Anda di halaman 1dari 8

Analisis Putusan Mahkamah Agung untuk Perkara Nomor 1827/PID.B/2009/PN.JKT.SEL.

dengan Pasal 53 KUHP (tugas untuk mata kuliah Asas- Asas Hukum Pidana)

Oleh:

Elizabeth Delfia 110110110117

Dosen : Sigid Suseno, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

Analisis Putusan Mahkamah Agung untuk Perkara Nomor 1827/PID/B/2009/PN.JKT.SEL. dengan Pasal 53 KUHP

A. Kasus posisi
Pada tanggal 30 September 2009 sekitar jam 20.30 WIB, di rumah H. MOCH SAYRIF (paman terdakwa) Jl. Rs. Fatmawati Raya No. 35, Cilandak, Jakarta Selatan, IBRAHIM als. BOIM bin. ZAENUDIN JAYA (terdakwa) meminta kepada ibunya yang bernama MANIH bin NIMAN untuk membetulkan sepeda motor yang rusak untuk dibawa ke bengkel, akan tetapi permintaan tersebut tidak dituruti perbuatan ibu Terdakwa. Terdakwa mengancam akan membakar rumah jika kemauannya tidak dituruti. Setelahnya, Terdakwa membakar rumah pamannya. Tidak lama kemudian SURYDI JOHAN bin. ZAENUDIN JAYA dan SAPRUDIN JOHAN berteriak api api, yang berasal dari kamar Terdakwa sebagian kasur busa sudah terbakar. Terdakwa sudah tidak ada saat kejadian itu. Kebiasaan Terdakwa sering membuat masalah dan meresahkan lingkungan sekitar, membuat Ibu Terdakwa melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Metro Cilandak , Jakarta Selatan.

B. Dakwaan
Terdakwa, Ibrahim bin Zaenudin Jaya, dituntut karena telah melakukan tindak pidana Percobaan Pembakaran sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 187 KUHP jo Pasal 53 KUHP.

C. Tuntutan
Penuntut Umum menuntut Majelis agar menjatuhkan putusan kepada Terdakwa sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa IBRAHIM als. BOIM bin. ZAENUDIN JAYA, bersalah melakukan tindak pidana percobaan pembakaran sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 187 KUHP jo. Pasal 53 KUHP.

2.

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa IBRAHIM als. BOIM bin. ZAENUDIN JAYA dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) bulan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah Terdakwa tetap ditahan.

3.

Menyatakan barang bukti berupa: - 1 (satu) buah kasur busa bekas terbakar, 1 (satu) potong jaket bekas terbakar, 1 (satu) map plastik bekas terbakar, 1 (satu) kotak korek api kayu, 1 (satu) sebilah golok terhunus tanpa gagang. Di rampas Negara untuk dimusnahkan.

4.

Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000, - (dua ribu rupiah).

D. Pertimbangan Hakim
Hal- hal yang menjadi pertimbangan hakim, yaitu: 1. Terdakwa dihadapkan ke muka persidangan dengan dakwaan melakukan perbuatan yang diancam dengan Pasal 187 KUHP jo. Pasal 53 KUHP. 2. Jaksa Penuntut Umum telah memanggi saksi, H. MOCH SAYRIF bin. MOCH SUYATNO, yang memberikan keterangan yang menyatakan bahwa pada tanggal 30 September Saksi sekitar jam 20.30 WIB, beralamat Jl. Rs. Fatmawati Raya No. 35, Cilandak, Jakarta Selatan, Terdakwa meminta kepada Ibunya agar mau membetulkan motor yang rusak. Namun, Ibu Terdakwa tidak menurutinya. Terdakwa pu mengancam akan membakar rumah jika Ibu Terdakwa tidak menuruti keinginan terdakwa. Setelahnya, terdakwa membakar rumah saksi, yang kemudian diketahui oleh SURYDI JOHAN dan SAPRUDIN JOHAN yang berteriak api- api dari kamar terdakwa, sebagian kasur busa telah terbakar. Terdakwa sudah tidak ada pada saat kejadian itu. Terdakawa yang sering membuat masalah dan meresahkan masyarakat membuat Ibu Terdakwa melaporkan kejadian ini ke Polsek Metro Cilandak, Jakarta Selatan. 3. Terdakwa tidak keberatan dan membenarkan keterangan saksi. 4. Terdakwa memberikan keterangan yang pada intinya sama dan sesuai dengan yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan (Tersangka).

