Anda di halaman 1dari 3

22/02/13

300 Menit Menjadi Guru SD

Kom pasiana

Kom pas.com

Cetak

ePaper

Kom pas TV

Bola

Entertainm ent

Tekno

Otom otif

Fem ale

Health

Properti

Urbanesia

Im ages

More

Berita

Politik

Humaniora

Ekonomi

Hiburan

Olahraga

Lifestyle

Wisata

Kesehatan

Tekno

Media

Muda

Green

Lipsus

Fiksiana

Freez

Home

Humaniora

Edukasi

Artikel

ZULKIFLI AMIN | WRITE A POST | LOGOUT |

Edukasi Ana Mustamin


Jadikan Tem an | Kirim Pesan

ibunda #sakti. wira-wiri antara rumah dan kantor. menulis di sela-sela kesibukan. menulis untuk berbagi, menulis sebagai katarsis. buku terbaru, "hati perempuan" (bersama 21 penyair perempuan indonesia), tersedia di toko buku. follow me on twitter @anamustamin.

300 Menit Menjadi Guru SD


REP | 21 February 2013 | 13:18 Dibaca: 70 Komentar: 0 1 inspiratif

KAPAN terakhir saya bercakap-cakap dengan anak kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 SD? Pagi tadi, tentu. Sebelum Sakti anak tunggal saya berangkat sekolah. Sambil berpakaian, ia biasanya masih berceloteh tentang film kartun yang ditontonnya, atau varian dinosaurus dan aneka mainan lego. Dan saya atau ayahnya akan jadi pendengar yang baik, hingga akhirnya kami terlibat obrolan layaknya orang dewasa yang bicara tentang politik.

PROMOTED ARTICLE

Tips Memilih Air Minum yang Baik


Club Air Mineral

Manfaat Mengonsumsi Air Mineral


Club Air Mineral

Tips Menghindari Dehidrasi

Tapi jangan membayangkan interaksi semudah itu jika Anda berhadapan dengan 45 murid di ruang kelas 2 Sekolah Dasar negeri! 45 kepala dengan 45 karakater dan tingkah laku. Di antara mereka, ada yang hobi banget teriak-teriak, ada yang usil hingga membuat kawan sebangkunya menangis, ada yang berdiri atau berbaring di bangku, dan yang terus bergerak lincah seperti bola bekel . Di depan bocah seperti inilah saya berdiri sebagai pengajar, pada Rabu 20 Februari kemarin. Tanpa pengeras suara, tanpa alat bantu proyektor. Sejumlah teman yang terlibat dalam kegiatan yang sama, sebetulnya berinisiatif membawa peralatan yang saya sebut terakhir. Tapi saya memilih untuk tidak. Semata-mata, karena saya ingin betul-betul menjiwai apa yang dilakukan guru-guru Sekolah Dasar negeri sehari-hari.

Club Air Mineral

TRENDING ARTICLES
Hati-hati Jokowi, Kegagalan di Depan Mata
Go Teng Shin

Tembok Milan Menimpa Barca: 2-0


M. Rasyid Nur

Singgung Hukuman Mati Buat Koruptor, Miss


Taradusta Lem a

Gabung Ke Hanura, Bukti Hary Tanoe Tidak


Jefri Hidayat

Jadikanlah Gubernur DKI Seumur Hidup, Bagi


Nur Setiono

edukasi.kompasiana.com/2013/02/21/300-menit-menjadi-guru-sd-530718.html

1/3

22/02/13

300 Menit Menjadi Guru SD


INFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA INDEX

Ikuti Obrolan Freez, Memilih Jurusan Tanggapan & Klarifikasi Rumah Sakit Ikuti Obrolan Freez Membina Hubungan

TERAKTUAL INSPIRATIF

Dan inilah yang mengawali pengalaman saya sebagai relawan di Kelas Inspirasi. Pengalaman yang menantang dan tak terlupakan, tentu. Meski memiliki jam terbang yang cukup sebagai pembicara publik lebih dari 4 tahun bekerja sebagai penyiar radio; menjadi dosen, trainer, dan pembicara di sejumlah kesempatan, serta memilih bidang komunikasi sebagai latar akademik; semua itu tidak cukup memadai untuk menandingi kepiawaian para guruguru sekolah dasar dalam menaklukkan proses belajar-mengajar di kelas. Mengajar anak-anak di kelas rendah di sebuah sekolah dasar negeri, dengan nol pengalaman, dengan peralatan yang serba terbatas; sungguh bukan pekerjaan mudah. Suara saya sampai serak. Otak saya jumpalitan mengerahkan semua akal untuk menaklukkan hiruk-pikuk kelas yang mirip pasar. Saya kira, teman-teman saya sesama profesional yang tergabung dalam Kelompok 40 Kelas Inspirasi pun mengalami hal yang sama. Bahkan, di antara mereka, mungkin ada yang menandai peristiwa ini sebagai pengalaman pertama mengajar. Inspirasi Profesional Kelas Inspirasi merupakan salah satu program yang digagas oleh yayasan Indonesia Mengajar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para professional pengajar yang terpilih dari berbagai latar belakang diharuskan cuti 1 hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar Sekolah Dasar, pada Hari Inspirasi yang ditentukan.

