Anda di halaman 1dari 33

Clinical Science Session

Kanker Ovarium
Presentan :
Zayd Ihtifazhuddin Rabbani
12100118133

Preseptor :
dr. Dhanny Primantara Johari S., Sp.Og.,
M.Kes
Anatomi Ovarium

• Sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang


terletak pada kedua sisi uterus dan memiliki panjang 3
cm, lebar 2 cm, dan tebal 1 cm dengan berat kira-kira
12-15 gr
• Ada beberapa ligamen yang menyokong ovarium yaitu
broad ligament, ovarian ligament, suspensory ligament
• Vaskularisasi : ovarium menerima aliran darah dari
ovarian arteri yang merupakan percabangan dari
abdominal aorta.
• Inervasi : Pleksus ovarii & pleksus uterinus
Histologi
• Germinal Epithelium : epitel selapis gepeng (kuboid)
menutupi permukaan ovarium
• Tunica Albuginea : selapis jaringan ikat padat yang
menyebabkan warna ovarium menjadi putih, terletak di
bawah germinativum
• Ovarian Cortex : daerah yang ditempati folikel
ovarium dan oositnya
• Ovarian Medulla : bagian terdalam ovarium. Terdiri
dari jaringan ikat longgar dan berisi pembuluh darah,
limfe, dan saraf
• Ovarian follicles : terdapat didaerah korteks dan terdiri
atas oosit yang dikelilingi satu atau lebih folikel
• Mature Follicle : folikel matang, pra-ovulasi/graaf
merupakan folikel dominan yang dapat mengalami
ovulasi dan 1 untuk setiap kali siklus
• Corpus Luteum : folikel matang setelah ovulasi
menghasilkan progesteron, estrogen, relaxin, dan
inhibin akibat rangsangan LH
KANKER OVARIUM
Definisi

Terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim


pada satu atau dua bagian indung telur
Epidemiologi

• Menurut WHO 30% kasus keganasan yang dijumpai


pada organ reproduksi wanita adalah kanker ovarium
• Kanker ovarium berada diurutan ke-3 setelah kanker
serviks dan endometrium
• Angka mortalitas mencapai 45% dari 6.500 wanita
yang terkena kanker ovarium di Inggris pada tahun
2014
Faktor Risiko

• Usia

• Jumlah paritas

• Index Massa Tubuh (IMT)

• Usia Menarche

• Kontrasepsi Hormonal
Etiologi

• Hipotesis Incessant Ovulation


Diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972 yang menyatakan bahwa pada saat
terjadi ovulasi terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk
penyembuhan luka yang sempurna dibutuhkan waktu. Jika sebelum
penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru, proses
penyembuhan akan terganggu dan dapat menimbulkan proses transformasi
dari sel-sel ovarium menjadi sel-sel tumor
• Hipotesis Gonadotropin
Teori ini diperoleh dari percobaan terhadap binatang dan data
epidemiologi. Diperlukan untuk perkembangan tumor ovarium. Pada
percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen rendah di
sirkulasi perifer, maka kadar hormon gonadotropin ini ternyata
berhubungan dengan makin bertambah besarnya tumor ovarium pada
binatang percobaan.
• Hipotesis Androgen

Teori ini dikemukakan oleh Risch pada tahun 1998 yang


menyatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam
terbentuknya tumor ganas ovarium. Teori ini didasarkan pada bukti
bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam
percobaan invitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epithel
ovarium normal dan sel-sel tumor ganas ovarium jenis epitel dalam
kultur sel
• Hipotesis Progesteron
Progesteron memiliki peranan protektif terhadap terjadinya tumor
ganas ovarium dan epitel normal ovarium mengandung reseptor
progesteron. Progesteron mendinduksi terjadinya apoptosis sel epitel
ovarium, sedangkan estrogen menghambatnya.
• Paritas

Wanita dengan paritas yang tinggi memiliki risiko terjadinya tumor


ganas ovarium yang lebih rendah daripada nulipara
• Pil kontrasepsi

• Faktor herediter
Klasifikasi

• WHO 2016
1. Surface epithelial - stromal tumors

2. Sex cord – stromal tumors

3. Germ cell tumors

4. Malignant, not otherwised specified


Manifestasi Klinis

• Tidak ada gejala yang khas pada stadium awal. 70% penderita
merasakan pada stadium lanjut ( 3 dan 4)

• Haid tidak teratur

• Bila menekan kandung kemih atau rektum, keluhan sering


berkemih dan konstipasi muncul

• Distensi perut bawah, rasa tertekan, dan nyeri dapat ditemukan

• Pada stadium lanjut (asites, metastasis ke omentum, atau ke usus


Diagnosis
• Anamnesis

1. Timbul benjolan di perut dalam waktu yang relatif singkat, sesak


napas

2. Perasaan tidak nyaman di daerah perut (abdominal discomfort)

3. Gangguan buang air kecil/air besar

4. Ada gangguan haid

5. Penurunan berat badan

6. Riwayat keluarga menderita kanker payudara, kolon, ovarium


• Pemerikasaan fisik (pemeriksaan abdomen)

1. Massa tumor di rongga pelvis dan dapat meluas hingga rongga perut

2. Permukaan tidak rata

3. Konsistensi padat, atau kistik sebagian padat

4. Mobilitas terbatas karena perlekatan, nyeri perut

5. Sering disertai ascites

• Pemeriksaan vagina dan rectal

• Pemeriksaan payudara

• Pemeriksaan KGB aksilla dan supra klavikula


• Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati,


elektrolit

2. Penanda tumor : CA-125,HE4,CEA, CA-19.9

3. Pemeriksaan pencitraan : USG, foto thoraks, CT-Scan, MRI, PET Scan

4. Pemeriksaan histopatologi
Management
• Pembedahan laparotomi

• Terapi adjuvant kemoterapi

Pengobatan kemoterapi diberikan iv atau intraperitoneal setiap 3 minggu

• Kanker ovarium residif

A. Pasien sensitif platinum (terjadinya residif > 6 bulan) diberikan kemo sesuai
lini pertama atau dapat diganti dengan kemo lini kedua seperti : gemcitabine,
liposomal, topotekan

B. Pasien resisten platinum (terjadinya residif <6 bulan) diberikan kemo :


Oxalyplatin dikombinasi dengan regimen lini kedua (diatas), bevacizumab
Prognosis

• Dubia ad vitam : dubia

• Dubia ad functionam : dubia

• Dubia ad sanationam : dubia

Anda mungkin juga menyukai