Anda di halaman 1dari 9

JENIS PERUBAHAN SUARA

Bagaimanapun juga, sangatlah sulit untuk menemukan contoh bahasa dimana terdapat perubahan [p] menjadi [z] atau [].

Fakta ini menuntun kita untuk mencoba mendefiniskan perubahan suara yang sesuai dan untuk membedakannya dari perubahan suara yang tidak sesuai. Setelah mendefinisikan suara mana yang mirip dan mana yang tidak, setelah itu kita dapat mengklasifikasikan berbagai jenis suara yang telah tercatat memiliki perubahan suara. Untuk melakukan ini, kita harus mengamati kemungkinan perubahan suara yang dari bahasa di dunia dalam rentang yang sangat luas dan melihat apakah ada generalisasi. Ini merupakan tujuan dari bab ini: mencoba untuk menetapkan tipe perubahan suara yang paling umum terjadi dan untuk memberikan contohnya.

2.1 Lenisi Jenis pertama dari perubahan suara yang akan dibahas adalah perubahan suara yang disebut LENISI, atau kadang disebut juga PELEMAHAN. Konsep lenisi sesungguhnya belum didefinisikan dengan baik, dan ahli bahasa yang menggunakan istilah ini sering hanya mengandalkan intuisi atau perkiraan daripada pemahaman mendetail akan pengertian lenisi. Ahli bahasa menganggap beberapa suara lebih keras atau lemah secara relatif daripada yang lainnya. Banyak orang secara intuitif akan menganggap suara pada kolom kiri pada tabel dibawah ini lebih keras daripada suara di kolom kanan:

Tabel 1

Generalisasi yang dapat dibuat dari hubungan tersebut adalah suara yang diucapkan dianggap lebih kuat daripada suara yang tidak diucapkan. Serupa dengan itu, akhir kalimat lebih kuat daripada kalimat lanjutan, konsonan lebih kuat daripada semi-vowel, suara oral lebih kuat daripada suara gloitus, dan vowel(huruf hidup) depan dan belakan lebih kuat daripada vowel tengah. Ketika terjadi perubahan fonetis, lebih sering terjadi perubahan suara kuat ke lemah. Sehingga, sebagai contoh, akan lebih sering ditemukan perbuahan dari [k] menjadi [?] daripada sebaliknya yaitu [?] menjadi [k]. Perubahan dari suara lemah ke kuat tentu saja mungkin ditemukan, meskipun lebih jarang. contohnya [naif] pada bahasa inggris memperkuat konsonan terakhir menjadi [naip] pada bahasa Tok Pisin.

Menggunakan intuisi sebagai petunjuk kasar terhadap konsep kelemahan, kami dapat memberikan contoh nyata dari lenisi fonetis atau pelemahan pada bahasa yang berbeda. Contohnya, perubahan [b] dan [p] menjadi [f] pada bahasa kara di irlandia baru merupak

Tabel 2

Sama dengan hal diatas, perubahan dari [p] menjadi [w] pada contoh bahasa Palauan dan Uradhi yang diberikan pada pendahuluan bab ini merupakan contoh lenisi. Pada bahasa yaygir dari daerah New South Wales di Australia, pemberhentian kalimat sering dilenisikan atau dilemahkan menjadi semi-vowel pada awal kata, sebagaimana yang ditunjukan pada contoh berikut ini:

Tabel 3

Terdapat 1 jenis lenisi khusus yang disebut RHOTACISM. Istilah rhotic sering digunakan untuk mencakup semua tipe suara r (getar, kepak, meluncur dan sebagainya) sebagaimana dibedakan dari semua tipe suara l. Tipe lateral dan rothic bersama-sama membentuk kelas cairan fonetis. Perubahan yang dikenal dengan istilah rhotacism mengacu kepada lenisi [s] atau [z] menjadi rhotic diantara vowel (huruf hidup). Perubahan seperti ini ditemukan pada bahasa latin:

Tabel 4

Terdapat bukti yang cukup kuat pada bahasa inggris modern bahwa rhotacism telah ada di sepanjang sejarah berbahasa. Bentuk plural dari kata kerja [ws) was adalah [w:] were (meskipun dalam banyak dialek ini masih [w], dengan mengasumsikan bahwa ejaannya lebih merefleksikan pengucapan pada masa lampau bukannya ejaan modern, kami menyimpulkan bahwa e terakhir pada were melambangkan akhiran jamak yang lebih kuno, dan akarnya mirip dengan bentuk tunggalnya. Jadi, bentuk plural awalnya mungkin sesuatu seperti [wase] atau [wese] dan kemudian terjadi lenisi dari [s] menjadi [] sehingga menjadi [wae] atau [wee]. Dari bentuk inilah bentuk modern [we] pada beberapa dialek berasal: dari bentuk ini terbentuklah pengucapan kita saat ini, yaitu [w:].

