TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk
masa yang akan datang (Edwar Sallis, 2008).
Untuk menghindari salah persepsi tentang TQM, kita bisa membedakannya, seperti
pada tabel di bawah ini:
Mengapa hubungan dengan pelanggan (siswa) menjadi hal yang utama dalam
TQM pendidikan? Kriteri keberhasilan penerapan TQM dalam pendidikan adalah
kepuasan pelanggan, dalam hal ini siswa, orang tua dan masayarakat. Hubungan
yang erat dan komunikasi yang lancar antara institusi sekolah dengan pihak
pelanggan sangat dibutuhkan. Komunikasi yang baik, akan memudahkan proses
panjang penyesuaian antara harapan pelanggan dengan berbagai hal yang
ditawarkan oleh institusi sekolah. Proses ini sangat penting untuk mengatasi
keragaman kebutuhan tiap pelanggan.
2
Siapa pelanggan utama dalam QTM?. Untuk menentukan siapa pelanggan utama
kita, ada dua pertanyaan kunci: 1). Siapa yang paling utama kita layani?; 2). Siapa
yang bergantung pada kita agar tugas-tugas mereka berjalan dengan baik?. Yag
termasuk dalam dua jawaban pertanyaan tersebut bisa pelanggan eksternal (siswa
dan orang tua siswa), bisa juga pihak yang ada di dalam institusi sekolah itu sendiri.
Dalam kondisi ini hirarki dalam institusi menjadi tidak perlu. Bos dan pucuk pimpinan
bukan yang harus dilayani sebagai raja, tetapi sebaliknya harus melayani semua
jajaran yang ada di bawah koordinasinya. Guru-guru yang ada di sekolah adalah
pelanggan utama bagi kepala sekolah. Para murid adalah pelayan utama bagi guru
dikelasnya.
Apa itu pemasaran internal dan mengapa sangat dibutuhkan dalam aplikasi
TQM?. Pemasaran internal adalah serangkaian proses komunikasi ide antar seluruh
staff dalam institusi sekolah. Dalam hal ini terjadi sharing ide dan pengalaman antara
sesama staff, sehingga perbaikan mutu setiap saat bisa dilakukan. Pengetahuan dan
pengalaman guru, dan seluruh pengelola akan lebih cepat meningkat, yang akan
berguna untuk memecahkan setiap masalah yang muncul di dalam institusi tersebut.
Jika hal ini dikerjakan terus menerus, maka akan dihasilkan guru-guru, dan staf-staf
yang sangat paham terhadap pekerjaanya (Profesionalisme), dalam rangka
memenuhi harapan pelanggan dan mutu pendidikan dan kejuruan. Profesionalisme
tidak hanya membuat pelanggan tersenyum, tetapi mampu berdialog dengan mereka
tentang harapan dan kekuatiran yang mereka hadapi. Dalam hal ini profesionalisme
mengandung arti ”memiliki perhatian yang tinggi terhadap pelanggan”.
3
3. Sering terjadi gap antara harapan siswa/orang tua dengan hal yang ditawarkan
oleh guru (sekolah), oleh karena itu sebaikan ada media negosiasi tentan visi dan
misi yang tersepakati antara sekolah dan orang tua, atau antara guru dan siswa.
Lebih detil guru harus selalu bersepakat dengan siswa tentang ”Hasil belajar yang
ingin dicapai
Kendala apa yang dihadapi dalam mengaplikasi TQM?. Banyak hambatan yang
biasanya dihadapi dalam implemtasi TQM, seperti :
• Kurangnya dukungan dari top manajemen (pimpinan), hal ini bisa disebabkan oleh
kekuatiran kehilangan peran sebagai pemimpin, atau kurangnya niat baik dari
pimpinan untuk bersikap sebagai pelayan.
• Diperlukan biaya yang cukup besar untuk melakukan pemberdayaan aparatur
pemerintah, dan warga masyarakat yang dipimpinnya, serta biaya
untukmelakukan evaluasi yang terus menerus.
• Koordinasi dan komunikasi antar bagian atau staf intitusi tidak mudah dilakukan,
memerlukan kerja keras dan kemauan tingi.
• Biasanya tiap individu atau bagian intsitusi sekolah bekerja sendiri-sendiri.
• Besarnya tekanan eksternal yang menghambat atau menolak implementasi TQM.
• Biasanya manajer level menengah menjadi penghambat komunikasi antara
pelanggan dengan top manajer. Hal ini bisa diakibatkan oleh kekuatiran terhadap
hal yang belum tentu.
