Anda di halaman 1dari 36

Keratitis

Nova Bornida Fauzi


Keratitis

• Inflamasi pada kornea, dapat terjadi akibat infeksi (oleh


mikroorganisme) ataupun penyebab non-infeksi karena proses
autoimun

• Luka korena (trauma,Dapat menyebabkan


infeksi, kebutaan
inflamasi)  bahkan
kekeruhan yang
biasanya bersifat permanenkehilangan bola mata 
segera konsul/rujuk SpM!
Epidemiologi

• Insidens global: 0.4-5.2/10000 orang setiap tahunnya

• Data WHO tahun 1995-2011: penyebab kebutaan kelima terbanyak


setelah katarak, glaucoma, degenrasi makula, dan kelainan
refraksi

• Data Indonesia 1993-1996: penyebab kebutaan kelima terbanyak


setelah katarak, glaucoma, kelainan refraksi, dan retina
Keratitis Berdasarkan Etiologi

• Bakteri • Infiltrat dan ulkus

Non-infeksi
Infeksi
• Jamur marginal
• Viral (Herpes • Ulkus Mooren
Simplex, Varicella • Keratokonjungtivitis
zoster) fliktenular
• Acanthamoeba • Neurotropik
• Exposure keratitis
Keratitis Bakteri
• Mengancam penglihatan
• Progresi cepat (destruksi kornea dapat terjadi dalam 24-48 jam
pada beberapa bakteri tertentu)
• Negara maju  ↑ Staphylococcus
• Negara berkembang  ↑ Pseudomonas
Faktor Risiko

Perubahan
Lensa
Trauma permukaan
kontak
kornea

↓ Defense
Adjacent
mechanism
infections
kornea
Aerob/batang • Pseudomonas, Escherichia,
fakultatif Kelbsiella, Serratia, Proteus,
anaerob Actinobacillus, Haemphilus

Etiologi
gram Batang • Bacteroides, Fusibacterium
negatif
anaerob

Aerob coccus • Neisseria, Moraxella,


dan Acinetobacter
coccobacilli
Aerob • Micrococcus, Staphylococcus,
dan/fakultatif Streptococcus, Pediococcus,
anaerob Aerococcus

Etiologi
gram Coccus • Peptostreptococcus
positif anaerob

Batang • Bacillus, Clostridium


Penetrasi langsung pada epitel
kornea yang intak: Neisseria
gonorrhoeae, Corynebacteria Fasilitasi oleh
diphteriae, Shigella, Listeria proteinase

Bakteri Membran basal


menempel pada dan matriks
Invasi stroma
permukaan ekstraselular
kornea hancur

Keratosit stroma:
Enzim MMP
ekskresi enzim
teraktivasi
MMP (inaktif)
Invasi Bakteri

• Difasilitasi sejumlah eksotoksin seperti fosfolipase (Pseudomonas


aeruginosa) dan hemolisin
• Invasi jaringan lebih dalam  penghentian respon imun host
• Bakteri dengan kapsul polisakarida  gangguan fagositosis
• Protease  menghancurkan membrane basal, laminin,
proteoglikan, matriks ekstraselular, dan kolagen
• Endo dan eksotoksin bisa bertahan lama di kornea sehingga tetap
menyebabkan kerusakan walaupun setelah kematian bakteri
Gejala

Injeksi
Nyeri Fotofobia
kornea

Penuruna
n visus
Diagnosis

Ulkus kornea
bakteri: lesi
putih-keabuan
yang tampak
basah/melting

Hypopion
Terapi

• Fluoroquinolon dapat diberikan tiap 30-60 menit  turunakn


berdasarkan respon klinis
• Kasus berat  berikan tiap 5 menit selama 30 menit (loading dose)
agar lebih cepat mencapai dosis terapeutik pada stroma kornea
• Generasi kedua Fluoroquinolone (Ciprofloxacin, Ofloxacin) memiliki
perlindungan kuat terhadap Pseudomonas namun urang efektif untuk
Gram (+)
• Generasi ketiga (Moxifloxacin, Gatifloxacin, Levofloxacin,
Besifloxacin) memiliki perlindungan kuat terhadao Pseudomonas dan
Gram (+) namun tidak dapat melawan MRSA
Terapi

