MODUL VIII
PEMBUATAN dan PENGUJIAN
SHAMPO MOTOR atau MOBIL
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Irdoni HS., MS
Dra. Nirwana, M.T
ASISTEN:
VIONA AULIA RAHMI
MODUL VIII
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
SHAMPO MOTOR ATAU MOBIL
Tujuan Percobaan:
Mempelajari cara pembuatan shampo motor dan shampo mobil
Menentukan karakteristik pembuatan shampo motor dan shampo mobil
Dasar Teori :
Dewasa ini shampoo yang menggunakan bahan alam sudah banyak
ditinggalkan masyarakat dan diganti dengan shampo yang terbuat dari bahan
surafktan petro. Sehingga saat ini jika orang berbicara mengenai shampo yang
dimaksud adalah shampo yang terbuat dari bahan surfaktan petroleum.
Sampo motor atau mobil adalah suatu detergen yang sekarang sudah
banyak digunakan oleh masyarakat. Bahan yang penting dalam pembuatan
sampo ini adalah surfaktan, seperti LABS (Linier Alkyl Benzene Sulfonat) atau
kadang disebut juga Linier Alkyl Benzene (LAB) dan surfaktan penunjang yaitu SLS
(Sodium Lauryl Sulfonat). Surfaktan (Surface Active Agents), zat yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan suatu medium dan
menurunkan tegangan antar muka antara dua fase yang berbeda derajat
polaritasnya. Struktur surfaktan dapat digambarkan seperti berudu atau
kecebong yang memiliki kepala dan ekor. Molekul surfaktan mempunyai dua
ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar
(hidrofobik). Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air. Teknologi
pembuatan sampo motor atau mobil ini termasuk salah satu teknologi tepat guna
dalam pembuatannya. Karena dalam proses pembuatannya tidak memerlukan
alat yang canggih dan proses yang rumit (H. Nirwana, 2010).
Pengertian Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik
dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air
dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan
3 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian
polar yang suka akan air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan
minyak/lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif,
negatif atau netral. (Jatmika, 1998).
Klasifikasi Surfaktan
Sifat dari pada zat aktif permukaan bergantung pada macamnya gugus
hidrofil, yang dapat dibagi sebagai berikut :
A. Surfaktan anionik
Surfaktan anionik merupakan surfaktan dengan bagian aktif pada
permukaannya mengandung muatan negatif. Contoh dari jenis surfaktan anionik
adalah Linier Alkyl Benzene Sulfonat (LABS), Alkohol Sulfat (AS), Alkohol Eter Sulfat
(AES), Alpha Olefin Sulfonat (AOS).
B. Surfaktan kationik
Surfaktan ini merupakan surfaktan dengan bagian aktif pada permukaannya
mengandung muatan positif.Surfaktan ini terionisasi dalam air serta bagian aktif
pada permukaannya adalah bagian kationnya.Contoh jenis surfaktan ini adalah
ammonium kuarterner.
C. Surfaktan nonionik
Surfaktan yang tidak terionisasi di dalam air adalah surfaktan nonionik yaitu
surfaktan dengan bagian aktif permukaanya tidak mengandung muatan apapun,
contohnya: alkohol etoksilat, polioksietilen (R-OCH2CH).
D. Surfaktan ampoterik
Surfaktan ini dapat bersifat sebagai non ionik, kationik, dan anionik di dalam
larutan, jadi surfaktan ini mengandung muatan negatip maupun muatan positip
pada bagian aktif pada permukaannya. Contohnya: Sulfobetain
(RN+(CH3)2CH2CH2SO3- (Zulfikar, 2011).
4 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
NON IONIK
ANIONIK
KATIONIK
AMFOTER
atau spray dried menjadi butir-butir halus yang memiliki densitas rendah. Bentuk
kering LAB digunakan terutama pada industri dan produk kebersihan.
Senyawa LABS yang umum digunakan dalam deterjen yaitu Natrium Alkyl
Benzene Sulfonate (C18H29O5S-Na+) dengan spesifikasi sebagai berikut :
▪ Penampakan berupa cairan kental berwarna coklat tua
▪ Warna (20 % gardner aktif) max`1 %
▪ Warna (10 % kleff aktif) max 60 %
▪ Kelembaban maksimum 1 %
▪ H2SO4 bebas max 2,0 %
▪ Umur aktif min 96 %
▪ Nilai keasaman (mg KOH/gr) dengan nilai 178 s/d 188
6 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
∙ Piknometer
Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu dengan mengukur secara langsung
berat zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volum zat (ditentukan
dengan piknometer). Volum zat padat yang tidak beraturan dapat ditentukan
secara tidak langsung dengan menggunakan piknometer. Bila volum dan berat zat
tersebut telah diketahui, maka dapat dihitung berat jenisnya.