5. Jaksa Penuntun Umum telah menunjukkan bukti di persidangan kepada Hakim Majelis Ketua, yaitu berupa: 1 (satu) potong jaket bekas terbakar dan 1 (satu) kotak korek api. 6. Terdakwa dibawa ke muka sidang atas dakwaan melakukan perbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 187 KUHP jo. Pasal 53 KUHP, yang unsur- unsurnya sebagai berikut: a. Barang siapa; b. Dengan sengaja membakar, menjadikan letusan atau mengakibatkan banjir yang dapat mendatangkan bahaya umum bagi barang; c. Jika niat itu ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan; d. Dan tidak selesainya pelaksanaan itu. 7. Fakta yang diperoleh dari keterangan saksi- saksi yang didengarkan di persidangan, keterangan Terdakwa dan bukti, yaitu: a. Bahwa kejadian pada tanggal 30 Setember 2009 sekitar jam 20.30 WIB di rumah H.MOCH SYARIF bin. MOCH SUYATNO sebagai paman dari Terdakwa beralamat di Jl. Rs . Fatmawati Raya No. 35 Cilandak Jakarta Selatan; b. Bahwa Terdakwa melakukan pembakaran karena permintaan Terdakwa kepada Ibunya untuk membetulkan sepeda motornya tidak dituruti; c. Bahwa benar Terdakwa mengambil korek api kayu dan menyulut kasur busa yang berada dikamar tidur Terdakwa; d. Bahwa benar Terdakwa sering membuat masalah dan meresahkan lingkungan, maka Ibu Terdakwa melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cilandak, Jakarta Selatan; 8. Berdasarkan fakta - fakta tersebut di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi unsur- unsur dalam Pasal 187 jo. Pasal 53 KUHP tersebut di atas, sehingga dengan demikian terdapatlah cukup bukti- bukti yang sah menurut hukum dan menyakinkan bagi Majelis Hakim bahwa Terdakwa tersebut bersalah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan kepadanya, oleh karena itu Terdakwa tersebut harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. 9. Saat melakukan perbuatannya itu, Terdakwa tersebut berada dalam keadaan sehat jasmani maupun rohaninya dan tiada suatu alasanpun yang dapat mengecualikan

pidananya, maka Terdakwa tersebut dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatan atau tindak pidana yang di lakukannya itu. 10. Sebelum menjatuhkan pidana perlu mempertimbangkan hal- hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa. Hal- hal yang memberatkan adalah perbuatan Terdakwa merugikan keluarga sendiri. Hal- hal yang meringankan, diantaranya Terdakwa bersikap sopan, mengaku terus terang dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi, Terdakwa melakukan perbuatannya karena untuk penambah tenaga, Terdakwa belum pernah dihukum. 11. Barang bukti akan ditentukan statusnya dalam Amar Putusan. 12. Oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebankan pula untuk membayar biaya perkara.

E. Amar Putusan
Berdasarkan perimbangan hakim atas beberapa hal di atas, maka hakim memutuskan:
1. Menyatakan bahwa Terdakwa IBRAHIM als. BOIM bin ZAENUDIN JAYA, telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: Percobaan pembakaran;
2. Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan pidana

selama: 5 (lima) bulan;


3. Menetapkan bahwa lamanya masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa,

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya;


4. Menetapkan supaya Terdakwa tetap berada dalam tahanan; 5. Menetapkan agar barang bukti berupa : 1 (satu) buah kasur busa bekas terbakar,

1 (satu) potong jaket bekas terbakar, 1 (satu) buah map plastik bekas terbakar, 1 ( satu ) kotak korek api kayu terbakar, 1 (satu) sebilah golok terhunus tanpa gagang Dirampas Negara untuk dimusnahkan;
6. Membebankan pula Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

2.000,- (dua ribu rupiah).

F. Analisis
Berdasarkan Pasal 187 KUHP, barangsiapa yang dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir dan karena perbuatannya timbul bahaya umum bagi barang, maka akan dipidana paling lama dua belas tahun. Terdakwa dapat diancam dengan pasal ini karena memenuhi unsur- unsurnya, yaitu: 1. Barang siapa; Dalam perkara ini, merujuk pada Terdakwa yaitu IBRAHIM als. BOIM bin. ZAENUDIN JAYA. 2. Menimbulkan kebakaran dengan sengaja; Kesengajaan telah Terdakwa tunjukkan pada ancaman yang diberikannya pada Ibunya untuk membakar rumah, serta barang bukti yang ada yaitu 1 (satu) buah kasur busa bekas terbakar, 1 (satu) potong jaket bekas terbakar, 1 (satu) map plastik bekas terbakar dan yang utama adanya 1 (satu) kotak korek api kayu. Kebakaran tidak akan terjadi jika tidak ada seseorang yang menyalakan korek api tersebut. 3. Perbuatannya menimbulkan bahaya umum bagi barang. Jelas bahwa perbuatan Terdakwa membakar kasur yang berada dalam kamar beresiko ikut terbakarnya rumah.

Dalam Pasal 53 KUHP ayat (1) dikatakan suatu perbuatan adalah percobaan jika: 1. Ada niat; 2. Adanya permulaan pelaksanaan (Begin van Uitvoering); 3. Pelaksanaan yang tidak selesai bukan karena kehendaknya sendiri.

Jika dianalisis, perbuatan dalam perkara di atas memenuhi syarat- syarat ini. 1. Adanya niat. Ibrahim telah menyatakan niatnya kepada Ibunya berupa ancaman akan membakar rumah jika keinginannya agar motor yang diperbaiki, tidak dituruti. 2. Adanya permulaan pelaksanaan. Niat semakin terlihat jelas ketika Terdakwa melakukan perbuatan persiapan yaitu mengambil korek api dan membawanya di dekat kasur busa. Korek api yang sudah berada di tangan Terdakwa dinyalakannya, lalu dilempar ke atas kasur busa yang

berada di dalam kamar Terdakwa. Tindakan Terdakwa yang melempar korek api yang menyala ke atas kasur busa merupakan permulaan pelaksanaan dari niatnya yang ingin membakar rumah. 3. Pelaksanaan yang tidak selesai bukan karena kehendak sendiri. Perbuatan Terdakwa yang berniat ingin membakar rumah dan sudah ada permulaan pelaksanaan yaitu membakar kasur busa, pada akhirnya tidak selesai karena diketahui oleh Surydi Johan dan Saprudin Johan yang berteriak api- api dan

Terdakwa sudah tidak berada di sana. Tentunya, pelaksanaan tersebut terhenti bukan karena kehendak Terdakwa karena Surydi Johan dan Saprudin Johan yang menghentikan pembakaran kasur busa. Selain itu, tidak adanya usaha terdakwa untuk menghentikan tindakannya terlihat dari tidak adanya keberadaan Terdakwa di kamarnya untuk mencoba melakukan penghentian terhadap kebakaran pada saat Surydi Johan dan Saprudin Johan mengetahui pelaksanaan tersebut.

Untuk mengetahui apakah niat terdakwa dapat dipidana atau tidak, maka perlu diketahui apakah niat tersebut sudah diwujudkan dalam tingkah laku. Niat tersebut dapat kita lihat dengan menggunakan Teori Campuran (Teori Subjektif dan Teori Objektif). Dilihat dari Teori Subjektif (melihat sikap batin berbahaya si pelaku), Terdakwa telah menyatakan niatnya melalui ancaman akan membakar rumah jika Ibu Terdakwa tidak membawa motornya yang rusak ke bengkel untuk dibetulkan Dilihat dari Teori Objektif (melihat dari sifat berbahayanya perbuatan si pelaku), Terdakwa sudah membakar kasur busa yang ada dikamarnya sebagai tindakan awal untuk membakar rumah. Perbuatan Terdakwa ini tentunya telah bertentangan dengan Pasal 187 KUHP yang menyatakan bahwa tindakan yang disengaja untuk menimbulkan kebakaran dan menimbulkan bahaya umum bagi barang, maka akan dipidana.

Dari analisis di atas, maka jelaslah bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana pembakaran yang tidak selesai, yang hanya menjadi sebatas percobaan pembakaran karena perbuatan yang telah disertai niat (kesengajaan) yang ternyata dengan adanya permulaan pelaksanaan tersebut, harus terhenti bukan karena kehendak Terdakwa sendiri. Oleh karena itu, Terdakwa dapat diancam dengan Pasal 187 KUHP jo. Pasal 53 KUHP karena tindak pidana Percobaan Pembakaran.

Berdasarkan Pasal 53 KUHP ayat 2, pidana yang dijatuhkan percobaan tindak pidana adalah sepertiga dari maksimum pidana pokok terhadap kejahatan. Maksimum pidana pokok dalam kasus ini, sesuai dengan Pasal 187 KUHP, adalah maksimum di pidana dua belas tahun. Karena tindakan Terpidana adalah percobaan pembakaran, maka pidana yang didapat adalah sepertiga dari dua belas tahun, yaitu maksimum pidana empat tahun penjara.

Sumber: Direktori Mahkamah Agung http://putusan.mahkamahagung.go.id/direktori/pidana Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (KUHP)

Anda mungkin juga menyukai