Organisme Antibiotik Dosis Topikal Subkonjungtival


Gram (+) cocci Cefazolin 50 mg/ml 100 mg in 0.5 ml
Vancomycin Moxifloxacin, 25-50 mg/ml 25 mg in 0.5 ml
Gatiloxacin, Levofloxacin, 5-6 mg/ml (Not available)
Besifloxacin
Batang Gram (-) Tobramycin 9-14 mg/ml 20 mg in 0.5 ml
Ceftazidime 50 mg/ml 100 mg in 0.5 ml
Ciprofloxacin, Ofloxacin, 3-6 mg/ml (Not available)
Moxifloxacin, Gatifloxacin,
Levofloxacin, Besifloxacin
Banyak tipe Cefazolin 50 mg/ml 100 mg in 0.5 ml
organisme + Tobramycin 9-14 mg/ml 20 mg in 0.5 ml
ATAU Fluoroquinolone 3-6 mg/ml (Not available)
Terapi

Organisme Antibiotik Dosis Topikal Subkonjungtival


Gram(-) cocci Ceftriaxone 50 mg/ml 100 mg in 0.5 ml
Ceftazidime 50 mg/ml 100 mg in 0.5 ml
Ciprfofloxacin, Ofloxacin, 3-6 mg/ml (Not available)
Moxifloxacin, Gatifloxacin,
Levofloxacin, Besfifloxacin
Mycobacteria Clarythromycin 10 mg/ml 0.03%
Moxifloxacin, Gatifloxacin, 5-6 mg/ml (Not available)
Besifloxacin
Amikacin 20-40 mg/ml 20 mg/0.5 ml
Keratitis Jamur
Perlu Dipikirkan Pada:

• Tidak adanya respon terhadap terapi antibiotik pada ulserasi


kornea

• Kasus trauma dengan bahan organik (tumbuhan)

• Kasus yang berkaitan dengan penggunaan steroid jangka panjang


Jenis Keratitis Jamur

Riw. trauma dengan


tumbuhan Aspergillus,
Fusifarum, Alternaria,
Filamentous Cephalosporium,
Curvularia,
Lensa kontak Penicillium
Tipe

Riw.
Ragi/yeast
penyakit/pembedahan Candida,
kornea/obat Cryptococcus
imunosupresif
Pathogenesis

Defek epitel

Berkembang
Trauma/
Jamur masuk biak dan
pembedahan
berpenetrasi

Jika jamur sudah


menembus bilik mata
depan hingga iris atau Inflamasi dan
Stroma dan Plak
lensa  eradikasi lebih nekrosis di
endotel endotel
sulit dilakukan jaringan stroma
Manifestasi Klinis

• Injeksi kornea: tidak ada/jarang

• Keratitis filamentous sebagai


infiltrate abu-putih, kering,
dengan tepi irregular

• Keratitis ragi sering tampak koloni


di superfisial berwarna putih
Terapi

• Semua kasus
keratitis fungal
Natamycin 5% filamentous

• Keratitis fungal yeast


Amphotericin •
Keratitis filamentous
B topical Aspergillus
(0.15-0.3%)
Keratitis Viral
Keratitis Herpes Simplex

Tipe Demografi/Faktor Risiko Manifestasi


Primer • Berawal dari herpes labialis (HSV Blefarokonjungtivitis
tipe 1) dengan gambaran vesikel
• Umum terjadi pada kelompok usia pada kulit kelopak disertai
anak atau remaja konjungtivitis
Virus hidup laten di
ganglion siliaris
Rekuren • Aktivasi virus laten di ganglion Dua tipe: epitel dan
siliaris  masuk ke akson saraf stromal
akhir perifer di kornea
• RF: sinar matahari, trauma, suhu
tubuh abnormal, pembedahan,
menstruasi, infeksi, stres
Keratitis Epitel Rekuren

• Manifestasi: ulkus dendritik


atau geografik
• Ulkus dendritik dapat meluas
hingga membrane basal 
ulkus geografik
• Dapat sembuh sempurna tanpa
jaringan parut (namun jaringan
parut lebih umum terjadi)
Keratitis Stromal Rekuren

