Anda di halaman 1dari 9

Kelompok IV Nama : Rezy Adisty Stambuk: 150 2010 392

Tanaman 1 Opium; Papaver somniverum

Tiga pecandu pada masa Hindia Belanda (litografiberdasarkan gambar oleh Auguste van Pers, 1854)

Opium, apiun, atau candu (slang Bahasa Inggris: poppy) adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau. Istilah untuk candu yang telah dimasak dan siap untuk dihisap adalah madat. Istilah ini banyak digunakan di kalangan para penggunanya bukan hanya sebagai kata nomina tapi juga kata kerja.

Produksi
Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah. Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti "sabu". Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan "segitiga emas" perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga merupakan salah satu penghasil terbesar. Di Indonesia, bunga poppy yang tidak menghasilkan narkotik banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas, Bandungan, Batu, dan Ijen.

Ganja Kokain Morfin

Heroin Sabu-sabu Narkoba

Referensi dan pranala luar



(Indonesia) F. Rahardi, Ganja, Opium, dan Koka, Kolom Bahasa KOMPAS, 7 Mei 2005

National Institute on Drug Abuse: Heroin dan related topik Iowa Substance Abuse Information Center: Heroin and other opiates DEA drug information: Opium, morphine, and heroin Erowid: Opiates / Opioids Hall of Opium Virtual museum (Macromedia Flash presentation) Opium Museum: Opium paraphernalia and historical photos of opium smokers The New Yorker Magazine: photos of Opium production and eradication in Afghanistan Opium Made Easy by Michael Pollan (originally appeared in Harper's.) Confessions of a Poppy Tea addict Geopium: Opium politics, geography, and photos (site mostly in (Perancis)) Opium in India From Flowers to Heroin, CIA publication BLTC Research: Speculations on the future of opioids Thailex photo: Traditional method of using opium in Thailand Aaron Huey, photographer: Photo Essay on Poppy Eradication in Afghanistan Israel's Dr. Wash claims to cure opiate addiction in 36 hours Tsur Shezaf, Witer, The Opium Growers of Sinai

Opium (Bunga Tanaman Papaver Somniferum)

Opium berasal dari getah putih yang keluar dari kelopak mentah bunga tanaman Papaver somniferum atau biasa disebut tanaman poppy. Tanaman ini tumbuh subur di sekitar dataran Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Australia. Banyak sekali spesies tanaman dari golongan papaveraceae, tapi tak ada yang sebanding dengan Papaver soniferum. Tanaman ini tergolong indah, bahkan bijinya biasa digunakan sebagai minyak goreng. Dengan warna yang cukup mencolok, bunga poppy juga sering digunakan sebagai tanda berkabung. Kelopak bunga poppy ini kemudian banyak digunakan sebagai obat selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit, pelemas otot yang kejang, diare, hingga keracunan.

Opium dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Opium berasal dari kata opion yang berarti sari atau getah tanaman poppy. Tanaman poppy yang siap untuk dijadikan opium terlihat pada kulit kelopak bunganya yang matang dengan bilah daun yang meruncing. Kelopak itu kemudian diiris untuk mengeluarkan getah putih yang kemudian dikeringkan menjadi resin berwarna kecokelatan yang agak lengket. Opium yang dihasilkan memiliki beberapa warna mulai dari kuning hingga hitam kecokelatan serta memiliki bau khas dengan rasa agak pahit. Opium menghasilkan alkaloid berupa morfin yang termasuk dalam kategori narkotika.

Sedangkan unsur pokok lainnya dari alkaloid itu adalah kodein, papaverin, dan noskapin (narkotin). Heroin disintesis dari morfin. Morfin, heroin, dan kodein adalah obat keras yang menimbulkan efek ketergantungan berat, sedangkan papaverin dan narkotin tidak. Sebenarnya, Papaver somniverum mengandung sekira 20 jenis alkaloid opium.

Nama opioid kemudian digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat, tetapi tidak didapatkan dari opium. Opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin (diasetilmorfin), kodein (3metoksimorfin), dan dilaudid (hidromorfon). Larutan opium dalam etil alkohol disebut laudanum, sedangkan campuran antara opium, alkohol, dan camphor disebut paregorik. Penggunaan medis.

