Anda di halaman 1dari 93

ABSTRAK Skripsi ini ditulis berkenaan dengan kemajuan teknologi di bidang reproduksi, berawal dari ditemukannya kromosom penentu

jenis kelamin (kromosom x dan y), maka anak dengan jenis kelamin tertentu pun bisa di desain.Teknologi ini mulai menjamur di hampir semua negara-negara maju, dan ini menjadi menarik untuk dikaji karena untuk mengetahui bagaimana sebenarnya teknologi pemilihan jenis kelamin ini dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan teknologi ini karena image yang tertanam dalam masyarakat selama ini adalah bahwa jens kelamin adalah hak mutlak Tuhan . Adapun metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah metode penelitian kepustakaan ( library research), dengan si at penelitian diskriptik-analitik dengan pendekatan normati Teknologi ini menjabarkan bagaimana !ara memisahkan kromosom x dan kromosom y yang terdapat dalam sperma laki-laki untuk mendapatkan jenis kelamin yang diiinginkan, jika menginginkan anak laki-laki maka yang dipakai adalah kromosom y dan jika menginginkan anak perempuan maka yang dipakai adalah kromosom x. "ata-data diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan teknologi tersebut, artkel-artikel, majalah-majalah, dan koran-koran. Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data-data tersebut dengan analisis dedukti yaitu bagaimana hukum Islam memberikan ruang atas asas keman aatan (mas}lahah) yang terdapat pada teknologi ini. #erdasarkan hasil penelitian, penyusun sampai kepada beberapa kesimpulan yaitu $ untuk menentukan hukum dari teknologi pemilihan jenis kelamin ini, terlebih dahulu harus memperhatikan apakah sperma yang digunakan adalah sperma dari suami atau bukan, dan apakah dalam proses pemilihan in membahayakan pasien atau tidak. %enggunaan teknologi pemilihan jenis kelamin ini menjadi boleh jika yang digunakan adalah sperma dari suami sendiri, dan dalam pelaksanaannya teknologi ini banyak memberikan man aat bahkan menghindari kemudharatan dan pada tahap pelaksanaanya tidak membahayakan pasien. Teknologi ini menjadi haram jika yang digunakan adalah sperma donor. &eberhasilan penggunaan teknologi ini telah men!apai angka '().

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

x*ii

&einginan mendapatkan anak merupakan

itrah yang diilhamkan

Allah. &e itrian ini, terungkap dalam munajat +akariya dalam al-,uran $

(
&ehadiran anak, sebagai unsur kebahagiaan keluarga diungkapkan

dalam penjelasan #ab I %asal I -- .o. ( Tahun ('/0 Tentang %erkawinan$ 12membentuk keluarga yang bahagia rapat hubungannya dengan keturunan, yang pula merupakan tujuan perkawinan, pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.3 4 "alam realita sosial, pemaknaan kehadiran anak, tidak hanya sekedar pelengkap kebahagiaan keluarga, kehadiran anak sosial-budaya. %ada sisi ini, pemaknaan dipengaruhi oleh pandangan sosial. %ada sistem sosial tertentu, kehadiran anak, disamping mengemban harapan dan tanggungjawab pribadinya juga dibebani untuk memenuhi harapan dan kewajiban keluarga dan lingkungan sosialnya. %ada masyarakat patrileneal, misalnya, anak laki-laki begitu banyak diharapkan, karena dianggap sebagai penerus keturunan keluarga. %ada kasus yang lain, walaupun terkesan eksloitatif, kehadiran anak laki dianggap lebih mampu melanjutkan suatu dinasti (trah) atau kelanjutan suatu usaha atau setidaknya dapat membantu menanggung beban ekonomi keluarga. "alam sejarah di .egeri 5ina, banyak bayi-bayi perempuan yang lahir dibunuh dengan !ara yang keji. #ahkan ibu yang melahirkannya dipandang
(

berkaitan juga dengan

kelahiran anak se!ara langsung

6aryam ( (' ) $ 7 %enjelasan #ab I %asal I -- .o. ( Tahun ('/0 Tentang %erkawinan

x*iii

sebagai sendiri.

pendosa yang wajib untuk dihukum

oleh anggota keluarganya

"alam rangka melegitimasi keben!ian terhadap salah satu jenis kelamin ini, dalam beberapa kasus didukung oleh lembaga agama. "alam &itab Talmud, misalnya, terdapat ayat yang menunjukkan keben!ian terhadap jenis kelamin perempuan, yang menganggap kelahiran bayi perempuan sebagai ben!ana paling dahsyat. #agitupun dalam Agama kristen klasik. %emujaan mereka terhadap 6aryam. Tidaklah menyebabkan mereka lebih menghormati kaum perempuan. &enyataan ini terungkap dari laporan 6ary "aly yang menyebutkan bahwa$ 1 %enyiksaaan dan pembakaran terhadap para wanita yang dituduh sebagai penyihir menjadi biasa dan dijadikan kebiasaaan di 8ropa pada masa Renaissance. %ara anggota pria dari Mystical Body, yang ingin menghidupkan kembali mitos tentang kepala simbolis mereka, berjuang demi3kelahiran kembali melelaui pembunuhan dewi, yaitu dengan dilenyapkannnya se!ara kejam kehadiran wanita. Teologi dan hukum mereka menuntut pembunuhan besar-besaran ini2 3. 9 %ada masyarakat :indu-India, nasib kaum wanita ini lebih tragis. Sebelum perempuan ini menikah, mereka adalah bayi yang terbuang, yang dita;dirkan untuk menghadapi kehan!uran akibat jenis kelamin mereka. &aum perempuan memiliki sedikit waktu bahkan untuk dirinya sendiri. #ahkan ketika suaminya sudah meninggalpun mereka masih harus melakukan sutte (pembakaran janda). &enyataan yang sama juga terjadi pada masyarakat Arab <ahiliyah, sebagaimana dijelaskan dalam al-,uran.$
0

"- # +, & (' *) %" !#$ !

6unawar Ahmad Anees, Islam dan Masa depan Biologis Umat Manusia !et ke-0, (#andung$ 6i=an, (''0), hlm. (>'. 0 An-.ahl ( (? ) $ 7

xix

"i Indonesia, pandangan

diskriminati ini terlihat pada sebagian

masyarakat. #anyak keluarga merasa kurang berbahagia jika belum memiliki anak yang lengkap (laki-laki atau perempuan). Tanpa kontrol yang jelas, gejala ini akan menyebabkan terjadinya ledakan pertumbuhan penduduk. #agi sebagian keluarga ketidaklengkapan jenis kelamin ini, bahkan dijadikan alasan untuk berpoligami.7 5ontoh lain, pada masyarakat Sumatera #arat, terutama pada masyarakat 6inangkabau yang memiliki struktur masyarakat matrilineal, kedudukan anak perempuan menjadi sangat penting. Anak perempuan pada masyarakat minangkabau menjadi penentu terhadap garis keturunan adat. <argon,1anak-laki-laki atau perempuan sama saja3 yang gen!ar disuarakan pada masa sosialisasi 1&#3 setidaknya memberikan gambaran tentang

kenyataan ini, bahwa belum lengkap kebahagiaan suatu keluarga manakala belum memiliki anak laki dan perempuan. &eadaaan di atas memberikan gambaran bahwa di masyarakat mun!ul suatu keinginan untuk memilih jenis kelamin bayi yang dilahirkan. &enyataan inilah yang kemudian mendasari penelitian-penelitian tentang upaya meren!anakan jenis kelamin anak. "alam proses penelitian pemilihan jenis kelamin anak, para ahli biologi menemukan bahwa jenis kelamin anak ditentukan oleh 0 aktor, yakni$ a. %osisi pada waktu berhubungan intim@ b. Aaktu !oitus@ !. <enis makanan
7

6emilih <enis &elamin Anak, dalam ,Majalah Ummi, edisi (BCDIII 4BB4, hlm . 7?.

xx

d. &easaman dan kebasaan *agina. ? "alam penelitian berikutnya ditemukan diungkapkan oleh "r.%rita &usumaningsih SpEF, pula, sebagaimana

12proses perekayasaan jenis kelamin ini sangat dimungkinkan jika dilakukan sebelum terjadinya konsepsi (pertemuan sel telur dan sperma) &arena setelah konsepsi berarti telah terjadi penyatuan dan sudah tidak dapat lagi dilakukan rekayasa apapun untuk merubah jenis kelamin3./ "imungkinkannya perekayasaan ini dimulai dengan ditemukannya struktur kromosom yaitu suatu struktur yang terdapat dalam inti sel yang ditempati gen sebagai pembawa si at keturunan. %ada umumnya, laki-laki dan perempuan mempunyai dua buah kromosom yang bisa menentukan jenis kelamin. Kromosom ini terdapat pada tiap sel orang bersama 00 kromosom lainnya (autosom).> %ada wanita, kedua belah kromosom seksnya adalah

kromosom D, sementara pada laki-laki kromosom seksnya terdiri atas belahan D dan belahan G. "engan demikian, susunan normal kromosom seks pada wanita adalah DD dan pada pria DG. Kromosom D merupakan pembawa si at perempuan sekaligus penentu jenis kelamin perempuan, dan kromosom G merupakan kromosom pembawa si at laki-laki dan sekaligus penentu jenis kelamin laki-laki. Apabila sperma yang membuahi sel telur mengandung kromosom D, maka hasilnya ialah embrio perempuan (DD). Tetapi apabila sperma tersebut mengandung kromosom G maka hasilnya adalah embrio laki-

Majalah Ummi , hlm. 7?-7/.

Indra F. 6ansur, Strategi 6eren!anakan <enis &elamin Si Erok, Republika, dalam &olom &eluarga, > April 4BB(, hlm. (B . T.:ermaya, Ensiklopedi Kesehatan !et ke-( (%T 5ipta Adi %ustaka, (''4) hlm.0'. lihat juga 6ajalah Fatra, Hubrik &esehatan &eluarga 8disi (BCDIIIC4BB4, hlm. 0/.
>

xxi

laki (DG). Eleh karena itu, jika pembuahan dilaksanakan se!ara normal maka peluang antara anak laki-laki atau perempuan adalah 7B$7B.' "alam penelitian berikutnya ditemukan juga bahwa ada perbedaan pada kedua jenis sel sperma tersebut. Kromosom D, karena membawa lebih banyak ".A (4,> )), memiliki ukuran yang lebih besar dari pada kromosom G dengan usia yang lebih panjang. Sementara kromosom G lebih ramping, lebih lin!ah dengan usia yang pendek(B %erbedaan inilah yang diman aatkan dalam perekayasaan jenis

kelamin anak, yaitu dengan mengupayakan jenis kromosom tertentu ( D atau G ) yang akan membuahi ovum ( ertilisasi). Sehingga kombinasi sel telur dan sperma terjadi sesuai dengan harapan. %rinsipnya, hanya satu kromosom terpilih yang membuahi ovum. %erkembangan dan peman aatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran ini merupakan re*olusi yang berpengaruh pada tatanan kehidupan manusia. Fejala ini perlu disikapi oleh Agama Islam, sejauhmana hukum Islam memberikan ruang bagi pengembangan dan peman aatan ilmu pengetahuan dan teknologi ini.

B. Pokok Masalah (. #agaimanakah bentuk-bentuk inter*ensi teknologi dalam pemilihan jenis kelamin anakI

'

Indra F. 6ansur., !trategi Memilih "enis kelamin, hlm. (B. Satu..et.5omCIndex.htmlCwanitaCB,77?(,BCF-"A.F I.JEH6ASI #AKITA 4'<anuari 4BB0

(B

xxii

4.

#agaimanakah pandangan hukum Islam terhadap penggunaan teknologi dalam pemilihan jenis kelamin ini I

C. Tujuan an Kegunaan (. Tujuan penelitian a. 6engetahui teknologi pemilihan jenis kelamin anak@. b.6enemukan dasar hukum bagi pengembangan teknologi rekayasa jenis kelamin. 4. &egunaannya$ a. Sebagai kontribusi pemikiran dalam kha=anah pengetahuan Islam. b. Sebagai bahan yang berguna bagi penelitian lebih lanjut.

D. Telaah Pustaka %enelusuran pustaka, sejauh yang dapat dilakukan penyusun, belum ada suatu tulisan yang se!ara komprehensi membahas masalah ini. #uku yang berkaitan seperti buku 6unawar Ahmad Anees, Islam dan Masa #epan Biologis Umat Manusia, yang diterbitkan 6i=an, lebih banyak merupakan respon Islam (dalam pandangan penyusunnya) terhadap perkembangan

I%T8& yang berpengaruh se!ara dramatis terhadap kehidupan manusia. Seperti pada manipulasi proses-proses reproduksi manusia, rekayasa genetika dan kemajuan-kemajuan lain dalam bioteknologi. &emajuan-kemajuan ini telah menantang gagasan-gagasan tradisional mengenai hakikat kehidupan. %endekatan yang dilakukan oleh pengarang lebih menyudut pada pendekatan

xxiii

historis dan sosial komparati .(( #ahan pustaka lain yang didapatkan penulis adalah buku Biologi <ohn &imball jilid 4 yang didalamnya menjelaskan bagian-bagian alat kelamin laki-laki dan ungsi- ungsi yang ada padanya, seperti bagaimana proses spermatisasi yang dilakukan oleh testis (buah =akar), dan bagaimana akti itas kelenjar hifofisis dalam membantu merangsang produksi sperma. "alam buku itu juga dijelaskan ungsi- ungsi alat-alat

kelamin perempuan seperti produksi sel telur dalam ovarium, apa yang terjadi ketika sel telur tidak dibuahi dan kemungkinan terjadinya kehamilan dengan adanya kromosom-kromosom yang dikandung dalam alatLalat kelamin tersebut.(4 Selain itu dalam buku Jisiologi &edokteran karya Ailliam J.Fanong yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, bukunya J.< #eernink yang diberi judul Male se$ %re !election &hrough !perm Isolation, banyak mengintrodusir tentang aspek struktur isiologis manusia dan

bagaimana proses reproduksi pada manusia itu berjalan serta menggambarkan bagaimana proses pemilihan jenis kelamin anak ini menjadi begitu memungkinkan.. "ari perspekti keislaman, buku Islam dan 'dab !eksual,

karya 6. #ukhori yang mana pada buku tersebut diberikan penjelasan alat-alat kelamin laki-laki dan perempuan serta ungsi- ungsinya. Serta bagaimana penggunaannya menurut syariMat Islam. #uku, Islam dan Masalah(masalah kemasyarakatan, yang diterbitkan oleh %anjimas yang mana pada

penjelasannya mengenai jenis kelamin, majelis 6u=akarah mena sirkan


6unawar Ahmad Anees, Islam dan Masa depan Biologis Umat Manusia !et ke-0, (#andung$ 6i=an,(''0). <ohn A &imball Biologi <ilid II !et ke-7, penerjemah :. Siti Sutarmi Tjitrosomo dan .awangsari Sugiri ( <akarta$ %enerbit 8rlangga, ('>9 ).
(4 ((

xxi*

bahwa keinginan memiliki anak dengn jenis kelamin tertentu adalah itrah dan wajar. &edudukan anak di masyarakat dan bagaimana hasil sur*ei yang diadakan di beberapa daerah mengenai keinginan anak laki-laki atau perempuan sedikit di kaji dalam bukunya 6elly F. Tan dan Soeraji, %enduduk dan %erubahan. #eliau menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu. &einginan tersebut bukan tidak beralasan tetapi memiliki landasan yang terkadang bukan atas kehendak mereka namun lebih kepada kepentingan sosial, seperti jika seseorang memiliki anak pertama dengan jenis kelamin laki-laki, maka diharapkan ia mampu menjadi tulang punggung keluarga kelak. Itu adalah harapan orang tua pada umumnya, berbeda dengan masyarakat 6inangkabau yang sangat menghormati anak perempuan karena dianggap sebagai penerus garis keturunan.#uku yang lebih memberikan keterangan yang !ukup jelas tentang pemilihan jenis kelamin ini adalah buku asil karya :a=el, dalam bukunya yang berjudul Ingin 'nak )aki(laki atau %erempuan dijelaskan bahwa ada beberapa teknik yang harus dijalani oleh pasangan suami istri dalam meren!anakan jenis kelamin anaknya, namun :a=el lebih menekankan pada waktu berhubungan antara suami dan istri, yaitu jika ingin anak perempuan maka dianjurkan untuk berhubungan satu minggu sebelum masa haid, dan jika ingin anak laki-laki maka dianjurkan berhubungan pada masa o*ulasi (masa subur). %er!obaan ini telah ia buktikan selama beberapa tahun. #uku tambahan lainnya yang !ukup memberikan sedikit gambaran tentang teknologi pemilihan jenis kelamin yaitu buku yang diterbitkan oleh .exx

xx*

6edia, )et*s Make Babies, yang mana teknologi peren!anaan jenis kelamin anak ini merupakan satu tips bagi pasangan yang ingin memiliki anak dengan !ara !epat dan hasil yang sesuai dengan keinginan. "alam melakukan pengkajian hukum, penyusun menga!u kepada konsep-konsep ushul i;h seperti yang terdapat dalam buku Us}u>l Fiqh al Islamiyah karya 6uhammad &amal ad-./01 Imam. #uku 234506 7/89 :6;<36:=/0 II karya Amin Abdul A=i=. #uku al(Mas}lahah fi at-

TasyriI al-Islami> wa Najm ad-Di>n at-Tu>fi karya 6usta a +aid. #uku Usul i+h karya .asrun :arun. #uku Abu Ishak Ibrahim bin

6uhammad as-Syatibi, al-Muwa>faqat fi Us}u>l asy(!yari*ah, #uku Dawa>bit al(Mas}lahah i asy-Syari>ah karya 6uhammad Said

Hamdan al->50?/@ "isamping buku buku tersebut masalah hukum Islam banyak dibahas dalam buku A. #ahruddin dalam buku yang diberi judul pemeliharaan Usu>l al(Khamsah dalam Hangka 6ewujudkan &emaslahatan. &emudian, Ilmu -shul Ji;h yang dikarang oleh %ro . "H. :. Ha!hmat Sya eMi, 6A. #uku Rekonstruksi Metodologi Ilmu(Ilmu Keislaman,. #uku #asar(#asar %enetapan -ukum Islam yang ditulis oleh %ro . 6ukhtar Gahya banyak mengungkapkan metode penetapan hukum Islam terhadap

perkembangan-perkembangan sosial budaya yang terjadi di masyarakat.

