Pertumbuhan Hukum Syariah Di Indonesia
Pertumbuhan Hukum Syariah Di Indonesia
Oleh: Zohra Feliza 120110100079 Nindy Putri Deliza 120110100081 Nur Azizah 120110100083 Riany Fitria 120110100084
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas resume hukum bisnis yang berjudul Pertumbuhan Hukum Bisnis Syariah di Indonesia. Tugas ini disusun agar memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis yang dibimbing oleh Bapak Moch. Faisal Salam. Selain untuk memenuhi syarat di atas, tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan atau wawasan pembaca mengenai pertumbuhan hukum bisnis syariah di Indonesia. Akhir kata, semoga tugas resume ini dapat memberikan pengetahuan atau wawasan yang lebih luas mengenai bisnis syariah kepada pembaca. Tugas resume ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami pun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada 3 disiplin ilmu ekonomi, yaitu : i. ii. iii. Ilmu ekonomi umum Ilmu ekonomi perusahaan Ilmu ekonomi pembangunan.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertkaran, dan konsumsi barangdan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan,hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomiatau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Pembahasan tentang system ekonomi harus dibahas sebagai sebuah pemikiran yang mempengaruhi dan terpengaruh oleh pandangan hidup (way of life). Hanya saja, pemenuhan kebutuhan tersebbut bisa mendorong untuk menghasilkan alat pemuas atau mengusahakannya. Masalah ekonomi sebenanarnya muncul dari persoalan kegunaan (utility), bukan sebgai akibat dari masalah memproduksi alat pemuas. Kegunaan ialah kemampuan suatu barang untuk memuaskan kebutuhan manusia, yang terdiri dari 2 hal, yaitu batas kesenangan dan keistimewaan yang tersimpan. Sesuai dengan fitrahnya, manusia bias berusaha untuk memperoleh harta kekayaan untuk dikumpulkan. Oleh karena itu, manusia dan harta kekayaan merupakan sama-sama alat yang bias digunakan untuk memuaskan kebutuhan manusia.
Perolehan harta, dengan segala kekayaannya, ini adakalanya diperoleh dengan cara membeli, mengontrak, hibbah, waris, dan pinjaman. Atas dasar inilah, maka asa yang dipergunakan untuk membangun system ekonomi tersebut terdiri dari 3 kaidah, yaitu : Kepemilikan (property) Tasharruf (pengelolaan kepemilikan) Distribusi kekayaan di tengah manusia.
Dengan kaitan ini, perlu pengaturan jelas yang membedakan aturan bisnis yang berlaku umum, dengan aturan bisnis yang berlaku di kalangan pelaku bisnis muslim, sehingga tidak terjadi benturan.
orang - orang miskin. Kepentingan masyarakat dikorbankan demi untuk memperbesar kekayaan. System demikian berakibat menimbulkan para rentenir. Karakter dalam system ini menghendaki rasa saling menghormati dan menolong antar sesame, sehingga tiap orang mementingkan kepentingan diri sendiri. Pergulatan untuk hidup terjadi dengan begitu hebatnya. Tidak ada orang yang merasa kasihan untuk memberi pertolongan. Akibatnya, lahir kecenderungan yang keras di kalangan masyarakat untuk mengumpulkan kekayaan. Akibat ketamakan kaum kapitalis itu mewujudkan : Revolusi industry Akumulasi capital Tumbuhnya maskapai-maskapai Tumbuhnya kaum pekerja System kapitalisme inni bukan milik perorangan, tetapi sudah dikuasai negara pula. Oleh karena itu, masing-masing negara mengembangkan system kapitalisme tersebut. Dengan berkembangnya system kapitalisme tersebut berakibat : Bertumpuknya hasil produksi, sedangkan masyarakat tidak mampu untuk membeli Pengangguran yang luar biasa Krisis ekonomi dunia Kemelaratan masyarakat. System kapitalisme didasarkan pada ide sekulerisme, ide yang memisahkan agaram dari kehidupan. Kemunculan sekulerisme diawali dengan munculnya pertentangan antara kaum agamawaan dengan tokoh
ilmu pengetahuan. Pertengaran ini diakhiri dengan kompromi. Dari paham ini, muncul pemikiran 4 kebebasan, yaitu : a) Kebebasan berpendapat b) Kebebasan memiliki c) Kebebasan beragama d) Kebebasan bertingkah laku. Dengan system ini, kaum kapitalis dapat menentukan jalannya system pemerintah, lewat tekanan ekonomi, dan tidak pernah membahas keberadaan Tuhan secara jernih dan mendalam. Agama tidak boleh mencampuri urusan dunia.
