Anda di halaman 1dari 8

1. Soegondo Jojopoespito.

View Image

Varises akan menghilang dalam 1 hari! Catatlah resepnya!


foto: smppiussp.blogspot.co.id
Mungkin inilah sosok yang paling banyak dikenal dalam Kongres Pemuda II
yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Ya, Soegondo Jojopoespito
merupakan Ketua Kongres Pemuda II. Pemimpin kelahiran 1905 ini
merupakan salah satu aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia yang
kemudian membuatnya ditunjuk menjadi ketua Kongres Pemuda II.
2. Muhammad Yamin.

View Image

foto: pusakaindonesia.org
Ia adalah salah satu pencetus Kongres Pemuda II, namun posisinya malah
menjadi sekretaris. Meski dicalonkan sebagai ketua, ia tak terpilih lantaran
berasal dari Jong Sumatranen Bond. Padahal saat itu Kongres Pemuda
membutuhkan pemimpin yang dianggap sangat netral. Muh. Yamin jugalah
yang merumuskan teks Sumpah Pemuda dan selalu mengusung Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan.
3. Soenario Sastrowardoyo.

View Image

foto: Wikipedia
Menyebut nama Sastrowardoyo, kamu pasti bakal langsung teringat
dengan Dian Sastrowardoyo. Ya, Dian memang cucu dari penasihat di
Kongres Pemuda II ini. Soenaryo merupakan pengacara yang aktif
membela para aktivis kemerdekaan. Dalam Kongres Pemuda II, Soenario
juga menyampaikan pidato dengan tema Pergerakan Pemuda dan
Persatuan Indonesia.
4. Wage Rudolf Soepratman.

View Image

foto: kebudayaanindonesia.net
Nama WR Supratman pasti tak asing lagi untuk masyarakat Indonesia.
Pada Kongres Pemuda II itulah WR Supratman memperkenalkan lagu
ciptaannya yang kini menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Kala itu, lagu
Indonesia Raya dimainkan WR Supratman menggunakan biola.

5. Djoko Marsaid.

View Image

foto: biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id
Posisi wakil ketua tentu menjadi penting setelah adanya ketua. Djoko
Marsaid merupakan wakil ketua pada saat Kongres Pemuda II
berlangsung. Djoko adalah perwakilan dari Jong Java.
6. Amir Syarifuddin.

View Image
foto: Wikipedia
Perwakilan dari Jong Batak ini dipercaya menjadi bendahara dalam
Kongres Pemuda II. Ia merupakan aktivis pergerakan anti-Jepang yang
pernah terancam hukuman mati. Ia banyak menyumbang pemikiran
cerdasnya untuk merumuskan Sumpah Pemuda.
7. Sarmidi Mangoensarkoro.

View Image

foto: mangunsarkoro.wordpress.com
Merupakan pembicara para Kongres Pemuda II pada hari kedua tanggal 28
Oktober 1928. Bersama dengan Poernomowoelan, ia berbicara membahas
masalah pendidikan. Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat anak harus
mendapat pendidikan kebangsaan serta mendapat keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak juga harus dididik
secara demokratis.
8. Sie Kong Liong.

View Image

foto: ikanmas1337.blogspot.co.id
Ia punya peran besar dalam berhasilnya Kongres Pemuda II. Bagaimana
tidak, pemondokan yang menjadi tempat berkumpul serta
menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah miliknya.
Pemondokan yang penting untuk Kongres Pemuda II ini sekarang menjadi
Museum Sumpah Pemuda.
Selain 8 nama tersebut, tentunya masing ada banyak nama yang berperan
dalam Kongres Pemuda, baik sebagai panitia, peserta, maupun orang-
orang di balik terlaksananya KOngres Pemuda II yang menghasilkan
Sumpah Pemuda. Di antara nama itu seperti Johan Mohammad Cai (Jong
Islamieten Bond), R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia), R.C.I. Sendoek
(Jong Celebes), Johannes Leimena (Jong Ambon), Mohammad Rochjani
Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi) yang menjadi para pembantu panitia
Kongres Pemuda II.

Caraku Untuk Menjadi Lebih Baik


Cerpen Karangan: Risvia Nurhariza
Kategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Pendidikan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 10 October 2019

Namaku Denaya Arsyinta. Aku adalah siswi di sebuah sekolah putih abu-abu yang terkenal
dengan sebutan SMA. Sekarang ini, aku menginjak semester 1 kelas 2 SMA.