Jenis perubahan suara yang sangat umum terjadi pada bahasa dimana satu suara atau lebih cenderung untuk menghilang atau memudar. Ini dapat diamati sebagai kasus lenisi yang ekstrim; suara yang paling lemah dapat menjadi hilang sama sekali. Contoh bahasa inggris modern dimana suara dapat menghilang dapat memverifikasi pengucapan kata seperti history. Ketika beberapa orang mengucapkannya sebagai [histri], beberapa orang lainnya mengucapkannya sebagai [histry], menghilangkan bunyi vowel schwa [] atau beberapa orang mengucapkannya sebagai [istri] menghilangkan huruf h. Contoh lainnya dari Tok Pisin adalah kata yang kami tulis sebagai long dalam kalimat:

Tabel 5

Sangat umum terjadi pada berbagai bahasa di dunia, bunyi pada awal dan akhir kalimat menghilang atau tidak diucapkan. Pada banyak bahasa di wilayah pasifik contohnya, konsonan di akhir kata umumnya tidak diucapkan, sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel bahasa fiji berikut:

Tabel 6

Konsonal awal juga sering tidak diucapkan. Contoh berikut berasal dari bahasa Angkamuthi dari tanjung cape york.

Tabel 7

Terdapat beberapa jenis hilangnya suara yang digolongkan ke dalam istilah khusus. Istilah khusus ini akan dijelaskan dibawah.

a) Pengurangan gugus Ketika terdapat konsonan bersama-sama dalam suatu kata tanpa ada huruf hidup di antara mereka, hal ini disebut gugus konsonan. Seringkali, gugus seperti ini dikurangi dengan cara menghapus satu (atau lebih) konsonan. Ini merupakan salah satu perubahan yang mengambil alih kata dalam sejarah Tok Pisin dengan kata yang berasal dari bahasa inggris.

Tabel 8

Bahkan dalam sejarah bahasa inggris itu sendiri, pengurangan gugus merupakan perubahan yang sering ditemukan. Perhatikan bahwa pengucapan government menunjukkan bahwa gugus [nm] dikurangi hingga menjadi hanya [m].

b) Apocope Apocope, diucapkan [pkpi], adalah istilah yang sering ditemukan di buku teks untuk menyebut huruf hidup di akhir kata yang tidak disebutkan. Ini merupakan perubahan yang sangat umum di semua bahasa. Contohnya sangat mudah ditemukan. Misalnya, lihat perubahan berikut yang terjadi pada sejarah bahasa Ambrym tenggara di Vanuatu:

Tabel 9

c) Syncope Istilah ini, diucapkan [sinkpi], mengacu kepada proses yang mirip dnegan apocope. Tetapi, bukannya mengacu kepada tidak disebutkkannya huruf hidup di akhir kata, syncope mengacu pada hilangnya huruf hidup di tengah kata. Syncope ini yang sering menghasilkan gugus konsonan pada bahasa yang sebelumnya tidak memilikinya. Pengucapan umum untuk policeman adalah [pli:smn] bukannya [pli:smn], merupakan contoh syncope; sehingga pengucapan history tanpa schwa yang telah dibahas sebelumnya. Pada beberapa bahasa, syncope merupakan perubahan yang umum, seperti halnya pada Lenakai yang digunakan oleh masyarakatn di pulau Tanna di Vanuatu:

Tabel 10

d) Haplology Haplology adalah perubahan suara yang cenderung untuk terjadi secara sporadis dan jarang diaplikasikan. Istilah ini mengacu pada hilangnya seluruh silabel ketika silabel tersebut berada tepat setelah silabel yang identik, atau setidaknya sangat mirip. Ini merupakan proses yang terjadi ketika kita mengucapkan library sebagai [laibri] bukannya [laibrri]. Kata england [inglnd] awalnya disebut anglaland, artinya daratan para Angles (sekelompok orang yang tinggal di inggris raya dan orang yang menggunakan bahasa inggris). Dua silabel la dikurangi menjadi satu dengan proses

haplology ini , sehingga kita sekarang hanya memiliki satu l dalam England sebagai hasilnya.

