Oleh:
Reza Ayu Lestari
2310101204
Dismenore terjadi karena selama akhir fase luteal dari siklus menstruasi,
lemak alamiah prostaglandin F2 alpha (PGF2α) akan disekresi bersamaan
dengan penurunan hormon progesteron yang apabila di sekresi secara
berlebihan maka menyebabkan hiperaktivitas otot uterus dan peningkatan
sensitifitas serabut syaraf terminal nyeri dalam miometrium sehingga
menimbulkan kontraksi miometrium yang hebat dan menyebabkan nyeri
spasmodik atau disebut dengan dismenore ini (Puspitasari et al., 2022).
• Dismenore memiliki efek negatif, baik
secara jangka Panjang maupun jangka Menurut kajian literatur yang dilakukan
(Wulanda, Luthfi and Hidayat, 2020)
pendek. Efek jangka Panjang, dismenore
menyatakan bahwa ada beberapa penderita
dapat memicu terjadinya kemandulan, dismenore mengurangi rasa nyeri dengan obat
bahkan dismenore yang timbul karena analgetik tanpa konsultasi atau resep dari dokter.
penyebab patologis lainnya dapat Efek samping obat analgetik jika dikonsumsi
menimbulkan kematian secara berlebihan atau tanpa pengawasan bisa
• Sedangkan untuk jangka pendek, menyebabkan kerusakan hati, pendarahan, diare
dan mual serta masalah gastrik bahkan
dismenore dapat mempengaruhi aktivitas
hipertensi. Efek jangka panjang yang paling
sehari-hari, khususnya bagi remaja berbahaya yaitu bisa meningkatkan resiko
diantaranya sulit berkonsentrasi, sering terkena penyakit Alzheimer (penyakit ini dengan
tidak masuk perkuliahan, konflik ciri khasnya kebingungan, disorient tasi,
emosional, ketegangan, kecemasan, dan kegagalan memori, gangguan bicara, dan
mengganggu proses belajar, merasa kurang demensia). Oleh karena itu diperlukan tindakan
non farmakologi sebagai metode alternatif untuk
nyaman, penurunan keaktifan dalam proses
penanganandismenore.Banyak komplikasi,
pembelajaran, sebagian tidur di kelas saat seperti anemia dan kekurangan energi
kegiatan belajar, keterbatasan aktivitas kronis(Nabila, 2020).
fisik, serta ketidakhadiran dalam proses
belajar (Simbolon, 2020).
• Salah satu terapi non farmakologi yang dapat diberikan pada Wanita yang mengalami nyeri
haid adalah Terapi musik. Terapi musik bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
nyeri dismenore. Pemberian terapi musik harus disesuaikan dengan hobi dan kesenangan
responden. Menurut berbagai sumber jenis musik yang efektif dalam mengurangi rasa nyeri
adalah musik klasik. Mengapa musik klasik dapat mengatasi nyeri, hal itu dikarenakan tempo
musik klasik sejalan dengan detak jantung manusia yaitu berkisar 60-80 ketukan per menit.
(Aprilian & Elsanti, 2020).
• Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada 28 Januari 2024 di SMA UII
Yogyakarta dengan wawancara singkat, didapatkan 7 siswi dari 10 mengalami dismenore
setiap bulan, saat dismenore siswi merasakan nyeri hingga ke perut bagian bawah. Mereka
mengatakan bahwa apabila terjadi dismenore mereka menanganinya dengan Sebagian
istirahat dan Sebagian menggunakan obat-obatan tanpa resep dokter. Sedangkan untuk
penanganan tanpa terapi musik mereka tidak pernah.
RUMUSAN MASALAH
Tujuan Penelitian
Dismenore
music
Diketahuinya Rasa nyeri sebelum
pemberian therapi
Manfaat Penelitian
Yogyakarta
Materi
Menstruasi Remaja
1. Pengertian menstruasi 1. Pengertian remaja
2. Pertumbuhan Fisik Pada Konsep nyeri
2. Fisiologi menstruasi 1. Pengertian nyeri
Remaja
2. Pengukuran skala nyeri
Variabel Dependen
Variabel Independen
Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri
Terapi Musik
Variabel Penganggu
Tidak diteliti
Hipotesis
Ada Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Rasa nyeri Dismenore pada remaja di
Nyeri Dismenore primer adalah NRS (Neumeric Rating 0=Tidak nyeri Interval
2 Dismenore nyeri yang dirasakan tanpa Scale) 1-3=Ringan
primer adanya kelainan pada alat 4-6=sedang
reproduksi. 7-10=Berat
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Seluruh Populasi dalam Sampel dalam penelitian Numeric Rating Scala
penelitian kuantitaf, dengan jenis penelitian ini adalah semua
penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan teknik (NRS)
siswi Putri kelas X di SMA
ini adalah metode quasi
UII Yogyakarta
total sampling dengan
eksperimen design (nondesign)
dengan one-group prestest-posttest
jumlah 46 responden:
design. Penelitian ini dilakukan
dengan lembar skala observasi
skala Numerik rating scale
Etika Penelitian
Pengolahan Data
Editing (penyuntingan) Coding (pengkodean) Scoring Entry (memasukkan Taubalating (tabulasi data)
data)
Analisa Data
Tahap persiapan
Tahap pelaksanaan
Tahap akhir