Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PREMATURE RUPTURE MEMBRANE (PRM) DI RUANG


VK BERSALIN RSU Darmayu Ponorogo

oleh:
Kelompok 1
Endartik Aisyah
Miftakhurrohmah
Nuryani Tri Edy
Wibowo
Kun Fatmawati Rendrayana
Hanifah Sahar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2024
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Konsep Teori

Premature Rupture Membrane (PRM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) secara teknis didefinisikan sebagai
pecah ketuban spontan sebelum awitan persalinan, terlepas dari usia kehamilan (Kennedy, 2014).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Mochtar, 2012).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini merupakan pecahnya atau
keluarnya cairan ketuban secara spontan dari jalan lahir sebelum adanya tanda persalinan dan sebelum
dimulainya tanda inpartu dengan pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm.

2
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Klasifikasi PRM

Ketuban Pecah Dini Preterm / Preterm Premature


Rupture of the Membrane (PPROM)
Ketuban pecah dini preterm adalah pecahnya ketuban
pada saat umur kehamilan ibu antara 34 minggu
sampai kurang dari 37 minggu (POGI, 2016).

Ketuban Pecah Dini Aterm / Premature Rupture of the Membrane (PROM)


Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm merupakan pecahnya ketuban pada
saat umur kehamilan ibu ≥37 minggu (POGI, 2016).

3
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Etiologi PRM Manifestasi Klinis

a. Infeksi vagina atau serviks a. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui


b. Serviks yang inkompetensia vagina.
c. Tekanan intrauterin b. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak
d. Keadaan fetus yang abnormal seperti bau amoniak
e. Trauma yang didapat c. Cairan yang mengalir tidak berhenti atau
f. Makrosomia kering karena terus diproduksi sampai
g. Hipermoftalitas kelahiran.
d. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri
perut, denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi
(Nugroho, 2012).
4
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Patofisiologi

Pecahnya selaput ketuban dalam persalinan umumnya disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimiawi yang menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh, bukan karena seluruh
selaput ketuban sudah rapuh. Ada keseimbangan antara sintesis dan degradasi matriks
ekstraseluler. Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan
aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan ketuban pecah (Saifuddin, 2014).
Terjadi peningkatan pada periodonitis dan ketuban pecah dini cenderung terjadi. Selaput
ketuban sangat kuat pada awal kehamilan. Pada trimester ketiga, selaput ketuban mudah
pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran rahim,
kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester akhir, terjadi perubahan biokimiawi pada
selaput ketuban (Saifuddin, 2014).
5
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Pathways

6
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Komplikasi

Komplikasi pada Ibu


a. Infeksi intrapranatal dalam
persalinan Komplikasi pada Janin
b. Infeksi peurperalis/masa nifas a. Prematuritas
c. Dry labour (partus lama) b. Prolaps funiculli (penurunan tali
d. Perdarahan post partum pusat)
e. Meningkatkan tindakan operatif c. Sindrom deformitas janin
obstetric khususnya SC (Rahmawati 2014 dalam Izati 2020).
f. Morbilitas dan mortalitas maternal
(Rahmawati 2014 dalam Izati 2020).

7
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Pemeriksaan Penunjang
Pencegahan

Laboratorium
a. Lakmus Pencegahan Primer: Untuk mengurangi terjadinya
b. +Mikroskopik (tes pakis) pecah ketuban dini, dianjurkan bagi ibu hamil untuk
mengurangi aktivitas pada akhir trimester kedua dan
USG awal trimester ke 3, serta tidak melakukan kegiatan yang
membahayakan kandungan selama kehamilan.
Pencegahan Sekunder: Mencegah infeksi intrapartum
dengan antibiotika spektrum luas

8
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. C dengan


G6P4A1 UK 39/40 minggu dengan PRM+Inpartu
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

PENGKAJIAN

Identitas
a. KLIEN b.
PENANGGUNG JAWAB
Nama/inisial : Ny. C Nama Suami : Tn. K
+
Umur : 37 tahun Umur : 40
tahun
No.Register : 228XXX Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa Pekerjaan :
Karyawan Swasta
Alamat : Babadan Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Alamat : Babadan
Pendidikan terakhir : D3
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
10
Golongan Darah : O
Tanggal MRS : 20 Maret 2024
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
Keluhan Utama PONOROGO

Saat MRS
Keluhan utama pasien mengeluh kenceng dan nyeri pada perut dan keluar cairan yang merembes dari vagina.