E. Kerangka Teor!t!k "asar ,uran $ keyakinan ajaran Islam, sebagaimana dipaparkan dalam al-

xx*i

(9

&E D* C AB )
(0

dan dilanjutkan dengan ayat $

H FG

6emberikan dasar bahwa sosok manusia ter!ipta dari setetes air mani yang dipan!arkan. %enemuan bahwa jenis kelamin ditentukan oleh unsur sperma laki laki, setidaknya, memberikan bukti pada pandangan tersebut. %ada ayat lain Allah ber irman $

M L L M L ABKL JE I, B) B (7 D M L L N
&einginan manusia untuk mempunyai anak dengan jenis kelamin tertentu telah dijelaskan dalam ayat tersebut. Allah memberikan anak

perempuan kepada siapa yang menginginkan anak perempuan dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang menginginkan anak laki-laki. Inti ayat ini memungkinkan manusia mengatur dalam usaha memperoleh anak laki-laki atau anak perempuan.(? %enentuan jenis kelamin anak yang dilahirkan merupakan hak mutlak Allah. -paya manusia hanya meren!anakan dalam proses pra kehamilan bukan dalam hasil. Se!ara teoritis, dimungkinkannya upaya peren!anaan jenis kelamin, dimulai dari penemuan struktur kromosom pada spermato.oa. "alam keadaan normal, sperma mengandung dua kromosom yang berbeda, yaitu kromosom D
(9

An-.ajm ( 79 ) $ 07 An-.ajm ( 79 ) $ 0? As-Syura ( 04 ) $ 0'

(0

(7

6ajelis 6u=akarah Al-A=har, Islam dan 6asalah-6asalah &emasyarakatan, %anji Masyarakat penyunting A=yumardi A=ra, !et ke ( ( <akarta $ %ustaka %anjimas, ('>9 ) hlm. 4B9.

(?

xx*ii

pembawa si at perempuan dan kromosom G pembawa si at laki-laki. #erbeda dengan laki-laki, perempuan hanya memiliki dua kromosom yang sama, yakni kromosom D, sehingga sel telurnya akan selalu memiliki kromosom DD sebagai pembawa si at perempuan. %ara ahli menyimpulkan bahwa penentu jenis kelamin anak adalah unsur kromosom yang ada dalam spermato.oa. Apabila unsur D yang membuahi maka akan menjadi perempuan dan apabila unsur G yang membuahi pembuahan ovum maka akan menjadi anak laki-laki. Apabila proses terjadi se!ara alamiah, tanpa !ampur tangan pihak luar,

kemungkinan anak laki-laki atau perempuan memiliki peluang 7B $ 7B. "alam keadaaan normal, perbedaan jumlah spermato.oa berkromosom D atau G berkisar 0B-?B persen. "alam keadaan tidak normal, kurang dari 0B persen. :al ini disebabkan karena beberapa aktor diantaranya genetika, makanan dan gaya hidup. "ua sel kromosom D dan G memiliki karakteristik yang berbeda. Kromosom D memiliki ukuran lebih besar karena memiliki kandungan ".A yang lebih banyak sekitar 4, > ). Sehingga pergerakan kromosom D lebih lambat. Sedangkan kromosom G memiliki ukuran yang lebih ramping

sehingga pergerakannya lebih lin!ah dan dapat men!apai ovum lebih !epat daripada kromosom yang satunya.(/ %erbedaaan lainnya, kromosom D memiliki kemampuan hidup lebih lama daripada kromosom G. %erbedaan karakteristik inilah yang diman aatkan dalam

perekayasaaan jenis kelamin anak. Asumsi yang dibangun pada peren!anaan


(/

Satu. .et.5omCIndex.htmlCwanitaCB,77?(,BCF-"A.F I.JEH6ASI #AKITA.

xx*iii

jenis kelamin anak ini adalah$ bahwa jenis kelamin anak dapat diren!anakan manakala ada rekayasa penyatuan antara unsur kromosom (unsur D atau G) dengan ovum dimana sebelumnya telah dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara unsur (D dan G), sehingga hanya ada satu unsur sel kromosom yang menyatu dengan ovum. %enemuan awal metode peren!anaan jenis kelamin anak dimulai dengan ditemukannya metode alamiah. Teori ini beranggapan bahwa$ peren!anaan jenis kelamin ditentukan oleh pertama@ posisi hubungan intim $ %osisi !oitus, yang disyaratkan pada metode ini adalah posisi yang memungkinkan sperma bertahan lebih lama, karena hal ini akan berpengaruh pada proses pembuahan. Terkait dengan posisi !oitus ini, ajaran Islam menyatakan bahwa, proses persetubuhan harus dilakukan dengan sopan, tidak menyalahi norma dan dapat diterima oleh pasangan. disebutkan$
(>

"alam al-,urNan

"RST " ON$ Q" O P$ "O,

Ta siran anna syi*tum, memiliki dimensi kebebasan untuk melakukan berbagai *ariasi dalam gaya persetubuhan sejauh itu tidak ada pemaksaan dan dilakukan pada organ reproduksi.(' Ajaran Islam hanya membatasi bahwa persetubuhan tidak dilakukan melalui jalan belakang (anal seks). &edua$ masa

momen hubungan intim (&iming of coitus). 6omen terkait dengan

kesuburan wanita. :al ini didasarkan pada asumsi bahwa unsur G dalam
(>

Al-#a;arah ( 4 ) $ 449

Ali as-Shabuni, &afsir 'yat 'hkam 's(!habuni, !et I (Suarabaya$ %T #ina Ilmu Tunjungan, ('>7) hlm. 40B.

('

xxix

spermato.oa memiliki ukuran lebih ramping, dengan usia yang lebih pendek, sehingga memiliki pergerakan yang !epat dan bisa lebih awal sampai pada sel telur. <ika mengharapkan anak laki-laki maka coitus harus dilakukan pada saat wanita ada dalam masa subur sehingga kemungkinan terjadinya fertilisasi kombinasi DG menjadi lebih besar. Sedangkan apabila menginginkan anak perempuan, coitus harus dilakukan sebelum masa subur. :al ini dipengaruhi oleh kelambanan unsur D dengan umur yang lebih panjang. "engan begitu, kemungkinan terjadi fertilasi DD lebih besar. 6enyangkut waktu coitus, ajaran Islam menegaskan$
4B

)B " V$ # Q UG

#erdasarkan ayat ini, suami istri bebas melakukan hubungan sex kapanpun. Ajaran Islam hanya membatasi bahwa persetubuhan dilarang

dilakukan pada masa haid dan ni as. Seperti yang terdapat dalam hadis Aisyah$

\[ \L ) !Z H# #!+ Y X$ W 4( ]B[ C !
Ketiga/ konsumsi makanan. %ara ahli nutrisi memberikan saran bahwa suami istri yang menginginkan anak laki-laki disarankan kepada suaminya untuk banyak mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung banyak protein. Sementara bagi mereka yang mengharapkan anak perempuan

4B

Al-#a;arah ( 4 ) $ 444

Ibnu 6ajah, Sunan Ibnu 6ajah, Kitab 'taharatu 0a !unanuha ( 6esir $ Isa Al-#a;i wa Syirkah,('7?), I $ 90B :adis no.?9( sanad mar uO dari Abi :urairah

4(

xxx

disarankan banyak makan sayuran. Jaktor makanan ini menjadi begitu penting untuk menjaga kestabilan unsur-unsur tubuh dan kestabilan hormon. "alam perspekti hukum Islam, Allah menegaskan$

U) B OT" H `I _^B H LD LL 44 U^b aL" RH


"engan dasar tersebut, maka sejauh makanan yang dikonsumsi oleh suami istri memenuhi unsur halal dan baik, maka hal ini tidak dilarang. Seperti yang terdapat dalam irman Allah $

d) ' !# LCHK ]" c FR" OB c$ 49 )B


Keempat@ keadaan p: *agina. Jaktor keempat ini didasari oleh si at kromosom. Suasana di *agina ini yang akan memungkinkan masuknya kromosom D atau G ke dalam ovum. 6enurut penelitian, bila p: nya rendah berarti keadaan *agina asam dan dalam keadaan demikian, yang lebih memungkinkan untuk bertahan hidup adalah kromosom G. Tetapi apabila keadaan p:-nya tinggi berarti keadaan *agina basa dan yang lebih mungkin hidup dalam keadaan *agina basa adalah kromosom D. %roses pergantian suasana *agina ini dapat dilakukan dengan membasuh *agina dengan air !uka bila menginginkan asam dan membasuhnya dengan soda bila menginginkan basa. "alam hukum Islam tidak terdapat suatu dalil khusus mengenai mempertahankan keadaan *agina ini sejauh hal tersebut tidak membahayakan. #erdasarkan kerangka ini maka metode alamiah tidaklah bertentangan dengan

44

Al-#a;arah ( 4 ) $ (/4 Al-#a;arah ( 4 ) $ (/9

49

xxxi

ajaran Islam. %eren!anaan jenis kelamin anak melalui metode alamiah ini adalah syah dan diperbolehkan. %enemuan lebih lanjut adalah mun!ulnya kemungkinan untuk memisahkan sel-sel yang terdapat dalam sperma. Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan, tekhnik yang dikembangkan E. Steeno menggunakan metode gelfiltrasi sephade$. "alam prosedur ini sperma yang bergerak dikonsentrasikan dalam satu pe!ahan. !perma pembawa kromosom D diisolasikan dalam satu pe!ahan yang terpisah dengan tingkat kemurnian 'B ). .amun teori ini kurang memadai untuk men!iptakan jenis kelamin. %er!obaan berikutnya dilakukan oleh 8rri!son. "alam penelitiannya 8rri!son memisahkan unsur sperma dengan !ara sentrifugasi, :ampir /B ) dari

kromosom G terkumpul dalam lapisan-lapisan padat. "engan melihat perbedaan berat, bentuk dan gerak sperma maka dapat dikembangkan teknik pemisahan tersebut, yaitu setelah sperma yang memiliki !iri-!iri bergerak !epat dan memiliki tubuh yang langsing dibandingkan dengan sperma D. 6aka jika ingin anak laki-laki yang diperbanyak adalah sperma G. "alam riset yang telah dilakukannya, hampir /7 ) dari 'B kelahiran adalah laki-laki
40

. %enelitian tentang pemisahan sperma kemudian berkembang dengan

ditemukannya teknik biokimia oleh Ki=ukha Hiha!hi dari &eio -ni*ersity, <epang yang kemudian dikenal dengan teknik Elektroforesis yang mampu

J.< #eernink dan Honald < 8ri!sson Male !e$ %re(!election &hrough !perm Isolation ( #erkeley -ni*ersity o 5ali ornia %ress,('>4 ) hlm 9> (0 )

40

xxxii

memisahkan unsur sperma D dan G dengan menggunakan elektroda positi dan negati . %roses penyatuan ini dipermudah dengan ditemukannya teknologi inseminasi buatan yang memungkinkan penyatuan sperma dengan ovum tanpa melalui senggama. Sehingga jenis apa yang akan menyatu dengan ovum dapat lebih terkontrol. 47 %enemuan tekhnologi kedokteran ini merupakan re*olusi yang memungkinkan manusia untuk memenuhi harapannya. Terkait dengan peman aatan teknologi dan pengetahuan dalam teknologi pemilihan jenis kelamin pra kehamilan, tidak ada suatu dalil yang menunjuk se!ara khusus. "alam pers ekti ajaran Islam, peman aatan teknologi bukanlah merupakan sesuatu yang diharamkan, bahkan didorong untuk terus dikaji bagi kebahagiaan manusia. "alam surat ar-Hahman misalnya, manusia didorong untuk mengkaji ayat-ayat kauaniyah.

G DH U" RbGR g fE e bL J% I,
4?

UGB,! E UDH E D
ini,

%enelitan peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin

menyangkut dua hal. %ertama/ 6oti*asi yang mendasari pemilihan jenis kelamin. Kedua/ proses pemilihan jenis kelamin. "alam tahapan niat, hukum Islam sangat melarang melakukan pemilihan jenis kelamin dengan landasan
47 4?

6. Shaheb Tahar, Inseminasi Buatan !et ke-( (Surabaya$ #ina Ilmu, ('>/) , hlm .0. Ar-Hahman ( 77 ) $ 99

xxxiii

keben!ian atau perasaanLperasaan negati lainnya. Apabila niat pemilihan karena adanya pandangan diskriminati sosial terhadap suatu jenis kelamin maka hal ini sama dengan bentuk kebudayaaan jahiliyah yang membunuh anak perempuannya karena adanya rasa malu, terhina, takut akan kemelaratan (alasan ekonomis) atau tekanan sosial. &arena Allah telah menjelaskan $

"BR U" L ] `" hi F" +E BR\ E 4/ ^QG U


%enentuan jenis kelamin adalah hak mutlak sang %en!ipta. Tidak ada hak bagi manusia untuk menghilangkan hak hidup anak yang lahir, baik dengan !ara langsung atau pun !ara halus (teknologi kedokteran). Allah-lah yang memiliki kekuasaan untuk mengkaruniai anak laki-laki atau anak perempuan kepada siapa saja yang dikehendakinya, "engan demikian, maka pemilihan jenis kelamin harus dilandasi dengan moti*asi atau niat memberikan kemaslahatan yang lebih luas. "alam posisi ini, maka pemilihan jenis kelamin dapat dijalankan manakala ada dasar-dasar kemaslahatan yang mendukung terjaganya jiwa, harta, akal, agama dan keturunan serta mampu memberikan keman aatan yang lebih bagi kehidupan umat manusia di dunia maupun akherat. %emilihan jenis kelamin anak merupakan upaya dalam menjaga keturunan, yang mana orang tua mampu menentukan jenis kelamin anaknya sehinggga peren!anaan masa depan anaknya akan lebih terealisir. "isamping itu, peren!anaan jenis kelamin juga akan memberikan man aat yang lebih bermutu dengan lahirnya anak yang dikehendaki. %ada masyarakat patrilineal,
4/

Al-Isra ( (/ ) $ 9(

xxxi*

misalnya, dimana anak laki-laki sangat memberikan peranan yang sangat penting pada proses penjagaan kehormatan. "emikian halnya pada masyarakat matrilineal, anak perempuan memiliki nilai lebih. Anak perempuan menjadi begitu berharga karena merupakan penerus garis keturunan, jika tidak memiliki anak perempuan maka garis keturunannya otomatis terputus.4> 6elihat gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat erat memegang adat tersebut, maka pemilihan jenis kelamin anak merupakan salah satu alternati dalam rangka mewujudkan kebutuhan dan keinginan manusia. "an rekayasa pemilihan jenis kelamin anak mempunyai ruang yang !ukup luas dalam memenuhi hajat manusia@ dan merupakan salah satu !ara menjaga kebahagiaan keluarga. %eman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin ini merupakan hal baru, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Se!ara umum terhadap permaslahan ini berlaku kaidah

F$ !E MTE' jE

dengan

kaidah ini maka pada dasarnya peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin merupakan hal yang mubah, selama proses pemilihan tersebut terjadi atas suami istri yang syah atau dilakukan dengan menggunakan sperma suami dan ovum yang berasal dari istrinya, baik proses penyatuannya dilakukan di dalam maupun di luar. &e dua-duanya, syah menurut hukum Islam, dengan status anak yang syah pula. &eturunan, walaupun melalui coitus, tetapi terjadi di luar perkawinan tetap dianggap sebagai keturunan yang tidak syah dengan status

5hairul Anwar, -ukum 'dat Indonesia )6eninjau :ukum Adat 6inangkabau ) !et ke( (<akarta$ Hineka 5ipta, (''/) hlm. (40.