adanya perlawanan. Oleh karena itu, mungkin akan ada korban jiwa dan material.
Pertama-tama Islam memandang seseorang sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat yang harus diperhatikan serta dipenuhi semua kebutuhan primernya secara menyeluruh. Setelah itu Islam memberikan peluang pada semua orang sesuai dengan kapasitasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan baik sekunder maupun tersiernya. Pada saat yang bersamaan Islam juga mengingatkan bahwa seseorang secara naluriah selalu terikat dengan kondisi lingkungan sosialnya yang diatur dengan mekanisme tertentu dan sesuai dengan gaya yang tertentu pula. Dalam hal ini politik ekonomi Islam tidak hanya berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat saja dalam suatu negara dengan mengabaikan kemungkinan terjamin tidaknya kebutuhan hidup tiap-tiap individu. Politik ekonomi Islam juga tidak hanya bertujuan untuk mengupayakan kemakmuran individu semata tanpa kendali tanpa memperhatikan terjamin tidaknya kehidupan tiap individu lainnya.
Pemilik kepemilikan tersebut, di satu sisi. Serta Allah sebagai Dzat Yang telah dinyatakan sebagai Pemilik kekayaan, di sisi lain. Oleh karena itu, kekayaan adalah milik Allah semata. Hanya masalahnya, Allah SWT telah menyerahkan kekayaan tersebut kepada manusia agar diatur dan dibagikan kepada mereka. Karena itu sebenarnya mereka telah diberi hak untuk memiliki harta tersebut.
Dalam harta yang didapat, masih terdapat hak orang lain Hak milik harus mengeluarkan zakat Menghalalkan dagang dan mengharamkan riba Tidak ada perbedaan suku dan keturunan.
Muslimin sekarang tidak boleh lagi mengiluti sistem kaum kapitalis. Sudut tinjauan Islam terhadap masalah masalah ini sangat bertentangan dengan tinjauan Islam. Seorang kapitalis menyangka jika ia mengeluarkan hartanya di jalan kebaikan, maka ia akan jatuh miskin Seorang kapitalis menyangka bahwa harta yang ia mengeluarkan hartanya di jalan kebaikan, telah hilang dan tak akan kembali Seorang kapitalis menyangka dengan adanya bunga, maka ia akan bertambah kaya. Padahal, dalam Islam, semua memikiran itu adalah salah dan maah sebaliknya.
ii.
Sistem ekonomi Islam tidak sejalan dengan sistem ekonommi komunis yang terbagi atas kelas borjuis dan kelas proleter. Dalam Islam, masyarakat harus mencari rejeki untuk kehidupan sehinggan ia dapat membelanjakan dan memberikan infak untuk membantu orang lain. Sistem ekonomi komunis tidak mengindahkan hukum Tuhan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Mereka menganggap bahwa agama merupakan racun bagi masyarakat. 7. Masuknya Islam Ke Indonesia Hal ini masih terdapat silang pendapat antara pakar sejarah. Hal ini tidak mengherankan karena jauh sebelum lahirnya Islam, para pedagang Arab telah melayari Laut Merah Teluk Persia Srilangka untuk mengambil barang dagangan. Sejak kita merdeka hingga kini, kita masih menerapkan system ekonomi yang berkiblat pada system ekonomi kapitalis. Oleh karena itu, bagi umat Islam, mengadakan langkah perubahan dengan mengubah pemahaman bahwa kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tuntutan kehidupan.