Neovaskularisasi
• Nekrotikans  akibat infeksi
virus di stroma
• Imunologik  hasil dari reaksi
antibody terhadap antigen
virus
• Patogenesis (?)  reaksi pada
lapisan endotel merupakan
reaksi imunologik berdasarkan
adanya keratic presipitate dan
iritis
Opasitas akibat edema stroma yang
disebabkan disfungsi endotel
Keratitis Varicella Zoster

• 2 bentuk: primer (Varicella) dan rekuren (herpes zoster)

• Keterlibatan ocular lebih sering terjadi pada herpes zoster (herpes


zoster oftalmika)

• Keterlibatan kornea pada HZO terjadi jika erupsi kulit berasal dari
cabang nasosiliaris (biasanya berupa keratouveitis)
Keratitis Varicella-zoster

Sklerokeratitis
pada HZO

Hutchinson’s sign: lesi


kulit di ujung, samping,
atau pangkal hidung
Terapi

• Antiviral IV dan oral sangat efektif sebagai terapi HZO, terutama


pada pasien immunocompromised
• Acyclovir 5x800 mg selama 10-14 hari
Peran
• Valasiklovir 3x1 g per hari antiviral
selama topikal
7-10 haribelum jelas
• Famsiklovir 500 mg tiap 8 jam selama
Kortikosteroid 7-10
topikal bisahari
digunakan
• Mulai terapi dalam 72untuk keratitis
setelah lesistromal berat dan uveitis
kulit keluar
Keratitis Jenis Lain
Keratitis Acanthamoeba

• Acanthamoeba merupakan protozoa


yang hidup dan tumbuh di air yang
mengandung bakteri dan materi
organik
• RF: lensa kontak (silicon hydrogel
atau rigid yang dibiarkan bermalam),
paparan air yang terkontaminasi
• Gejala: nyeri hebat sampai kepala,
fotofobia
• Diagnosis: kultur media agar non-
nutrien yang dilapisi E.coli
Infiltrat berbentuk cincin
di parasentral kornea
Infiltrat dan Ulkus Marginal

• Merupakan komplikasi sekunder dari konjungtivitis bakteri akut


atau kronik (khususnya blefarokonjngtivitis Staphylococcus dan
konjungtivitis Koch-Weeks)
• Gejala: nyeri hebat
• Ulkus terjadi akibat sensitisasi toksin bakteri yang menyebabkan
antibody dari pembuluh darah limbus bereaksi dengan antigen
yang telah tersebar di epitel kornea
• Bersifat self-limiting (7-10 hari)
Ulkus Mooren

• Diduga terjadi akibat proses


autoimun
• Ulserasi bagian perifer kornea,
60-80% unilateral
• Sering terjadi pada usia tua
dan lebih banyak pad laki-laki
• Terapi: steroid topikal atau
Siklosporin 1%
Ulserasi berbentuk bulan sabit dengan
overhanging central edge dan dasar
vaskularisasi pada perifer temporal kornea
Keratokonjungtivitis Fliktenular

• Flikten: akumulasi limfosit, monosit,


makrofag, dan neutrofil yang
terlokalisir di konjungtiva, limbus,
atau kornea
• Unilateral, kaya akan vaskularisasi
• Merupakan delayed hypersensitivity
terhadap antigen S. aureus, TB dan
helminthiasis
• Self-limiting (10-14 hari)
• Terapi: kortikosteroid topikal (↓
inflamasi, durasi penyakit,
pembentukan vaskularisasi dan
jaringan parut)
Keratitis Neurotropik

• Gangguan/kerusakan N. trigeminus akibat trauma, pembedahan,


tumr, inflamasi  anestesi kornea dan hilangnya refleks berkedip
• Tahap awal: edema epitel difus  kematian  ulkus
• Terapi: jaga mata tetap tertutup (eyelid taping), tarsirafi, induksi
ptosis (injeksi), AB jika ada infeksi sekunder
Exposure Keratitis

• Terjadi pada kornea yang kelembabannya tidak terjaga atau tidak


tertutup sempurna oleh palpebra
• Penyebab: eksoftalmos, ektropion, floppy lid syndrome, trauma,
Bell’s palsy
• Kornea yang tidak tertutup  kering  ulkus terbentuk di 1/3
inferior kornea
• Umumnya steril kecuali jika ada infeksi sekunder
• Terapi: untuk menjaga kelembaban kornea dan mencegah infeksi

Anda mungkin juga menyukai