4>

xxx*

anak sebagai anak =ina, yang merupakan perbuatan yang dilarang oleh SyariMat Islam.
4'

i^g Mg F $ ) C \! E

". Meto e Penel!t!an. Tujuan dan man aat penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) . dengan okus penelitian pada upaya pen!arian konsepkonsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. a. <enis %enelitian %enelitian ini adalah penelitian kepustakaan ()ibrary Research), yaitu dengan !ara meneliti literatur-literatur baik berupa buku-buku, kitab-kitab, serta yang lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang dikaji. b. Si at %enelitian %enelitian ini bersi at deskripti analitik, yaitu dengan menguraikan

bagaimana teknologi pemilihan jenis kelamin baik itu se!ara alami atau modern dan bagaimana hukum Islam menyikapi perkembangan teknologi ini. !. %endekatan 6asalah %endekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normati dengan tujuan untuk mendekati masalah dengan melihat kaidahkaidah yang terdapat dalam i;h dan usul i;h. d. Teknik %engumpulan "ata

4'

Al-Isra ( (/ ) $ 94

xxx*i

%roses pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran literatur, yaitu dengan mengkaji dan menelaah beberapa bahan pustaka yang memiliki rele*ansi dengan tema bahasan. Adapun yang menjadi a!uan primer dalam menyusun skripsi ini adalah beberapa artikel mengenai teknologi pemilihan jenis kelamin,buku Islam dan 6asa "epan #iologis -mat 6anusia, buku Fenetika 6anusia, dan buku Ingin anak laki-laki atau perempuan. Sedangkan buku sekundernya adalah buku-buku tentang reproduksi dan kitab-kitab i;h. e. Analisis "ata "alam hal ini data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisa. -ntuk menganalisa data tersebut digunakan metode deduksi yang dalam hal ini dimaksudkan adalah bagaimana teori mas}lahah mampu menjadi dasar penerapan hukum atas teknologi pemilihan jenis kelamin ini

#. S!ste$at!ka Pe$%ahasan %enguraian penelitian terdiri dari lima bab. #ab I adalah bab pendahuluan yang menguraikan$ Katar #elakang 6asalah@ %okok 6asalah@ Tulisan@ Telaah %ustaka@ &erangka Teori@ 6etode %enelitian dan diakhiri dengan pembahasan Sistematika %embahasan. #ab II. 6enguraikan pembahasan mengenai@ Sistem Heproduksi 6anusia. Terdiri dari pembahasan$ %engertian alat reproduksi@Sistem reproduksi laki-laki@ sistem reproduksi perempuan@ proses ertilasi@

xxx*ii

Tekhnologi peren!anaan jenis kelamin anak dan diakhiri dengan pembahasan Inseminasi buatan. Substansi pembahasan pada bab II ini merupakan pembahasan yang mengkaji tentang isiologi sistem reproduksi manusia yang akan dijadikan landasan utama pada pembahasan berikutnya. #ab ini menjadi begitu penting untuk melihat sejauh mana dimungkinkannya proses

perekayasaan pada sistem reproduksi manusia, yang kemudian diman aatkan untuk upaya peren!anaan jenis kelamin anak. #ab III. 6embahas tentang$ Fambaran -mum Mas}lahah dan %enerapannya dalam %embentukan :ukum Islam. #ab tiga ini meliputi tiga pembahasan. %ertama terkait dengan mas}lahah@ kedua mengenai mas}lahah mursalah@ ketiga terkait dengan penerapan qawa>id al( fi+hiyyah dalam pembentukan :ukum Islam. %embahasan tentang

mas}lahah meliputi "asar penerapan mas}lahah, yang kemudian diuraikan dengan sub pembahasan pengertian mas}lahah@ pembagian

mas}lahah@ dan mas}lahah mursalah. "alam pembahasan tentang mas}lahah mursalah, penyusun menguraikannya dengan sistematika uraian, pengertian mas}lahah mursalah, kehujjahan mas}lahah

mursalah, syarat berhujjah dengan mas}lahah mursalah, dasar hukum mas}lahah mursalah dan diakhiri dengan uraian mengenai mas}lahah mursalah sebagai metode ijtihad. %embahasan tentang qawa>id al( fi+hiyyah, meliputi$ pengertian qawa>id al(fi+hiyyah, sistematika

qawa>id al(fi+hiyyah, dan sumber pengambilan qawa>id al(fi+hiyyah, %embahasan pada bab tiga ini sangat terkait dengan landasan analisa penyusun

xxx*iii

ketika men!ari landasan hukum yang dapat dijadikan sandaran dalam penetapan hukum perekayasaan jenis kelamin anak. #ab IP adalah pembahasan tentang Analisa terhadap %eren!anaan <enis &elamin Anak "alam %ers ekti :ukum Islam terdiri dari pembahasan$ Kandasan %eren!anaan <enis &elamin Anak dalam %erspekti :ukum Islam dan Tinjauan :ukum Islam terhadap %enggunaan dan %roses %eren!anaan <enis &elamin Anak. #ab P 6erupakan bab penutup yang terdiri dari pembahasan &esimpulan dan saran-saran.

BAB II MAS}LAHAH DAN LANDASAN PENERAPANN&A DALAM

PEMBENTUKAN HUKUM ISLAM

A. Mas}lahah Se%aga! Dasar ala$ Peneta'an Huku$ Isla$ Allah sebagai SyariMi telah menurunkan syari>'ah yang begitu sempurna, yang se!ara esensial merupakan penjelmaan konkrit kehendak Allah. Se!ara substansial, 3k:l/0:? Islam bertujuan memberikan kemaslahatan kepada manusia baik di dunia maupun di ahirat (li mas}lahatil basyari dunya>hum wa u hra>hum)

xxxix

mk:l/0n:9 sebagai essensi ajaran Islam, tidak berkembang dalam ruang yang kosong. mk:l/0n:9 tumbuh dalam berbagai situasi, kondisi. Healitas ontologis 3k:l/0n:9 ini kemudian melahirkan epistemologi hukum Islam ( i;h) yang pada dasarnya merupakan resultante dari interaksi para ulama dengan akta sosial yang melingkupinya. Islam di tengah-tengah kemajuan segala bidang sebagai hasil dari !ipta, rasa serta karya dari manusia dituntut eksistensinya dalam memenuhi perkembangan pengetahuan dan teknologi. Sejarah perkembangan hukum Islam telah mengajarkan bahwa trans ormasi nilai sosial, kultural, ekonomi dan bahkan politik ikut mempengaruhi terjadinya perubahan hukum Islam. :ukum Islam bukanlah uni ikasi yang baku yang sudah tidak bisa diinterpretasikan, melainkan sebagai kekuatan normati yang selalu menjadikan, menempatkan, memperlakukan atau mempertimbangkan kepentingan masyarakat sebagai substansi dari posisi leksibilitasnya (fle$ible1position), selama demikian ini tidak berorientasi mengorbankan keluhuran hukum Islam. Eleh karena itu, interpretasi ajaran Islam terhadap perkembangan iptek serta problema umat dalam realitas sosial merupakan sebuah kenis!ayaan. 6engingat adanya problematika hukum berkembang terus, sedang ketentuanLketentuan textual bersi at terbatas, maka konsekuensi logisnya ialah ijtihad tidak dapat dibendung lagi dalam rangka untuk menjawab permasalahan tersebut. Jormulasi umum yang dipakai oleh jumhur dalam

xl

beristinbath (!ara-!ara mengeluarkan hukum dari dalail) dalam menetapkan hukum biasanya beranjak dari $ a) al-,urOan , b). al-Sunah dan 5). al-HaMyu. #erkaitan erat dengan raMyu ini jumhur ulama, Abu :ani ah (>(L(7B :C/BB L /?/ 6), 6alik Ibn Anas ('0 L (/' :. C /(0 L >(4 6), Ahmad Ibn :anbal ((?0 L 40( :) Imam As-Sya iMI ((7B L 4B0 :) mengekspresikan dengan pembentukan hukum melalui ijtihad dengan beragam metode, salah satunya adalah dengan pembentukan hukum melalui pertimbangan kemaslahatan atau kepentingan umum dalam usaha menangkap makna dan semangat berbagai ketentuan keagamaan yang dituangkan dalam konsepL konsep tentang istihsan (men!ari kebaikan), istislah (men!ari kemaslahatan) dalam hal ini kebaikan atau kemaslahatan umum (al-mas}lahah alamah! al-mas}lahah al-mursalah2,

(. Pengert!an Mas}lahat Se!ara etimologis, mas}lahah berarti man aat atau pekerjaan yang mengandung man aat.9B 6enurut at-Tu i, masQlahat se!ara etimologis adalah$
9(

M +L ,]L FB FS# WB o U
Sebagian ulama memberikan de inisi masQlahah dengan menga!u

kepada pengertian dasar katanya yakni ps}alaha", yang digunakan untuk


9B 9(

.asrun :arun, Us}hu>l

i+h, 3<akarta$ Kogos,(''B), hlm. ((0

6usta a +aid, 'l(}Mas}lahah i 't(&asyri* 'l(Islami 0a 4ajm 'd -Di>n 't(Tu>fi! (#eirut $ #ar al( ikr 'l('rabi, ('70), hlm. (9?

xli

menunjukkan sesuatu atau seseorang yang kemudian menjadi baik, adil, saleh, atau menunjukkan keadaan yang mengandung kebajikan. #entuk jamak mas}lahah adalah =:34:06/9 dan lawan katanya adalah ma sadah.94 "ari sisi terminology terdapat beberapa de inisi. Imam al-Fha=alli, misalnya, mende inisikannya sebagai 1suatu ekspresi untuk men!ari sesuatu yang berguna (man aMah) atau menyingkirkan sesuatu yang keji (madharat )399 Sedangkan mas}lahat menurut &hawari=m adalah
90

ABK j \r !q +Z\ B F-]


s?;t50u/ mende inisikannya dari segi ur dan syaraM. "ari segi ur $
97

rH yiZ w+x v^,

sedang dari segi syaraM beliau mende inisikan mas}lahat sebagai$


9?

Y+ Y+ ^q + Z\ w+ x v ^,
6uhammad Hamdan :6;>50?/ memberikan de inisi mas}lahat

sebagai berikut $

Y+ ]" ^q #Z R FbH 9/ "" B," \" g" HL+


6uhammad &halid 6asMud, ilsafat -ukum Islam dan %erubahan !osial, !et ke-(, (Surabaya $ Al-Ikhlas, (''7), hlm. (79 Kihat juga dalam, Encyclopedia of Islam, Pol. III, (Keiden$ 8.<.#rill, (''(), hlm. /9> A. #ahruddin, %emeliharaan Us}hu>l 'l(Khamsah #alam Rangka Me0ujudkan Kemaslahatan, Ijtihad, 4 tahun IIIC<uli-"esember 4BB9 hlm. 40>
99 90 94

Amin Abdul A=i=, Us}hu>l Ibid,, hlm (9?

i+h 'l(Islami II, (&airo$ "aarus Salam, (''/), hlm.

0/(.
97

9?

Ibid,, hlm (9?

xlii

Agak berbeda dengan pengertian di atas, :3k;mk:0?/z/ memberikan perluasan makna atas pengertian yang dikemukakan oleh alFha=ali. "e inisi beliau mengenai mas}lahah adalah$ 1apa-apa yang menyangkut ri=ki manusia, pemenuhan penghidupan manusia, dan memperoleh hal-hal yang dituntut oleh kausalitaskausalitas emosional dan intelektualnya dalam pengertian yang mutlak3.9> %endapat :3;mk:0?/z/ tidak jauh berbeda dengan al-Fha=ali, hanya saja :3k;mk:0?/z/ lebih sering menggunakan istilah maqa>s}id s3k;mk:0?/z/ juga menambahkan bahwa masQlahah adalah hak hamba yang diperjelas eksistensinya dalam hukum Islam, baik dalam bentuk meraih {|=:36:9:?:1 ataupun menolak kema sadatan.9' -nsur terpenting dalam pengertian =:346:9:9 adalah 1perlindungan kepentingan3 yang mana 3k:l/0:? itu berhubungan dengan perlindungan terhadap umat baik dengan !ara positi maupun pre*enti . %ositi adalah dengan !ara menopang landasan landasan mas}lahah sedangkan pre*enti adalah dengan men!egah unsur-unsur potensial yang dapat merusak mas}lahah.0B I==udin Ibn Abd-assalam Al-6isri mende inisikan mas}lahat dengan membaginya menjadi empat ma!am $
6uhammad Said }:=~:1 :6;>50?/! Dawa>bit #l-Mas}lahah Fi> #ssyari>yah #l-islamiyah! >|/l5? sl;}/3:6:9 96=@
9/

Abi Isha; Ibrahim bin 6uhammad Asy-Syatibi, 'l(Mu0afa+att fi Us}hu>l 'sy( !yari*ah, ju= II, (6ekkah$ 'l(Maktabah 'l aisaliyah, tt), hlm. (?-(/.
9> 9'

6usto a +aid, #l $Mas}lahah i 't(&asyri*,.hlm 4B Ibid.,hlm >-'

0B

xliii

a. 'l()a..at (kenikmatan ) dan sebab-sebab kenikmatan@ b. 'l( arh (kebahagiaan ) dan sebab-sebab kebahagian@ 6a asid pun dibagi menjadi empat pula $ !. 'l(5Alam ( derita ) dan sebab-sebabnya@ d. 'l(Fumu>m dan sebab-sebabnya. "ari beberapa de inisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mas}lahah itu adalah sesuatu yang dipandang baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan menghindari keburukan (kerusakan) bagi manusia, sejalan dengan tujuan syaraM dalam menetapkan hukum. %erbedaan antara mas}lahah dalam pengertian bahasa (umum) dan dalam pengertian syara terlihat dari segi tujuan syaraM yang dijadikan rujukan. Mas}lahah dalam pengertian bahasa merujuk pada pemenuhan kebutuhan manusia dan karenanya mengandung pengertian mengikuti syahwat dan hawa na su. Sedangkan mas}lahah dalam pengertian syar*i menga!u kepada doktrin us}u>l fiqh yang dikenal dengan sebutan al kulliyatul khams (lima pokok pilar) atau dengan kata lain disebut dengan Maqa>shid al-Syari>'ah (tujuan-tujuan uni*ersal 3k:l/0n:9), yaitu$ () %if&} al(5a+l, menjamin kreati itas berpikir dan kebebasan berekspresi serta mengeluarkan opini 4) %if&} al(dien, menjamin kebebasan beragama 9) %if&} al(4afs, memelihara kelangsungan hidup. 0) -if.6 al(Mal, menjamin pemilikan harta dan properti. "an ke-7) %if&} al(4asl 0al(5Irdl, menjamin kelangsungan keturunan, kehormatan, dan pro esi.

xli*

). Pe$%ag!an Mas}lahah "ari beberapa de inisi di atas, mas}lahah terbagi dalam beberapa bentuk. "itinjau dari sisi kekuatannya, menurut Aahbah A=+uhaili, mas}lahah ada tiga ma!am.0( a. "aruriyah, yaitu mas}lahat yang harus ada untuk menegakkan kehidupan manusia dari sisi agama dan dunia. Mas}lahat ini bila tidak ada maka akan rusak kehidupan di dunia. &enikmatan akan hilang dan akan mendapatkan siksa di akherat. Mas}lahah daruriyah ini menyangkut maqa>s}idu syari>'ah yaitu pemeliharaan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. b. :ajjiyah, yaitu kemaslahatan yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan kesempitan. Mas}lahat ini jika tidak ada akan mengakibatkan manusia pada kondisi yang sulit dan susah, tetapi tidak sampai merusak kehidupan, mas}lahah itu men!akup iba>dah, mua>malah dan jina>yah@04 5ontoh permasalahan yang berhubungan dengan ibadah yaitu tentang ruhsoh bagi musa ir untuk menjamaM sholat, bagi ibu hamil dapat berbuka puasa pada bulan ramadhan. 5ontoh yang berhubungan dengan ibadah mua>malah yaitu diperbolehkannya berburu, utang piutang,