Definisi Kepemilikan
Kepemilikan adalah suatu ikatan seseorang denganhak miliknya yang disahkan syariah. Kepemilikan adalah hak khusus pada seseorang pada suatu benda. Kepemilikan terbatas. Jika ada pelanggaran, maka hak milik plus hak guna kembali ke pemilik asal. Dilarang mengambil harta hak orang lain dan mengharamkan riba dan perjudian.
ii.
Perseroan Abdan, adalah perseroan antara dua orang atau ebih dengan badan masing-masing pihak, tanpa harta dari mereka.
iii.
Perseroan Mudharabah, adalah apabila ada badan dengan harta melebur untuk melakukan suatu perseroan.
iv.
Perseroan Wujuh,
adalah perseroan antara dua badan dengan modal dari pihak diluar badan tersebut.
v.
Perseroan Mufawadhah, adalah perseroan antara dua pesero sebagai gabungan bentuk semua bentuk perseroan yang telah disebutkan di atas.
vi.
Pembubaran Perseroan, adalah transaksi yang menurut syara hukumnya mubah, yang menjadi batal karena meninggalnya salah seorang persero.
ii.
Perseroan Saham, Adalah perseroan yang terbentuk dari para pesero yang tidak dinali oleh khalayak.
iii.
Adalah surat-surat yang bernilai nominal, yang mencerminkan harta perseroan pada saat saham tersebut diperkirakan.
iv.
Koperasi, Adalah salah satu jenis perseroan kapitalis, yang bentuk penanaman sahamnya antara sekelompok orang yang melakukan kesepakatan antar sesame mereka, untuk mengadakan kerja sama sesuai dengan kondisi tertentu.
v.
Asuransi, Adalah salah satu bentuk transaksi yang ada, di mana pihak tertanggung meminta kepada pihak asuransi agar memberikan janji untuk mengganti rugi sebagai ganti rugi barang yang hilang, apabila terkait dengan barang atau hak milik.
Hukum sebagai sarana penegak hukum Hukum sebagai sarana pendidikan masyarakat
b. Hukum ekonomi social Obat-obatan Kesehatan dan KB Perumahan Bencana alam Transmigrasi Pertanian
Bentuk peruahaan rakyat Bantuan dan pendidikan bagi engusaha kecil Perburuhan Penderita cacat Pendidikan Orangf miskin Orang tua dan pensiunan
Adapun dasar hokum daripada hukum ekonomi Indonesia ditemukan setelah peraturan-peraturan di masing-masing bidang penelitian disistimasasi menurut : i) Sejarah perkembanagan hukum yang bersangkutan ii) iii) iv) Falsafah Indonesia yang meatarbelakangi bidang hukum tersebut Kebijakan pemerintah di bidang itu Pelaksanaan daripada kebijaksanaan pemerintah di bidang yang bersangkutan.
Setelah runtuhnya orde baru, dengan adanya UU 23 tahun 1999 tentang perbankan, maka sejak saat itu timbul gagasan untukk membangkitkan system ekonomi syariah. Jadi sebagai golongan terbesar atau mayoritas, wajarlah ummat Islam sebagai suatu subsistem social memiliki konsep dan anggapan dasar sebagai landasan pola hubungan sosialnya.
