Askep PRM-1
Askep PRM-1
oleh:
Kelompok 1
Endartik Aisyah
Miftakhurrohmah
Nuryani Tri Edy
Wibowo
Kun Fatmawati Rendrayana
Hanifah Sahar
Premature Rupture Membrane (PRM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) secara teknis didefinisikan sebagai
pecah ketuban spontan sebelum awitan persalinan, terlepas dari usia kehamilan (Kennedy, 2014).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Mochtar, 2012).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini merupakan pecahnya atau
keluarnya cairan ketuban secara spontan dari jalan lahir sebelum adanya tanda persalinan dan sebelum
dimulainya tanda inpartu dengan pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm.
2
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Klasifikasi PRM
3
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban dalam persalinan umumnya disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimiawi yang menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh, bukan karena seluruh
selaput ketuban sudah rapuh. Ada keseimbangan antara sintesis dan degradasi matriks
ekstraseluler. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan ketuban pecah (Saifuddin, 2014).
Terjadi peningkatan pada periodonitis dan ketuban pecah dini cenderung terjadi. Selaput
ketuban sangat kuat pada awal kehamilan. Pada trimester ketiga, selaput ketuban mudah
pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran rahim,
kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester akhir, terjadi perubahan biokimiawi pada
selaput ketuban (Saifuddin, 2014).
5
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Pathways
6
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Komplikasi
7
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Pemeriksaan Penunjang
Pencegahan
Laboratorium
a. Lakmus Pencegahan Primer: Untuk mengurangi terjadinya
b. +Mikroskopik (tes pakis) pecah ketuban dini, dianjurkan bagi ibu hamil untuk
mengurangi aktivitas pada akhir trimester kedua dan
USG awal trimester ke 3, serta tidak melakukan kegiatan yang
membahayakan kandungan selama kehamilan.
Pencegahan Sekunder: Mencegah infeksi intrapartum
dengan antibiotika spektrum luas
8
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
PENGKAJIAN
Identitas
a. KLIEN b.
PENANGGUNG JAWAB
Nama/inisial : Ny. C Nama Suami : Tn. K
+
Umur : 37 tahun Umur : 40
tahun
No.Register : 228XXX Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa Pekerjaan :
Karyawan Swasta
Alamat : Babadan Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Alamat : Babadan
Pendidikan terakhir : D3
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10
Golongan Darah : O
Tanggal MRS : 20 Maret 2024
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
Keluhan Utama PONOROGO
Saat MRS
Keluhan utama pasien mengeluh kenceng dan nyeri pada perut dan keluar cairan yang merembes dari vagina.
Saat Pengkajian
Pada tanggal 20 Maret 2024 pukul 06.00 WIB pasien Ny. C datang ke Ponek IGD RSU Darmayu Ponorogo bersama
suaminya menggunakan kendaraan pribadi. Setelah dilakukan pengkajian awal didapatkan pasien mengeluh
keluar cairan dari vagina pada tanggal 13 Maret 2024 jam 05.00 WIB, cairan yang merembes berwarna hujau
jernih, pasien mengeluh kenceng sejak 1 hari yang lalu pada 13 Maret 2024 jam 14.00 WIB, semakin sering sejak
dini hari tiap 10 menit. Kemudian pasien dipindah ke ruang VK IGD pada pukul 06.30 WIB untuk dilakukan
observasi lanjut. Setelah dilakukan pengkajian di VK IGD didapatkan hasil pasien mengeluh kenceng dan nyeri
pada perut tembus ke punggung dengan skala 8, nyeri seperti ditekan dan ditusuk, nyeri dirasakan terus menerus
saat kontraksi, kemudian menghilang saat selesai kontraksi dan timbul lagi saat kontraksi kembali muncul
disertai keluar cairan yang merembes dari vagina . Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
144/93 mmHg, nadi 110x/menit, suhu 36,9℃ pernapasan 20x/menit DJJ 153x/dopp, TFU 32 cm, VT pembukaan
3 cm, eff 50%, ketuban merembes berwarna hijau jernih, HIS 2x15 detik dalam 10 menit, pasien mendapatkan
terapi cinam 1,5 gram.
11
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
12
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Riwayat Kebidanan
Riwayat Haid :
Siklus : Normal
Lamanya : ± 7 hari Riwayat KB
Banyaknya : 2-3 pembalut Tahun pertama pakai : 2010
Disminorrhoe : Saat hari pertama menstruasi Jenis kontrasepsi : Suntik 1 bulan, IUD
Haid terakhir : 12 Juni 2023 Lama pemakaian : Suntik 1 bulan, IUD 2
bulan
Status Perkawinan Kelainan :-
Kawin 1 kali
Usia perkawinan pertama 17 tahun.
