Anda di halaman 1dari 8

Pemahaman Mengenai Chevron dalam Pasar Internasional (Indonesia)

Seiring dengan tingkat ketergantungan yang tinggi maka energi minyak bumi menyedot banyak perhatian dari semua pihak yang berkepentingan demi mendapatkan keuntungan baik individu, perusahaan maupun negara. Kegiatan eksplorasi yang pertama kalinya dilakukan pada bulan April 1939. Chevron masuk ke pasar internasional tentunya banyak yang harus Chevron pahami dan pelajari, terutama pada saat Chevronmemasuki pasar pertambangan Indonesia. Banyak hal yang harus Chevron adaptasi untuk keberlangsungan operasional Chevron di Indonesia. Indonesia mempunyai aturan yang cukup ketat untuk pengeksploitasinya sumber daya alamnya. Pada tahun 1950, pemerintahan RI mulai mempelajari dan menyusun suatu undang-undang yang mengatur masalah pertambangan. Berdasarkan undang-undang pertambangan yang telah terbentuk, maka pada bulan Januari 1951 pemerintah RI memberi izin berdirinya Caltex Pacific Oil Company (CPOC) yang sekarang menjadi Chevron untuk melanjutkan kegiatannya. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia memberlakukan undang-undang nomor 44 tahun 1960 mengenai pengaturan dana pembagian wilayah kerja. Dimana perusahaan asing khususnya pertambangan harus ada dibawah naungan pertamina. Pertamina adalah pengendali manajemen operasional dan bahwa Pertamina harus menyetujui program kerja dan anggaran tahunan. Chevron sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan operasional dan menyediakan keahlian teknis, dana investasi, serta biaya operasi. Perbandingan pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini oleh pemerintah (dalam hal ini adalah

Pertamina ) dan Chevron adalah sebesar 88% dan 12% ditambah dengan ketentuan khusus lainnya berupa keluwesan atau insentif bagi PT.CPI untuk hal - hal tertentu. Akhirnya seluruh wilayah konsensi Chevron dikembalikan pada pemerintah Republik Indonesia, tetapi pelaksanaan operasi wilayah tetap dikerjakan oleh Chevron tetapi 100 % sahamnya tetap dimiliki oleh Chevron. Dari peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, akhirnya Chevron dapat memasuki Pasar Indonesia tentunya dengan sejumlah hukum yang harus Chevro ikuti.

Bisnis Internasional

1|Page

Analisa Faktor Uncontrolable


1. Ekonomi Dalam operasionalnya, Chevron bekerja berdasarkan Kontrak Bagi Hasil dan dibawah pengawasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi selaku wakil pemerintah RI. Pemerintah Indonesia memberi tugas untuk mengelola dan mengoperasikan aset-aset negara di sektor industri migas. Dan sesuai Kontrak Bagi Hasil, sebagian besar hasil produksi minyak mentah diserahkan kepada negara dan hasil panas buminya dijadikan sumber listrik untuk suatu wilayah di Indonesia. Chevron terlibat secara penuh dalam aktivitas eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak, gas alam serta panas bumi untuk kepentingan bangsa.

2. Politik PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebagai pengelola blok migas akan perpanjangan kontrak. Chevron memutuskan untuk mengelola kembali sumber daya alam di Sumatra. Chevron telah mengajukan Surat permohonan kepada BP Migas, terkait keinginannya untuk memperpanjang kontraknya di Sumatra untuk kali ketiganya. Seperti diketahui, PT Chevron sudah mengelola sumber daya alam di Sumatra sejak tahun 1963. Kontrak pertama dilakukan pada tahun 1963-1993, kemudian diperpanjang lagi untuk kontrak kedua (di periode) 1993-2013. Karena itu pada tahun 2013 nanti, PT Chevron genap 50 tahun mengelola sumber daya alam di Sumatra. Jika kontrak itu diperpanjang lagi, rnaka kemungkinan akan ditambah selama 20 tahun.