Saat Pengkajian
Pada tanggal 20 Maret 2024 pukul 06.00 WIB pasien Ny. C datang ke Ponek IGD RSU Darmayu Ponorogo bersama
suaminya menggunakan kendaraan pribadi. Setelah dilakukan pengkajian awal didapatkan pasien mengeluh
keluar cairan dari vagina pada tanggal 13 Maret 2024 jam 05.00 WIB, cairan yang merembes berwarna hujau
jernih, pasien mengeluh kenceng sejak 1 hari yang lalu pada 13 Maret 2024 jam 14.00 WIB, semakin sering sejak
dini hari tiap 10 menit. Kemudian pasien dipindah ke ruang VK IGD pada pukul 06.30 WIB untuk dilakukan
observasi lanjut. Setelah dilakukan pengkajian di VK IGD didapatkan hasil pasien mengeluh kenceng dan nyeri
pada perut tembus ke punggung dengan skala 8, nyeri seperti ditekan dan ditusuk, nyeri dirasakan terus menerus
saat kontraksi, kemudian menghilang saat selesai kontraksi dan timbul lagi saat kontraksi kembali muncul
disertai keluar cairan yang merembes dari vagina . Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
144/93 mmHg, nadi 110x/menit, suhu 36,9℃ pernapasan 20x/menit DJJ 153x/dopp, TFU 32 cm, VT pembukaan
3 cm, eff 50%, ketuban merembes berwarna hijau jernih, HIS 2x15 detik dalam 10 menit, pasien mendapatkan
terapi cinam 1,5 gram.

11
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang


lalu

KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS BAYI


NO
BB Lahir/
Tahun Usia Komplikasi Cara Persalinan Penolong Komplikasi Komplikasi Sex/Hidup/Mati
1 2006 39 mg Tidak Ada Spontan Bidan - - 3,4 kg/L/Hidup

2 2008 8-9 mg Abortus

3 2010 39 mg Tidak ada Spontan Bidan - - 3.8 kg/P/Hidup

4 2011 39 mg Tidak ada Spontan Bidan - - 2,9 kg/L/Hidup

5 2017 39 mg Tidak ada Spontan Bidan - - 2,8 kg/P/Hidup

6 2024 39-40 mg Hamil saat ini

12
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Riwayat Kebidanan

Riwayat Haid :
Siklus : Normal
Lamanya : ± 7 hari Riwayat KB
Banyaknya : 2-3 pembalut Tahun pertama pakai : 2010
Disminorrhoe : Saat hari pertama menstruasi Jenis kontrasepsi : Suntik 1 bulan, IUD
Haid terakhir : 12 Juni 2023 Lama pemakaian : Suntik 1 bulan, IUD 2
bulan
Status Perkawinan Kelainan :-
Kawin 1 kali
Usia perkawinan pertama 17 tahun.
Lamanya perkawinan : 17 tahun
Dengan suami sekarang : Iya
Istri yang ke berapa dari suami sekarang :1
Berapa anak bawaan dari suami sekarang :4

13
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien pernah mengalami keguguran pada Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dalam
kehamilan anak ke 2, dan telah di curetage pada keluarganya.
tahun 2018

14
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Riwayat Psikososial

Persepsi klien terhadap masalahnya


Pola interaksi
Pasien khawatir dengan keselamataan bayinya Pasien mampu berinteraksi dengan tenaga medis
Persepsi keluarga terhadap masalah klien dan keluarganya
Pola komunikasi
Keluarga selalu memberikan motivasi pada Ny. C Pasien berkumonikasi dengan lancar, dan
Harapan klien terhadap masalahnya mengutarakan apa yang dirasakan
Pola pertahanan
Pasien berharap bayinya dapat lahir dengan selamat Pasien ingin bayinya lahir dengan keadaan sehat
Harapan keluarga terhadap masalah klien Pola nilai dan kepercayaan
Pasien menganut agama islam
Keluarga berharap ibu dan bayi dapat selamat dan
sehat