Antara tahun 1803 hingga 1805, apoteker muda asal Jerman, Friedrich Wilhelm Sertrner, berhasil mengisolasi kristal morfin yang terbuat dari resin opium. Isolasi ini kemudian digunakan para dokter sebagai penawar rasa sakit pada dosis tertentu, Namun demikian, morfin dapat meningkatkan risiko kematian pasien karena depresi pada saluran pernapasan.

Opium dan berbagai unsur pokok yang dikandungnya dapat berpengaruh pada tubuh sebagai analgetik atau mengurangi sakit, menekan aktivitas psikologi yang dapat menyebabkan tubuh tak sadarkan diri. Pemakai opium dapat merasakan keadaan yang tenang dan semuanya serasa baik-baik saja. Opium dapat memengaruhi secara positif pada fisik maupun mental si pengguna dan tidak benar-benar melemahkan mereka yang secara psikologis karena pada sebagian orang ditemukan fungsi kekebalan dalam tubuhnya sendiri. Namun demikian, penggunaan opium rentan terkena malnutrisi dan penyakit lainnya.

Beberapa efek negatif yang timbul dari penggunaan opium di antaranya pemakai mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, kerusakan pada hati dan ginjal, risiko terkena virus HIV, hepatitis, dan penyakit infeksi lainnya makin meningkat, penurunan libido, kebingungan dalam identitas seksual, hingga kematian karena overdosis.

Opium sangat lekat dengan perkembangan dunia medis. Opium sering digunakan sebagai analgetik, terutama setelah ditemukannya morfin. Morfin dapat mengurangi rasa sakit yang diderita pasien, tapi potensi ketergantungan setelah pemakaian sangat tinggi. Laudanum digunakan sejak tahun 1800-an untuk membantu kesulitan tidur serta meringankan rasa nyeri. Kodein berguna untuk para penderita batuk, serta paregorik dapat menghentikan diare akut. Obat-obatan yang berbahan dasar opium dapat dijual bebas di AS dan Eropa pada abad ke-19, dan sempat menyebabkan tingginya jumlah orang yang memiliki ketergantungan. Klasifikasi

Pohon Candu
Papaver somniferum L.

Nama umum
Indonesia: Pohon candu Inggris: Opium poppy, Poppy Melayu: Pokok Popi

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Magnoliidae Ordo: Papaverales Famili: Papaveraceae Genus: Papaver Spesies: Papaver somniferum L.

TANAMAN 2
Pule pandak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Pule pandak

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies:

Magnoliopsida Gentianales Apocynaceae Rauwolfia R. serpentina

Nama binomial

Rauvolfia serpentina
(L.) Benth. ex Kurz[1]

Pule pandak adalah tanaman bunga dari famili Apocynaceae yang telah banyak digunakan dalam industri obat.[2] Tanaman ini tersebar di India,Myanmar, Thailand, dan Indonesia (terutama Jawa).[3] Nama ilmiahnya Rauvolfia serpentina dibuat untuk menghormati seorang ahli botani berkebangsaan Inggris, Leonhard Rauwolf.

Pemerian dan ekologi


Perdu tegak ini tumbuh mencapai 1 m, batangnya silindris dengan percabangan berarna coklat abu-abu yang mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan.[2] Tanaman ini kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, tetapi lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati atau tempat-tempat lain sampai ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut.[2] Bunganya bunga majemuk, dengan mahkota bunga putih atau dadu berkumpul berbentuk payung keluar dari ketiak daun atau ujung percanbangan.[2]

Manfaat
Nilai pule pandak sebagai tanaman obat terletak pada kandungan alkaloidnya, keberadaan alkaloid ini sangat tergantung pada lingkungan terutama faktor-faktor yang memengaruhi proses enzimatik antara lain jenis tanah, unsur hara, curah hujan, temperatur, dan cahaya.[3] Pule pandak dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, vertigo, insonmnia, radang empedu, epilepsi, bisul, serta luka akibat gigitan ular ataukalajengking. [2]

khasiat pule pandak


Nama ilmiah : Rauvolia serpentina L. Nama daerah : pulai pandak atau akar tikus Nama asing : rauwolfia serpentina (India)

