Anda di halaman 1dari 5

UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK

Siti Alfiana Chairunnisa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Departemen Obstetrik dan Ginekologik Kejadian kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di negeri ini. Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Setiap tiga menit, di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu, setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu (Gambar 1). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab langsung kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu. Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga kesehatan.

Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan. tingkat kematian anak di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand. Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas, asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan infeksi.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), penyediaan fasilitas kesehatan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED) di Puskesmas perawatan, pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK) di rumah sakit, dan Program Jampersal (Jaminan Persalinan). A. Penempatan bidan di desa Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan,diwajibkan tinggal srta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya,yang meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa. Tujuan penempatan bidan desa secara umum adalah meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu,anak balita,dan menurunkan angka kelahiran serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Penempatan bidan di desa memberika harapan baru untuk berangsur-angsur menggantikan peran dukun beranak. Tugas Bidan Desa berorientasi pada tiga konsep dasar : 1. Pendidikan a. Pendidikan kepada masyarakat Kesehatan keluarga dan program keluarga berencana Kesehatan lingkungan Pentingnya gizi Pentingnya pengawasan antenatal Pentingnya persalinan dan tenaga terlatih Pentingnya imunisasi balita dan ibu hamil Pendidikan tentang payudara dan ASI Kesehatan reproduksi dan lansia b. Pendidikan kepada dukun beranak Penyaringan kehamilan dengan risiko tinggi , risiko rendah, dan risiko meragukan Ikut serta membantu pelaksanaan gerakan KB

Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak | 2

Sterilitas saat pemotongan tali pusat Menetapkan untuk melakukan rujukan Membantu masyarakat untuk mengikuti program pemerintah dalam pelaksanaan posyandu Melaporkan kegiatan KIA 2. Pelayanan Kepada Masyarakat a. Melakukan pemeriksaan hamil dengan menetapkan dengan risiko tinggi , risiko rendah, dan risiko meragukan b. Pertolongan persalinan pada kehamilan risiko rendah c. Menggunakan partograf WHO dalam pertolongan persalinan d. Melakukan vaksinasi ibu hamil dan balita e. Melakukan rujukan untuk hamil risiko tinggi, parsalinan pada garis waspada, dan neonatus dengan risiko tinggi f. Melakukan kunjungan rumah : ibu setelah bersalin, pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi, memberikan nasihat makanan ibu dan bayi, dan memperhatikan kesehatan lingkungan g. Pengawasan dukun beranak h. Pengawasan tumbuh kembang balita i. Pengawasan terhadap peran serta masyarakat Pencatatan adan Pelaporan a. Pencatatan ibu hamil dan balita b. Evaluasi keikutsertaan masyarakat dalam posyandu c. Pencatatan kesehatan balita dan kesehatan sekolah d. Merencanakan berbagai kegiatan kesehatan e. Imunisasi

3.

B. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) Merupakan sebuah buku yang dirancang oleh departemen kesehatan republik indonesia sebagai media pencatatan dan pendidikan kesehatan Ibu , buku ini sangat banyak membantu para ibu dan juga suami untuk mengingat hal hal penting apa saja yang perlu dipersiapkan sejak hamil, melahirkan dan merawat bayi. Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Gambar 3. Buku KIA

Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak | 3

Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA. Jika ibu melahirkan bayikembar, maka ibu memerlukan tambahan buku KIA lagi. Buku KIA tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan (Posyandu, Polindes/ Poskesdes, Pustu, Puskesmas, bidan, dokter praktik, rumah bersalin, dan rumah sakit). C. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Tujuan dari P4K adalah meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. Melalui P4K diharapkan bidan mampu memfasilitasi pemberdayaan dan partisipasi semua pemangku kepentingan yang terdiri dari ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat termasuk juga dukun dan kader sebagai tenaga non profesional dalam mendata, mencatat dan memantau intensif setiap ibu hamil dan memastikan diberikannya pelayanan kesehatan rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan sesuai standar. Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di desa dapat memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu hamil. Gambar 4. Stiker P4K

D. Penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan Puskesmas PONED adalah puskesmas yang memiliki fasilitas dan kemampuan memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal selama 24 jam. Sebuah Puskesmas PONED harus memenuhi standar yang meliputi standar administrasi dan manajemen, fasilitas bangunan atau ruangan, peralatan dan obat-obatan, tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang lain. Puskesmas PONED juga harus mampu memberikan pelayanan yang meliputi penanganan preeklampsi, eklampsi, perdarahan, sepsis, sepsis neonatorum, asfiksia, kejang, ikterus, hipoglikemia, hipotermi, tetanus neonatorum, trauma lahir, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan kongenital.

Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak | 4

E. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit. PONEK adalah Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan seksio sesaria, Histerektomi, Reparasi Ruptura Uteri, Cedera Kandung/saluran Kemih, Perawatan Intensif Ibu dan Neonatal, Transfusi Darah. RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED. F. Program Jampersal (Jaminan Persalinan) Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting. Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang punya slogan Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

REFERENSI Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan RI. (n.d.). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Diakses pada tanggal 30 September 2013 Pada Pukul 17.53 WITA. [Online] Tersedia pada http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads /2013/01/Factsheet_P4K.pdf . Keputusan Kementrian Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Diakses pada tanggal 30 September 2013 pukul 17.38. [Online] Tersedia pada http://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2011/03/JUKNIS-SPM-2008.pdf. Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. Diakses pada tanggal 30 September 2013. [Online] Terdapat pada http://www.kesehatananak. depkes.go.idindex.php?option=com_content&view=article&id=82.. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia. Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak. (n.d.). Diakses pada tanggal 30 September 2013 pada pukul 17.59 WITA. [Online] Terdapat pada http://www.undp.or.id/pubs/ docs/UNDP%20-%20%20MDGR%202007%20(bahasa).pdf , 51-56. Manuaba, I., Manuaba, I., & Manuaba, I. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. UNICEF. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak. UNICEF INDONESIA Ringkasan Kajian .

Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak | 5

Anda mungkin juga menyukai