15
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Genogram

× ×
P

Keterangan:
Laki laki

Perempuan

Tinggal serumah

Meninggal × 16
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Pola Kesehatan Sehari-hari

POLA-POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Nutrisi Makan 3 kali sehari, jenis makanan nasi, sayur, lauk, Nafsu makan menurun karena merasakan nyeri
buah kontraksi
Eliminasi
BAK BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih Frekuensi 8 kali/6 jam, warna kuning jernih
BAB 2 hari sekali, konsistensi lunak Pasien belum BAB
Istirahat ± 7-8 jam per hari jika tidak ada gangguan Susah tidur karena kontraksi
Personal Hygiene Pasien rutin mandi 2 kali sehari Pasien tidak mandi dan belum oral higiene
Aktivitas Kegiatan pasien jalan jalan pagi setiap 2x seminggu Pasien lebih banyak tiduran karena kontraksi
Pola Reproduksi & Seksual Pasien berhubungan badan suami 2x dalam seminggu Pasien bedrest tidak ada kegiatan terkait
seksual

17
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Review of System (ROS)


Pemeriksaaan
Tanda Vital Fisik
TD Kepala
: 144/93 mmHg Bentuk simetris, tidak ada jejas dan lesi
Nadi : Muka
100 kali/menit Tampak pucat
Respirasi : 20 Mata
kali/menit Konjungtiva tidak anemis, simetris, tidak ada gangguan
Suhu : penglihatan
36,9 C Telinga
TB/BB : Keadaan bersih, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
154 cm/70 kg Hidung
Bentuk simetris, tiadk ada perdarahan, fungsi pembau baik
Mulut dan Faring
Tidak ada karies, tidak ada pembengkakan maupun perdarahan
Leher
Simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada jejas
Payudara dan18Ketiak
Mamae membesar, aerola mengalami hiperpigmentasi
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Review of System (ROS)

Thorax
PARU-PARU Integumen
I: Tidak ada penggunaan alat bantu nafas, tidak ada jejas, Adanya linea nigra dan hiperpigmentasi, dan strie
RR 20 kali/menit gravidarum
P: Ekspansi paru simetris, vokal fremitus kedua paru sama Ekstremitas
P: Suara perkusi paru sonor Tidak ada kesulitan dalam bergerak, tidak ada bengkak
A: Suara nafas Vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan Genetalia dan sekitarnya
JANTUNG Tidak ada hemoroid, visika urinaria teraba penuh,
I: Tidak ada jejas, pulsasi ictus cordis tak tampak perinium masih utuh
P: Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V mid clavikula Status Neurologis
sinistra Tingkat kesadaran 4-5-6,
P: Suara perkusi jantung pekak
A: BJ 1 dan BJ 2 terdengar tunggal, tidaka ada suara
tambahan
Abdomen
I: Perut tampak besar, tampak linea nigra
P: Tinggi fundus uteri 32 cm, kontraksi 2x15 detik dalam 10
menit, leopold 1: teraba lunak, leopold 2: puka, leopold 3:
teraba keras, leopold 4: sudah masuk PAP
P: Tympani
A: DJJ 153 kali
19
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO
Pemeriksaan Penunjang

20
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Penatalaksanaan

Pada tanggal 20 Maret 2024 didapatkan hasil NST normal (130-160/4-8/reaktif).


Pasien Ny. C hanya mendapat terapi injeksi cinam 4 x 1,5 gram di drip dalam NS
100 cc per IV.
Hasil pemeriksaan cairan ketuban menggunakan kertas lakmus didapatkan hasil
adanya perubahan warna biru pada kertas lakmus yang menunjukkan bahwa cairan
yang keluar merupakan cairan ketuban.