Khasiat untuk pengobatan 1) Obat kerongkongan Akar pule pandak dibersihkan, diiris tipis, lalu dihisap. 2) Luka atau digigit ular Petiklah beberapa helai daun pule segar. Lumatkan atau tumbuk, lalu hasil lumatan ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. 3) Luka atau koreng Akar kering pule pandak digiling halus, kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit. 4) Khasiat lain (megobati tekanan darah tinggi, susah tidur, sakit perut, panas tinggi yang menetap, radang empedu, kejang pada ayan, panas pada malaria dan flu, sakit tenggorokan, bisul, gatal-gatal, gangguan jiwa, dan meningkatkan nafsu makan) Akar pule pandak yang kering direbus. Minum air rebusan akar tersebut.

KLASIFIKASI
Pule Pandak
Rauvolfia serpentina L. Bentham ex Ku

Nama umum
Indonesia: Pule Pandak

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Gentianales Famili: Apocynaceae Genus: Rauvolfia Spesies: Rauvolfia serpentina L. Bentham ex Ku

Pule Pandak

(Rauwolfia serpentina Benth)


Di Jawa, warga famili Apocynaceae ini tenar dengan nama pule pandak. Walau namanya sering terdengar, nyatanya Rauwolfia serpentina masuk dalam daftar CITES sebagai tanaman yang terancam punah alias langka sejak 1992 lalu. Di Jawa, warga famili Apocynaceae ini tenar dengan nama pule pandak. Walau namanya sering terdengar, nyatanya Rauwolfia serpentina masuk dalam daftar CITES sebagai tanaman yang terancam punah alias langka sejak 1992 lalu. Padahal di masyarakat Jawa, pule pandak biasa dikenal sebagai obat tradisional serba bisa. Tak kurang dari Edhi Sandra dan kawan-kawan dari Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah menelitinya sebagai tanaman yang banyak gunanya namun tergolong susah ditemui. Menurut Edhi dan kawan-kawan, tanaman berbunga indah warna merah ini sering diburu oleh para pengusaha jamu dan farmasi. Ini disebabkan akar pule landak mengandung alkoloid reserpine yang berfungsi sebagai obat antihipertensi dan obat penenang. Akarnya mengandung tidak kurang dari 20 macam alkoloid dan total ekstrak dari akarnya berkhasiat sebagai obat hipertensi, aprodisiaka dan gangguan neuropsikiatrik. Selain bagian akarnya, daunnya juga bisa digunakan sebagai obat sakit perut. Manfaat pule pandak ini sudah dikenal oleh masyarakat lokal setempat sejak zaman dulu. Bahkan khasiatnya sudah terkenal hingga ke mancanegara, maka tak heran kalau penelitian seputar pule landak sudah menyebar ke seantero dunia. Namun akibat kebutuhan yang cukup banyak akan spesies satu ini membuatnya kian sulit dijumpai. Dalam bahasa Edhie dan kawan-kawan, pule pandak punya nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi tetapi tingkat kelangkaan yang semakin tinggi pula. Masuk dalam subfamili Plumerioideae, pule pandak merupakan tanaman perenial yang mampu mencapai tinggi 60 sentimeter. Selain di Indonesia, khususnya daerah Jawa Tengah, spesies ini juga tersebar ke Myanmar, India, Srilangka, Thailand, Sumatra dan sekitarnya. Daunnya berbentuk oval , sedangkan bunganya berwarna merah atau merah muda. Buah pule pandak juga berbentuk oval yang jika matang akan berwarna ungu kehitaman. Biasa tumbuh di hutan liar atau daerah terbuka hingga ketinggian 1.200 di atas permukaan laut. Tumbuhan ini akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur dengan tingkat keasaman PH 4. Sebenarnya tanaman ini masih bisa ditemui di wilayah Purwakarta, Cirebon, Pekalongan, Tegal, Semarang, Rembang, Jepara, Pasuruan, Kediri, Madiun dan Ngawi. Tapi seperti diuraikan Edhi, karena kebutuhan industri jamu dan farmasi kian meningkat, maka tanaman ini dikawatirkan kian berkurang populasinya. Namun bagi pecinta tanaman yang ingin melihatnya, pule pandak bisa dijumpai di Kebun Raya Bogor.

Anda mungkin juga menyukai