A. Kontak Bisnis di Zaman Nabi 1. Kontak Bisnis yang Diperbolehkan Pada kehidupan Nabi Muhammad SAW, kehidupan ekonomi sudah sangat maju dan lancar, bahkan Nabi Muhammad sendiri yang memimpin kafilah perdagangan di berbagai negara arab yang sekarang diidentifikasikan sebagai perdagangan internasional. Muhammad Shubeuh dalam bukunya Nur Allah menerangkan bahwa seorang Islam di Tilmisan, Andalusia dalam abad ke-8H bernama Abdul Hasan Bin Masud Al-Khuzaie Al-Andalusiy mengarang suatu buku tentang perekonimian zaman tersebut yang berjudul Bukti-bukti Otenti tentang Usaha Perekonimian di Zaman Nabi. Buku ini terdiri dari 10 jilid dan memuat 178 bab. Buku ini menyebutkan bahwa pada zaman Nabi, kurang dari 156 usaha bisnis menggerakkan perekonomian Islam. Abdul Hasan menyebutkan dua belas macam industri besar dan kecil yang dilakukan mereka di zaman itu: 1. pembuatan senjata dan segala barang besi 2. perusahaan tenun 3. perusahaan kayu 4. pembuatan meriam dari kayu 5. perhiasan 6. arsitektur 7. alat-alat timbangan 8. alat berburu 9. perusahaan perkapalan 10. pekerjaan kedokteran 11. penerjemah 12. kepandaian kesenian 2. Bisnis yang Dilarang Berikut adalah bisnis yang dilarang pada zaman Nabi: 1. muhaqalah
2. mukhadharah 3. muzanabah 4. mukharabah 5. muawamah 6. tsunaiyah 7. mulamasah 8. munabadzah 9. dua syarat dalam satu jual beli 10. menjual barang yang belum nyata 11. menjual barang yang bukan haknya 12. jual beli dalam satu paket 13. jual beli mengubah bentuk barang haram 14. jual beli sperma binatang 15. jual beli janin dalam kandungan 16. jual beli menimbun barang B. Kewajiban Berusaha bagi Manusia Manusia dalam kehidupannya banyak sekali memerlukan kebutuhan. Kebutuhan tersebut hanya dapat dipenuhi jika manusia mau berusaha. Allah bersabda bahwa dalam kehidupan manusia, Allah telah membagi waktu yaitu: 1. delapan jam dipergunakan oleh manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup (bekerja) 2. delapan jam digunakan untuk beribadah 3. delapan jam digunakan untuk beristirahat
Jual beli adalah suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sedangkan pihak pembeli berjanji untuk membayar sesuai dengan harga berdasarkan kesepakatan bersama. Adapun bagi penjual, terdapat 3 macam cara penyerahan hak milik yakni: 1. untuk barang bergerak, cukup dengan penyerahan kekuasaan atas barang tersebut. 2. untuk barang tetap, dengan perbuatan yang dinamakan balik nama 3. untuk barang tak bertubuh, dengan perbuatan yang dinamakan cessie 2. Tukar-Menukar Tukar menukar adalah suatu perjanjian dimana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik sebagai gantinya suatu barang lain. Dalam duni perdagangan dikenal dengan istilah barter. Untuk dapat melakukan pertukaran, masing-masing pihak harus pemilik sah dari barang yang dijanjikan untuk ditukarkan. 3. Sewa-Menyewa Sewa-menyewa adalah istilah suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang selama waktu tertentu. 4. Sewa-Beli Sewa-beli merupakan suatu jalan keluar apabila penjual menghadapi banyak permintaan terhadap barang yang dijual tetapi pembeli tidak mampu membayar sekaligus. Selama belum dibayar lunas, pembeli menjadi penyewa dahulu dari barang yang ingin dibelinya, harga sewa sebenarnya merupakan angsuran.
D. Etika Bisnis Islam Berikut etika berbisnis yang harus dijalankan dan diyakini oleh Muslim:
1. kaum Muslimin yang berbisnis harus selalu ingat kepada Allah. Sebagai contoh, saat terdengar adzan, pelaku bisnis harus segera meninggalkan bisnisnya untuk segera menunaikan ibadah solat. 2. barang yang diperdagangkan harus merupakan barang yang halal. 3. pelaku bisnis dilarang memalsukan atau menipu 4. dilarang menyengsarakan masyarakat. Dalam hal ini, menyengsarakan berarti dalam meraup keuntungan sebesarbesarnya hingga merugikan masyarakat. 5. pelaku bisnis harus jujur tindakan maupun perkataan. Dilarang untuk memuji-muji diluar kemampuan barang yang dijual.