21
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Diagnosa Keperawatan
No Tanggal Kelompok Data Masalah Penyebab
1 20/3/2024 DS: Krisis situasi Ansietas
Ny. C mengatakan khawatir dengan keselamatan SDKI D.0080
bayinya jika air ketuban terus merembes sebelum lahir

DO:
- Pasien tampak gelisah
- TD 144/93 mmHg
- N: 100 kali/menit
- RR: 20 kali/menit

2 20/3/2024 DS: Kurang terpapar Defisit pengetahuan


Ny. C mengatakan belum pernah mengalami ketuban informasi SDKI D.0111
rembes sebelumnya

DO:
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak cemas

22
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tanggal SLKI SIKI
Keperawatan
20/3/24 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduksi Ansietas (I.09314)
selama 1x24 jam diharapkan tingkat Observasi
ansietas menurun (L09093) dengan kriteria 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
hasil: 2. Monitor tanda ansietas
1. Perilaku gelisah menurun Terapeutik
2. Verbal kebingunan menurun 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
3. Tekanan darah menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Frekuensi nadi menurun 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
Edukasi
6. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
7. Informasikan secara faktual mengenai diagnosa,
pengobatan dan prognosis
8. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

23
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Intervensi Keperawatan

Diagnosa
Tanggal SLKI SIKI
Keperawatan
20/3/24 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan (L12384)
selama 1x24 jam diharapkan tingkat Observasi
tingkat pengetahuan meningkat (L12111) 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan meneirma
dengan kriteria hasil: informasi
1. Perilaku sesuai anjurkan meningkat Terapeutik
2. Verbalisasi minat dalam belajar 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
meningkat 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. Perilaku membaik kesepakatan
4. Berikan kemampuan untuk bertanya
Edukasi
5. Anjurkan menyediakan alat bantu
6. Informasikan nomer telepon darurat

24
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Implementasi Keperawatan

Tanggal/ Jam Diagnosa Tindakan Keperawatan TTD


20/3/2024
08.00 1 1. Memonitor tanda ansietas. Respon: Pasien tampak Hanifah
gelisah dan banyak bertanya pada bidan dan perawat
08.30 1 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Respon: Hanifah
pasien tampak tenang untuk bercerita ketakutannya
10.30 1 3. Menginformasikan mengenai diagnosa, pengobatan, Hanifah
dan prognosis. Respon: pasien merasa lebih tenang
karena sudah ditangani oleh tenaga profesional
10.45 2 4. Menyediakan materi dan media pendidikan Hanifah
kesehatan. Respon: pasien antusias saat di jelaskan
terkait kondisinya
Hanifah
11.00 2 5. Memberikan kemampuan untuk bertanya. Respon:
pasien banyak bertanya terkait kondisi yang sedang
dialami.

25
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Evaluasi Keperawatan

No DX Tanggal/ Jam Perkembangan TTD

1 20/3/24
14.00 S: Pasien mengatakan cemas yang dirasakan sudah berkurang setelah mendengar
penjelasan dari dokter Hanifah

O: Wajah tampak rileks, TD: 120/80 mmHg, N: 89 kali/menit, RR: 20 kali/menit, S:


36,2 C, SPO2: 99 %

A: Masalah Ansietas teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda ansietas
2. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

26
UNIVERSITAS
M U H A M M A D I YA H
PONOROGO

Evaluasi Keperawatan

No DX Tanggal/ Jam Perkembangan TTD

2 20/3/24
14.00 S: Pasien mengatakan terasa tenang setelah mendapatkan informasi dari dokter dan
perawat Hanifah

O: Wajah tampak rileks, TD: 120/80 mmHg, N: 89 kali/menit, RR: 20 kali/menit, S:


36,2 C, SPO2: 99 %

A: Masalah defisit pengetahuan teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi
1. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. Berikan kemampuan untuk bertanya
3. Informasikan nomer telepon darurat

27
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

28

Anda mungkin juga menyukai