Hidung tersumbat, gangguan penciuman (anosmi), ingus kental berwarna hijau, adanya krusta (kerak) berwarna hijau, sakit kepala, epistaksis dan hidung terasa kering
Rongga hidung dipenuhi krusta hijau, kadang-kadang kuning atau hitam; jika krusta diangkat, terlihat rongga hidung sangat lapang, atrofi konka, sekret purulen dan berwarna hijau, mukosa hidung tipis dan kering. Bisa juga ditemui ulat/telur larva (karena bau busuk yang timbul).
Diagnostik: rontgen foto sinus paranasal, pemeriksaan Fe serum, Mantoux test, pemeriksaan histopatologi dan test serologi (VDRL test dan Wasserman test) untuk menyingkirkan sifilis Terapi: Rifampicin oral 600 mg 1 x sehari selama 12 minggu Obat cuci hidung, untuk membersihkan rongga hidung dari krusta dan sekret dan menghilangkan bau. Obat tetes hidung, setelah krusta diangkat, diberi antara lain: glukosa 25% dalam gliserin untuk membasahi mukosa, oestradiol dalam minyak Arachis 10.000 U / ml, kemisetin anti ozaena solution dan streptomisin 1 g + NaCl 30 ml. Diberikan tiga kali sehari masing-masing tiga tetes
Definisi Rinitis atrofi adalah penyakit infeksi hidung kronik, yang ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka dan pembentukan krusta. Secara klinis, mukosa hidung menghasilkan sekret yang kental dan cepat mengering, sehingga terbentuk krusta yang berbau busuk. Epidemiologi Penyakit ini lebih sering mengenai wanita, terutama pada usia pubertas. Sering ditemukan pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan di lingkungan yang buruk dan di negara sedang berkembang. Baser dkk mendapatkan 10 wanita dan 5 pria umur antara 26-50 tahun Jiang dkk mendapatkan 15 wanita dan 12 pria umur berkisar 13-68 tahun Samiadi mendapatkan 4 penderita wanita dan 3 pria umur antara 15-49 tahun
Etiologi
Infeksi kronik spesifik Terutama kuman Klebsiella ozaena. Kuman ini menghentikan aktifitas sillia normal pada mukosa hidung manusia. Kuman lain adalah Stafilokokus, Streptokokus dan Pseudomonas aeruginosa, Kokobasilus, Bacillus mucosus, Diphteroid bacilli, Cocobacillus foetidus ozaena.Defisiensi Fe Sinusitis kronik Ketidakseimbangan hormon estrogen Penyakit kolagen yang termasuk penyakit autoimun Teori mekanik dari Zaufal Ketidakseimbangan otonom. Variasi dari Reflex Sympathetic Dystrophy Syndrome (RSDS) Herediter Supurasi di hidung dan sinus paranasal Golongan darah.
Diagnosis: Anamnesis, pemeriksaan darah rutin, rontgen foto sinus paranasal, pemeriksaan Fe serum, Mantoux test, pemeriksaan histopatologi dan test serologi (VDRL test dan Wasserman test) untuk menyingkirkan sifilis. Komplikasi: perforasi septum, faringitis, sinusitis, miasis hidung, hidung pelana.
2) 3)
4)
5)
Daftar Pustaka
Rinitis Atrofi oleh Rizalina Arwinati Asnir. Bagian/SMF Telinga Hidung dan TenggorokanKL Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan. Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004. http://www.smallcrab.com/kesehatan/934mengenal-rinitis-atrofi