A. Perbankan Indonesia a. Pengertian Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 pasal 1 nomor 1 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannyakepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Fungsi bank : 1. Tempat menyimpan uang Giro Deposito berjangka Tabungan
2. Penyalur kredit 3. Perantara dalam lalu lintas pembayaran b. Jenis Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan : 1. Bank Umum 2. Bank Perkreditan Rakyat c. Sumber Dana Perbankan 1. Dana yang bersumber dari bank sendiri 2. Berasal dari masyarakat luas : simpanan giro,deposito,tabungan 3. Berasal dari lembaga keuangan d. Hubungan Hukum Bank dengan Nasabah 1. Dengan penyimpan dana 2. Dengan nasabah debitur Peranan Bank Pengalihan asset Transaksi Likuiditas Efisiensi
Rahasia Bank UU No 7 Tahun 1992 UU No 10 Tahun 1998 pasal 1 UU No 10 Tahun 1998 pasal 40
Bank Syariah
Bank yang berasaskan kemitraan,keadilan,transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Landasan Bank Syariah Al-quran, hadits, ijma ulama, qiyas, kaidah muamalah. Single dan Dual Banking System Dual banking system adalah terselenggaranya 2 sistem perbankan serta berdampingan, yang pelaksanaannya diatur dalam beragai peraturan yang berlaku. Dasar Hukum UU No 10 tahun 1998 B. Ekonomi Islam Prinsip Ekonomi Islam Pemilik mutlak adalah Allah Islam menjamin kepemilikan publik Islam mengakui kepemilikan pribadi pada batas tertentu
Kegunaan Uang Pengukur nilai Media penyimpan asset Alat tukar Sarana produksi
C. Bank Muamalat Indonesia (BMI) Tujuan pendirian : 1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan 3. Mengembangkan lembaga keuangan 4. Ikhtiar mendidik agar berpikir ekonomis Produk BMI : 1. Produk Pengerahan Dana Masyarakat : giro,deposito,tabungan 2. Produk Penyaluran Dana kepada Masyarakat : Kredit mudharabah : memberi pinjaman modal dalam investasi Kredit murabaha : pembiayaan pembelian barang Kredit baiu bithaman ajil : pembiayaan Kredit al-qardhul hasan : tidak membagi keuntungan Musyarakah : dengan pemilik modal
3. Produk Jasa Perbankan Lainnya : valuta asing, transfer, penerbitan, kirim uang 4. BPR Syariah 1. Pengertian BPR biasa yang sistem operasionalnya mengikuti prinsip muamalah. Tujuan : a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam b. Meningkatkan pendapatan per kapita c. Menambah lapangan kerja d. Mengurangi urbanisasi e. Membina semangat ukhuwah islamiah 2. Produk 2.1 Produksi Pengerahan Dana Masyarakat Simpanan amanah Tabungan wadiah Deposito wadiah
2.2 Penyaluran Dana Kepada Masyarakat Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Pembiayaan baiu bitahaman ajil
D. Mekanisme Bank Syariah 1. Produk dan Jasa Bank Syariah Wadiah : titipan yang dikembalikan kapan saja Mudharabah : akad kerja sama Qardh : pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali Hiwalah : pemindahan beban hutang dari orang yang berhutang menjadi tanggungan pihak lain Wakalah : pemberian mandat Sharf : jasa perbankan dalam hak jual beli valuta asing. Rahn : jaminan hutang atau gadai Kafalah : jaminan yang diberikan bank kepada pihak ketiga yang memenuhi kewajiban nasabah Jualah : akad dimana pihak pertama menjanjikan imbalan kepada pihak kedua 2. Pembiayaan Murabahah : termasuk haga pokok dan keuntungan Ketentuan murabahah : Bebas riba Barang halal Jumlah pembiayaan
Bank membeli barang atas nama bank Harga jual bank = harga beli+keuntungan Diwakilkan, setelahbarang milik bank Mengajukan permohonan Bank terlebih dahulu aset Membayar uang muka