Pagi hari ini aku terbangun dengan tergesa-gesa. Aku segera melaksanakan ritual mandiku dan
bergegas ke dapur untuk sarapan. Setelah selesai sarapan, aku langsung pergi ke sekolah
karena hari ini ada pelajaran matematika. Dan guru matematika tersebut terkenal killer di
sekolahku. Aku menaiki sebuah bus untuk sampai di sekolah. Sayangnya, saat aku sampai di
sekolah pintu gerbang sudah tertutup. Aku sangat gelisah dan berusaha untuk masuk ke dalam.
Aku memberanikan diri untuk memanjat gerbang itu. Untung saja aku memakai celana hari ini
jadi aku tak perlu sungkan untuk memanjat gerbang yang lumayan tinggi itu. Sebelum
memanjat, aku celengak-celinguk mencari keberadaan satpam. Untunglah satpam itu sedang
tidak ada di pos-nya.

Bruk. Aku melompat dari atas gerbang dan segera melesat ke arah kelasku. Untung saja tidak
ada yang melihat kalau aku sudah berani memanjat gerbang sekolah.

Naas. Saat sampai di kelas sudah ada Pak Wijaya selaku guru matematika yang terkenal killer
itu. Aku memberanikan diri untuk masuk ke kelas. Pak Wijaya memangil namaku saat aku sudah
ada di hadapannya. Nyaliku langsung menciut saat mendengar suara baritonnya yang super
tegas itu. Aku tersentak saat Pak Wijaya memarahiku karena aku datang terlambat, dia juga
menceramahiku agar aku lebih giat belajar karena nilai matematikaku sangat rendah. Aku
sangat malu sekali karena dimarahi dan diceramahi di depan murid-murid yang lain. Akhirnya
satu jam pelajaran Pak Wijaya dihabiskan hanya untuk menceramahiku.

Setelah peristiwa itu aku hanya diam mematung di kursiku. Aku bahkan tak menghiraukan
perkataan teman-teman yang memanggil namaku. Aku terus termenung. Memikirkan
kesalahanku hari ini. Setelah memikirkannya aku bertekad akan merubah cara hidupku.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Namun, aku masih asyik berada di
perpustakaan sekolah. Aku berusaha mempelajari pelajaran matematika yang belum aku
pahami. Kegiatan ini terus aku lakukan setiap hari sehabis pulang sekolah.

Setelah beberapa minggu berusaha mengubah cara hidupku, akhirnya aku berhasil. Sekarang
aku tak pernah terlambat pergi ke sekolah dan semua nilai matematikaku meningkat drastis.
Aku sangat bahagia. Tak sia-sia aku berusaha sehingga membuahkan hasil yang baik.

Cerpen Karangan: Risvia Nurhariza


Blog / Facebook: Risvia Nurhariza

Cerpen Caraku Untuk Menjadi Lebih Baik merupakan cerita pendek karangan Risvia Nurhariza,
kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru
buatannya.

ream and Fact (Mimpi dan


Kenyataan Selalu Berdampingan)
Cerpen Karangan: Eka Deviana
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Motivasi, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 23 March 2015

Mana mungkin mimpi itu bisa terjadi. Begitulah kata orang orang yang tidak mempercayai akan
mimpinya itu. Tapi ada beberapa orang yang berpendapat seperti ini “apa yang kita impikan
selama ini pasti akan terjadi jika kita bekerja keras selalu berdoa dan tidak sombong.”
Haiii nama ku syahla putri. Teman teman ku biasa memanggilku lala. Aku adalah anak yang
paling beruntung karena masih memeliki orangtua yang lengkap. Aku bahagia sekali bersama
keluarga ini walaupun untuk biaya kehidupan sehari hari kami masih sangat cukup. Ayah ku
bekerja sebagai driver di salah seorang manager perusahaan terkenal di jakarta dan ibu ku
hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Aku mempunyai kakak laki laki yang bernama kak putra,
tapiii aku sedih sekali liat kak putra, ia jarang sekali untuk saat ini masuk kuliah padahal papa
sudah bekerja keras untuk membiayai kak putra kuliah. Walaupun kak putra seperti itu aku
tetap sayang sekali sama dia. Dan sekali lagi aku sangat bersyukur memiliki keluarga ini.

Yeeeaaah, besok adalah hari pertama aku masuk sekolah dan tentunya duduk di bangku kelas
12 SMA. Tidak terasa beberapa bulan lagi aku akan menjadi mahasiswa, aminnn. Aku ingin
sekali menjadi dokter. Memang cita cita ku ini seperti anak TK yang sedang ditanya oleh guru
nya. Tapi tidak gampang menjadi seorang dokter yang baik. Dari sejak aku SMP cita citaku gak
pernah berubah sampai saat ini. Tentunya aku harus masuk di jurusan kedokteran untuk meraih
cita citaku ini. Tapiii mana mungkin anak seorang diver yang semuanya serba cukup untuk
menjadi seorang dokter. Ahhhh mugkin ini hanya mimipiku saja.

