Anda di halaman 1dari 26

POPULASI DAN SAMPEL

Oleh : Deby Utami Siska Ariani, SST., M.Kes


POPULASI
KESELURUHAN OBJEK
PENELITIAN

SAMPEL
SEBAGIAN YANG DIAMBIL
DARI KESELURUHAN OBJEK
PENELITIAN
Populasi dan Sampel
 Populasi adalah kumpulan atau jumlah keseluruhan dari
unit analisa yang memiliki ciri-ciri/karakteristik
tertentu.
 Ciri-ciri/karakteristik tertentu inilah yang disebut
dengan variabel; yang ingin diketahui atau diteliti.
 Dua cara pengumpulan informasi mengenai populasi:
1. Mencari informasi dari tiap unit analisa dalam
populasi  sensus
2. Mencari informasi hanya dari sebagian anggota
populasi. “Wakil” populasi inilah yang disebut
sampel.
 Proses pengambilan sampel dari populasi disebut
3
sampling.
Contoh Populasi dan Sampel :
Judul Penelitian : “ Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Anemia Ringan pada Ibu Hamil di
Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2017”
Populasi : Semua ibu hamil yang mengalami anemia
ringan di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2017
Sampel : sebagian ibu hamil yang mengalami anemia
ringan di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2017
KEGUNAAN PENGAMBILAN SAMPEL
Menghemat biaya
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Menghemat tenaga
METODE ATAU TEKNIK SAMPLING
Teknik Sampling adalah tatacara penarikan sampel agar
efisien dalam pelaksanaannya dan hasilnya efektif (akurat
dan valid) dalam merepresentasikan karakteristik
populasinya.

Secara umum, ada 2 teknik sampling:


1. Random Sampling (Probability sampling)
Setiap anggota populasi memiliki kesempatan (chance)
atau peluang (probability) yang sama untuk dipilih
sebagai sampel.

2. Non Random Sampling (Non-probability sampling)


Setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang
sama untuk dipilih.
Random Sampling (Probability Sampling)
1. Simple Random Sample (SRS) – Acak Sederhana
2. Sampel Acak Sistematis (Systematic sampling)
3. Sampel Acak Stratifikasi (Stratified sampling)
4. Sampel secara kelompok atau gugus (Cluster
sampling)

7
Simple Random Sampling (Acak Sederhana)

 Setiap elemen populasi harus diketahui lebih dulu (ada


kerangka sampling-nya)
 Dalam pemilihan sampel, setiap elemen memiliki
peluang yang sama untuk terpilih
 Caranya bisa menggunakan undian.
 Meskipun mudah dimengerti, namun sulit diterapkan,
terutama bila target populasi jumlahnya sangat besar
dan tersebar secara geografis sehingga sulit dijangkau.
Biaya yang diperlukan akan sangat besar.

8
Sampel Acak Sistematis (Systematic Sampling)
 Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematika
tertentu.
 Misalnya, kerangka sampling berisikan 10.000
elemen target populasi. Peneliti ingin mengambil
sampel 500 elemen. Dari kedua data, dapat
ditetapkan sampling interval 10.000/500=20.
 Sampel nomor 1 dipilih secara acak satu elemen.
Misalkan terpilih nomor 8061, maka, elemen
berikutnya yang dipilih adalah nomor 8081, 8101,
8121, 8141, 8161, dst, sampai didapat jumlah
sampel seperti yang ditetapkan.
9
Sampel Acak Stratifikasi (Stratified Sampling)

Dengan teknik ini, pertama-tama populasi dibagi dulu dalam


variabel segmentasi yang dianggap relevan.
Dari setiap segmen, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
probability.

Dasar penentuan variabel segmentasi:


 Terdapat homogenitas elemen dalam tiap segmen; sedangkan
antar segmen terdapat heterogenitas elemen.
 Pengelompokan harus berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Jadi harus ada pengujian hipotesis atas pengelompokan
yang dilakukan
10
Stratified Sampling
Target Populasi Sub-populasi Sub-populasi Sub-populasi
yang belum disegmentasi segmen A segmen B segmen C

Dalam tiap segmen, antar elemen memiliki ciri yg homogen,


Tapi antar segmen A, B, dan C; memiliki ciri yg heterogen.
Setiap segmen yg terbentuk, harus diambil wakil/sampel atasnya untuk diteliti.
11
Sampel secara kelompok atau gugus
(Cluster Sampling)
 Pertama, populasi harus dibagi dalam sub-populasi atau
cluster lebih dulu.
 Umumnya cluster adalah wilayah (area).
 Kebalikan dari stratified sampling. Anggota dalam cluster
harus heterogen; sedangkan antar cluster harus
homogen/ada kesamaan ciri.
 Dengan demikian, melakukan penelitian pada 1 cluster
saja, peneliti sudah bisa menarik kesimpulan tentang target
populasi secara keseluruhan (tidak harus semua cluster
dipilih sebagai sampel).

