Anda di halaman 1dari 9

OUTLINE

Pengaruh Hatha Yoga Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenore


pada Remaja Putri di MA Nurul Islam Dasan Baru.

Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan

periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai

dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan

sosial. Masa remaja berhubungan dengan masa pubertas. Pubertas

adalah suatu bagian penting dari masa remaja dimana yang lebih

ditekankan adalah proses biologis yang mengarah kepada

kemampuan bereproduksi. Pada saat ini perempuan akan mengalami

ovulasi dan menstruasi (Anurogo & Wulandari, 2011).

Menstruasi yang dialami para wanita remaja dapat menimbulkan

masalah, salah satunya adalah dismenore atau nyeri haid. Dismenore

merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita baik

remaja maupun dewasa (Ningsih R, 2010). Dismenore adalah nyeri

sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di daerah

perut bagian bawah, pinggang, bahkan punggung (Judha, Sudarti, &

Fauziah, 2012). Bisa juga berupa kram perut bagian bawah yang

menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala

gastrointestinal dan neurologis seperti kelemahan (Anurogo &

Wulandari, 2011).

1
2

Permasalahan nyeri menstruasi adalah hal yang sering

dikeluhkan oleh remaja saat datang ke dokter atau tenaga kesehatan

yang berkaitan dengan menstruasi. Kondisi ini dapat bertambah parah

bila diserta dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stress,

depresi, cemas berlebihan dan keadaan sedih atau gembira yang

berlebihan. (Aryani, 2014).

Menurut WHO (2015) jumlah remaja di dunia yaitu 42.061,2

juta jiwa. Menurut WHO (2012) didapatkan kejadian sebesar 1.769.425

jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore dengan 10-15%

mengalami dismenore berat). Berdasarkan hasil penelitian Diana dan

Herlina tahun 2015, di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia

produktif tersiksa oleh nyeri selama menstruasi.

Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih

dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di

Amerika angka persentasenya sekitar 60%. Studi longitudinal di

Swedia melaporkan dismenore pada 90% pada wanita yang berusia

kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun

(Proverawati & Misaroh, 2009). Sementara di Indonesia angkanya

diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri

selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi

berkisar 45%-95% di kalangan wanita usia produktif (Santri, 2016).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di MA

Nurul Islam Dasan Baru dengan wawancara terhadap siswi,

didapatkan hasil bahwa saat terjadi dismenore sangat mengganggu

2
3

aktivitas belajar dari siswi, akibatnya kebanyakan dari mereka yang

mengalami dismenore tidak berkonsentrasi saat pelajaran

berlangsung karena rasa nyeri yang dialaminya, mereka sering

mencari alternatif untuk pengobatan dismenore dengan cara

beristirahat, menggunakan minyak kayu putih, dan bahkan meminum

obat penghilang nyeri, dan itu hampir setiap bulan mereka lakukan.

Gangguan ini tidak boleh dibiarkan saja, karena dapat

berdampak serius. Dampak yang terjadi jika nyeri menstruasi

(Dismenore) tidak ditangani adalah gangguan aktifitas hidup sehari-

hari, gelisah, depresi, retrograd menstruasi (menstruasi yang bergerak

mundur), infertilisasi (kemanduluan), kehamilan tidak terdetaksi, dan

infeksi. (B. Pribakti, 2013).

Anurogo dan Wulandari (2011) mengatakan bahwa dismenore

dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Secara

farmakologi antara lain, dengan pemberian obat analgesik, terapi

hormonal, obat nonsteroid porostagladin, dan dilatasi kanalis

servikalis. Sedangkan terapi non farmakologi antara lain dapat

dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres hangat, olah raga

teratur, biofeedback, distraksi, massase, dan terapi yoga.

Berdasarkan hasil penelitian Rahayuningrum (2016), yaitu

pengaruh terapi yoga dalam penurunan skala dismenore pada remaja

SMP N 3 Padang. Yoga merupakan tehnik yang mengajarkan seperti

tehnik relaksasi, pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan

kekuatan, keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri. Beberapa

3
4

gerakan yoga mampu mengubah pola penerimaan rasa sakit ke fase

yang lebih menenangkan yaitu Pose Upavishta Konasana, Baddha

Kosana, Janu Shirsasana, Supta Baddha Konasana, Mudhasana

(Sindhu, 2015).