0(

Aahbah A=-+uhailli, Usul 'l( i+h 'l(Islami (#eirut $ "ar-Al-Jikr Al-6uMasir,('>?), Amir Abdul A=i=, Ushul i+h II, hlm 0/?

hlm. /77
04

xl*

pemesanan dan sebagainya, Sedangkan dalam jinayah yaitu adanya diyah, !. Tahsiniyah, yaitu mas}lahah yang bertujuan untuk kesempurnaan adat dan kemulyaan akhla;. 6isalnya menggunakan perhiasan, memperindah perangai dan lain-lain. Struktur pembagian di atas, tersusun berdasarkan keutamaannya. Tingkat pertama lebih utama dari tingkat kedua dan tingkat yang kedua lebih utama dari tingkat yang ketiga. Tingkat-tingkatan itu, ialah$ A) Tingkat pertama yaitu tingkat d}arur/ ?/1{:? yang harus ada. Tingkat ini terdiri atas lima tingkat pula, tingkat pertama lebih utama dari yang kedua, yang kedua lebih utama dari yang ketiga dan seterusnya. Tingkat-tingkat itu ialah$ () 4) 9) 0) 7) %if&} ad(#in@ %if&} an(4afs/ %if&} al('+l@ %if&} an-Nasl %if&} al(Ma>l@

#) Tingkat yang kedua adalah tingkat yang diperlukan (haji). 5) Tingkat ketiga, ialah tingkat tahsini. "alam pemikiran 6uhammad 6usto a Syalabi mas}lahah terbagi menjadi dua@ mas}lahah yang tetap dan mas}lahah yang berubah09. Mas}lahah yang berubah adalah disebabkan perubahan masa,
6uhammad 6usto a As-Syalabi, &a*lil #l-ah a>m Ird wa Tahli> 'i #t thari>qat #t-Talil (atata>wuriha> fi> usu>r #l-Ijtiha>d wa Taqli>d , 3 #eirut$ #ar an 4ahdah 'l('rabiyah, ('>(), hlm. 4>4
09

xl*i

lingkungan dan keadaan indi*idu seperti taM=ir (hukuman), men!egah kemungkaran dan sebagainya. Mas}lahat yang mengalami perubahan ini didahulukan dari nas dan ijmaM. Mas}lahah ini juga terjadi pada bidang muMamalat dan adat, karena kemaslahatan dalam bidang =5:0=:6:? dan adat akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan masa, lingkungan dan keadaan. Sedangkan mas}lahah yang tetap adalah mas}lahah yang tidak berubah sepanjang =aman. Seperti diharamkannya =alim, membunuh, =ina, dan lain sebagainya.. "ari segi keuni*ersalannya, 6uhammad &amal :~;~/01 Imam membagi mas}lahah menjadi tiga ma!am$ a. Mas}lahah yang bersi at uni*ersal untuk semua manusia, !ontoh$ membunuh ahli bid*ah yang menyebarkan ajarannya dan mengajak semua orang untuk mengikutinya. :al ini sangat membahayakan bagi masyarakat luas, maka membunuhnya merupakan suatu kemaslahatan@ b. Mas}lahah yang berhubungan dengan kebanyakan umat, !ontohnya$ mengganti barang perniagaan yang rusak karena ke!erobohan, hal ini dilakukan untuk kepentingan orang banyak@ !. Mas}lahat yang langka atau terjadi pada indi*idu tertentu dalam suatu peristiwa yang langka pula. "ari aspek keterkaitannya dengan pandangan syaraM ada 9 ma!am $ a, Mas}lahah al(mu*tabarah 7yaitu mas}lahah yang didukung oleh nash atau ijma. Mas}lahah ini ada dua bentuk$

xl*ii

i. Mas}lahah yang nauMnya (ma!amnya) diakui syaraM, seperti diharamkannya najis. Aalaupun tidak ada nas yang se!ara jelas mengatakannya namun ia haram karena disamakan dengan khamr@ ii. Mas}lahah yang jenisnya diakui syaraM, misalnya pengumpulan al-,urMan. Ini adalah mas}lahah yang jenisnya diakui syaraM karena tergolong memelihara agama. .amun demikian, Amir Abdul RA=i= tidak membagi mas}lahat pada dua ma!am tersebut. Ia menggolongkan !ontoh bentuk mas}lahah yang kedua sebagai mas}lahah mursalah. &arena di sana tidak ditemukan dalil syaraM baik itu berupa nash maupun ijmaM yang mendukungnnya.00 b) Mas}lahah Mulghah yaitu, mas}lahah yang bertentangan dengan dalil syaraM, seperti kemaslahatan meminum khamr, meringankan beban hidup. &emaslahatan memakan riba bisa menambah kekayaan dan sebagainya. 6enurut kesepakatan ulama tidak bisa berhujjah dengan mas}lahat ini. *) Mas}lahah Mursalah, adalah mas}lahah yang tergolong dalam tujuan-tujuan syaraM akan tetapi tidak ada dalil yang mendukung. Mas}lahah 6ursalah ini merupakan kebalikan dari mas}lahah mu*tabarah yang mendapatkan dukungan syaraM.

B. Mas}lahah Mursalah
6uhammad &amal s~;./01 <=:=, Usu>l 'l( i+h 'l(Islamiyah, (#ar(al Mat Bu*at al "ami*at,tt ) hlm. (''-4BB
00

xl*iii

(. %engertian Mas}lahah Mursalah Mas}lahah mursalah terdiri dari dua kata. :ubungan keduanya dalam bentuk 3/u:?;=:53450u, atau dalam bentuk khusus yang menunjukkan bahwa ia merupakan bagian dari mas}lahah. %engertian dari mas}lahah telah dijelaskan di atas baik se!ara etimologis maupun terminologis. Al-6ursalah adalah ism =:u506 (objek ) dari iMil madhi (kata dasar) 1arsala3 yang se!ara etimologis berarti 1terlepas3 atau dalam arti mutla;ah. &ata 3terlepas dan 1bebas3 bila dihubungkan dengan =:346:9:9 memiliki makna 1terlepas atau bebas dari keterangan boleh atau tidaknya dilakukan3.07 Ada beberapa de inisi yang berbeda tentang mas}lahah mursalah, di antaranya adalah $ a. Al-Fha=ali dalam kitabnya al(Mustasyfa merumuskan mas}lahah mursalah dengan pengertian 1apa-apa yang tidak ada bukti baginya dari syaraM dalam nash tertentu yang membatalkan dan tidak ada yang memperhatikannya3. b. Asy-Syaukani dalam kitab Irsyad al( uhul mende inisikan mas}lahah mursalah sebagai mas}lahah yang tidak diketahui apakah syarMi menolaknya atau memperhitungkannya. !. Ibnu ,udamah dari ulama :ambali merumuskan bahwa mas}lahah mursalah adalah mas}lahat yang tidak ada bukti petunjuk tertentu yang membatalkannya dan tidak ada pula yang memperhatikannya.
. Amir Syari udin, Us}hu>l Ilmu,(''') hlm. 994
07

i+h <ilid 4, !et ke-( (<akarta$ Kogos Aa!ana

xlix

d. Gusu :amid al-Alim memberikan pengertian mas}lahah mursalah adalah 1apa-apa yang tidak ada petunjuk syaraM tidak untuk membatalkannya juga tidak untuk memperhatikannya3. e. <alal ad-./01 szd al Hahman memberikan rumusan yang lebih luas tentang mas}lahah mursalah yaitu, 1mas}lahah yang sesuai dengan tujuan syarMi dan tidak ada petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuannya dan penolakannya. . Abdul Aahab al-&halla memberikan de inisi mas}lahah mursalah dengan pengertian 1mas}lahat yang tidak ada dalil syaraM datang untuk mengakuinya atau menolaknya. g. 6uhammad Abu +ahrah memberi de inisi yang hampir sama dengan rumusan <alal al-./01 di atas yaitu mas}lahat yang selaras dengan tujuan 3k:l/0:? Islam dan petunjuk tertentu yang membuktikan tentang pengakuan dan penolakannya. #erdasarkan de inisi di atas, disimpulkan bahwa$ a) &emaslahatan yang baik menurut akal dengan pertimbangan dapat mewujudkan kebaikan atau menghindarkan keburukan pada manusia@ b) Apa yang baik menurut akal itu, juga selaras denga tujuan syaraM dalam menetapkan hukum@ !) Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syaraM tersebut tidak ada petunjuk syaraM se!ara khusus yang menolaknya juga tidak ada petunjuk yang mengakuinya.0?
0?

Amir Syari udin, Us}hu>l

i+h <ilid 4, hlm. 990.

4. &ehujjahan Mas}lahah Mursalah %ara ulama berbeda pendapat tentang kehujahan mas}lahah mursalah,0/ %erbedaan tersebut terwakili dengan empat pandangan, yakni$ a. Mas}lahah mursalah dapat dijadikan hujjah se!ara muthla;. %endukung pendapat ini adalah Imam :06/k dan kebanyakan pengikutnya. al-Ha=i dalam kitab al-6ahlul sebagaimana dikutip Amir Abdul A=i= menyatakan bahwa ma=hab Imam 6alik memperbolehkan berpegang pada mas}lahah mursalah. "ia berargumen bahwa setiap hukum adalah di ardukan, adakalanya murni mas}lahah tanpa mafsadah, mafsadah tanpa mas}lahah, tidak ada masQlahah atau ma sadah atau ada kedua-duanya. "isini dapat disimpulkan dalam 9 bentuk@ ( Mas}lahah dan mafsadah adalah seimbang, 4) Mas}lahah lebih dominan dari mafsadah, 9) mafsadah lebih menonjol dari mas}lahah. %embagian ini ditinjau dari hukumnya ada ? bentuk yaitu $ i. Mas}lahat murni yang tidak ada ma sadahnya, wajib disyariatkan karena tujuan pensyariatan adalah menjaga kemaslahatan@ ii. Mas}lahat lebih bersi at menonjol dibandingkan mafsadah, maka =:346:9:? itu harus disyariOatkan karena meninggalkan kebaikan yang banyak disebabkan kejelekan yang sangat sedikit adalah sangat jelek.
0/

Amir Abdul A=i=, Usul

i+h 'l(Islami II, hlm. 0>B

li

iii. Antara mas}lahah dan mafsadah seimbang. &emaslahatan yang demikian adalah harus dihilangkan karena akan sia-sia. i*. Tidak ada unsur mas}lahat dan mafsadat maka tidak perlu ada pensyariatan@ *. Mafsadah murni, tidak ada sedikitpun mas}lahah hal ini pun tidak perlu pensyariatan *i. Mafsadah lebih dominan dibandingkan mas}lahah maka menolaknya adalah wajib. b. 6elarang berpegang pada mas}lahah mursalah se!ara mutla+. %ara ulama ushul banyak yang mendukung pendapat ini. "i antara mereka kebanyakan ulama :ana iyah, Sya iMiyah dan Ahl :09/l@ 6ereka semua menolak berhujjah dengan mas}lahah mursalah. Aahbah a=+uhaili mengatakan bahwa 12ulama :ana iyah mengambil mas}lahah mursalah dengan metode istihsan yang merupakan istimbat dari Abu :ani ah, karena istihsan itu sendiri pada dasarnya di dasari oleh suatu kemaslahatan. 0> !. Mas}lahah mursalah bisa diterima jika ada kesesuaian antara al( Kulli dan us}u>l as-Syari atau al(ju.*i, <ika tidak ada kesesuaian maka tidak boleh membuat hukum dengannya. Hiwayat ini di kemukakan oleh ibn #urhan dalam kitab 8ajir dari !yafi*i dan ia berkata bahwa pendapat yang demikian ini adalah mukhtar (dipilih). Imam :aramain berkata bahwa Imam Sya iMi dan para pembesar ma=hab Abu :ani ah memberikan persyaratan dapat diberlakukannya
0>

Aahbah A=-+uhaili, Us}hu>l

i+h 'l(Islami II, hlm />B

lii

mas}lahat jika ada kesesuaian antara mas}lahat dengan us}u>l as(!yar*i d. Mas}lahat dapat diterima jika bersi at dhorury, +ath*i dan kulli. <ika ketiga persayaratan itu tidak ada maka tidak di anggap.0' %endapat ini didukung oleh Imam #aidhowi dan .asrun Husli as-Syaukani dengan alasan syari>'ah bukanlah hasil rekayasa akal manusia yang serba terbatas tetapi bersumber pada wahyu ilahi yang muthla;.7B Alasan yang dikemukakan oleh jumhur ulama untuk menetapkan bahwa mas}lahah mursalah itu dapat dijadikan landasan yang dapat digunakan untuk menetapkan suatu hukum adalah$ a. &emaslahatan manusia itu terus berkembang dan bertambah mengikuti perkembangan kebutuhan manusia. Seandainya kemaslahatankemaslahatan yang sedang berkembang itu tidak diperhatikan, sedangkan yang diperhatikan itu hanyalah kemaslahatan yang ada nashnya saja, nis!aya banyak kemaslahatan-kemaslahatan manusia yang terdapat dibeberapa daerah dan pada masa yang berbeda-beda akan menagalami kekosongan hukum dan syari>at sendiri tidak dapat mengikuti perkembangan kemaslahatan manusia. %adahal tujuan syari>at itu adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di setiap tempat dan masa.

0'

Amir Abdul A=i=, Us}hu>l

i+h 'l(Islami II, hlm 0'(

.asrun rusli, Konsep Ijtihad 's(!yaukani/ Relevansinya bagi %embaharuan -ukum Islam di Indonesia, !et ke-(, (<akarta$ Kogos Aa!ana Ilmu,('''), hlm. (04

7B

liii

b. 6enurut penyidikan bahwa hukum-hukum, putusan-putusan, dan peraturan-peraturan yang terbit pada masa sahabat, tabiMin dan imamimam mujtahidin adalah untuk mewujudkan kemaslahatan bersama. 6isalnya $ i. &ebijaksanaan yang dilakukan oleh Abu #akar mengumpulkan Al,urMan dan menuliskan seluruh ayat-ayatnya pada lembaranlembaran, memerangi orang-orang yang membangkang membayar =akat dan menunjuk -mar bin &hattab untuk menjadi khali ah sesudah beliau. ii. %utusan -mar bin &hattab mengenai pengesahan talak tiga yang diu!apkan sekaligus, dengan maksud agar orang tidak mudah saja menjatuhkan talak, tindakkan memberhentikan =akat kepada orang-orang muallaf, kebijaksanaan beliau untuk tidak menjalankan hukuman potong tangan kepada pen!uri yang men!uri pada masa pa!eklik. iii. -saha -sman bin A an menyatukan kaum muslimin dengan menggunakan satu musha , menyiarkannya dan membakar lembaran-lembaran yang lain. i*. -lama Sya iMiyah yang mewajibkan qis}has atas orang banyak yang membunuh seorang. 7( 9. Syarat-Syarat #erhujjah "engan Mas}lahah Mursalah

6ukhtar Gahya dan Jat!hurrahman , #asar(#asar %embinaan -ukum i+h Islami, !et. ke-0, (#andung$ %T Al-6aMari ,(''/), hlm. (B/-(B>

7(

li*

-ntuk menjadikan mas}lahah mursalah sebagai hujjah harus memenuhi tiga syarat yaitu$ a. Mas}lahah tersebut haruslah mas}lahah yang haqi>qi (sejati) bukan hanya berdasarkan prakiraan semata. Artinya, bahwa pembinaan hukum berdasarkan kemaslahatan haruslah benar-benar membawa keman aatan dan menolak kemudharatan. <ika hanya sekedar berdasarkan prakiraan akan adanya keman aatan dan tidak mempertimbangkan kemadharatan yang bakal timbul, maka pembinaan hukum yang sema!am itu adalah berdasarkan 0ahm (prakiraan) saja dan tidak dibenarkan oleh syari>at@ 6isalnya hak mentalak seorang istri diserahkan sepenuhnya kepada hakim, padahal hak mentalak itu adalah punya suami. b. &emaslahatan itu hendaklah kemaslahatan yang bersi at umum, bukan kemaslahatan yang khusus untuk seseorang. &arena itu kemaslahatan yang ada harus bisa diman aatkan oleh orang banyak atau dapat menolak kemadharatan orang banyak. !. &emaslahatan itu tidak bertentangan dengan dasar-dasar yang telah ditetapkan ijmaM atau nash.74 Amir Syari udin menambahkan bahwa syarat-syarat berhujjah dengan mas}lahah mursalah selain tiga di atas adalah $ a. Mas}lahah itu diamalkan dalam kondisi yang memerlukan, yang seandainya masalahnya tidak diselesaikan dengan !ara ini maka umat
74