12
Cluster Sampling
Target Populasi Sub-populasi Sub-populasi Sub-populasi
yang belum disegmentasi Cluster A Cluster B Cluster C

Dalam tiap cluster, antar elemen memiliki ciri yg heterogen,


Tapi antar cluster A, B, dan C; memiliki ciri yg homogen.

13
B. NON RANDOM SAMPLING

Digunakan berdasarkan kepraktisan saja


Metode ini mencakup:
a. Purposive sampling
b. Quota sampling
c. Accidental sampling
Purposive Sampling
Pengambilan sampel yang didasarkan atas
pertimbangan peneliti sendiri, untuk tujuan
tertentu.
Peneliti sudah melakukan studi
pendahuluan, sehingga telah diketahui
karakteristik populasi yang akan diteliti
Contoh : melakukan penelitian tentang
efektifitas alat kontrasepsi KB Implan, maka
sampel yg dipilih adalah akseptor KB
Implan.
Quota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah
100 orang dengan perincian 50 laki dan 50
perempuan yang berumur 15-40 tahun.
Accidental Sampling
Pengambilan sampel yang dilakukan
sesaat, sehingga sampel yang diperoleh
adalah sampel yang ada/tersedia pada
waktu itu.
BESAR SAMPEL
CARA MENENTUKAN SAMPEL
Bila tidak diketahui jumlah sampel yang akan
digunakan, maka gunakan 0,5 (50%)
Bila menginginkan ketepatan yang tinggi gunakan
0,01 (untuk derajat kebebasan)
Bila menginginkan ketepatan yang rendah
gunakan 0,05 (untuk derajat kebebasan)
Bila menginginkan keakuratan 99% atau 95%
Berapa jumlah populasi yang harus diwakili oleh
sampel?

1) Bila Populasi > 10.000, menggunakan rumus :


d = Z √(p.q)/n √(N-n)/(N-1)
Dimana :
d : Tingkat penyimpangan yang diinginkan 0,05 atau 0,01
Z : Standar deviasi normal pada derajat kepercayaan
( kemaknaan)95 % = 0,95
p : Proporsi sifat populasi misalnya prevalensi. Bila tidak
diketahui gunakan 0,5% (50%)
q : 1-p
N : besarnya populasi
n : besarnya sampel
2) Jumlah Populasi < 10.000, menggunakan
rumus :
Rancangan Penelitian Deskriptif
PENGERTIAN
Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan manipulasi, hanya
menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Penelitian ini biasanya berfokus pada pertanyaan
“Bagaimana ( How)” dan “siapa (Who)” (Bagaimana
fenomena tersebut tejadi? Siapa yang terlibat
didalamnya?)
Penelitian ini untuk mengetahui nilai variabel, baik satu
variabel maupun lebih tanpa membuat perbandingan atau
penghubung dengan variabel yang lain.
Pengertian
Penelitian ini menerangkan atau menggambarkan
masalah penelitian yang terjadi berdasarkan
karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin,
sosial, ekonomi,pekerjaan, status perkawinan, cara
hidup, dll.

Contoh : “ perilaku pemberian ASI pada ibu


menyusui yang tinggal didaerah A”
Caranya :
1. Deskripsikan perilaku pemberian ASI kedalam kategori
perilaku baik, cukup, kurang
2. Deskripsikan perilaku ASI kedalam kategori umur,
sosial, ekonomi, pekerjaan, pengetahuan dll.

Perilaku :
- Baik
- Cukup
- Kurang

Menentuk Melakukan Mendeskripsikan perilaku


Menentuka ASI berdasrkan ;
an pengukuran
n subjek pada - Ekonomi
variabel
penelitian variabel - Pekerjaan
penelitian
- Umur
- Sosial
- pengetahuan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai