Anda di halaman 1dari 8

Price: US $ 80 - 100 / Piece

Pendahuluan Teknologi nano adalah teknologi yang memanfaatkan partikel dengan ukuran 1-100nm. Teknologi nano dalam bidang pelumasan biasanya diterapkan pada zat aditif. Penggunaan partikel nano pada bidang pelumasan ini muncul karena kelemahan yang dimiliki zat aditif (khususnya antifriksi dan anti-aus) konvensional. Bila aditif konvensional banyak yang berwujud cairan, aditif nano partikel berbentuk padat. Fungsi utama dari aditif nano adalah ukuran yang dimilikinya.

Ukurannya yang sangat kecil memungkinkan aditif nano untuk masuk ke lembah yang ada di permukaan mesin. Ditambah lagi dengan pembentukan komposit kristal, yang menambah sifat antifriksi. Salah satu kelemahan pada aditif konvensional yang mampu diatasi oleh aditif nano adalah tidak memerlukan waktu induksi. Pada aditif konvensional diperlukan waktu untuk bereaksi dengan subtrat dan baru membentuk film di permukaan gesekan. Pada aditif partikel nano film dibentuk tanpa adanya reaksi dengan permukaan subtrat. Pada tulisan ini akan dibahas aditif nanopartikel berupa overbased colloidal lubricant detergent. Detergen adalah suatu ester yang terdiri dari gugus rantai panjang non-polar dan kepala gugus polar. Perbedaan antara detergen dan sabun adalah sifat kelarutan detergen dalam hard water lebih baik daripada sabun. Hal ini dikarenakan gugus sulfonat pada detergen kurang reaktif dibanding gugus hidroksi pada sabun terhadap ion logam seperti kalsium.

Gambar 1. Struktur detergen

Aditif ini digunakan dalam pelumas dalam bentuk koloid. Koloid adalah suspensi dari dua atau lebih fasa yang tidak saling larut tetapi terdispersi pada fasa kontinyu. Colloidal lubricant detergent berarti suspensi antara partikel kalsium karbonat/kalsium hidroksida dan lubricant dimana lubricant sebagai fasa kontinyu sedangkan detergen yang berupa miscel sebagai fasa terdispersi. Inti partikel dapat membentuk koloid karena keberadaan surfaktan (alkilbenzen sulfonat) yang menstabilkan inti partikel akibat keberadaan rantai hidrokarbon non-polar yang larut dalam minyak. Overbased lubricant detergent berarti inti partikel (CaCO3/CaOH) mempunyai basa yang berlebih untuk menetralkan alkilbenzen sulfonat, sehingga koloid ini memiliki kapasitas penetralan lebih tinggi dibanding garam netralnya. Kekuatan penetralan dari overbased detergent dinyatakan oleh TBN(Total Base Number). TBN didefinisikan sebagai jumlah potassium hidroksida (dalam mg) yang setara dengan 1 g material yang diukur.

Detergents are an important class of automotive lubricant additive, working to prevent the formation and build up of varnishes on hot engine component surfaces, suspend insoluble products within the lubricant bulk and to neutralise acidic combustion products that can enter the lubricant, causing it to degrade or corrode the contacting surfaces. Overbased calcium sulphonate (OBCS) is one of the most widely used detergents in automotive lubricants today, prompting much study of its tribo- logical behaviour and interaction with other lubricant additives.

Komposisi Overbased lubricant detergent terdiri dari inti partikel, dan surfaktan. Pada gambar 2 inti partikel adalah CaCO3/Ca(OH)2 dan surfaktan penyusun koloid adalah alkilbenzen sulfonat. Inti partikel dari overbased detergent memiliki jari-jari 1,5 10 nm (Hasil pengukuran dengan SANS (Small Angle Neutron Scattering)). Oleh karena itu termasuk dalam kelompok nanoadditives.

Gambar 2. Skematisasi overbased detergen (kalsiumkarbonat-alkilbenzen sulfonat)

Sperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa surfaktan/detergen memiliki kepala polar dan rantai cabang non-polar. Kepala polar ini akan menempel pada partikel kalsium karbonat dan rantai cabang ini akan menstabilisasi partikel kalsium karbonat di dalam pelarut minyak/pelumas. Rantai cabang non-polar dapat menstabilisasi karena ekor non-polarnya yang dimilikinya dapat larut didalam minyak. Pada awalnya, asam alkilbenzensulfonat

dinetralkan dan kemudian garam logam netral ini akan menstabilisasi inti kalsium karbonat didalam pelarut minyak. Pada tabel 1 ditunjukkan beberapa sifat dari detergen/surfaktan.

Inti partikel yang terdiri dari CaCO3/Ca(OH) ditunjukkan oleh gambar 3 dan 4.

Gambar 3. Hasil pengukuran XANES (X-ray adsorption near edge structure) pada overbased detergen sulfonat dan kalsit.

Pada gambar 3 akan dibandingkan komposisi dari overbased detergent dengan kalsit. Kalsit adalah suatu bentuk dari overbased detergent kalsium karbonat yang berbentuk kristal. Dari hasil pengukuran terlihat perbedaan struktur antara kalsit dan overbased detergent. Pada kasit tidak ditemukan adanya ikatan C-C dan C-H seperti pada overbased detergent.

Gambar 4. Hasil pengukuran TOF-SIMS

Gambar 4 merupakan hasil pengukuran dari Time-of-Flight Secondary Ion Mass Spectrometry (ToF-SIMS). Positive TOF-SIMS baik dalam mengidentifikasi keberadaan dari ion positif di permukaan. Dari gambar 4 terlihat keberadaan ion Ca2+ yang menandakan kebradaan kalsium karbonat. Selain itu juga ditemukan adanya ion CaOH+, ion ini menandakan keberadaan dari Ca(OH)2 yang pada gambar 2 terdapat di permukaan inti partikel. Ca(OH)2 ini belum sepenuhnya terkarbonasi dan masih terdapat d inti partikel yang selanjutnya dapat membentuk struktur amorphous. Sebenarnya TOF-SIMS juga dapat mengukur secara kuantitatif, akan tetapi hasil yang didapat kurang baik sehingga lebih sering dipakai analisis kualitatif. Analisis kuantitatif massa diukur dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan secondary ion untuk mencapai detektor. Secondary ion adalah ion yang keluar dari lapisan permukaan. Fungsi Fungsi utama dari overbased detergent adalah sebagai penetral asam dan antifriksi. Sifat penetralan asam Pada peristiwa operasi pembakaran dalam mesin, bisa saja hasil pembakaran tersebut menghasilkan senyawa yang bersifat asam. Senyawa tersebut kemudian dapat bercampur dengan pelumas dang mencemari pelumas. Senyawa asam tersebut dapat berkontak dengan permukaan dan mengkorosi sehingga menghasilkan sedimen hasil korosi. Hal ini dapat mengurangi fungsi pelumasan.

Overbased lubricant detergent yang memiliki basa berlebih dapat menentralkan asam tersebut dengan dua mekanisme penetralan yaitu : dengan tumbukan langsung partikel asam-basa dan melalui adsorpsi lapisan batas minyak.

Gambar 5. penetralan dengan mekanisme tumbukan langsung.

Pada mekanisme tumbukan langsung seperti yang ditunjukkan gambar 5. Penetralan diawali dengan tumbukan yang efektif antara partikel asam dan overbased detergent . Tumbukan ini akan membuat terjadinya kontak antara kedua partikel dan terjadilah reaksi penetralan. Kemudian molekul air dan garam, hasil reaksi, akan berpisah. Mekanisme terjadi dengan adanya transfer basa ke partikel asam.

Gambar 6. penetralan asam dengan mekanisme lapisan batas

Mekanisme yang kedua diawali dengan peristiwa adsorpsi overbased detergent ke permukaan batas minyak-asam. Adsorpsi ini merupakan tahap penentu laju dalam reaksi penetralan ini. Setelah itu, terjadilah transfer asam melalui permukaan ke overbased detergent. Setelah reaksi penetralan selesai terjadi desorpsi partikel overbased detergent dari permukaan batas minyak dan asam. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa surfaktan nonionik dapat meningkatkan performa penetralan asam. Sifat anti-friksi Sifat antifriksi yang diberikan overbased kalsium alkilbenzen sulfonat ditingkatkan dengan terbentuknya lapisan film di permukaan kontak yang disebut kalsit. Kalsit memiliki struktur yang berupa kristal dan amorphorous. Kalsit ini terbentuk dari inti kalsium karbonat akibat gesekan dengan permukaan. Pertama-tama akan terjadi peristiwa adsorpsi aditiv overbased detergent ke permukaan. Kemudian akibat dari gesekan di permukaan, ekor dari surfaktan yang berupa rantai karbon akan memendek dan hilang. Oleh karena itu, pada gambar 3 tidak terlihat keberadaan ikatan C-H pada kalsit. Kemudian ikatan ion antara sulfur dan kalsium akan terputus dan dilanjutkan dengan pengkristalan inti kalsium karbonat membentuk lapisan film, kalsit, di permukaan. Pembentukan kalsit ini terjadi tanpa adanya reaksi kimia. Peristiwa ini terjadi pada kondisi tekananan 1 Gpa, shear stress = 105/s, dan titik flash. Kalsit memberikan sifat antifriksi yang

baik selain karena terbentuknya permukaan film juga dengan menurunkan interaksi butir iternal (inter-grain interaction) permukaan.

Anda mungkin juga menyukai