KODE ETIK KEDOKTERAN Bedah Plastik
KODE ETIK KEDOKTERAN Bedah Plastik
plastic surgery
KODEKI
Kode Etik Kedokteran
Indonesia
KODE ETIK KEDOKTERAN
INDONESIA
• KEWAJIBAN UMUM KEWAJIBAN • KEWAJIBAN
– PASAL 1 TERHADAP PASIEN
TERHADAP
– PASAL 2 PASAL 10
SEJAWAT
– PASAL 3 PASAL 11
– PASAL 14
– PASAL 4 PASAL 12
– PASAL 15
– PASAL 5 PASAL 13
– PASAL 6
– PASAL 7 • KEWAJIBAN
• A TERHADAP DIRI
• B
SENDIRI
• C
• D
– PASAL 16
– PASAL 8 – PASAL 17
– PASAL 9
KODE ETIK BUKAN MERUPAKAN KODE YANG KAKU
JAMAN TEKNOLOGI
INSPANNING
VERBINTENIS
BERDASARKAN ATAS
KEWAJIBAN UNTUK
BERUPAYA
lafal sumpah dokter, KODEKI, dan ketentuan yang berlaku umum dalam
standar profesi. masyarakat
Pasal 64 UU 36/2009
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat
kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
Ketentuan Bedah Plastik dan
Rekonstruksi (Pasal 69 UU 36/2009)
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu.
tidak boleh bertentangan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat dan tidak ditujukan
untuk mengubah identitas.
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah
plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan
bedah plastik dan rekonstruksi untuk tujuan
mengubah identitas seseorang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 diancam dengan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp 1 miliar.
Informed Consent
Menurut Permenkes no 290 tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilaklukan terhadap pasien.
DASAR INFORMED CONSENT
Mengacu pada UU No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008,
maka semua tindakan medis/kedokteran
harus mendapatkan persetujuan dari pasien,
jadi sifatnya adalah non-selective. Hanya
disebutkan bahwa tindakan medis yang
berisiko tinggi harus mendapatkan informed
consent secara tertulis ( written consent).
Latar belakang
Tindakan medis merupakan upaya yang penuh dengan
ketidak-pastian
Hampir semua tindakan medis memiliki risiko
Dampak yang tidak menyenangkan
Semua risiko tersebut jika benar-benar terjadi akan
ditanggung dan dirasakan sendiri oleh pasien
Risiko yang terjadi mungkin sulit atau bahkan tidak dapat
diperbaiki.
Implied Consent
tersirat
Tindakan yang biasa dilakukan dan diketahui oleh umum
Presumed consent
Darurat
Expressed Consent
dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila yang akan
dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan
yang biasa
Fungsi
Bagi pasien, merupakan media untuk menentukan sikap atas
tindakan medis yang mengandung risiko
Bagi dokter
merupakan sarana untuk mendapatkan legitimasi atas tindakan medis
Dengan informed consent maka dokter terbebas dari tanggungjawab
atas terjadinya risiko, karena telah diinformasikan didepan,