Salah satu jenis yoga adalah hatha yoga yaitu yoga yang

berfokus pada teknik asana (postur) prayana (olahan), bandha

(kuncian), mudra (gestur) serta relaksasi yang mendalam. Dengan

melakukan yoga saat haid akan mengurangi cairan yang menumpuk

di bagian pinggang yang menyebabkan nyeri haid (Dismenore), mood

swing, gelisah dan rasa tidak nyaman karena pengeluaran darah yang

terlalu banyak (Sindhu, 2015). Dari uraian mengenai hatha yoga di

atas, maka peneliti ingin melihat penurunan tingkat nyeri dismenore

dengan gerakan-gerakan hatha yoga.

Berdasarkan uraian di Atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Hatha Yoga Terhadap Penurunan

Tingkat Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di MA Nurul Islam Dasan

Baru”.

4
5

A. Kerangka Konseptual

Nyeri Menstruasi Intensitas


Hatha Yoga
(Dismenore) Nyeri :
1. Tidak nyeri
2. Nyeri ringan
3. Nyeri sedang
12 Gerakan Hatha Yoga 4. Nyeri berat
Tanda dan Gejala 1. Virasana terkontrol
Dismenore : 2. Mudhasana 5. Nyeri berat tak
1. Rasa kram di 3. Supta baddha konsana terkontrol
perut 4. Baddha konsana
2. Mual 5. Janu Sirsana
3. Muntah 6. Pashimothanasana
4. Pegal-pegal 7. Upavishta Konasana
5. Sakit kepala 8. Bujangasana
6. Sembelit 9. Marichyasana III
7. Diare 10. Mudhasana
11. Viparita Karani Mudra
12. Savasana

Keterangan : : Tidak diteliti

:Diteliti

Gambar 22 :Kerangka konseptualpengaruh hatha yogaterhadap


penurunan tingkat nyeri Dismenore. Modifikasi Teori
Proverawati (2009), Anurogo dan Wulandari(2011),
Sindhu (2015).

5
6

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti adanya pengaruh

hatha yoga terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore pada siswi MA

Nurul Islam Dasan Baru.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Nurul Islam Dasan Baru.

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan bentuk rancangan One Group Pre

Post test, sedangkan menurut waktu penelitian, penelitian ini

termasuk penelitian cross sectional. Bentuk rancangan One Group

pretest posttest adalah sebagai berikut :

Bentuk rancangan One Group Pretest-Posttest pada


desain Penelitian Pre Experimental ( Notoatmojo, 2012)
Keterangan :

O1 : Variable dependen sebelum diberikan perlakuan.

X : Perlakuan atau Intervensi yang diberikan.

O2 : Variabel dependen setelah diberikan perlakuan.

Kerangka Kerja

6
7

populasi
Non Probability Sample
(Purposive Sampling)

sampel

Pre test Intervensi Post test


Pengukuran intensitas Hatha yoga Pengukuran intensitas
nyeri Dismenore nyeri Dismenore

Pengumpulan Data

Pengelompokan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Populasi dan Sample

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi di MA Nurul

Islam Dasan Baru yang mengalami nyeri dismenore.

2. Sampel

a. Tehnik Sampling: Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik non probability sampling yaitu dengan total sampling.

7
8

b. Besar sampel: Dalam penelitian ini menggunakan total

sampling, maka sampel yang diambil semua populasi yang

ada di MTs Nurul Islam Dasan Baru.

c. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

2) Kriteria eksklusi

Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen)

2. Variabel Terikat

Data Yang Dikumpulkan

1. Data Primer

2. Data Skunder

Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

2. Data Skunder

Pengolahan Data

1. Data Primer

2. Data Skunder

Analisa Data

Pada penelitian ini analisa data yang digunakan adalah analisis statistik

parametrik.

8
9

Definisi Opersional

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skor Skala
Operasional
Variabel Hatha yoga 12 Gerakan Hatha
independen merupakan Yoga:
salah satu 1. Virasana
jenis yoga 2. Mudhasana
dengan 3. Supta baddha
gerakan konsana
lebih 4. Baddha
ringan konsana
yang terdiri 5. Janu Sirsana
dari 12 6. Paschi
gerakan mothanasana
inti dimana 7. Upavishta
gerakan ini Konasana
dapat 8. Bujangasana
mengatasi 9. Marichyasana
nyeri pada III
saat 10. Mudhasana
dismenore. 11. Viparita Karani
Mudra
12. Savasana

Variabel Pengalaman Tingkat nyeri Skala 1. Tidak nyeri Ordinal


Dependen sensori deskriptif terdiri nyeri (0)
dan dari renTang 0-10 deskriptif 2. Nyeri
emosional pada skala ringan(1-3)
yang tidak deskriptif menurut 3. Nyeri
menyenan perry & potter, sedang
gkan pada 2006 (4-6)
waktu 4. Nyeri berat
menstruasi terkontrol
(7-9)
5. Nyeri berat
tak
terkontrol
(10)

Anda mungkin juga menyukai