LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Alergi disangkal
M: (-)
P: HT (-) DM (-) asma (-) r.op (-)
L: 6 jam pre op
E: batuk (-) pilek (-) demam (-) sesak (-)
Pemeriksaan fisik :
Ku : Baik, CM
TTV :
TD 120/80 mmHg HR 80 x/menit RR 18 x/menit T : Afebris
BB 51 kg TB 141 cm
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
Buka mulut 3 jari, Malampati 2
Thorax :
Tampak luka dan benjolan di payudara kanan
Cor : BJ I II Reg, Bising (-)
2
- Ekg kesan
Normo sinus ritme, RBBB Inkomplit
- MSCT
- Massa solid dengan bagian kistik pada pelvis UK 19,8 x29,0x29,8 cm, tampak adhesi
dengan struktur bowel
- Massa solid pada mammae dextra UK 7,28x6,45x7,68 cm
- Simple cyst pada ginjal kiri
- Ascites
3
- Transabdominal
- Tampak VU terisi cukup
- Tampak uterus uk 8,11 x 6,01 x 3,94 cm, kontur reguler, tekstur homogen, EL (+)
0,70 cm
- Tampak massa hipoecoic dg bagian hiperekoik pada adneksa uk 8,75 x 22,83 x 22,83
cm, tak terjangkau transducer dg tekstur homogen, neovaskularisasi (-)
- Tak tampak cairan bebas intraabdomen
BAB I
PENDAHULUAN
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom
ovarium polikistik, dan kanker ovarium.1
Kista adalah pertumbuhan berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh dibagian
tubuh tertentu. Kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid
yang tumbuh dalam ovarium.1
Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena
adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang
jinak (80-84%).
Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko pertumbuhan menjadi
ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa
yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang
mulai menopause.2
Terdapat variasi dengan luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat
di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan
ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991.
Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium
didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.1,2
Topik Kista Ovarium menjadi sangat menarik untuk dibahas karena sebagian besar
pasien dengan kista ovarium berada dalam kondisi asimptomatik dan baru dapat didiagnosis
secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan USG atau sedang dalam operasi sectio
caesaria
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, dengan
penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium
adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5 cm.1
6
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum
ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di
ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum1,2,3
Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis dan tunika albugenia.
Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel folikel dan jaringan ikat yang sangat sensitif terhadap
hormon seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri yang merupakan
cabang dari aorta desendens. Vena sebagai drainase mengikuti perjalanan arteri ovarica
sebagai vena ovarica kanan dan kiri.4
1. korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik
dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial ;
2. medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh
darah, , serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.
Secara harfiah, Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat
pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen
kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki
makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang ditandai
hiperplasia sel ganas.
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista sebagai
tumor namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu diketahui
7
bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan.
Karena secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur membedakan
antara kista dengan tumor ovarium.
Sembilan puluh persen tumor ovarium adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan
umur. Kebanyakan tumor ovarium jinak bersifat kistik. Tumor ovarium terbagi atas tiga
kelompok berdasarkan struktur anatomi dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel ovarium,
tumor germ sel, tumor sex cordstromal1,2.
Kanker ovarium ganas terdiri dari 90 – 95 % kanker epitel ovarium, dan selebihnya 5 –
10 % terdiri dari tumor germ sel dan tumor sex cord-stroma. Etiologi neoplasma ovarium sampai
saat ini masih belum diketahui secara pasti, akan tetapi beberapa penelitian telah melaporkan
bahwa terdapat hubungan antara kejadian neoplasma ovarium dengan faktor perilaku, hormonal,
pola makan, paparan kerja, dan juga genetik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan penunjang. Adanya perut yang membesar merupakan keluhan utama pada
pasien dengan neoplasma ovarium. USG abdomen dapat membantu untuk menegakkan diagnosis
sementara, selain dibantu dengan pemeriksaan foto thoraks sebagai persiapan operasi dan untuk
menyakinkan tidak adanya kondisi efusi pleura. Diagnosis pasti ditegakkan setelah tumor
diangkat dengan melakukan pemeriksaan histopatologi dari sampel untuk menilai apakah
merupakan neoplasma jinak atau ganas. Penatalaksanaan untuk kasus dengan Neoplasma
8
Ovarium, beberapa peneliti pernah melaporkan penggunaan tenik laparoskopi. Beberapa kasus
lainnya dikelola dengan teknik laparotomi1,2.
II. 3. Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat, umumnya kista ovarium
ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun transvaginal dan
transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah postmenopause. Sebagian besar
kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah kista yang mengarah ke
keganasan.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang pada
wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran umur yang spesifik mengenai usia
terjadinya kista ovarium.5
1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan
gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi
9
dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat
fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi
perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi.
Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista
fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista folikular, kista teka-lutein.4
2. Kista Patologis
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak disadari
penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu
sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta
bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup
besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas.
Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini
dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab
perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan
dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista
abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas. 1,2,3
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan
solid
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada adneksa. Tumor ini
cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya bakteri kedalam uterus
yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi
proses imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
11
kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm. Dalam
menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau
kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena
kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans.
Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan
yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena
darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding
kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel
teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini
dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa
mengorbankan ovarium.1,3
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel germinativum pada
permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan besarnya jarang melebihi
1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel
kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.1,3
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel yang
mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil peluruhan dinding
saat menstruasi 1
12
Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih,
serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi
terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada
keganasan.1,3
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan
kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil,
tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa
ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau
pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali
pada stadium terminal. 1,2,6
d. Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan
terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3
e. Kista Dermoid
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan lapisan
embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel folikel rambut,
tulang, serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak
mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat
jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat
menopause.1,3
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi maligna.
Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah
pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat.1,6
a. Fibroma ovarii
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90%
uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan.
Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut
fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan
14
kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii.
Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada
tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks). 1,2,6
b. Tumor Brenner
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan
keganasan pada histopatologi dan klinisnya.1,2,6
II.6 Etiologi
Riwayat keluarga
Usia lanjut
Ras putih
Ketidaksuburan
Nulliparitas
Riwayat kanker payudara
Mutasi gen BRCA
II.7 Patofisiologi
Ovarium normal setiap hari akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan
HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
16
dengan diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam
terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau
terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama
bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal
dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor
ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma
berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional;
ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari
endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-
folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.1,2
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu
yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.4,5
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering
berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan
nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
17
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.4
II.9 Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun biasanya
sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka kemudian dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan
adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat
sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista
nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-
septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di
dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
18
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah tumor
tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang umum dilakukan untuk
mendiagnosis kista ovarium.
M= status menopause
M=1 premenopause
M=3 postmenopause
Ca-125 nilai Ca125 U/ml
II.10 Penatalaksanaan
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan
pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya kista yang
ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami penurunan berat badan yang
signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah
dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu
sendiri melalui operasi. Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening
USG umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala maupun
tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk
memastikan keganasan sel dari tumor tersebut. 1,2,4,5
20
II.11 Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa
ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan operasi, angka kejadian kista
berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir.1
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki angka
bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid
berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Penatalaksanaan dari sudut pandang anestesi pada pasien dengan neoplasma ovarium
menjadi suatu tantangan karena membutuhkan persiapan yang matang dan memiliki risiko tinggi
selama periode perioperatif. Pada tumor ovarium kistik dengan ukuran besar dapat menimbulkan
komplikasi serius apabila tidak dilakukan persiapan dan penatalaksaaan yang tepat2.
Stabilitas hemodinamik selama operasi, penurunan fungsi respiratori karena ukuran
tumor dan perpindahan cairan karena dekompresi tumor secara cepat merupakan perhatian
khusus pada anestesi neoplasma ovarii3.
Pasien dengan neoplasma ovarii dikelola dengan anestesi umum dengan nafas kendali
dan analgetik epidural3.
Pada saat induksi penting diperhatikan untuk mencegah resiko regurgitasi-aspirasi yaitu
dengan persiapan puasa, pemberian antasida, H2 blocker, serta Sellick manouver. Pemberian
injeksi ranitidine 50 mg dan metoklopramid 10 mg tablet bertujuan untuk mencegah aspirasi
asam dan diberikan alprazolam 0,5 mg untuk mencegah gejala cemas. Sellick manouvre yaitu
penekanan pada kartilago krikoid untuk menutupi bagian atas dari esofagus, yang berguna agar
21
tidak terjadi regurgitasi-aspirasi. Kondisi yang dikhawatirkan apabila tidak dilakukan Sellick
manouvre adalah aspirasi isi lambung ke dalam paru-paru saat dilakukan intubasi untuk induksi
anestesi yang cepat. Akan tetapi dengan ketepatan premedikasi yang diberikan pada pasien,
kekhawatiran terjadinya aspirasi isi lambung dapat dihindari meskipun Sellick manouvre tidak
dilakukan1,2,3.
Preoksigenasi menjadi sangat penting untuk meningkatkan functional residual capacity
(FRC) dengan oksigen 100%, minimal perlu waktu 3 menit, hal ini akan meningkatkan cadangan
oksigen pasien selama periode apneu2.
Pelumpuh otot jangka pajang yang diberikan adalah atracurium, dimana obat golongan
ini menghambat transmisi neuromuskular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka.
