Anda di halaman 1dari 5

Rekayasa Tanaman III

PEMULIAAN BUNGA MATAHARI


Disusun Oleh : Dylis Hartanto [ 150510100196 ] Jhon A Pasaribu [ 150510100199 ] Dian L Tobing [ 150510100202 ] Salfatore A Sinaga [ 150510100210 ] Hermawan Abdillah [ 150510100220 ]

Kelas Agroteknologi E

Pogram Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2012

Latar Belakang

Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikirkenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Pemanfaatan bunga Matahari terutama adalah sebagai sumber minyak, baik pangan maupun industri. Sebagai bahan pangan, minyak bunga Matahari cocok dipakai untuk menggoreng, mengentalkan, serta campuran salad. Minyak bunga Matahari kaya akan asam linoleat (C18:2), suatu asam lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan manusia. Kepentingan teknik menginginkan minyak dengan kadar asam oleat yang lebih tinggi dan terdapat pula kultivar bunga Matahari yang menghasilkan minyak dengan kualitas demikian (mengandung 80% hingga 90% asam oleat, sementara kultivar untuk pangan memiliki hanya 25% asam oleat). Di seluruh dunia, bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan komoditas keempat yang sama pentingnya sebagai bibit minyak setelah kedelai, kacang tanah, rapeseed, dan mustard dan ditanam di 23,4 juta ha dengan total produksi tahunan 31,1 juta ton dan produksi rata-rata dari 1,32 t ha-1 (FAO 2005).

TUJUAN PEMULIAAN Tujuan dari pemuliaan Bunga Matahari harus ditentukan dengan jelas sehingga pemulia

dapat membuat kemajuan yang berarti. Pemuliaan Bunga Matahari tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan satu karakter saja melainkan banyak karakter seperti ketahanan terhadap berbagai penyakit, dan meningkatkan benih dan minyak hasil. .Pada makalah ini tujuan dari pemuliaan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kultivarkultivar baru yang mempunyai sifat unggul dari hasil persilangan H. annuus dan H. annuus (liar) yaitu ketahanan terhadap berbagai penyakit, dan meningkatkan benih dan minyak hasil.

MATERI TETUA YANG DISILANGKAN Helianthus annuus dengan Helianthus annuus liar untuk menghasilkan kultivar baru. Dimana

penggunaan plasma nutfah bunga matahari liar terkait telah memungkinkan petani untuk mendapatkan ketahanan terhadap berbagai penyakit, mengembangkan beberapa sumber sitoplasma, dan meningkatkan benih dan minyak hasil (Korell et al. 1996 dalam Sujatha,dkk 2008). Spesies bunga matahari liar telah digunakan untuk meningkatkan karakteristik ekonomi dan agronomi dari bunga matahari yang dibudidayakan (Seiler 1992 dalam Seiler dan Rieseberg 1997).

BUDIDAYA TANAMAN YANG SESUAI Bunga matahari akan tumbuh dengan baik dengan lingkungan yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Bunga matahari tidak dapat hidup di daerah yang tergenang air. Karena akar-akarnya akan membusuk.

TEKNIK PERSILANGAN BUATAN

Persilangan Helianthus annuus dengan Helianthus annuus (liar) Dari tetua yang telah dipilih yaitu Helianthus annuus x Helianthus annuus (liar). Dari persilangan kedua tetua tersebut didapat banyak keturunan individu yang mempunyai sifat beragam. Selanjutnya dari keturunan hasil persilangan tersebut dicampur dengan menggunakan metode seleksi bulk.

SELEKSI KETURUNAN HASIL PERSILANGAN

Seleksi Ketrurunan hasil persilangan menggunakan metode seleksi bulk. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan tanaman-tanaman keturunan superior.
A
F1
F2 F36

x
Bulk
Bulk Bulk

Seleksi Bulk
Tanam 50 100 tanaman F1 Tanam semua umbi dari F1 dan semua biji dicampur Tanam semua umbi dari generasi sebelumnya tanpa seleksi Pada F6 seleksi tanaman superior Umbi dari satu tanaman terseleksi pada F6 masing- masing ditanam dalam satu barisan Umbi tanaman terseleksi dari barisan yang sama F7 di campur Uji daya hasil pendahuluan
dst

F7

X
F8

F9

Pengujian daya hasil lanjutan Tanaman kontrol

PENGEMBANGAN VARIETAS BARU

Pengembangan varietas yang baru didapat dari proses hibridisasi ialah dengan melakukan berbagai pengujian pada varietas baru tersebut antara lain uji daya hasil, uji adaptasi terhadap lingkungan, pengujian sifat-sifat unggul, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan agar varietas yang beredar di petani-petani nanti sudah siap dan tidak melakukan perbaikan-perbaikan lagi.

Penggunaan varietas merupakan teknologi yang dapat diandalkan, tidak hanya dalam hal meningkatkan produksi pertanian, tetapi dampaknya juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu varietas unggul yang memiliki berbagai sifat yang diinginkan memegang peranan penting untuk tujuan dimaksud. Varietas unggul pada umumnya memiliki sifat-sifat yang menonjol dalam hal potensi hasil tinggi. Tahan terhadap organisme pengganggu tertentu dan memiliki keunggulan pada ekolokasi tertentu serta mempunyai sifatsifat agronomis penting lainnya. Dengan menggunakan varietas unggul tahan hama dan penyakit adalah merupakan cara paling murah untuk menekan pengganggu tanaman tanpa adanya kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lingkungan Varietas baru yang didapat dari proses seleksi dan telah dilakukan berbagai pengujian diperbanyak dan dikembangkan melalui kultur jaringan. Hal tersebut dikarenakan dapat mendapatkan jumlah benih dalam waktu singkat dan mempunyai sifat yang sesuai induk yang didapat dari hasil persilangan dan seleksi.

DAFTAR PUSTAKA Sujatha M., Prabakaran A.J., Dwivedi L. Sangam, and Chandra S. 2008. Cytomorphological and Molecular Diversity in Backcross-Derived Inbred Lines of Sunflower (Helianthus annuus L.) hal : 282-292.

Anda mungkin juga menyukai