3. Pembiayaan Salam Ketentuan pembayaran : Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuk Pembayaran dilakukan saat kontak disepakati Pembayaran hutang tidak boleh dalam bentuk pembebasan
Ketentuan Barang dalam salam : Harus jelas cirinya Harus dapat diketahui spesifikasinya Penyerahan dilakukan kemudian Waktu ditetapkan Pembeli tidak boleh menjual barang Tidak boleh menukar barang
4. Pembiayaan Isthisna Ketentuan Pembayaran : Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuk Pembayaran dilakukan saat kontak disepakati Pembayaran hutang tidak boleh dalam bentuk pembebasan
Harus dapat diketahui spesifikasinya Penyerahan dilakukan kemudian Waktu ditetapkan Pembeli tidak boleh menjual barang Tidak boleh menukar barang Pemesan memiliki hak memilih
5. Pembiayaan Ijaroh Ketentuan pembayaran : 1. Objek adalah manfaat dari barang 2. Manfaat barang harus dinilai 3. Pemenuhan manfaat dibolehkan 4. Kesanggupan harus nyata 5. Manfaat dikenali spesifik 6. Dinyatakan jelas 7. Fleksibel 6. Pembiayaan Mudharabah Ketentuan : Pembiayaaan untuk usaha produktif Bank membiayai kebutuhan 100% Jangka waktu sesuai kesepakatan Boleh berbagai macam usaha Jumlah dana harus jelas Bank menanggung kerugian Tidak ada jaminan Kriteria diatur oleh bank
7. Pembiayaan Musyarakah Ketentuan ijab kabul : Eksplisit menunjukkan tujuan kontrak Dilakukan saat kontrak Secara tertulis
8. Operasional Bank Syariah Investor bank syariah nasabah pembiayaan bagi hasil kesepakatan hisbah 9. Akuntansi Bank Syariah Tujuan : Menentukan hak dan kewajiban sesuai prinsip syariah Menyediakan info keuangan Meningkatkan kepatuhan Pemenuhan fungsi sosial
10. Lembaga Keuangan Syariah Non Bank BMT Lembaga usaha masyarakat yang mengembangkan aspek produksi dan investasi 11. Asuransi Syariah Perbedaan Asuransi Umum dan syariah Asuransi Umum Asuransi Syariah Bisnis semata Tolong menolong Maysir Saling menanggung Gharar dan riba Usaha bersama 12. Reksadana Syariah Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyrakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio. Keuntungan : Murah Return menarik Pengelolaan profesional Praktis
Diversifikasi
Fungsi : Lembaga pengelola harta Penghimpun dana Tidak bermuamalah secara bathil Ikut serta dalam pembangunan
Pokok : Kelembagaan Hubungan investor dengan lembaga Kegiatan investasi Mekanisme transaksi
Sistem mudharabat reksadana : Pembagian keuntungan antara pemilik modal diwakili manager investasi, tidak ada jaminan Pemilik modal hanya menanggung resiko sebesar dana yang diberikan Manager investasi tidak menanggung dana
H. Perjanjian Pembiayaan Secara Syariah 1. Prinsip Pembiayaan syariah Watak debitur Modal Kemampuan Kondisi ekonomi Jaminan
2. Perjanjian yang Dilarang dalam Sistem Pembiayaan Secara Syariah Oligopoli (pasal 4) : menguasai produksi secara bersama
Penetapan harga (pasal 5-8) : antara pelaku usaha dan pesaingnya Pembagian pemasaran wilayah (pasal 9) : membagi wilayah
Pemboikotan (pasal 10) : menghalangi pelaku usaha lain dalam bisnis yang sama Kartel (pasal 11) : mempengaruhi harga produksi Trust (pasal 12) : gabungan perusahaan yang besar Oligopsoni (pasal 13) : menguasai pembelian Integrasi vertikal (pasal 14) : penguasaan serangkaian proses produksi Perjanjian tertutup (pasal 15) : harus beli dari pemasok Perjanjian dengan pihak luar negeri (pasal 16): praktik monopoli
Kegiatan yang Dilarang dalam Sistem Pembiayaan Syariah : 1. Monopoli (pasal 17) : pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu perusahaan 2. Monopsoni (pasal 18) : menguasai penerimaan pasokan 3. Penguasaan pangsa pasar (pasal 19-21) : mengahalangi, menolak, membatasi kegiatan usaha lainnya.