Lamanya perkawinan : 17 tahun
Dengan suami sekarang : Iya
Istri yang ke berapa dari suami sekarang :1
Berapa anak bawaan dari suami sekarang :4
13
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Pasien pernah mengalami keguguran pada Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dalam
kehamilan anak ke 2, dan telah di curetage pada keluarganya.
tahun 2018
14
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Riwayat Psikososial
15
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Genogram
× ×
P
Keterangan:
Laki laki
Perempuan
Tinggal serumah
Meninggal × 16
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Nutrisi Makan 3 kali sehari, jenis makanan nasi, sayur, lauk, Nafsu makan menurun karena merasakan nyeri
buah kontraksi
Eliminasi
BAK BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih Frekuensi 8 kali/6 jam, warna kuning jernih
BAB 2 hari sekali, konsistensi lunak Pasien belum BAB
Istirahat ± 7-8 jam per hari jika tidak ada gangguan Susah tidur karena kontraksi
Personal Hygiene Pasien rutin mandi 2 kali sehari Pasien tidak mandi dan belum oral higiene
Aktivitas Kegiatan pasien jalan jalan pagi setiap 2x seminggu Pasien lebih banyak tiduran karena kontraksi
Pola Reproduksi & Seksual Pasien berhubungan badan suami 2x dalam seminggu Pasien bedrest tidak ada kegiatan terkait
seksual
17
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Thorax
PARU-PARU Integumen
I: Tidak ada penggunaan alat bantu nafas, tidak ada jejas, Adanya linea nigra dan hiperpigmentasi, dan strie
RR 20 kali/menit gravidarum
P: Ekspansi paru simetris, vokal fremitus kedua paru sama Ekstremitas
P: Suara perkusi paru sonor Tidak ada kesulitan dalam bergerak, tidak ada bengkak
A: Suara nafas Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan Genetalia dan sekitarnya
JANTUNG Tidak ada hemoroid, visika urinaria teraba penuh,
I: Tidak ada jejas, pulsasi ictus cordis tak tampak perinium masih utuh
P: Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V mid clavikula Status Neurologis
sinistra Tingkat kesadaran 4-5-6,
P: Suara perkusi jantung pekak
A: BJ 1 dan BJ 2 terdengar tunggal, tidaka ada suara
tambahan
Abdomen
I: Perut tampak besar, tampak linea nigra
P: Tinggi fundus uteri 32 cm, kontraksi 2x15 detik dalam 10
menit, leopold 1: teraba lunak, leopold 2: puka, leopold 3:
teraba keras, leopold 4: sudah masuk PAP
P: Tympani
A: DJJ 153 kali
19
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Pemeriksaan Penunjang
20
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Penatalaksanaan
21
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab
1 20/3/2024 DS: Krisis situasi Ansietas
Ny. C mengatakan khawatir dengan keselamatan SDKI D.0080
bayinya jika air ketuban terus merembes sebelum lahir
DO:
- Pasien tampak gelisah
- TD 144/93 mmHg
- N: 100 kali/menit
- RR: 20 kali/menit
DO:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak cemas
22
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tanggal SLKI SIKI
Keperawatan
20/3/24 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
selama 1x24 jam diharapkan tingkat Observasi
ansietas menurun (L09093) dengan kriteria 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
hasil: 2. Monitor tanda ansietas
1. Perilaku gelisah menurun Terapeutik
2. Verbal kebingunan menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Tekanan darah menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Frekuensi nadi menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
Edukasi
6. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
7. Informasikan secara faktual mengenai diagnosa,
pengobatan dan prognosis
8. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
23
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tanggal SLKI SIKI
Keperawatan
20/3/24 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan (L12384)
selama 1x24 jam diharapkan tingkat Observasi
tingkat pengetahuan meningkat (L12111) 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan meneirma
dengan kriteria hasil: informasi
1. Perilaku sesuai anjurkan meningkat Terapeutik
2. Verbalisasi minat dalam belajar 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. Perilaku membaik kesepakatan
4. Berikan kemampuan untuk bertanya
Edukasi
5. Anjurkan menyediakan alat bantu
6. Informasikan nomer telepon darurat
24
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Implementasi Keperawatan
25
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Evaluasi Keperawatan
1 20/3/24
14.00 S: Pasien mengatakan cemas yang dirasakan sudah berkurang setelah mendengar
penjelasan dari dokter Hanifah
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda ansietas
2. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
26
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Evaluasi Keperawatan
2 20/3/24
14.00 S: Pasien mengatakan terasa tenang setelah mendapatkan informasi dari dokter dan
perawat Hanifah
P: Lanjutkan intervensi
1. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. Berikan kemampuan untuk bertanya
3. Informasikan nomer telepon darurat
27
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
28