + CM
Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien datang ke IGD Puskesmas Cluwak dengan keluhan


kejang. Kejang seluruh badan dengan durasi kurang dari
5 menit. Saat kejang pasien tidak sadar. Setelah kejang
pasien menangis. Ini merupakan serangan kejang
pertama pasien. Sebelum terjadi kejang pasien
sebelumnya mengalami demam disertai dengan sejak
tadi pagi. Keluhan belum diobati dan pasien belum
pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kejang demam : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat diare : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
Riwayat Epilepsi : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Pernah mengalami kejang demam (-)
Menderita epilepsy (-)

Riwayat Pengobatan & obat yang dikonsumsi

(-)
Riwayat Perinatal
• Anak Perempuan lahir normal dari ibu
P2A0 hamil 39 minggu dengan BBL
3200 gram, langsung menangis, sehat,
kemerahan. antenatal care teratur,
penyakit kehamilan tidak ada.
Riwayat Makan dan Minum

Anak diberikan ASI eksklusif sampai


usia 6 bulan. Makanan pendamping
ASI mulai diberikan saat anak berusia
6 bulan berupa bubur tim, makanan
bayi, pisang.
Riwayat Imunisasi Dasar

Kesan Imunisasi : Imunisasi


dasar lengkap sesuai umur
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Tersenyum (usia 2 bulan)
Miring dan tengkurap (usia 3 bulan)
Duduk (usia 5 bulan)
Merangkak (usia 7 bulan)
Berdiri (usia 9 bulan)

Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur


Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
Pasien Perempuan
Nadi :110 x / menit,
Usia : 1 Tahun 10 reguler, isi dan tegangan
bulan cukup
BB : 9.3 kg Suhu :36,7 ºC
PB : 81 cm Frekuensi Nafas : 27 x /
menit

Keadaan Umun:
Kesadaran :
lemah, tampak
Komposmentis
sedikit kurus
STATUS GENERALIS

Kepala: Telinga: Tenggorokan Mulut :


Mata: Faring
-Mesocephal konjungtiva Normotia, Gusi
hiperemis (-)
-Rambut palpebra Serumen & T1-T1 berdarah
anemis -/-, discharge (-/-) (-), Bibir
hitam dan
tidak mudah ikterik -/-, Hidung: kering (-),
dicabut. sekret (-), -Sekret (-/-) Lidah
Mata cowong -nafas cuping kotor(-)
-UUB
menutup (-/-) hidung (-/-)

dbn
Dbn
dbn dbn dbn
LEHER
pembesaran KGB (-)

dbn

THORAX
Bentuk dada normal,
retraksi (-)

dbn
THORAX
Jantung
Inspeksi : Palpasi :
IC tak tampak IC tidak teraba

Auskultasi :
Perkusi : Suara jantung I-
II reguler, bising
Tidak dilakukan (-), gallop (-),
Jantung dbn
THORAX

Pulmo Inspeksi : Palpasi :


Simetris Sterm fremitus
Retraksi (-) kanan=kiri

Auskultasi :
Perkusi : SD vesikuler (+/+)
Sonor Rhonki (-/-)
Wheezing (-/-)

Paru-paru dbn
ABDOMEN Auskultasi :
Inspeksi :
Bising usus (+)
Supel
normal

Perkusi : Palpasi : nyeri


Timpani tekan (-)

Abdomen dbn
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5/5 5/5 Kesan: Normal
Tonus +/+ +/+ Pemeriksaan neurologis:
Kaku kuduk (-)
Klonus -/- -/- Kernig (-)
Refleks Fisiologis +/+ +/+ Brudzinsky (-)

Refleks Patologis -/- -/-


Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Assesment
Kejang Demam
TATALAKSANA
• Stesolite Rectal 5mg/2,5ml 1x1
• Parasetamol supp 1x250mg
• PO Paracetamol syr 120mg/5ml 3x11/2cth
• PO Amoksisilin syrup 125mg/5ml 3x1cth

EDUKASI
• Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya memiliki prognosis yang
baik.
• Memberitahukan cara penanganan kejang.
• Memberikan informasi mengenai kemungkinan kembalinya kejang.
• Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi
harus diingat adanya efek samping obat.
PROGNOSA

Quo ad sanam
• dubia ad • Dubia ad
bonam • dubia ad bonam
bonam
Quo ad
Quo ad vitam
fungsional
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang Demam
DEFINISI
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak
berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu
tubuh (suhu di atas 38⁰C, dengan metode pengukuran suhu tubuh
apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses interakranial
• Bukan disebabkan infeksi pada SSP, gangguan elektrolit, atau
metabolik lain.
• Penyebab tersering adalah ISPA, infeksi bakteri/virus/parasit, dan
OMA
KLASIFIKASI
KEJANG DEMAM Kejang demam dibagi menjadi dua jenis, yaitu
kejang demam simpleks dan kejang demam kompleks.
Patofisiologi Kejang Demam
Mempengaruhi Ion channel
Peningkatan suhu tbuh
ETIOLOGI Meningkatkan Glutamat
Infeksi IL-1β
Contoh : Infeksi Menurunkan GABA

NMDA Reseptor
Mediator Inflamasi Influx Ca2+
TNF –α, IL-6, IL-1, PGE2
Meningkatkan Potensial aksi

Srtimulus Pusat
DEMAM Depolarisasi
termoregulasi hipotalamus
Exitatory post synaptic
Potential

KEJANG
DIAGNOSIS
Anamnesis :
• Frekuensi dan lamanya kejang ?
• Kapan kejang pertama kali terjadi ?
• Apakah kejang itu baru pertama kali atau sudah pernah sebelumnya ?
• Bila sudah pernah, berapa kali dan waktu anak berumur brp?
• Apakah kejang bersifat tonik, klonik, umum, atau fokal ?
• Berapa lama serangan ?
• Apakah terjadi interval antara dua serangan?
• Gejala lain yang menyertai termasuk demam, muntah, lumpuh,
penurunan kesadaran, kemunduran kepandaian, penyebab demam di
luar SSP ( ISPA, ISK, OMA , dll).
PEMERIKSAAN FISIK
• KU dan tingkat kesadaran apakah terdapat penurunan
kesadaran?
• TTV ?
• Status neurologis (meningeal sign, pmx N. kranialis) ?
• Apakah ada tanda-tanda peningkatan TIK (ubun-ubun
besar menonjol, papil edema) ?
• Apakah ada tanda-tanda infeksi di luar SSP (ISPA,
ISK, OMA, dan sebagainya)?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam,tetapi dapat
dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam. (Hb,leukosit, hitung ienis,
tronibosit, morfologi sel, Na, K, Chlorida, glukosa darah sesuaiindikasi)

• Pungsi lumbal :
1.Bayi <12 bulan (tidak rutin dilakukan bila keadaan umum baik)
2.Rangsang meningeal (+)
3.Kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan PF
4.Anak kejang disertai demam yang sebelumnya telah dapat antibiotik

• EEG  tidak direkomendasikan (kecuali bangkitan fokal)

• Imaging → bila ada indikasi kelainan neurologis fokal(hemiparesis, paresis nervus kranialis)
THANKS

Anda mungkin juga menyukai