4
TOKOH -TOKOH M UT U :
Deming, Juran dan Crosby
Deming merumuskan konsep TQM dalam 14 poin penting, yang kemudian terkenal
dengan konsep 14 poin deming, yaitu sebagai berikut :
1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa. dengan tujuan agar bisa
kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan pekerjaan. Deming
percaya bahwa terlalu banyak organisasi yang hanya memiliki tujuan jangka
pendek dan tidak melihat apa yang akan terjadi pada 20 atau 30 tahun
mendatang. Mereka harus memiliki rencana jangka panjang yang didasarkan
pada visi masa depan dan inovasi baru. Mereka harus terus menerus berusaha
memenuhi kebutuhan pelanggan mereka.
2. Adopsi falsafah baru. Sebuah organisasi tidak akan mampu bersaing jika
mereka terus mempertahankan penundaan waktu. kesalahan, bahan-bahan
cacat dan produk yang jelek. Mereka harus membuat perubahan dan
mengadopsi metode kerja yang baru.
3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu. Inspeksi tidak
akan meningkatkan atau menjamin mutu. Anda tidak dapat menginspeksi mutu ke
dalam produk. Deming berpendapat bahwa manajemen harus melengkapi staf-
staf mereka dengan pelatihan tentang ala-talat statistik dan teknik-teknik yang
dibutuhkan mereka untuk mengawasi dan mengembangkan mutu mereka sendiri.
4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga. Menurut Deming harga tidak
memiliki arti apa-apa tanpa ukuran mutu yang dijual. Praktek kontrak yang hanya
cenderung pada harga yang murah dapat menggiring pada kesalahan yang
mahal. Metode yang ditawarkan mutu terpadu adalah mengembangkan hubungan
dekat dan berjangka panjang dengan pensuplai, dan sebaiknya pensuplai tunggal,
5
dan bekerjasama dengan mereka dalam mutu komponen.
5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu
dan produktivitas. dan selanjutnya turunkan biaya secara konstan. Ini merupakan
tugas manajemen untuk mengarahkan proses peningkatan dan menjamin bahwa
ada proses perbaikan yang berkelanjutan.
8. Hilangkan rasa takut, agar setiap orang dapat bekerja secara etektit. Keamanan
ada/ah basis motivasi yang dibutuhkan para pegawai. Deming yakin bahwa pada
hakikatnya setiap orang ingin melakukan kerja dengan baik asalkan mereka
beke~a da/am /ingkungan yang mampu mendorong semangat mereka.
10. Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa
menambah beban kerja. Tekanan untuk bekerja giat merepresentasikan sebuah
pemaksaan kerja oleh seorang manajer. Slogan dan target memiliki sedikit
dampak praktis terhadap peke~a. Kebanyakan persoa/an produksi terletak pada
persoa/an sistem dan ini merupakan tanggungjawab manajemen untuk
mengatasinya.
11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik. Mutu tidak dapat
6
diukur dengan hanya mengkonsentrasikan pada hasil proses. Bekerja .antuk
mengejar quota numerik sering menyebabkan terjadinya pemotongan dan
penyusutan mutu.
7
Apa saja yang menjadi penyebab utama kegagalan mutu pendidikan menurut
Deming?
• Dan kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan adalah
kurangnya penelitian dan analisa terhadap sebab-sebab rendahnya
tingkat pencapaian tujuan, serta belum terwujudnya penelitian dan
analisa tersebut sebagai subyek
8
Manajemen Joseph Duran : Aturan 85/15 .
Juran adalah 'guru' manajemen pertama dalam menghadapi isu-isu manajemen mutu
yang lebih luas. Dia yakin, seperti Deming, bahwa kebayakan masalah mutu dapat
dikembalikan pada masalah keputusan manajemen. Saat mempertimbangkan peran
kepemimpinan dalam mum, aturan 85/15 dariJosephJuran menjadi sesuatu
yang'sangat dibutuhkan. Juran menyatakan bahwa 85 persen masalah-masalah
mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang
baik. Sehingga, penerapan sistem yang benar akan menghasilkan mutu yang benar.
Dengan demikian, menurutJuran, 85 persen masalah merupakan tanggungjawab
manajemen, karena mereka memiliki 85 persen kontrol terhadap sistem organisasi.
10
TOTAL QU ALIT Y MAN AGEME NT
IN ED UC ATIO N
(P enga r ang buku : Ed war d Sa ll is)
Makalah ini
disampaikan dalam rangka memenuhi tugas
dari Mata Kuliah ”Kajian Mandiri Manajemen Pendidikan”
yang di Bimbing oleh Prof. Dr. Sutaryat Trisnamansyah.
Di Susun Oleh :
11
Kata Penghantar
Terimkasih
Team Penulis
12