Ibid,, hlm. (B'>-(B'.

l*

akan berada dalam kesempitan hidup, dalam arti, mas}lahah ini harus di tempuh untuk menghilangkan kesulitan@ b. &emaslahatan itu dapat diterima dengan akal sehat atau rasional. 0. "asar hukum Mas}lahah Se!ara tersurat tidak ada ayat al-;urMan yang menyinggung se!ara langsung tentang mas}lahah. Sekalipun demikian, dasar-dasar istis}lah sebagai salah satu landasan pembentukan hukum se!ara tersirat didukung dengan landasan ayat al-,urMan dan hadis yang isinya berkesesuaian dengan prinsip mas}lahah, baik yang bersi at umum ataupun yang bersi at khusus. "isamping itu banyak praktek sahabat beserta :0/~:9-:0/~:9 yang menjadi kesepakatan umum yang bisa dijadikan dasar kehujjahan mas}lahah. a. "alil dari al-,urMan Se!ara Implisit maupun eksplisit, dalam al-;urMan terkandung pengertian bahwa tujuan dari 3k:l/0:? Islam adalah mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan manusia di dunia maupun di akherat. &etentuan-ketentuan dalam hukum Islam pun tidak lepas dari nilainilai kemaslahatan sebagai illatnya. %embinaan hukum Islam pada dasarnya adalah sebuah upaya merealisasikan mas}lahah (tah+9+ al(mas}lahah2, Jirman Allah dalam al-,uran $
79

bB F$ E HBg

Ayat ini merupakan dasar dan misi diutusnya nabi 6uhammad yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam. %emahamannya adalah, jika
79

Al-AnbiyaM(4() $ (B/

l*i

Islam ternyata tidak bisa men!iptakan kemaslahatan manusia maka berarti belum bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam. -ntuk itu, bagi setiap muslim mempunyai beban sebagai mukallaf untuk melakukan pemahaman yang maksimal terhadapnya."alam surat An-.ahl Allah juga ber irman $

\! RL U,$[ b !QL )B U "OBb" O-bL d^ OHM ] HL


70

UD

Ayat ini memberi gambaran bahwa hakikat adil dalam suatu perkara adalah menerapkan proses persamaan dan kesejajaran. mafhum mu ha>lafah yang dapat di ahami dari ayat ini adalah men!egah perbuatan keji dan mungkar. Se!ara teoritis, terpenuhinya kemaslahatan manusia adalah melalui terjaminnya nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, men!egah terjadinya kemungkaran, ke=aliman dan kemadharatan dalam kehidupan manusia. Allah menjamin kesempurnaan kebahagian kehidupan manusia jika ia menjalankan perintah Allah dan Hasul-.ya. "alam Al-;urMan dijelaskan bahwa Allah telah memberikan keringanan pada manusia jika manusia tersebut memang tidak mampu menjalankan kewajibannya$
77

,b" O! LL E ," O! )B LL

70

77

An-.ahl ((?) $ 'B Al-#a;arah (4) $ (>7

l*ii

"ari ayat tersebut terlihat jelas bahwa Allah tidak menginginkan manusia mengalami kesulitan dan kepi!ikan dalam menjalankan kehidupan sebagai khali ah di muka bumi dan sebagai hamba Allah.

b. "asar hukum hadis "i antara hadis yang menunjukkan bahwa hakikat dari ketentuan hukum Allah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Hasulullah bersabda $
7?

E E

:adis ini menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya harus menghindari kemudharatan bagi dirinya dan orang lain. 6enghindari kemudharatan sendiri dapat diartikan sebagai mas}lahah, !. Atsar Sahabat Sahabat adalah orang yang paling dekat dan paling mengetahui kehidupan Islam pada =aman .abi. 6ereka mempunyai kelebihan dalam otensitas ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku. Eleh karena itu mengambil asar sahabat sebagai dasar mas}lahah mursalah

7?

Ibn :0:9, Sunan Ibn :0:9, :Kitab #h a>m; bab :Man +ana i %aqi>qihi Ma <aruddu +ija>rihi, edisi 6.8. Abd. #a;i, (6esir$ Isa 'l(Ba+i 8a !yirkah, ('7?), II $ />0., :adis .o.490B., hadis hasan riwayat Ibn :0:9.

l*iii

adalah sangat beralasan. #eberapa praktek para sahabat yang bisa dijadikan landasan mas}lahah antara lain $ (. &ebijakan hukum yang di buat oleh -mar bin &hattab dengan tidak membagikan empat perlima dari tanah rampasan perang kepada tentara yang ikut berperang. -mar justru membiarkan penduduk setempat untuk menggarap tanah tersebut dan hasilnya kemudian dimasukkan kas negara. Alasan bahwa kemaslahatan umat Islam juga perlu di ikirkan, sebab negara memerlukan pemasukan untuk biaya administrasi, gaji pegawai, prajurit dan lain sebagainya. <adi, perbuatan -mar bin &hattab yang tidak membagikan harta rampasan akan tetapi membiarkan penduduk setempat untuk mengelolanya adalah merupakan suatu kemaslahatan yang sangat luas. -mar tidak hanya memikirkan para tentaranya saja tetapi lebih memikirkan kehidupan -mat Islam di masa yang akan datang. 4. %ada masa -mar pula unta yang berkeliaran dibiarkan saja sampai ditemukan sendiri oleh pemiliknya. Akan tetapi pada masa -sman unta itu harus ditangkap dan diamankan. -sman bahkan membolehkan untuk menjual unta itu, sehingga ketika pemiliknya datang uang hasil penjualan unta tersebut dapat diberikan. Anjuran -sman tersebut memang janggal akan tetapi keputusan itu diambil karena kondisi pada saat itu yang sangat rawan.

lix

"ari !ontoh tersebut, terlihat beberapa ketentuan hukum sahabat yang sekilas tampak bertentangan dengan nash dan lebih mendahulukan kemaslahatan. .amun jika diteliti lebih lanjut, sesungguhnya ketentuan mereka tersebut tidak berpaling dari nash, hanya saja berpegang pada nilainilai kemaslahatan yang terkandung di dalam nash se!ara menyeluruh.

7. Mas}lahah Mursalah sebagai metode ijtihad %ada bagian sebelumnya telah di singgung@ ada tiga ma!am mas}lahah$ mas}lahah mu*tabarah! mas}lahah mulghah, dan mas}lahah mursalah, mas}lahah <umhur ulama sepakat dalam menggunakan

mu*tabarah, namun tidak menempatkannya sebagai dalil

dan metode yang berdiri sendiri. Mas}lahah Mu*tabarah digunakan karena ada petunjuk syaraM yang mengakuinya, baik se!ara langsung ataupun tidak. %engakuan mas}lahah dalam bentuk ini sebagai metode ijtihad yang diamalkan dalam rangka pembentukan +iyas. "emikian juga kesepakatan para ulama yang tidak menggunakan mas}lahah mulghah dalam berijtihad, karena meskipun adanya mas}lahah menurut akal dan dianggap sejalan dengan tujuan syaraM akan tetapi bertentangan dengan dalil yang ada. Sehingga dalillah yang harus didahulukan. Terkait dengan penggunaan mas}lahah mursalah sebagai metode ijtihad terjadi perbedaan pandangan dikalangan para ulama, perbedaan ini dipengaruhi oleh ketiadaan dalil khusus yang menyatakan diterima atau

lx

tidaknya mas}lahah oleh syarMi baik se!ara langsung ataupun tidak. Sebagaimana disebutkan di atas, diamalkannya mas}lahah oleh jumhur karena adanaya dukungan syarMi, meski se!ara tidak langsung. Imam 6alik dan para pendukung ma=hab 6aliki adalah kelompok yang se!ara jelas menggunakan mas}lahah mursalah sebagai metode ijtihad. Selain digunakan oleh penganut ma=hab ini, mas}lahah mursalah juga digunakan oleh kalangan di luar pengikut ma=hab Imam 6alik sebagaimana di kemukakan as-mk:0?/z/ dalam kitab al(i5tis}a>m.

C. Qawa>id al-Fiqhiyah (. %engertian ,a>idah i+hiyah &ata-kata qawa>id fi+hiyah merupakan rangkaian dari 1qa>idah; dan 1fi+hiyah3. Ka ad= 1qawa>id; adalah bentuk jamaM dari qa>idah yang menurut bahasa berarti dasar atau asas, seperti la ad= STUVW XY WZ[ yang artinya STUVW

\]^ W

yang berarti ondasi rumah.

Arti seperti ini juga terdapat dalam irman Allah @


7/

'g" \ ^ # !rL

6enurut istilah ahli nahwu ,a>idah berarti $


7>

)C* r *WB A^GH BO" O]

7/

Al-#a;arah (4) $ (4/ i+hiyah,!et ke-9 (<akarta$ #ulan

Asjmuni A. Hahman, ,a>idah-,a>idah #intang, ('/?), hlm. '


7>

lxi

Ka ad= al(fi+hiyah berasal dari kata al(fi+hu yang berarti al(fahmu. <adi, qawa>id menurut pengertian bahasa adalah dasar-dasar yang bertalian dengan masalah-masalah atau jenis-jenis hukum. 6enurut istilah ahli ushul, al(fi+hiyah adalah$

) C* r *B AGHL BO" O$
Sedangkan dari sisi etimologis, pengertian 1fi+hiyah; diambil dari kata 3fi+h3 yang diberi tambahan 1ya3 nisbah yang ber ungsi sebagai penjenisan atau membangsakan. Se!ara etimologi makna fi+h lebih dekat dengan makna 1ilmu3, sebagaimana banyak dipahami para sahabat berdasarkan irman Allah$
7'

L\ R

"ari sisi terminologis, para ulama mende inisikannya dengan bentuk yang berbeda$ (. 6enurut al-<urjani, :ana i, fi+h adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syaraM yang amaliyah yang diambil dari dalil-dalil yang tafshili, dan diistinbatkan lewat ijtihad serta memerlukan analisa dan perenungan. 4. 6enurut Ibn &haldun dalam Mu+addimah, al(fi+h adalah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala perbuatan mukallaf, diistinbatkan dari al-,urMan dan as-Sunah serta dari dalil-dalil yang ditegaskan berdasarkan syaraM. Apabila suatu

7'

At-Taubah ( ' ) $ (44

lxii

hukum dikeluarkan dengan jalan ijtihad dari dalil-dalil maka terjadilah apa yang kemudian dinamakan fi+h. #erdasarkan de inisi tersebut, maka fi+h pada dasarnya adalah7$ a. #agian dari syari>'ah.@ b. :ukum yang dibahas men!akup hukum amaliyah@

!. Ebyek hukum i;h adalah orang-orang mukalla @ d. Sumber hukum berdasarkan al-,urMan dan as-Sunah atau dalil lain yang bersumber pada kedua sumber tersebut@ e. "ilakukan dengan jalan ijtihad atau istinbat@ . &ebenarannya bersi at kondisional dan temporer. "ari uraian qawa>id dan al fi+hiyyah di atas, para ulama mende inisikan qa>idah i+hiyah dengan bentuk yang berbeda beda$ 6usto a Ahmad A=-+ar;a misalnya, =|1?:l/u{:1 qa>idah fi+hiyah sebagai$

FLRg + YC* Z FB F[ \j R P+ ]F FbL O$ XR ' ]


Sedangkan Imam Tajuddin as-Subky =|1~|u/1/3/{:1 qawa>id fi+hiyah dengan rumusan $

"L Y &I C* )B AGHL D BO E H O$


#erbeda dengan di atas, %ro . T.6 :asbi ash-Shiddi;y mende inisikan qawa>id fi+hiyah sebagai$

lxiii

1 2kaidah kaidah hukum yang bersi at kulliyah yang dipetik dari dalildalil kulli dan dari maksud-maksud syaraM dalam meletakkan mukallaf di bawah beban taklif dan dari memahamkan rahasia-rahasia tasyriM dan hikmah hikmahnya3. ?B 4. Sistematika ,awa>idul i+hiyah %ada umumnya pembahasaan pembagian qawa>idul fi+hiyah berdasarkan qa>idah-qa>idah asa>siyah dan qa>idah$ qa>idah ghairu asa>siyah. qa>idah-qa>idah asa>siyah adalah kaidah-kaidah yang disepakati oleh imam ma=ahib tanpa diperselisihkan kekuatannya. <umlah kaidah asa>siyah ada 7 ma!am yaitu @ () 4) 9) 0) 7) Segala masalah tergantung tujuannya@ &emadharatan itu harus dihilangkan@ &ebiasaan itu dapat dijadikan hukum@. Gakin itu tidak dapat dihilangkan dengan keraguan@ &esulitan itu dapat menarik kemudahan. Sedangkan qa>idah ghairu asa>siyah adalah kaidah pelengkap dari qa>idah asa>siyah, Sekalipun demikian, keabsahannya masih tetap diakui. &aidah ini berjumlah (' buah. 9. Sumber pengambilan qa>idah fi+hiyah. Sumber pengambilan qa>idah fi+hiyah adalah dasar-dasar perumusan qa>idah fi+hiyah, baik dasar ormil maupun materialnya. a. "asar Jormal

?B

Ibid.,hlm ((

lxi*

i. ,a>idah fi+hiyah adalah hukum-hukum uruM yang dikumpulkan dalam satu untaian kalimat yang sempurna yang pengertiannya men!akup banyak satuan uruM yang sejenis@ misalnya soal niat. "alam ibadah, niat menjadi kriteria sah atau tidak nya suatu perbuatan. "alam jina>yat kriteria suatu perbuatan dapat digolongkan dengan sengaja atau tidak. Suatu perbuatan dapat dipidana atau tidak, antara lain dilihat dengan ada atau tidaknya hal-hal yang melatarbelakangi perbuatan tersebut. ii. :ukum hukum uruM yang ada dalam untaian satu kaidah yang memuat masalah tertentu, ditetapkan atas dasar nash, baik dari al;urMan maupun as-sunah. Seperti dari irman Allah pada surat albayyinah ayat 7 dan hadis nabi riwayat >5{90:l/ 6uslim dari sahabat -mar bin &hatab$ FH[ !E iii. "iistinbathkan hukum melakukan niat untuk setiap perbuatan ibadah. &arena persoalan niat juga mempunyai arti penting dalam soal-soal lain, maka dirumuskan kaidah 1al-Umu>ru bimaqa>s}idiha>3 b. "asar 6aterial Adapun dasar material atau bahan-bahan yang dijadikan rumusan kata-kata kaidah itu adakalanya dari nash hadis seperti kaidah yang berbunyi$ 1'a> d}arara (ala> D-ira>ra;. &aidah yang berasal dari hadis tersebut berlaku untuk semua lapangan hukum, baik mua>malah! iba>dah! muna> ahat! =:551 jina>yah.

lx*

"ua diantara ,a>idah fi+hiyyah yang dijadikan sandaran dalam menemukan hukum adalah $ .) #l-Umuuru +imaqa>sidiha} :0/~:9 ini didasari oleh irman Allah yakni$
?(

MH$ L ) ZBK) B^b E

YE vN +L H) x vN +L ?4 H) x
dan sabda Hasullullah SAA yang menyebutkan bahwa$
?9

' O IH[ !E

6un!ulnya qa>idah fi+hiyyah ini, terkait dengan konsep hukum bahwa penetapan hukum suatu tindakan atau perbuatan hukum dalam hukum Islam, tidak hanya semata-mata melihat bentuk perbuatan atau hasil akhir dari perbuatan tersebut tetapi juga meliputi aspek niat atau moti*asi yang melandasi terjadinya perbuatan atau tindakan hukum tersebut. "engan konsep ini, !akupan hukum Islam meliputi aspek lahir (adanya perbuatan) dan aspek batin (niat, landasan atau moti*asi) suatu perbuatan atau tindakan hukum. %enerapan qa>idah fi+hiyyah ini, terlihat pada ijtihad -mar bin khattab ketika membebaskan seorang pen!uri miskin yang

?(

Al-#ayyinah ( '> ) $ 7 Ali-Imran ( 9 ) $ (07

?4

#ukhori, Sohih >5{90:l/, 1Kitab bad*il 8ahyi bab Kaifa bad*il 0ahyi; (Ttp,$ #ar( 'l ikr,(''0), I $ 0/9 :adis nomor (/4'0 hadis muttasil riwayat #ukhori.
?9

lx*i

melakukan pen!urian karena terpaksa. %enerapan yang lain misalnya pada kasus seorang sahabat yang pura-pura murtad karena siksaan kaum ;uraisy. Terkait dengan eksistensi niat ini, para u;aha berbeda pendapat dalam mendudukan niat. Imam Abu :ani ah dan Imam Ibn :ambal mendudukan niat sebagai syarat suatu perbuatan. Sedangkan Imam Sya iMi mendudukan niat sebagai hukum perbuatan. "apat dibedakan di sini bahwa syarat adalah ketentuan yang harus dilakukan mukalla sebelum terjadinya perbuatan sedangkan rukun adalah ketentuan yang harus dilakukan bersama dengan perbuatan.?0 #egitupun dalam hudud, sebagai !ontoh yang lain. -ntuk menetapkan hukuman pembunuhan tidak hanya melihat adanya orang yang terbunuh dan orang yang membunuh tetapi juga meliputi bagaimana prosesnya dan apakah yang melatarbelakanginya, sebab terkadang akta terbunuhnya seseorang dapat disebabkan oleh unsur kesengajaan, ketidaksengajaan ataupun karena alasan membela diri. 6asing masing latar belakang pembunuhan tersebut membawa akibat hukuman yang berbeda =, 'l('slu i al(#syai al-Iba>hah

6ukhlis -sman /aidah-/aidah Ushuliyah dan Fiqhiyah! |? {|; :{:l?:}:: l:u/1~ |l3:~: hlm .(B'.
?0

lx*ii

&aidah ini menyatakan bahwa hukum dari segala sesuatu itu adalah boleh. &aidah ini merupakan kaidah yang terkenal di kalangan ma=hab Sya iMiyah. 6ereka merumuskan berdasarkan irman Allah $
?7

b *JE" O AB D #

Si at +a*idah ini masih sangat muthla+, sehingga masih harus di beri suatu 1+ayyid; yang membatasi daya !akupnya. &arena apabila kita berpegang pada kaidah tersebut tanpa adanya +ayyid, maka akan dijumpai kontradiksi hukum. Adapun >ayyid tersebut adalah $

"L]R B[ ' L R$
6aka ketentuan yang berlaku ialah hukum terhadap sesuatu adalah mubah sampai ada dalil yang menyatakan keharamannya.