3. Teknologi Perusahaan ini juga mengembangkan dan mengkomersilkan teknologi energi maju terbesar di Indonesia dengan menggunakan fuel cell, photovoltaic dan bateri teknologi tinggi serta aktif dalam riset dan pengembangan untuk menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar untuk transportasi dan tenaga listrik. Sebagai tambahan, perusahaan ini juga berinvestasi dalam bidang nanoteknologi. Untuk meningkatkan dan mempertahankan laju produksi maka dilakukan program penyuntikan air (water flooding) yang dilakukan secara peripheral. Sementara itu dikembangkan pula metoda-metoda lain yang dikenal dengan nama Enchanced Oil Recovery (EOR) ,dengan dimulainya menerapkan penyuntikan uap panas (steamflood) di seluruh lapangan Duri atau Duri Steam Flood (DSF) yang telah dilakukan secara terpola. Di ladang minyak Duri ini dengan metode normal dapat diangkat 5-20% dari total persediaan minyak mentah di Duri, sedangkan metode injeksi uap (Steam Flood) dapat menghasilkan 50-70% minyak mentah Bisnis Internasional 2|Page

4. Sosial dan Budaya Chevron Company secara konsisten menerapkan nilai-nilai dasarnya yang terkandung di dalam The Chevron Way yaitu: memaksimalkan dampak positif dari kehadiran perusahaan di daerah tempatan, memadukan aspirasi sosial dan kepentingan ekonomi, termasuk kehati-hatian lingkungan dalam operasi dan tujuan bisnis perusahaan, serta menimbang secara seksama kebutuhan para pemangku kepentingan. Chevron Indonesia Company telah menjalankan

program pengembangan masyarakat sejak tahun 1970-an. Dalam menjalankan program pengembangan masyarakatnya, Chevron Indonesia Company lebih mengarah kepada program yang terstruktur, terencana, berdasarkan kebutuhan masyarakat, dan berkesinambungan untuk membina masyarakat agar mandiri. Lebih penting lagi ialah programnya direncanakan untuk melengkapi, atau membantu program pemerintah daerah, dan bukan untuk mengambil alih. Program ini difokuskan pada empat bidang utama yaitu: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan revitalisasi ekonomi. Pihak perusahan mengamati dan mengadakan dialog terbuka kepada masyarakat untuk mengetahui apayang mereka butuhkan dan memprioritaskan kebutuhan tersubut sehingga memungkinkan tercapainya keberhasilan yang memuaskan masyarakatnya.

5. Hukum Hukum mengenai perusahaan pertambangan asing telah diatur dalam hukum yang ada di indonesia. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia memberlakukan undang-undang nomor 44 tahun 1960 mengenai pengaturan dana pembagian wilayah kerja. Dimana Chevron sebagai kontraktor berkewajiban melaksanakan kegiatan operasional dan menyediakan keahlian teknis, dana investasi, serta biaya operasi dan Pertamina adalah pengendali manajemen operasional dan bahwa Pertamina harus menyetujui program kerja dan anggaran tahunan.

Bisnis Internasional

3|Page

Analisi Faktor Controalable


1. Manajerial Chevron Indonesia Company dipimpin oleh President and Managing Director yang dibantu oleh Vice President yang membawahi seluruh kegiatan di Indonesia. Jalur yang paling utama yaitu antara President dan Vice President untuk General Manager praktis merupakan perwakilan President untuk kegiatan operasional di lapangan. Vice President ini yang memimpin setiap Departement. Dalam setiap management, Chevron Indonesia Company menganut sistem Strategic Business Unit (SBU) yang bersifat team kerja sesuai proses pekerjaan. Dalam SBU ini dibentuk unit-unit yang terdiri dari tenaga kerja yang memiliki disiplin ilmu dan keahlian tertentu. Dalam unit ini setiap anggota diarahkan pada kerjasama team sebagai suatu kelompok kerja. Dengan Manajeman sistem SBU ini, otonomi tiap unit menjadi semakin besar (desentralisasi), sehingga diharapkan effektifitas dan effisiensi perusahan Chevron mengembangkan Sistem Manajemen Operational Excellence (OEM). Ini adalah pendekatan yang komprehensif Chevron untuk mengelola keselamatan proses, kesehatan dan keselamatan pribadi, lingkungan, kehandalan dan efisiensi. Ini menetapkan harapan dan persyaratan untuk unit bisnis dan perilaku pemimpin dalam atau untuk mengelola, memprioritaskan dan terus meningkatkan upaya untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. OEM adalah dasar untuk memastikan kepatuhan dalam perusahaan operasi dan unit bisnis di seluruh perusahaan.