Sudah sebulan aku duduk di bangku kelas 12 ini. Banyak sekali guru guru yang menanyakan
mau kemana aku kuliah nanti. Ahh pertanyaan itu adalah pertanyaan yang paling sulit untuk aku
jawab. Karena aku masih sangat awam tentang dunia perkuliahan itu. Beberapa guru sudah
memberi motivasinya untuk menghadapi un dan lain lain.
Setelah ada guru yang menanyakan hal itu kepada ku, rasanya aku ingin cepat cepat pulang ke
rumah dan berdiskusi bersama mama dan papa.
Bel pulang pun akhirnya berbunyi. Aku segera bergegas pulang ke rumah. Ternyata rumah ku
terkunci, aku tidak tahu mama dan kakakku kemana. Aku ingin menelpon mama tapi alhasil
handphoneku low battery. Akhirnya aku menunggu mama pulang. Waktu sudah menunjukan
pukul 4 sore, mama pun akhirnya tiba di rumah. Langsung saja aku berdiskusi dengan mama
soal kuliah ku nanti.
“aku ingin sekali megambil jurusan kedokteran untuk meraih cita-citaku. Untuk menolong orang-
orang yang sedang membutuhkan. Dan aku rela menolong pasienku tanpa di bayar sepeser pun.
Insya allah aku membuat pasien ku senang. Aku berkata
“tidak mudah menjadi seorang dokter, tidak mudah diterima di fakultas kedokteran apalagi biaya
untuk fakultas tersebut sangat mahal. Mama harap kamu tidak merepotkan papah mu nanti.
Lebih baik kamu ambil pendidikan guru saja. Itu juga pekerjaan yang sangat mulia bisa
memeberikan ilmu kepada anak-anak. Allah juga pasti akan senang jika ada umat nya yang
memeberikan ilmunya kepada orang lain.” mama berkata dan langsung meninggalkan ku tapi
apa daya mama sangat menolak keputusanku

Aku sangat sedih sekali mama tidak mendukung ku mengambil fakutas, tapi malah mengalihkan
ke yang lain. Jalan satu satunya aku harus berdiskui dengan papa siapa tahu papa sangat
senang aku mengambil fakultas itu.
Sudah aku tunggu tunggu papa pun akhirnya pulang. Aku langsung menghampiri papa yang
belum mengganti pakaian nya sehabis pulang kerja.
“pah aku kan sekarang sudah kelas 3 jadi sebentar lagi aku akan masuk ke perguruan tinggi”
aku berkata
“iya papah tahu kok” papah berkata
“jadi aku ingin mengambil fakultas kedokteran. Untuk meraih cita citaku pah. Aku ingin sekali
membantu orang lain.” aku berkata
“kamu tahu fakultas kedokteran tidak seperti kita yang bisa masuk sana, hanya orang orang
yang jenius dan punya banyak uang la, jadi mumpung masih sekarang kamu bisa ganti cita cita
mu yang lain, kamu jangan banyak berharap yaa la” papa berakata dan papa langsung masuk
kamarnya untuk mengganti pakaian nya.
Lagi lagi aku sedih sekali karena kedua orangtua ku tidak menyetujui akan keputusan ku. Aku
sangat bingung, aku tdak tahu apa yang harus aku lakukan. Apakah aku harus mengikuti kata
kedua orangtua ku dan apakah aku harus menggpai cita cita ku?