BAB III SISTEM REPR*DUKSI MANUSIA DAN TEKN*L*#I PEMILIHAN +ENIS KELAMIN

A. Pengert!an Alat Re'ro uks! Se!ara terpisah alat reproduksi merupakan gabungan antara kata,1alat3 dan 1reproduksi3. Alat berarti aparat, sarana dan organ. Adapun reproduksi,

?7

Al-#a;arah ( 4 ) $ 0'

lx*iii

sering diartikan dengan perkembangbiakan, ?? atau

12kemampuan untuk

kembali3.?/ #erbeda dengan pengertian di atas, <ohn 6. 8!hols dan :asan Shadilly mengartikan reproduksi dengan arti 1barang tiruan dan

perkembangbiakan3.?> "alam pandangan yang lain, reproduksi menunjuk pada suatu proses yakni 1proses menghasilkan indi*idu baru dari organisme sebelumnya3?' %andangan ini hampir sama dengan pandangan 5olins Fern yang mengatakan bahwa 1reproduksi adalah proses menghasilkan organisma baru dari organisma tetua3/B "alam kamus besar bahasa Indonesia reproduksi diartikan sebagai tiruan, hasil ulang, dan pengembangbiakan, apabila arti ini digabungkan dengan kata 1seksual3 akan berarti 1perbanyakan melalui penggabungan benih jantan dan benih betina3/( 6enga!u kepada pengertian di atas maka reproduksi dapat dide inisikan sebagai suatu proses yang menghasilkan indi*idu baru melalui penggabungan antara benih jantan dan betina. "engan demikian pengertian alat reprouksi adalah suatu organ dalam tubuh manusia yang ber ungsi untuk memproduksi benih sehingga mampu men!iptakan indi*idu baru dengan adanya penggabungan antara benih jantan (sperma) dan betina (ovum).
??

%ius A.%artanto dan 6."ahlan #arry, Kamus Ilmiah %opuler ( Surabaya$ Arkola,(''0)

hlm. ?/B. +ohra Andi #aso dan <udi Haharjo, Kesehatan Rproduksi !et ke-4 (Gogyakarta$ %ustaka %elajar,(''') hlm. 99. <ohn 6.8!hols dan :assan shadily, Kamus Inggris Indonesia !et ke-? ( <akarta $%T Framedia,(''?) hlm. 0/'.
?' ?> ?/

Tri Supeni dkk, Biologi !et ke-4 ( <akarta$ 8rlangga, (''?) hlm. >/.

5olins Fern, Kamus !aku Biologi !et ke- ( (<akarta$ 8rlangga, (''?) hlm. (0(. Tim %enyusun %usat pembinaan %engembangan #ahasa , Kamus Besar Bahasa Indonesia !et ke-4 ( <akarta$ #alai %ustaka, ('>') hlm ./00.
/(

/B

lxix

Alat-alat reproduksi yang dimiliki oleh laki-laki berbeda dengan alat reproduksi yang terdapat pada perempuan. %erbedaan tersebut akan dipaparkan dalam pembahasan berikut ini$

B. S!ste$ Re'ro uks! Lak!,Lak! Alat reproduksi pada laki-laki terdiri dari $ (. 4. 9. 0. 7. ?. /. >. #uah =akar, testis, kelenjar kelamin laki-laki@ Epydidimis, bungkus buah =akar@ ?as deverens, saluran air mani@ &antung sperma, tempat air mani@ %rostat grand, kelenjar prostat, klier, pintu air mani Saluran air ken!ingCmani, urethra@ %enis, .akar@ Selaput kepala kemaluan./4

i, &estis Testis adalah kelenjar kelamin pria bagian luar. Jungsi testis ini adalah sebagai pembuat sel-sel mani atau spermato=oon dalam jumlah yang banyak serta membuat hormon-hormon jantan. :ormon yang di hasilkannya adalah testosteron, yang merupakan hormon kelamin jantan yang utama. :ormon-hormon ini bertanggung jawab untuk perkembangan !iri sekunder kelamin laki-laki, seperti janggut, suara besar dan bentuk badan jantan./9 ii. Epididimis, kantung buah =akar
6. #ukhori, Islam dan 'dab !eksual !et-(( <akara $ #umi Aksara, (''0 ) hlm.(4. <ohn A &imball Biologi <ilid II !et ke-7, penerjemah : Siti Sutarmi Tjitrosomo dan .awangsari Sugiri ( <akarta$ %enerbit 8rlangga, ('>9 ) hlm .9?'.
/9 /4

lxx

8pididimis terletak dekat testis dan dikelilingi oleh suatu lipatan dari tunika vaginalis, yang terbungkus dalam suatu kapsul jaringan penyambung. Epididimis merupakan tempat penunjang pemasakan sperma yang dibantu dengan androgen. !perma yang ada dalam epididimis dapat bertahan ( sampai 9 minggu. Selama waktu itu terjadi perubahan dalam penampilan, kemampuan gerak, ukuran besarnya, daya tembus membran, kepekaan terhadap suhu, dan ungsi metabolisme. "alam proses perkembangannya, spermato.oa terdiri dari $ (A) Suatu reduksi atau pengurangan dalam jumlah kromosom dari jumlah diploid (0?) menjadi jumlah haploid atau jumlah sel benih ( 49 )@ (#) Terjadi pembentukan sel-sel motil (yang dapat bergerak) yang memanjang dan berekor dari spermatogonia yang primiti .

%embentukan ini berbeda-beda, tiap indi*idu mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. %ada laki laki jumlah kromosomnya 0? buah dengan 4 kromosom seks ( D dan G) iii. ?as deverens (Saluran air mani) ?as deverens merupakan saluran masuk ke dalam rongga pinggul dan bermuara di dalam pangkal =akar .!perma yang diproduksi di dalam buah =akar disalurkan melalui saluran air mani ini untuk disimpan di kantung sperma atau visicula semifinalis. Selama gairah seksual, kontraksi alat-alat yang mengelilingi visicula semi finalis mengejakulasi sperma melalui air ken!ing (urethra). i*. &antung sperma

lxxi

&antung sperma ini ber ungsi untuk menyimpan sel-sel mani yang diproduksi dari buah =akar sebelum dikeluarkan dari tubuh orang laki-laki waktu coitus, *. %rostat grand ( kelenjar prostat, klier, pintu air mani ) &elenjar prostat ini terletak di bawah kandung ken!ing. kelenjar prostat dan kelenjar-kelenjar lainnya menghasilkan jenis !airan yang agak kental (semen) kemudian ber!ampur dengan sel-sel mani yang bersi at menghidupkan sel-sel mani itu. *i. &antung ken!ing 3Bladder) &antung ken!ing ini ber ungsi menampung air ken!ing sebelum dikeluarkan, jika air sudah penuh maka air akan dikeluarkan melalui urethra,

*ii. %enis (@akar) %enis atau .akar adalah alat reproduksi pria di luar tubuh (eksternal). "i dalam penis terdapat saluran urethra yang ber ungsi ganda@ untuk mengeluarkan mani dan air ken!ing. %enis ini terdiri dari pembuluhpembuluh darah yang biasanya kosong. "alam keadan terangsang oleh syahwat, darah akan memenuhi pembuluh darah sehingga penis bereaksi atau membesar. Apabila syahwatnya memun!ak, maka terpan!arlah air mani. %eristiwa inilah yang dinamakan ejakulasi,

C. S!ste$ Re'ro uks! Pere$'uan

lxxii

Sistem reproduksi pada perempuan terdiri dari $ A, Bvarium&uba fallopii 3 oviducts 2/ =, Uterus/ C, ?agina/ 0. %ayudara/0 Jungsi dan kegunaan dari alat-alat reproduksi tersebut yaitu (,Bvarium Bvarium adalah dua kelenjar kelamin yang terletak di dalam pinggul bagian perut bawah. Satu kelenjar di sebelah kiri rahim dan satunya lagi di sebelah kanannya. Bvarium menghasilkan hormonLhormon kandungan dan sel-sel telur. :ormon kandungan ini terdiri dari estrogen dan progersteron, Estrogen adalah hormon yang mempengaruhi atribut-atribut kewanitaan, seperti pembesaran buah dada, kulit, rambut yang halus dan tanda-tanda kewanitaan lainnya. %rogesteron adalah hormon yang disiapkan untuk menerima telur yang telah dibuahi dan mengatur pemberian makanan serta perlindungan salama hamil. "i dalam masing-masing indung telur terdapat kurang lebih (BB.BBB benih telur (ovum). Aarna indng telur ini keabu-abuan atau merah jambu keputih putihan, dengan panjang kira-kira 9 sampai / gram. <umlah ovum yang dilepas tiap kali dan inter*al waktu ovulasi (proses pelepasan o*um yang sudah masak) pada manusia satu bulan sekali. 4.&uba fallopii (Bviducts)
Ferrit #e*ellander dan <udith A,Ramaley,#asar(#asar -istologi, 3 <akarta$ 8rlangga, ('/'), hlm.9?0.
/0

lxxiii

Tuba allopii 3Bviducts2 ini sering disebut sebagai saluran telur yang merupakan penghubung antara indung telur dengan rongga rahim. &uba allopi ber ungsi menyalurkan sel telur yang telah matang dari indung telur ke dalam rongga rahim.-jung saluran telur yang berdekatan dengan indung telur mempunyai pinggiran yang berumbai seperti terompet, ungsinya menangkap sel telur yang menyembur dari indung telur kemudian mengangkutnya ke rongga rahim. Saluran telur ini panjangnya kira-kira (4,7 !m dengan garis tengah kira-kira (,7 !m, sehingga jika terjadi peradangan atau gangguanL gangguan lain dapat mengakibatkan wanita mengalami sterilisasi atau kemandulan/7.

9.Uterus Uterus atau rahim ini merupakan tempat berkembangnya janin hasil dari sel telur atau o*um yang telah dibuahi oleh sel mani. Bvum yang telah dibuahi dteruskan oleh rambut getar dalam saluran telur ke arah rongga rahim.Hongga rahim merupakan sebuah ruangan dari urat dan daging, berdinding tebal dan dapat melebar dan tumbuh karena kehamilan. "i dalam uterus terdapat saluran leher rahim yang mengandung kelenjar-kelenjar lendir. Saluran leher rahim menghubungkan rongga rahim dengan liang senggama. Seluruh ruang rongga rahim dilapisi dengan selaput lendir yang dinamakan

/7

6. #ukhori. Islam dan 'dab !eksual, hlm .(?.

lxxi*

endometrium. Selaput lendir endometrium inilah yang pada dasarnya ber!ampur dengan darah haid setiap bulan. Hahim terbagi atas bagian badan dan leher rahim (cervi$). Keher rahim ini adalah bagian terendah dari rahim, yang sebagian menonjol ke bagian atas dari liang senggama. %ada gadis dewasa atau wanita panjang rahim sekitar /,7 !m, lebar 7 !m. "i bagian atas dengan tebal mendekati 4,7 !m sedang beratnya sekitar 4> sampai dengan 9/ gram./? 9. ?agina ?agina atau liang kemaluan terdiri dari otot-otot kerutan, dilapisi

dengan selaput lendir. Sebelah dalamnya tidak halus namun teratur berlipatlipat merenggang untuk memudahkan keluarnya bayi waktu melahirkan. ?agina ber ungsi sebagai penghubung rahim dengan dunia luar dan sebagai penerima =akar pada saat coitus, "i bagian bawah vagina ada liang yang dinamakan mulut vagina, <adi, ada dua liang di dalam *agina dengan ungsi yang berbeda@ satu liang yang mengarah ke luar dan satu lagi di atas yang bermuara ke dalam rahim. "i dekat kemaluan terletak dua kelenjar ke!il yang memproduksi lendir yang dinamakan kelenjar bartholin. 0. %ayudara %ayudara atau buah dada atau yang sering juga disebut kelenjar mammae sebenarnya adalah kelenjar keringat yang menjadi pelengkap organ reproduksi. %ayudara di topang oleh otot, ligamen dan jaringan lemak, namun bagian terbesar payudara adalah jaringan terbesar yang di topang lemak. #entuknya !embung ke depan dengan putting di tengahnya yang terdiri dari
/?