2. Marketing Pada tahun 2010, Chevron diproses 1,9 juta barel minyak mentah per hari dan rata-rata 3,1 juta barel per hari dalam penjualan produk olahan seperti bensin, solar dan bahan bakar jet. Produksi ini sebagian dijual ke pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasional minyak dan listrik di Indonesia. Selain itu Minyak yang dihasilkan dijual ke perusahaan Asing, uniknya minyak yang dihasilkan dari kilang minyak miliki Chevron adalah minyak yang sangat digemari oleh semua perusahaan karena memiliki kekentalan yang baik akan tetapi mengandung kadar belerang yang rendah. Dari hasil keunikan minyak yang dimiliki Chevron ini menjadikan daya jual Chevron terhadap permintaan pasar dunia pada Minyak mentah.

Bisnis Internasional

4|Page

3. Finance Perusahaan yang mampu menghasilkan 442.000 barel/hari kepada negara ini hanya meraup keuntungan 14% dari penghasilan yang dihasilkan oleh PT.Chevron. Pendapatan yang diterima Chevron tahun 2011 adalah sebesar $196.337.000 dengan keuntungan sebesar $ 19.024.000 dan memiliki karyawan sebanyak 62 ribu, maka tak heran jika Chevron menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia,Chevron bergerak dalam setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi, penyulingan, pemasaran, dan transportasi, produksi kimia dan penjualan; dan pembangkit tenaga. Chevron memiliki fasilitas di 90 negara. Laba bersih per lembar saham Chevron naik dari tahun sebelumnya menjadi US $3.70. Padahal sebelumnya Chevron hanya diharapkan bisa membukukan laba per lembar sahamnya sebesar US$3.06 dengan asumsi penjualan Chevron turun sebesar 3 persen menjadi US$56.3 miliar. merencanakan untuk membelanjakan US$ 36.7 miliar tahun ini untuk melakukan eksplorasi minyak, membangun terminal-terminal ekspor gas dan meningkatkan kilang-kilang minyak, yang diharapkan bisa mencapai target produksi sebesar 3.3 juta barel per hari pada tahun 2017.

4. Operasional a. Operasional Sumatra Minyak mentah dari lapangan-lapangan Chevron di Sumatera diangkut ke Dumai melalui sistem jaringan pipa sepanjang 660 km, dan ditampung ke tangki-tangki berkapasitas total 5,1 juta barel. Dari fasilitas ini, minyak dipompa dan diangkut ke kilang Pertamina dan kapal tanker di Pelabuhan Dumai. Dengan menggunakan pompa berkecepatan tinggi, Pelabuhan Dumai dapat memuat empat kapal tanker sekaligus. b. Operasional Kamlimantan Total rata-rata produksi harian pada tahun 2011 mencapai 32.000 barel minyak mentah dan 165 juta kaki kubik gas alam. Selama tahun 2011, mayoritas produksi Chevron di Kalimantan berasal dari 14 lapangan produksi di wilayah KKS East Kalimatan. Chevron telah masuk dalam tahap front-end engineering and design (FEED) untuk proyek tersebut. Estimasti produksi harian maksimum dari proyek ini diperkirakan mencapai 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 31.000 barel kondensat. Gas dari proyek ini diharapkan dapat digunakan untuk kebutuhan nasional dan ekspor LNG

Bisnis Internasional

5|Page

c. Operasional Jawa Hasil gabungan dari operasi geothermal Darajat dan Salak kini mampu menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk kebutuhan sekitar 4 juta rumah di Indonesia. royek Darajat menyediakan energi geothermal, yang mampu menghasilkan listrik berkapasitas 259 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat dijual langsung untuk kebutuhan listrik nasional. Chevron juga memiliki dan mengoperasikan proyek Salak. Operasi geothermal ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt.

5. Human Resources PT. Chevron Pacific Indonesia pada saat ini memiliki sekitar 6200 orang tenaga kerja yang diantaranya 98 % bangsa Indonesia. Bahkan sejak tahun 1966, PT. CPI telah dipimpin oleh warga negara Indonesia. Kini PT. CPI tengah melaksanakan proses alih teknologi dan alih keterampilan, yang pada dasarnya terdiri dari tiga aspek yaitu pelatihan, pertukaran gagasan, dan proses komunikasi antara tenaga kerja Indonesia dengan mitranya bangsa asing. Program pengembangan sumber daya manusia meliputi keahlian dasar, latihan teknik dan program pengembangan manajemen. Kursus keahlian dasar meliputi latihan bahasa Inggris dan untuk program latihan teknik, meliputi latihan kejuruan diadakan di berbagai bidang. Program pengembanagan manajemen dan latihan kursus diadakan untuk karyawan senior. Kesempatan untuk latihan dan pengembangan karir terus disediakan untuk setiap karyawan. Investasi dalam sumber daya manusia merupakan inti dalam filsafat PT. Chevron Pacific Indonesia.

6. Riset and Development Salah satu bentuk kontribusi PT Chevron Indonesia Company dalam pengembangan lingkungan di sekitar wilayah operasinya yaitu melalui kegiatan Community Developmen. Serangkaian dialog dengan masyarakat setempat, kemudian berhasil dirumuskan berbagai program melalui pola kemitraan (partnership). Dalam hal ini masyarakat ditempatkan sebagai subyek, dalam rangka penguatan kapasitas (capacity building) menuju kemandirian. Berbagai kegiatan yang pernah dilakukan antara lain pengembangan masyarakat tani. Disadari bahwa untuk mengoptimalkan kegiatan CD dibutuhkan kompetensi di bidang pengembangan masyarakat. Oleh karena itu pihak Chevron menganggap perlu untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain yang lebih kompeten. Untuk itu Chevron memutuskan bekerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Langkah selanjutnya berupa pengkajian terhadap kebutuhan dan potensi wilayah, pelatihan kelompok usaha mikro dan kecil (UMK), konsultasi

Bisnis Internasional

6|Page

bisnis, pembentukan dan pendampingan UKM dan LKM, penyediaan teknologi informasi, pemagangan, serta monitoring dan evaluasi. Dalam pelaksanaan program CD tersebut harus melalui suatu proses mulai dari usulan masyarakat yang akan kaji dan dinilai kelayakannya. Selanjutnya, rencana program tersebut akan dikonsultasikan dengan instansi terkait dan stakeholder lainnya guna mendapatkan tanggapan dan masukan.

Analisis SWOT pada Chevron


Kekuatan (S) 1. Hubungan kerjasama yang erat dengan rekan kerja 2. Memiliki karyawan tetap yang qualitified dibidangnya 3. Mendapatkan dukungan fasilitas yang sangat menunjang 4. Kemampuasn financial yang kuat setiap tahunnya dari management 5. Budaya kerja yang centralisasi dan memiliki standar yang tinggi

Kelemahan (W) 1. Begantung dengan kontraktor 2. Perekrutan yang terpusat 3. Kantor yang terpisahn dengan tepat pengoperasian 4. Birokrasi yang berbelit

Peluang (O) 1. Kemajuan teknologi 2. Berkembangan pesatnya alat bantu untuk pengoperasian yang ditawarkan oleh setiap vendor 3. Mulai banyak lembaga tenagakerja yang tumbuh yang dapat dijadikan mitra kerja

Ancaman (T) 1. Perusahaan asing yang melakukan perekrutan didalam negeri 2. Perusahaan lain yang menawarkan fasilitas yang lebih baik 3. Kondisi perpolitikan kedaerahan yang tidak stabil

Bisnis Internasional

7|Page

Strategi SO 1. Mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kinerja dalam mencari dan mendatangkan suber daya manusia yang terbaik 2. Mengembangkan alat teknologi sendiri sehingga kualitasnya dapat terjaga 3. Terus meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang menunjang perkembangan usaha Chevron 4. Aktif melakukan kegiatan yang dapat mengambil simpatik pemerintah daerah dan daerah dengan mengadakan kegiatan yang bersifat social dan membangun.

Strategi WO 1. Teknologi yang terus berkembang dapat mengatasi permasalahan data yang tidak terintegrasi dan tidak lengkap 2. System approval yang sangat pajang dapt diatasi dengan merencang sebuah system yang dapt mengakomodir keeluruhan department

Strategi ST 1. Melakukan show up kepada masyarakat khususnya kepada mahasiswa tentang sebuah kerberhasilan jika mereka berganbung dengan Chevron

Strategi WT 1. Perekrutan yang terpusat membuat pengeluaran yang besar dan waktuproses yang lama, sedangkan pendatang baru telah siap untuk bekerja.

Bisnis Internasional

8|Page

Anda mungkin juga menyukai