Dalam anestesi umum, obat ini memudahkan dan mengurangi cedera tindakan laringoskopi dan
intubasi trakea. Atracurium merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi yang mempunyai
struktur benzylisoquinoline yang berasal dari tanaman Leontice leontopetaltum. Beberapa
keunggulan Atracurium dibandingkan dengan obat terdahulu antara lain adalah metabolisme
terjadi dalam darah (plasma) terutama melalui suatu reaksi kimia unik yang disebut reaksi kimia
Hoffman. Reaksi ini tidak bergantung pada fungsi hati dan ginjal, tidak mempunyai efek
akumulasi pada pemberian berulang, dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskuler
yang bermakna. Mula dan lama kerja Atracurium bergantung pada dosis yang dipakai. Pada
umumnya mulai kerja Atracurium pada dosis intubasi adalah 2-3 menit, sedang lama kerja
Atracurium dengan dosis relaksasi 15-35 menit. Dosis intubasi adalah 0,5–0,6 mg/kgBB/iv,
sedangkan dosis pemeliharaan adalah 0,1–0,2 mg/kgBB/ iv. Pemulihan fungsi saraf otot dapat
terjadi secara spontan (sesudah lama kerja obat berakhir) atau dibantu dengan pemberian
antikolinesterase. Atracurium dapat menjadi obat terpilih untuk pasien geriatrik atau pasien
dengan penyakit jantung dan ginjal yang berat1,2.
Fase maintenance digunakan N2O bersama-sama O2. N2O dalam ruangan berbentuk gas
tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar, dan beratnya 1,5 kali berat udara. Pemberian
anestesia dengan N2O harus disertai dengan O2 minimal 25%. Gas ini bersifat anestetik lemah,
tetapi analgesiknya kuat. Pada anestesia inhalasi, jarang digunakan sendirian, tetapi dikombinasi
dengan salah satu cairan anestesik lain seperti Halothane, Isoflurane, dan Sevoflurane.
22
D. Komplikasi Anestesi
Pernah dilaporkan terjadi kesulitan dalam ventilasi pasca operasi. Beberapa penyebab dari
ventilasi yang tidak adekuat pasca operasi adalah faktor mekanik diafragma dan otot-otot bantu
pernafasan akibat penekanan oleh massa kistik yang besar ke rongga torak dalam waktu yang
lama. Nyeri pasca operasi juga disebutkan dapat menjadi penyebab ventilasi tidak adekuat1.
Epidural analgetik diberikan dengan menggunakan opioid saja untuk mencegah
pemusnahan tonus simpatis. Bupivakain diinjeksi hanya setelah eksisi tumor untuk membantu
memperkuat analgetik supaya adekuat3,4.
DAFTAR PUSTAKA
- Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
- Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998
- Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
- Medscape Reference. Ovarian Cyst. http://emedicine.medscape.com/article/255865-
overview#a4 , Last Update Jan 18, 2017. Accessed on Sept 08, 2017.
- Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology Section.
Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
- Levine D, Brown DL, Andreotti RF et al. Management of Asymptomatic Ovarian and
Other Adnexal Cysts Imaged at US: Society of Radiologists in Ultrasound Consensus
Conference Statement. Radiology: Volume 256: Number 3—September 2010
- OVARIAN CYSTS IN POSTMENOPAUSAL WOMEN. Ovarian Cysts in
Postmenopausal Women. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists Guideline
No. 34. October 2003.
- Inantyanta H, Sujana IBG. Manajemen anestesi pada pasien dengan kistoma ovarii
permagna. Jur Anestesiologi Indonesia. 2013; 5(3) : 225-31.
- Sari MI, Subekti BE, Eduard. Pengelolaan Anestesi pada pasien neoplasma ovarium
kistik berukuran besar dengan anemia tanpa komplikasi. J Agromed Unila. 2017; 4(1) :
81-5.
- Nagella AB, Kumar CPA, Esakkiappan S, Krishnaveni N. Anasthetic management of a
giant mucinous cystadenoma of the ovary. Karnataka Anaesthesia Jour. 2015; 1(2) : 75-7.
- Shivanna S. Anaesthetic implications and management of a giant ovarian cyst. J Clin
Diagn Res. 2014; 8 : 170‑1.
- Onal O, Gumus I, Sekmenli T, Aslanlar E, Celik JB. Anesthetic approach to giant ovary
cyst in the adolescent. MOJ Surgery. 2015; 2(3) : 54-5.
- Bamba K, Watanabe T, Kohno T. Anesthetic management of a patient with a giant
ovarian tumor containing 83 l of fluid. Springer Journal. 2013; 2 : 487.
26