Ibid., hlm (/

lxx*

jaringan erektil yang berwarna !oklat tua. %ermukaan kulit payudara lebih halus dari bagian tubuh lainnya dan kulit putting serta wilayah sekitarnya sangat tipis. %utting berbentuk silindris yang sangat sensiti*e terhadap rangsangan. Aarna !oklat atau gelap yang di sebut aerola melingkarinya. %utting memiliki lubang antara (7 sampai 4B buah yang merupakan saluran dari kelenjar penghasil susu yang terbenam dari jaringan lemak. Saluran susu keluar dari kumpulan kelenjar melalui pusat putting yang terbuka diujungnya. Selain alat-alat reproduksi di atas, ada sesuatu yang sangat menentukan proses reproduksi ini yaitu ovum (sel telur). Sel telur ini pertama kali

ditemukan pada mamalia oleh &arl 8rnst Pon #aer pada tahun (>4/. 8nam belas tahun kemudian 6artin #arry mengetahui adanya pembuahan sel telur oleh spermato.oa, Seperti halnya spermato.oa, sel telur mengandung 0? kromosom, yaitu DD autosom dan 4 kromosom kelamin (%ada wanita kedua-duanya kromosom D). <adi, jika kromosom x pada lakiLlaki membuahi kromosom x pada wanita maka anak yang akan dihasilkan adalah anak perempuan. .amun, jika kromosom y pada laki L laki membuahi kromosom x pada wanita maka yang akan dihasilkan adalah bayi laki-laki. Sel telur ini akan dikeluarkan oleh ovarium melalui saluran allopi. Tetapi apabila tidak dibuahi maka sel telur ini akan meluruh turun ke rongga rahim dan keluar bersama dengan darah yang menempel pada selaput lendir rahim yang kemudian ini dinamakan dengan haid.

lxx*i

D. Proses Fertilisasi -Pe$%uahan. %roses ertilasi atau pembuahan adalah proses bersatunya sperma dengan o*um. !perma yang dimasukkan ke dalam *agina akan mensruskan ke saluran !er*ix dan beberapa losin akan berusaha untuk men!apai ke atas dari tuba fallopi ( saluran telur ). :anya sebuah sperma saja yang masuk ke dalam sel telur. !perma lain se!ara isiologis tidak dapat ikut membuahi sel telur. Apabila sel sperma telah memasuki sel telur, maka sel telur itu dipa!u untuk menyelesaikan proses miosis (pembelahan) yang menghasilkan sel telur dengan nu!leus haploid, yang kemudian nu!leus dari sperma bersatu dengan nu!leus dari sel telur dan menghasilkan sebuah sel tunggal .igot yang diploid, &ejadian ini memerlukan waktu kira-kira (4 jam. Selama fertilisasi, sperma dan o*um masing-masing memberikan bahan genetik yang sama banyaknya, yaitu masingLmasing memberikan 49 kromosom kepada .igot maka terbentuklah A".. Selama pembentukan A". yang baru sel .igot mengalami pembelahan sel menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya, yang kemudian hasil pembelahan ini akan membentuk rongga yang dinamakan janin (embrio). &emudian janin ini akan bergerak ke bawah di dalam saluran telur untuk menempel pada dinding rahim. %erjalanan ini memakan waktu 7-/ hari.// Setelah menempel di dinding rahim, embrio tersebut akan berkembang menjadi bayi dan akan lahir setelah sembilan bulan. %ada perkembangannya, proses reproduksi ini mengalami perubahan yang memungkinkan bagi manusia untuk melakukan rekayasa jenis kelamin.
//

Suryo, Eenetika Manusia, !et ke-7 ( Gogyakarta$ Fajah 6ada %ress, (''/ ) hlm //

lxx*ii

%roses pemilihan ini ada yang melalui proses alamiah dan ada juga yang menggunakan alat- alat !anggih modern dengan metode yang berbeda- beda. "alam proses kesejarahannya, peren!anaan jenis kelamin anak sudah berlangsung lama. &e!enderungan pasangan untuk memilih suatu jenis kelamin tertentu sudah berlangsung lama. Sur*ey yang dilakukan oleh :ammer menunjukkan bahwa /9) dari mahasiswi yang telah menikah memilih anak laki-laki/> %ada tingkatan lokal, di "IG, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Singarimbun menunjukkan bahwa perempuan !enderung mempunyai pre erensi terhadap anak perempuan sedangkan responden laki laki terhadap anak laki-laki./' #erbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang dilakukan oleh 6elly Tan dan #udi Soeraji. pada tahun ('>?, terhadap 7 suku bangsa di Indonesia (<awa, Sunda, 6inangkabau, #atak dan 5ina) atas pertanyaan yang sama R<ika mempunyai 9 orang anak, berapa laki-laki dan perempuan yang di kehendakiI. :asil sur*ey tersebut menunjukkan ke!enderungan keinginan yang berbeda. %re erensi terbesar terhadap anak perempuan adalah terdapat pada masyarakat Sunda dan 6inangkabau. Sedangkan pre erensi terbesar terhadap anak laki-laki terjadi pada suku #atak. Sedangkan pada masyarakat <awa dan 5ina ternyata ada keseimbangan antara ke!enderungan terhadap anak laki laki dan perempuan>B

Sigmun Jreud, 4e0 Introductory )ectures on %sycho 'nalisys , ('/B dalam 8. &uswara, &eori1 &eori Kepribadian, !et ke L 4, (#andung$ %T 8res!o,(''() hlm. ?(.
/' 6asri Singarimbun, %enduduk dan %erubahan !osial ( Gogyakarta $ %ustaka %elajar, (''/ ), hlm. 07. >B 6elly F Tan dan Soeraji, ('>? dalam 6asri Singarimbun, %enduduk dan %erubahan (Gogyakarta $ %ustaka %elajar,(''? ) hlm ''-(BB

/>

lxx*iii

:asil penelitian tersebut se!ara tidak langsung menunjukkan bahwa ke!enderungan untuk memilih jenis kelamin anak adalah merupakan suatu gejala yang terjadi di masyarakat. &enyataan inilah yang kemudian dijawab dengan berbagai ma!am penelitianLpenelitian ilmiah yang mengarah kepada usaha untuk memberikan kemungkinan bagi manusia melakukan pemilihan jenis kelamin anak. "alam perkembangannya, kemajuan teknologi reproduksi telah mampu memberikan ruang bagi keinginan manusia tersebut melalui tekhnologi peren!anaan jenis kelamin anak.

E. Teknolog! Peren/anaan +en!s Kela$!n Anak. 6un!ulnya teknologi peren!anaan jenis kelamin anak di mulai sejak ditemukannya kromosom penentu jenis kelamin yang terdapat pada sperma laki-laki (sperma x _ y) %enemuan itu memberikan kemungkinan untuk melakukan pemisahan antara kromosom x dan y. Ada beberapa metode dalam menentukan jenis kelamin ini, yaitu $ (. 6etode alamiah 6etode alamiah merupakan metode peren!anaan jenis kelamin anak yang paling awal. "alam metode alamiah dipersyaratkan beberapa syarat$ a. %osisi pada saat berhubungan %osisi pada saat berhubungan mempunyai peranan yang penting dalam penentuan jenis kelamin anak yang diharapkan. <ika

lxxix

menginginkan anak laki-laki maka *agina harus berada pada posisi yang betul-betul *erti!al. %osisi yang baik adalah seperti orang yang sedang sujud, suaminya berada di belakang. Sebaliknya, posisi wajar atau berhadapan muka seperti yang biasanya dilakukan pasangan suami istri, kebanyakan adalah perempuan.>( "ipersyaratkannya posisi !oitus pada metode ini untuk mengusahakan agar sperma dapat bertahan lama b. Aaktu berhubungan "alam metode alamiah, waktu senggama sangat mempengaruhi penentuan jenis kelamin anak. Aaktu senggama ini terkait dengan masa subur wanita. 6asa subur adalah masa pelepasan sel telur (ovulasi). -mumnya terjadi pada hari ke (0 sebelum haid. -ntuk mengetahui masa subur maka dapat dilakukan pen!atatan atau dapat juga dengan mengukur suhu basa tubuh. <ika menginginkan anak lakilaki maka senggama dilakukan pada masa o*ulasi, karena rata-rata sel sperma dapat bertahan 40 jam dan sperma y sebagai penentu jenis kelamin laki-laki mempunyai ke!epatan yang lebih dibandingkan dengan sperma x sehingga mampu men!apai tuba allopi lebih dahulu. <ika menginginkan anak perempuan maka senggama dilakukan jauhjauh hari sebelum masa subur 6etode ini merupakan metode yang pertama kali dikemukakan oleh :a=el %hillips, pengalamannya sebagai putri seorang dokter dari
>(

6ajalah Surya, 6engatur jenis &elamin, dalam rubrik &ahukah 'ndaF, 6inggu, 44 <uni

4BB9

lxxx

Amerika ketika itu memberikan pengetahuan terhadap perkembangan teknologi pemilihan jenis kelamin. &etika itu ia mengiginkan anak laki-laki setelah ia memiliki seorang anak perempuan. Ia mempelajari kapan waktu-waktu ia berhubungan dengan suaminya dan

menghubungkannya dengan anak yang dilahirkannya, ternyata setelah beberapa kali melahirkan ia dapat menyimpulkan bahwa siklus haid sangat mempengaruhi jenis kelamin anak yang akan lahir. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa jika ingin anak laki-laki maka hendaknya berhubungan pada masa o*ulasi atau kira-kira dua minggu setelah haid dan jika ingin anak perempuan maka berhubungan pada masa satu minggu sebelum haid dan satu minggu setelah haid. Eleh karena itu metode dengan menggunakan waktu senggama disebut juga metode :a=el >4. !. 6akanan yang dikonsumsi "isamping dua hal diatas, dalam metode alamiah

dipersyaratkan juga untuk mengkonsumsi makanan jenis tertentu. Jaktor makanan ini dipersyaratkan untuk memberikan kualitas tertentu pada sperma atau ovum, !.i. Apabila pasangan suami istri menginginkan anak laki-laki, maka makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah makanan yang banyak mengandung unsur garam, kopi, teh, sari buah, minuman bersoda, mentega bergaram, pudding bebas susu, saus, daging
:a=el %hillips dan Tessa :ilton, Ingin 'nak )aki()aki atau %erempuan, !et ke-7 (<akarta $ Ar!an, (''/ ) hlm.9->.
>4

lxxxi

segar atau setengah matang, semua ma!am ikan, satu buah telur perminggu, semua sayuran dan semua buah-buahan.>9 !.i.i Apabila pasangan suami istri menginginkan anak perempuan, maka yang harus di konsumsi adalah makanan tidak bergaram, susu, minyak sayur, saus buatan sendiri dan air mineral. "engan melihat makanan yang harus dikonsumsi oleh suami istri, sudah jelas bahwa yang harus dikonsumsi adalah makanan yang baik dan halal. #aik menurut kesehatan dan halal menurut ketentuan agama Islam (bukan termasuk makanan yang

diharamkan)

d. &eadaan p: ?agina. %ersyaratan keadaan %h vagina dalam metode alamiah didasarkan pada karakteristik kemampuan kromosom untuk bertahan hidup. Suasana di vagina inilah yang memungkinkan sperma mana yang bisa masuk terlebih dahulu, sperma x atau sperma y. #ila p:nya rendah maka *agina dalam kondisi asam. %ada kondisi tersebut, sperma yang bisa bertahan hidup adalah sperma yang berkromosom y. .amun jika p: nya tinggi, maka *agina dalam kondisi basa. %ada kondisi tersebut, sperma yang lebih bisa bertahan hidup adalah sperma x. :al ini berkaitan erat dengan jumlah ".A yang terdapat pada sperma x dan y. !perma berkromosom y dapat bertahan hidup pada p: *agina yang asam karena jumlah ".A nya 9) lebih sedikit daripada
>9

Ibid,, hlm. 7B-7(

lxxxii

sperma berkromosom x yang bisa bertahan hidup pada p: *agina yang basa. -ntuk bisa mendapatkan suasana asam atau basa maka dapat dilakukan !ara sederhana yaitu$ <ika menginginkan suasana asam maka *agina dapat dibasuh dengan air !uka sebelum melakukan coitus, Sebaliknya, apabila menginginkan suasana basa, maka *agina dapat dibasuh dengan air soda sebelum melakukan coitus, 4. 6etode non alamiah ( 6odern ) 6etode non alamiah adalah metode pemilihan jenis kelamin anak yang menggunakan peralatan modern. %erbedaannya dengan metode alamiah terletak pada penggunaan alat-alat modern dan proses pemisahan kromosom. 6etode non alamiah ini meliputi metode-metode yang dibangun oleh para pakar teknologi yang terinspirasi sejak di temukannya kromosom jenis kelamin oleh <ohan :amm pada tahun (?//, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Ka==aro Spalla=ani dengan ditemukannya teknologi penyaringan mani pada tahun (/>0 yang memberikan kemungkinan untuk melakukan pemisahan spermato=oa. %enemuan ini pada mulanya dilakukan kepada anjing untuk membuat anjing betina hamil. %er!obaan inilah yang menjadi dasar dalam bidang inseminasi buatan pada periode berikutnya. >0 "itemukanya teknologi inseminasi buatan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam teknologi peren!anaan jenis kelamin anak. "alam perkembangan teknologi peren!anaan jenis kelamin anak ditemukan beberapa metode yang dipakai yaitu$ teknik gel itrasi sephadex,
>0

Suryo, Eenetika Manusia, hlm ?7-??

lxxxiii

teknik sentri ugal, 6etode Electrophoresis dan yang paling modern yang ditemukan pada tahun 4BB( ini adalah teknik mi!rosort yang mana keberhasilan penggunaan teknologi ini men!apai 'B)>7 a. Teknik gelfitrasi sephade$ %eren!anaan jenis kelamin dengan menggunakan metode gelfiltrasi sephade$ ini untuk pertama kalinya dipelopori oleh E.Steeno dan rekan-rekannya. "alam prosedur ini, sperma yang bergerak dikonsentrasikan dalam satu pe!ahan. !perma pembawa kromosom x diisolasikan dalam satu pe!ahan yang terpisah dengan tingkat kemurnian 'B). !perma tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah tabung gelas yang di tengahnya diberi sejenis penyaring. !perma yang mengandung kromosom y akan berada di bawah saringan dan sperma yang mengandung kromosom x akan berada pada saringan. :al tersebut disebabkan karena sperma y jauh lebih langsing di bandingkan dengan sperma x. &emampuan untuk memisahkan kromosom inilah yang memberikan ruang bagi pemilihan jenis jenis kelamin tertentu. "i Indonesia, teknik Eelfitrasi !ephade$ tersebut telah dipraktekan pada tahun ('/B. %emakaian teknologi ini dipelopori oleh J.D. Ari Adimulya dari seksi Andrologi #agian #iologi -ni*ersitas Airlangga. Sampai tahun ('>0 diadakan penelitian pada 4?' pasangan suami istri yang telah menikah selama 9-> tahun dan telah mempunyai
Satu net.5omC Index.htmlCwanitaCB,77?(,BCF-"A.F I.JEH6ASI #AKITA, 4' <anuari 4BB0
>7

lxxxi*

anak (-0 orang laki-laki. 6ereka dengan sukarela mengajukan permohonan untuk memperoleh anak perempuan dengan

menggunakan teknik ini, dengan persyaratan sperma yang digunakan adalah sperma dari suami sendiri.. -sia suami itu antara 4?-9/ tahun. :asil dari penelitian ini belum bisa men!apai tingkat sempurna karena banyak pasien yang tidak kembali. .amun, dari 7> yang berhasil menjadi hamil, 0> diantaranya melahirkan anak perempuan yang sehat dan normal tanpa ada kelainan.>?

b. 6etode Elektrophoresis %enggunaan metode elektrophoresis pertama kali dipelopori oleh )i.uka Rihachi dari &eio -ni*ersity, <epang dan rekan-rekannya. "ibandingkan dengan tekhnik Eelfitrasi !ephade$, teknik Elektrophoresis telah lebih maju. Tingkat keberhasilan pemisahan unsur kromosom y dan x pada teknik elektrophoresis lebih tinggi. "alam prosedur ini, hasil ejakulasi itu di !ampur dalam suatu larutan, diputar dengan pelan-pelan kemudian dituangkan ke dalam satu ruangan sempit diantara dua lemabar ka!a, yang satu dekat dengan elektroda negati dan yang satunya dekat dengan elektroda positi . %ara periset menyimpulkan bahwa semua sperma yang berkumpul di dekat elektroda positi mengandung kromosom x dan >7-'9 ) sperma yang berada di dekat elektroda negati mengandung kromosom y.>/ !. 6etode Microsort %eren!anaan jenis kelamin dengan menggunakan metode mi!rosort dipelopori oleh "r. :ar*ey Stern dan rekan-rekannya dari -ni*ersitas Pirginia. Teknologi microsort ini menggunakan mesin elektroda yang memakai sinar laser. "alam prosesnya, sperma yang telah dikumpulkan disebarkan ke dalam mesin dan di dalam mesin tersebut telah ada ka!a berwarna yang berpijar. &emudian sinar laser dihidupkan dan diarahkan pada sperma, !perma yang berkromosom x bersinar lebih terang dibandingkan dengan sperma yang berkromosom
Suryo, Fenetika 6anusia, hlm />. 6unawar Ahmad Anees, Islam dan Masa #epan Biologis Umat Manusia diterjemahkan dari buku Islam and Biological utures, Ethics, Eender and &echnology , penterjemah Hahmani Astuti, !et ke-4, (#andung $ 6i=an,(''4) hlm ('>-(''
>/ >?