e) Kompresi ini merupakan perubahan yang hanya terjadi pada sedikit kata pada bahasa yang ada dan cenderung tidak terlalu umum terjadi. Kompresi merupakan proses

menghilangkan satu atau lebih silabel pada akhir atau tengah kata. Misalnya:

tabel 11 jenis kompresi yang khusus adalah penggunaan campuran kata dan inisial. Contoh dari pengurangan fonologis dengan menggunakan hanya inisial termasuk:

tabel 12 campuran kata artinya bentuk seperti berikut, dimana tiap bagian dari kata tersebut ditambahkan pada bagian kata lain untuk membuat kata baru.

Tabel 13

Perubahan seperti ini umum digunakan pada departemen pemerintahan, dan pada halhal yang terkait dengan administrasi secara umum. Faktanya, di Indonesia, berkembang kelompok khusus bahasa yang secara umum digunakan di surat kabar dimana terdapat banya campuran kata jenis ini. Beberapa orang di indonesia kadang merasa sulit untuk membaca beberapa kata dari surat kabar tersebut karena banyaknya campuran kata baru dan singkatan yang digunakan.

2.2 Penambahan kata

Jika lenisi, terutama hilangnya suara total, adalah perubahan suara yang umum ditemukan, kami juga menemukan bahwa kadang suara bisa mendapat tambahan, selain dihilangkan. Secara keseluruhan, penambahan suara ini jarang terjadi. Pada bahasa inggris modern, kami dapat melihat bukti perubahan seperti ini terjadi ketika kami mendengar orang mengucapkan [sampdin] bukannya [samdin] yang lebih umum didengar untuk mengucapkan

something. Kami juga memiliki contoh seperti [noup] untuk nope dan [yep] untuk yep bukannya [nou] untuk no dan [ye:] untuk yeah dimana huruf [p] pada akhir kata terlihat untuk menekankan dengan memotong aliran udara dengan tajam, menyimbolkan fakta niat pembicara yang sudah final. Penambahan suara sangat umum terjadi pada akhir kata dengan huruf terakhir konsonak, dimana sebagian besar bahasa akan menambahkan huruf hidup. Banyak bahasa cenderung untuk mengarah pada struktur silabel dengan konsonan plus huruf hidup, tanpa gugus konsonan dan tanpa konsonan di akhir kalimat, dan penambahan huruf hidup di akhir kalimat merefleksikan kecenderungan ini. Contohnya, pada bahasa Motu dimana huruf hidup ditambahkan di akhir kata mengikuti contoh kata bahasa inggris, kami memiliki contoh yang baik untuk proses ini:

Tabel 14

Beberapa jenis penambahan kata dikenal dengan istilah khusus pada literatur linguistik komparatif. Istilah ini, dengan contoh proses yang mengacu kepadanya dijelaskan di bawah ini.

a) Pembesaran atau anaptyxis Kedua istilah ini mengacu pada proses yang sama pembesaran (atau anaptyxis) mengacu pada proses dimana konsonan ditambahkan diantara dua konsonan lain pada sebuah kata. Meskipun perbuahan ini melawan kecenderungan umum berbahasa untuk menghasilkan struktur silabel konsonan plus huruf hidup daripada menghasilkan gugus konsonan yang lebih panjang, tetapi meskipun begitu ini merupakan perubahan yang sering terjadi. Dimasukkannya [p] di tengah gugus [m] pada something merupakan salah satu contoh pembesaran. Pembesaran ini juga terjadi pada kata lainnya di sepanjang sejarah bahasa inggris dan menambahkan konsonan saat ini dilakukan dalam sistem ejaan. Contoh:

Tabel 15

Pembesaran pada akhir kalimat yang dimasukkan memiliki artikulasi yang sama (atau homorganic dengan ) pendahuluan nasal pada semua contoh ini. Pemberhentian ini ditambhakn untuk menutup velum (yang terbuka selama

dikeluarkannya suara nasal) sebelum berlanjut untuk menghasilkan suara non nasal ( misalnya stop atau cairan).