Dalam menggunakan piknometer massa suatu zat cair dapat diketahui dari
pengurangan berat piknometer + zat cair dengan berat piknometer kosong.
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa
maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya, oleh karenanya zat yang
sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama. Massa jenis zat dapat dihitung
dengan membandingkan massa zat (benda) dengan volumenya. Massa jenis
merupakan salah satu ciri untuk mengetahui kerapatan zat. Pada volume yang
sama, semakin rapat zatnya, semakin besar massanya. Sebaliknya makin
renggang, makin kecil massa suatu benda. Contoh: kubus yang terbuat dari besi
akan lebih besar massanya dibandingkan dengan kubus yang terbuat dari kayu,
jika volumenya sama. Contoh: volume air lebih besar dibanding volume besi, jika
massa kedua benda tersebut sama (Fessenden, 1997).
∙ Viskositas
Viskositas ada pada zat cair dan gas, dan pada intinya merupakan gaya
gesekan antara lapisan-lapisan yang berisisian pada fluida pada waktu lapisan-
lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas
terutama disebabkan oleh gaya antar kohesi antar molekul. Fluida yang berbeda
memiliki besar viskositas yang berbeda. Zat cair pada umumnya lebih kental dari
gas. Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatkan secara kuantitatif oleh
koefisien viskositas, η (huruf kecil dari abjad Yunani eta). (Giancoli, 1999)
Viskositas diukur dengan beberapa cara, dalam “Viskometer Oswald” waktu
yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat dan
dibandingkan dengan sampel standar (Atkins, 1999).
8 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
Alat-alat
Alat–alat yang digunakan:
1. Wadah plastik 2 pcs
2. Pengaduk plastik 2 pcs
3. Gelas ukur 100 mL 2 pcs
4. Neraca analitik 1 unit
5. Pipet tetes 3 pcs
6. Labu takar 250 mL 1 pcs
7. Gelas piala 100 mL 1 pcs
8. Gelas piala 500 mL 1 pcs
9. Botol penyimpanan shampoo 1 pcs
10. Corong kaca 1 pcs
11. Spatula 1 pcs
12. Picnometer 1 pcs
13. Viscometer 1 pcs
Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan :
1. LABS (laurier alkil benzene sulfonate)
2. SLS (sodium linear sulfonat)
3. NaOH
4. Aquadest
5. Parfum
6. Pewarna makanan
7. Xylene
8. Shampoo komersil (KIT)
Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N dalam 250 mL
1. Hitung keperluan NaOH untuk pembuatan larutan NaOH 0,1N dalam
labu ukur 250 mL.
2. Sediakan labu ukur 250 mL.
3. Ditimbang 1 gram NaOH kristal dalam gelas piala 50 mL.
9 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
Pembuatan LABSNa
1. Ditimbang LABS 41 gram ke dalam gelas piala dan dituangkan kedalam
wadah plastik.
2. Ambil 50 mL aquadest dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam wadah
plastik yang berisi LABS sambil diaduk.
3. Tambahkan Larutan NaOH 0,1 N sebanyak 25 mL kedalam wadah
plastik secara sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen.
4. Larutan yang telah homogen merupakan larutan LABSNa.
Pembuatan Larutan SLS
1. Ditimbang 10 gr SLS ke dalam cawan petri.
2. Kemudian SLS yang telah ditimbang dimasukkan kedalam wadah
plastik.
3. Ambil 60 ml aquadest dengan gelas ukur 100 mL, dan aquadest
dituangkan kedalam wadah plastik sambil diaduk (Sisakan 10 mL untuk
membilas cawan petri dan dimasukkan kedalam cawan plastik).
4. Tambahkan parfum dan pewarna dalam larutan SLS sambil diaduk.
Pembuatan shampoo
1. SLS dicampurkan ke dalam larutan LABSNa yang telah dibuat.
2. Campuran larutan diaduk hingga homogen.
3. Kemudian dimasukkan ke dalam botol.
4. Uji sifat fisik dan bandingkan dengan shampoo komersil
Pengujian Viskositas
1. Disiapkan viskometer Ostwald yang bersih dan kering
10 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
Pengujian densitas
1. Ambil 2 buah botol yang sama ukurannya (botol A dan botol B).
6. Amati dan catat waktu busa sampai habis, bandingkan waktu ketahanan
busa sampoo hasil pratikum dengan shampoo komersil lainnya.
12 KIMIA ORGANIK (SHAMPO MOTOR atau MOBIL)
Stabilitas Emulsi
6. Catat volume pemisah yang berada diatas dan hitung stabilitas emulsi
dengan rumus :