Siapa Mau Cantik? Belajarlah dari Fatimah bintu Asad RA Saat Benci Bergema Sesuatu yang Haram dari Indomie Tulisan Cakar Ayam dan Eranya Ini Dekat Surga BERMANFAAT MENARIK Subscribe and Follow Kompasiana:

Khusus tahun ini, Hari Inspirasi itu jatuh pada Rabu, 20 Februari 2013. Saya, bersama-sama dengan 11 profesional lainnya di Kelompok 40 - Aditya Arnoldi, Cynthia Gunawan, David Irianto, Dono Christanto, Farida Peranginangin, Fauzan Zamahsyarie, Heidi Wibawa, Kindy Marina, Patricia Wahyu Haumahu, Sendi Fardiansyah, Sitta Farida Abdullah, dibantu fotografer Babam Bramaditia ditugaskan mengajar di SDN Pasar Manggis 01 Pagi, Jakarta Selatan. Selain di Jakarta, program ini juga berlangsung serentak di beberapa kota di Indonesia. Apa yang menarik sehari berinteraksi dengan anak-anak SD negeri ini? Yang pasti, seru! Ternyata mengajar anak kecil itu susah! hampir semua anggota kelompok saya menyepakati kalimat ini. Lainnya, tentu rasa antusiasme lantaran ini pengalaman baru. Menyaksikan anak-anak bermata polos dengan aneka cita-cita dan mimpi, menerbitkan rasa haru tersendiri. Pengalaman lucu, tentu juga ada. Aditya yang agaknya paling imut di kelompok kami, bahkan sempat jadi seleb sejenak lantaran terus dimintai foto bareng dengan bocahbocah lucu itu. Saya sendiri, yang memperkenalkan profesi penulis cerita (lantaran merasa profesi Corporate Communication yang pernah jadi profesi saya, atau pimpinan lembaga pendidikan, masih cukup rumit diperkenalkan pada anak-anak Sekolah Dasar), cukup surprise dengan sambutan mereka. Mereka merubung bukubuku dan majalah yang memuat tulisan-tulisan saya. Termasuk menatap tanpa kedip sejumlah majalah dan koran yang memuat profil saya. Saya ingin seperti ibu! seru mereka antusias. Di kelas 5, tempat saya terakhir mengajar, murid-murid perempuannya tanpa sungkan memeluk pinggang saya, menggenggam dan mengayun-ayunkan tangan saya sembari meminta buku yang saya tulis. Sayangnya, buku itu tidak bisa saya bagikan, karena itu bacaan orang dewasa. Tapi sebagai ganti, saya berjanji akan membawakan buku-buku dongeng untuk anak-anak.

edukasi.kompasiana.com/2013/02/21/300-menit-menjadi-guru-sd-530718.html

2/3

22/02/13

300 Menit Menjadi Guru SD

Hingga saya di perjalanan pulang, interaksi dengan mereka terus berlangsung. Facebook saya di-add, twitter saya difollow. Atikah menelpon dan mengirim sms, bu, saya anak sdn pasar manggis 01 yang tadi minta buku ke ibu atikah kelas 5 aku mau tanya ibu aku ingin jadi penulis cerita tapi aku ga tau cara daftarnya? Oh ya ibu apa sih zodiak ibu? Nawal Namira menulis di twitter, pengen jd penulis kaya @anamustamin. Time for bikin dongeng skrng. dari pada gk ada kerjaan bsk masukin email deh mudah2an dimuat y crt nya?? Duhhh, membaca pesan dan kepolosan mereka, benar-benar membuat saya kehilangan kata. Di luar itu, saya mau tidak mau dipaksa untuk mengenang kembali jasa guru SD saya, terutama saat di kelas 1 dan 2. Tak pernah terbayangkan sebelumnya betapa luar biasanya kesabaran, kegigihan, kasih sayang dan dedikasi mereka. Di meja makan pada Rabu malam itu, saya berbagi cerita dengan ibu kandung saya yang kini berusia 77 tahun, dengan perasaan yang sulit saya lukiskan. Membayangkannya kembali berdiri dan menyeru di depan kelas, sementara saya bergerak seperti bola bekel Yup, ibu saya adalah guru saya di kelas 1 SD!!! ***

Tw eet

Laporkan Tanggapi

Siapa yang menilai tulisan ini?


A Writer P...
Inspiratif

Video Game Anak


anak-anak-dan-bayi.tokobagus.com Mainan Lucu dan Unik Untuk Anak Cek Bermacam Mainan di Tokobagus
KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL

Tulis Tanggapan Anda

Submit

Cancel

About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar
2008-2011

edukasi.kompasiana.com/2013/02/21/300-menit-menjadi-guru-sd-530718.html

3/3

Anda mungkin juga menyukai