b) Epenthesis Istilah epenthesis digunakan untuk menggambarkan perubahan dimana sebuah huruf hidup ditambahkan di tengah kata untuk memecah 2 konsonan dalam satu gugus. Perubahan ini tentunya menghasilkan silabel dari struktur konsonan plus vowel, yang lagi-lagi menggambarkan kecenderungan umum pada bahasa dalam menghindari gugusan konsonan dan konsonan di akhir kata. Banyak dari pengguna bahasa inggris memasukkan epentetik schwa [] diantara konsonan pada akhir kalimat, misalnya pada kata film [film] sehingga diucapkan [fil]. Epenthesis juga perubahan yang terjadi cukup sering di sepanjang sejarah bahasa Tok Pisin. Perbandingan bahasa inggris dan tok pisin dilihatkan pada tabel dibawah ini, dan perhatikan terjadinya epentesis huruf hidup pada tok pisin:

Tabel 16

c) Prothesis Prothesis merupakan istilah lain yang digunakan untuk mengacu pada tipe penambahan suara tertentu, dimana sebuah suara ditambahkan pada awal kalimat. Pada bahasa motu, contohnya, ketika sebuah kata dimulai dengan [a], sebuah prostesis [l] ditambahkan di depannya, sebagaimana yang ditunjukkan pada contoh berikut:

Tabel 17

2.3 Metatesis Perubahan yang dikenal sebagai metatesis adalah perubahan yang cukup jarang. yang tidak melibatkan kerugian aktual atau penambahan suara atau melibatkan suara tertentu; melainkan hanya sebuah perubahan dalam urutan suara yang terjadi. mengucapkan relevan sebagai revelan , ini adalah contoh dari metatesis. Metasesis telah terjadi dalam sejarah beberapa kata bahasa inggris dan bentuk perubahan telah menjadi diterima sebagai standar. Kata burung dalam bahasa inggris awalnya diucapkan [brid]. Ini kemudian menjadi [burung] oleh metatesis, dan ini adalah bentuk kita masih mewakili dalam sistem ejaan kita. Tentu saja, suara telah mengalami Jika kita salah

perubahan lebih lanjut menjadi, meskipun dalam bahasa inggris seperti di Amerika Inggris, yang asli masih jelas diucapkan.

2.4 Fusi Fusi fonetik adalah jenis yang cukup sering perubahan suara, di mana dua awalnya suara yang terpisah menjadi satu suara, dan satu suara yang dihasilkan membawa beberapa fitur fonetik kedua suara asli. sebelum kita melanjutkan untuk memberikan contoh fusi, kita perlu memperjelas apa yang dimaksud dengan istilah 'fitur fonetik'. semua suara dapat dilihat sebagai yang terdiri dari sejumlah fitur fonetik tertentu, yang menentukan aspek yang berbeda dari sifat suara.

2.5 Membongkar isi Membongkar isi adalah proses fonetik yang hanya kebalikan dari fusi fonetik. dari suara tunggal asli, kita menemukan bahwa urutan dua suara saya berkembang, masingmasing dengan beberapa fitur dari suara asli.

2.6 Melanggar vokal Ada jenis lain dari perubahan fonetik yang mirip dengan membongkar dalam dua vokal berevolusi keluar dari vokal tunggal. Proses ini disebut melanggar vokal. melanggar vokal berbeda dari membongkar Namun, dalam hal ini tidak mungkin untuk menemukan transfer fitur dari vokal tunggal asli untuk salah satu dari dua vokal berikutnya.

2.7 Asimilasi Perubahan suara yang dapat dilihat sebagai akibat pengaruh dari satu suara di atas yang lain. ketika satu suara membuat lagi perubahan suara sehingga dua suara berakhir menjadi lebih mirip satu sama lain dalam beberapa cara, kita sebut ini asimilasi. karena asimilasi adalah jauh jenis yang paling umum dari perubahan suara, kami akan menyajikan pembahasan yang cukup rinci dari berbagai subtipe asimilasi, bersama dengan banyak contoh.

Tapi sebelum kita melakukan itu, kita harus mendefinisikan konsep kesamaan fonetis. Faktanya, kami bermaksud untuk melakukan itu, jika saa kami dapat kembali ke konsep sifat fonetis yang telah kami jelaskan sebelumnya. Kami dapat mengatakan bahwa 2 suara mirip satu sama lain secara fonetis setelah perubahan suara terjadi jika kedua suara tersebut memiliki sifat fonetis yang mirip, lebih banyak daripada sebelum mengalami perubahan. Jika sebuah perubahan suara menyebabkan peningkatan jumlah sifat fonetik yang sama, maka kita dapat mengatakan bahwa asimilasi telah terjadi. Contohnya, sebuah kata yang mengandung

Anda mungkin juga menyukai