Kini akhirnya aku harus bercerita kepada sahabat sahabatku dan kakakku. Di pagi hari yang
sangat cerah ini aku rasanya ingin cepat cepat sampai di sekolah. Karena ada sesuatu yang ingin
aku ceritakan kepada sahabat sahabatku. Aku punya 3 sahabat di sekolahku namanya miqia, esa
dan albi. Akhirnya tibalah aku di sekolah tetapi aku tidak langsung menemui mereka karena
mereka tidak satu kleas dengan ku. Aku membuat janji pada mereka pada jam istirahat di kantin
sekolah. Jam pun sudah menunjukan pukul 9 lewat 30 itu tandanya jam istirahat pun berbunyi,
tanpa pikir pajang aku langsung berjalan menuju kantin. Tetapi sahabatku belum ada di kantin
itu, dan tidak lama aku menunggu mereka pun datang.
“hay laa, ada apa dengan lo kayaknya kelihatan sedih sekali?” albin berkata dan langsung duduk
di sebelahku.
“iyaa gue ingin cerita sama kalian tentang kuliah nanti” aku berkata
“yaa sudah lo cerita aja” esa berkata
“eh bentar dulu yaa gue pesen minuman dulu” albin berkata sambil berdiri
“okeee, jadi gini kalian tau kan gue ingin sekali menjai dokter, jadi untuk kuliah nanti gue akan
ambil fakultas kedokteran” aku berkata
“iyaa kita tau, terusss?” miqia berkata
“tapii mama dan papa tidak mengizinkan untuk mengambil fakutas itu, malah mama menyuruh
gue untuk mengambil fakultas pendidikan guru” aku berkata
“loh kenapa mama dan papa lo tidak mengizinkan mu?” esa berkata lalu albin pun kembali
datang.
“iya kata mereka yaaa gituh untuk mendapatkan fakultas itu susah, mahal dan blaa blaa blaaa.
Gue bingung harus berbuat apa, masa iya gue harus mengikuti kemauan mama itu
sementaraaa…” aku berkata dan albin langsung memotong pembicaraan ku
“menurut gue nih yaaa la, kita gak mungkin kulih di jurusan yang gak kita minati, lo pasti ngerti
kan?, jadi lo gak mungkin ambil pendidikan guru kalo lo gak suka sama itu” albin berkata
“nahhh la gue setuju apa kata albin, jadi lo yakin aja sama keputusan yang udah lo ambil, dan lo
harus mempertanggung jwab kan semuanya laaa. Kalo emang lo yakin” esa berkata dengan
tegasnya
“iya la jadi lo jangan patah semangat, semangat terus laaa gue yakin lo bisa tapi lo harus
banyak banyak berdoa juga” miqia berkata
“jadi menrut kalian gituh, keee terima kasih ya teman teman sudah mendengarkan dan memberi
solusi” aku berkata
“iyaaa la kita kan sahabat, sahabat itu selalu ada dimana kita lagi susah mau senang” albin
berkata
“iyaa laaa hehehe, ehh makan yuk” esa berkata
“ohh iyaa sampai lupa nih” aku berkata
Lalu kami pun bercanda senda gurau di kantin.

Yaaa pendapat sahabat sahabatku sepertinya sangat mendukung ku. Aku harus mengikuti kata
hati ku dan menggapai cita-citaku. Aku tidak mungkin mengambil fakultas yang tidak aku
minati, hal itu akan membuatku malas dalam kuliah ku nanti.

Ya akhirnya aku tetap pada pada pilihan ku. Apa pun yang terjadi!! Walaupun papa dan mama
tidak menyetujui nya. Akan aku buktikan kepada kedua orangtua ku. Yang aku lakukan untuk
saat ini adalah semangat tekun dalam belajar selalu berdoa dan tidak bleh sombong. Aku akan
selalu berjuang untuk menggapai cita citaku.

8 bulan pun sudah berlalu. Saatnya aku mengikuti ujian nasional. Semoga tidak akan sia sia
hampir 3 tahun mengikuti pelajaran. Semoga hasilnya sangat memuaskan.

2 minggu kemudian aku mengikuti test snmptn yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi
negeri. Yaaa aku ambil fakultas kedokteran di unpad dan di undip. Semoga perjuangan ku
selama ini tidak akan sia sia aminnn.

Sudah sampai saat ini mama dan papa belum mnyetujui hasil keputusan ku. Aku sangat takut
sekali kalau seandainya aku tidak masuk di kedua universitas itu.

1 bulan pun berlalu. Besok adalah pengumuman hasil snmptn. Seandainya aku tidak diterima
yaaa aku akan mengikuti kemauan mama untuk mengambil fakultas pendidikan guru. Kini jam
sudah menunjukam pukul 12 lewat 30 malam yang artinya ini dimana hari hasil snmptn. Aku
sudah tidak sabar mengetahui hasil tersebut. Aku buka web snmpn itu lalu login dan aku ketik
nama ku dan tanggal lahir ku lalu aku enter. Dan ternyata hasilnya aku lolos test itu di
universitas padjajaran bandung.
Alhamdulillah sangat terharu aku membacanya. Langsung aja aku bergegas membangunkan
kedua orangtuaku yang sedang tertidur lelap di malam hari. Alhamdulillah kedua orangtua ku
sangat senang dan bangga kepadaku. Aku bisa membuktikan kepada kedua orangtua ku.
Alhamdulillah perjuanganku selama ini sudah berhasil. Aku akan terus berjuang lagi di kuliah
nanti. Makasi ya allah sudah mendengarkan kan doa doa ku.

Dulu hanya mimpi dan khayalan akhirnya semuanya menjadi nyata. Jika kita berjuang,
mempertahankan apa yang sudah kita inginkan walaupun banyak sekali terjangan yang harus
kita lewati dan tentunya kita selalu bersujud dan berserah diri kepada allah swt.
Cerpen Karangan: Eka Deviana
Twitter: @ekadevr

nama saya eka deviana. umur saya 17 tahun. rumah saya di depok 

Cerpen Dream and Fact (Mimpi dan Kenyataan Selalu Berdampingan) merupakan cerita pendek
karangan Eka Deviana, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca
cerpen cerpen terbaru buatannya.

Anda mungkin juga menyukai