lxxx*

y. Tenaga elektrik kemudian memberi beban positi kepada sperma y dan beban negati kepada sperma x dengan *oltase yang tinggi untuk bisa memisahkan kedua sperma tersebut. !perma yang di butuhkan akan ditampung dan yang tidak dibutuhkan akan tertolak se!ara otomatis. :asil penelitian dengan menggunakan metode ini menyatakan bahwa$ untuk pasangan yang menginginkan anak perempuan telah men!apai keberhasilan sekitar '() (9B7 bayi berhasil lahir dari 99? kehamilan) , dan pasangan yang menginginkan anak laki-laki men!apai keberhasilan sekitar /? ) (dari 7( kehamilan 9' diantaranya lahir dengan selamat).>> "r. :ar*ey Stern dan timnya telah berhasil menentukan jenis kelamin sebanyak 'B ) dari 4>0 embrio.>' Salah satu bukti keberhasilan penggunaan tekhnologi tersebut dapat dilihat dari kelahiran bayi pertama hasil rekayasa jenis kelamin dengan metode microsort di Pirginia. #ayi tersebut diberi nama <essi!a 5ollins, yang dilahirkan pada tanggal (9 Agustus (''? dari pasangan 6oni;ue dan S!ott 5ollins yang menginginkan anak perempuan.'B %enggunaan teknologi pemilihan jenis kelamin tersebut hanya sampai pada dataran pemisahan kromosom x dan kromosom y, bukan pada proses pertumbuhan janin. Hekayasa yang dilakukan dalam menentukan jenis kelamin tidak memberikan implikasi yang kuat. &arena teknologi ini hanya menentukan sesuatu di luar kehamilan (pra kehamilan). -ntuk lebih sempurnanya, teknologi ini dibantu dengan menggunakan inseminasi buatan ". Inse$!nas! Buatan Inseminasi buatan menurut "r So wan "ahlan adalah suatu !ara memasukkan sperma ke dalam alat kelamin seorang wanita tanpa melalui senggama. 6ula-mula sperma dikeluarkan terlebih dahulu dengan !ara masturbasi atau dengan senggama terputus. &emudian dengan bantuan suatu alat, sperma tersebut kemudian dimasukkan ke dalam vagina atau uterus.'( "alam pandangan yang lain, Ali Akbar, misalnya, memberikan penjelasan bahwa 12inseminasi adalah membuahi istri tanpa junub dengan pertolongan dokter3.'4 "ari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa inseminasi
Fender Sele!tion $ Jamily #alan!ing and %re*ention o D-Kinked "isoders, Pia 6i!rosort` Te!hnology A.8.5.A.H.8 C www.mi!rosort.!omC akses 6aret 4BB0
>' >>

6emilih <enis &elamin Anak, Kesehatan Keluarga, 6ajalah -mmi edisi (BCDIIIC4BB4 Sperm Separation, http$CCwww.mi!rosort.netC rame4.htm akses 9B April 4BB0 :arian %elita, 4? September ('/>, hlm (

'B '(

:aji Ali Akbar, Masalah Inseminasi &erhadap Manusia, 6imbar -lama !et ke L9 .o 4( <uli ('/>, hlm 40

'4

lxxx*i

buatan adalah proses memasukkan sperma ke dalam alat kelamin perempuan tanpa persetubuhan dengan menggunakan peralatan kedokteran. -ntuk pelaksanaan inseminasi ini, terdapat persyaratanLpersyaratan yang harus dipenuhi oleh pasangan suami istri, yaitu $ (. 6erupakan pasangan suami isti dari perkawinan yang sah@ 4. -sia sang istri a 07 tahun 9. Sudah mendapatkan penjelasan dari tim konseling mengenai prosedur, biaya, dan kemungkinan komplikasi kehamilan. 0. %asangan suami istri telah menandatangani ormulir in ormasi konsent sebelum memulai program.'9 %ersyaratan-persyaratan tersebut merupakan inti pokok sebelum melaksanakan proses inseminasi. &arena tanpa memenuhi persyaratan tersebut maka proses inseminasi buatan tidak dapat dilaksanakan. Adapun teknikteknik yang digunakan dalam inseminasi buatan adalah $ (. Intra vagina, yaitu sperma langsung dimasukkan ke dalam *agina sang istri. "alam teknik ini, sang istri diminta berbaring terlentang selama 9B?B menit setelah inseminasi. 4. %ara(servikal, yaitu sperma diarahkan langsung ke mulut rahim dengan alat servikal cup. Selesai inseminasi istri tidak perlu berbaring. 5ukup beristirahat agar alat tidak lepas. Setelah 4-0 jam alat dapat dilepas. 9. Intra 1!ervikal , yaitu sperma dapat langsung dimasukkan ke dalam mulut rahim dengan bantuan alat khusus. 0. Intra( Uterin, yaitu sperma langsung dimasukkan ke dalam rongga rahim. 7. Intra 1&ubal teknik inseminasi ini banyak diterapkan pada AHT ( assisted reproduction techni+ue2 atau teknik reproduksi bantu. 6isalnya sel sperma dan sel telur dikeluarkan kemudian ditaruh di dalam tabung ka!a
"r.:. Tau ik <amaan Sp.EF Klinik ertilitas Morulla R!,Bunda,editor "r.Indra .5.Anwar Sp.EF !et ke-( (<akarta $ %uspaswara I&A%I,4BB4) hlm 47
'9

lxxx*ii

sampai terjadi pembuahan dan menghasilkan embrio. 8mbrio ini kemudian dimasukkan ke dalam rahim. Teknik sema!am ini sering di sebut dengan teknik in vitro (bayi tabung). '0

BAB I0 HUKUM ISLAM DALAM MEN#HADAPI PERKEMBAN#AN TEKN*L*#I REPR*DUKSI

A. Teknolog! Pe$!l!han +en!s Kela$!n Anak 6anusia adalah makhluk yang unik. 6anusia memiliki akal, budi, rasa, karsa, dan daya !ipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia berasal, di mana berada dan ke mana akan pergi. 8ksistensi manusia senantiasa diliputi dengan rasa keingintahuannya yang besar. %ertanyaan-pertanyaan selalu mun!ul, dan jawaban selalu ditemukan, tetapi pertanyaan tersebut belum pernah berhasil dijawab se!ara tuntas dan memuaskannya. 6anusia tetap saja diliputi ketidaktahuan. "emikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaan-pertanyaan. #erdasarkan rasa, karsa, dan daya !ipta yang dimilikinya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ( I%T8& ). .amun, pada perkembangan tenologi yang luar biasa menyebabkan manusia lupa diri. 6anusia menjadi begitu indi*idual, egois dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri, sesamanya, masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang %en!ipta.

J.D. Ari Adimulya, !uami &ak !ubur Belum &entu Mandul, Intisari, 8disi "esember (''0 hlm (4B-(4(

'0

lxxx*iii

SyariMi 6aha Tahu dengan karakter dan keadaan ini. "engan keHahman Hahimannya "ia menurunkan ajaran dalam bentuk pranata hukum di tengah-tengah akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini. 6isi yang dibawanya adalah untuk meluruskan jalan dan menempatkan

ungsinya bagi hidup dan keseimbangan kehidupan dunia dan akherat. Salah satu bidang I%T8& yang berkembang pesat dewasa ini adalah teknologi reproduksi. 5abang ilmu ini mengalami perkembangan pesat dan se!ara dinamis melahirkan paradigma baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Sejarah telah membuktikan@ teknologi telah merubah wajah peradaban, yakni dimulai dari diterapkannya inseminasi buatan, super ovulasi, aplikasi bayi tabung, cloning, bahkan sampai pada dataran pemilihan jenis kelamin yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang !ukup pesat. Adanya pemilihan jenis kelamin didasarkan pada beberapa aktor yaitu$ (. Adanya kemungkinan pemilihan jenis kelamin. Terkait dengan pemilihan jenis kelamin, dalam pandangan :arun Gahya, Al-,uran telah memberikan petunjuk terhadap kemungkinannya. Sebagaimana di sebutkan dalam irman Allah$
'7

H FG& E D* C AB)
Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa pembentukan manusia

dalam hal jenis kelamin itu ditentukan oleh sperma laki-laki. .amun, kita baru mengetahui hal tersebut setelah ada perkembangan genetika abad 4B ini.

'7

An-.ajm ( 79 ) $ 07-0?

lxxxix

Teknologi pemilihan jenis kelamin ini dimulai dengan ditemukannya sistem kromosom yang terdapat dalam sistem tubuh manusia. "alam tubuh manusia mengandung 0? kromosom, 00 autosom (44 pasang) dan 4 kromosom kelamin (satu pasang). Seorang laki-laki memiliki 44 pasang autosom ( kromosom x dan ( kromosom y, maka ormula

kromosomnya adalah 44AADG. Sedangkan pada wanita memiliki 44 pasang autosom dan satu pasang kromosom x, sehingga ormulasi kromosomnya adalah 44AADD. "alam proses pertumbuhan janin, jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom yang ada pada sperma laki-laki. <ika kromosom x pada laki-laki bertemu dengan kromosom x pada perempuan maka hasilnya adalah anak perempuan. .amun, jika kromosom y pada laki-laki bertemu dengan kromosom x pada perempuan maka anak yang lahir adalah laki-laki. %enelitian inilah yang kemudian menjadi dasar re*olusi tekhnologi sistem reproduksi manusia. 4. Jaktor &ebutuhan Ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya merupakan produk !ipta, rasa dan karsa atau pemikiran manusia. #anyak *ariabel yang melatar belakangi ter!iptanya suatu temuan ilmu pengetahuan atau teknologi, diantaranya, se!ara sosiologis, pen!iptaan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong dalam rangka mem asilitasi dan mendukung segala kebutuhuhan dan keinginan manusia (to comfort of human live), tidak terke!uali pada kasus ditemukanya ilmu pengetahuan dan teknologi pemilihan jenis kelamin anak.

x!

"iantara kebutuhan manusia yang memberikan alasan atau sandaran bagi dilakukannya upaya-upaya penemuan ilmu pengetahuan pemilihan jenis kelamin ini adalah $ a. Adanya kebutuhan ketenangan batin Salah satu karakteristik manusia adalah tidak adanya rasa puas

terhadap suatu keadaan atau dengan segala yang dimilikinya, termasuk dalam kepemilikan anak. #anyak orangtua yang tidak puas jika anak yang dimilikinya belum lengkap jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan). 6unajat .abi +akariya kepada Allah, yang sangat menginginkan anak laki-laki sebagai penerus kenabiannya, menggambarkan keresahan batin yang dimiliki seseorang karena tidak memiliki anak yang berjenis kelamin sebagaimana yang diharapkannya. "i tinjau dari segi maqa>s}id as-syari>ah keinginan .abi +akaria tersebut termasuk pada kategori hif&}u ad(di>nn@ &arena keinginan .abi +akaria tersebut mempunyai tujuan untuk menjaga agama Allah. Selain itu, jika manusia memiliki keturunan seperti apa yang ia inginkan maka ia akan merasa lebih bahagia karena memiliki anak dengan jenis kelamin yang seimbang yang akan lebih menyempurnakan kebahagiaan keluarganya.

b. &ebutuhan sosial Adat sebagai kebudayaan dan masyarakat Indonesia tidak bisa dipisahkan. Adat memegang peranan yang !ukup signi ikan dalam

x!i

menentukan kehidupan manusia di dunia terutama pada masyarakat yang sangat kental dengan warisan nenek moyang. :ukum adat, pada suatu masyarakat tertentu, memberikan implikasi yang !ukup kuat dalam kehidupan masyarakat, sehingga pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan adat dapat dianggap sebagai hal yang primer. %ada masyarakat #atak !ontohnya, mereka sangat kental memegang teguh jiwa patrilineal. Implikasi ketentuan ini dalam kehidupan masyarakat adalah$ setiap keluarga diharapkan memiliki minimal seorang anak laki-laki karena dengan tidak adanya anak laki-laki maka kehormatan keluarga akan teran!am. 6ereka tidak akan mendapatkan kedudukan yang sama dalam masyarakat. #egitupun pada masyarakat matrilineal, seorang wanita merupakan penerus garis keturunan adat, jika pada sebuah keluarga tidak memiliki seorang anak perempuan maka garis keturunan adatnya akan terputus, karena pada masyarakat matrilineal ini, keturunan sebuah keluarga di dasarkan pada garis keturunan dari pihak ibu. #erbeda dengan kondisi di Sulawesi Selatan, masyarakat di sana sangat mengharapkan hadirnya seorang anak perempuan, karena anak perempuan merupakan sesuatu yang sangat berharga. "alam kasus demikian maka upaya pemilihan jenis kelamin anak memiliki dampak kemaslahatan yakni kemaslahatan dalam menjaga kehormatan keluarga.

!.

&ebutuhan dari segi 6edis %emilihan jenis kelamin ini sangat membantu pada keluarga yang

mempunyai penyakit keturunan, yaitu penyakit -emofilia. -emofilia (haemo

x!ii

b darah@ philia b menyukai) pengertian -emofilia se!ara bebas diartikan adanya pendarahan yang terjadi karena sesuatu sebab dan akan berlangsung lebih lama dari yang normal. '? -emofilia adalah suatu penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku waktu terjadi luka.'/ #iasanya pada orang normal, darah akan membeku dalam waktu 7-/ menit jika terjadi luka. Akan tetapi pada orang hemo illia, darah akan membeku antara 7B menit sampai 4 jam, sehingga mudah menyebabkan orang meninggal dunia karena kehilangan banyak darah. %enyakit hemofilia mulai ditemukan pada jaman Keopod, anak laki-laki Hatu Pi!toria. 'lel resesif kemungkinan terjadi dari sel-sel ayah dan ibu Hatu Pi!toria. -emofilia yang diderita oleh Keopod merupakan penyakit genetik yang berasal dari sel-sel ayah dan ibu Hatu Pi!toria.'> "alam perkembangannya, penyakit hemofilia ini di bagi menjadi tiga ma!am$ (. -emofilia ', yang ditandai karena penderita tidak memiliki =at anti hemofilli globulin. &ira-kira >B ) dari kasus hemofillia adalah dari tipe ini. Seorang mampu membentuk anti hemofilli globulin dalam serum darahnya karena ia memiliki sel dominannya : sedangkan alel resesif tidak dapat membentuk =at tersebut. Eleh karena gennya terangkai D maka perempuan
%udjo :agung Aidjanto %enderita :emo ilia Teran!am Seumur :idup, dalam harian Kedaulatan Rakyat, (> April 4BB0 hlm (>
'/ '?

Suryo, Eenetika Manusia, !et ke- 7 (Gogyakarta $ Fajah 6ada %ress, (''/ ) hlm 4((

.eil A 5ambell dkk, Biologi, !et ke-7, alih bahasa Hahayu Kestari dkk ( <akarta $ 8rlangga, (''' ) hlm 4>>

'>

x!iii

normal dapat mempunyai genotip :: (homo .igotik). Kaki-laki normal akan mempunyai genotip :-. 4. -emofilia B atau penyakit :Ghristmas:. %ada waktu Inggris dibom oleh <erman selama perang dunia II, seorang anak lakilaki ke!il yang bernama 5hristmas luka. "isebabkan darahnya yang membutuhkan waktu yang lama untuk membeku, dokter mengambil kesimpulan bahwa anak tersebut menderita hemofilia, tetapi lain daripada yang biasa dijumpai. %ada kasus ini, diduga penderita tidak memiliki plasma tromboplastin. &ira-kira 4B ) dari hemofilia adalah tipe ini. 9. -emofilia G, penyakit hemofillia c tidak disebabkan oleh gen resesip dalam cromosom x melainkan yang jarang dijumpai dan terdapatnya dalam autosom. Tidak ada () kasus hemofilia pada tipe ini. :emo ilia menyebabkan tidak terbentuknya tromboplastin, suatu substansi yang diperlukan untuk pembekuan darah. "isini dapat disimpulkan bahwa, jika penderita hemofilia adalah laki-laki dan ia menikah dengan perempuan normal maka anak yang akan lahir adalah normal baik laki-laki maupun perempuan. .amun anak perempuan tersebut walaupun normal, tetapi ia :carier; (membawa si at keturunan). <ika ia menikah dengan laki-laki yang hemofilia, maka separoh dari jumlah anak laki-lakinya adalah hemofilia. "ari keterangan di atas maka, teknologi pemilihan jenis kelamin ini merupakan jawaban yang !ukup untuk mengatasi penyakit keturunan tersebut. "apat

x!i*

dikatakan disini jika seseorang mempunyai penyait hemofilia maka ia harus memiliki anak perempuan. "an untuk lebih menjaga keturunan lagi, anak perempuan tersebut harus menikah dengan laki-laki normal. &arena akan memiliki anak-anak yang normal, dan diusahakan agar anak yang lahir adalah laki-laki agar tidak membawa carier resesif ibunya karena yang bisa membawa karir resesip tersebut adalah anak perempuan. "alam

maqa>s}id asy-syari>ah hal tersebut masuk dalam kategori hif&} an( nafs dan hif&}n nasl di mana teknologi menjadi begitu diperlukan guna menjaga jiwa dan keturunan agar tetap terus berkembang tanpa harus terputus dengan adanya penyakit tersebut.

d. &ebutuhan karena keadaan &ebutuhan ini lebih diarahkan kepada kepentingan menjaga

kehormatan baik kehormatan keluarga atau negara. %ada masa perang misalnya, sangat dibutuhkan kekuatan yang lebih untuk menghadapi musuh. Se!ara lahiriah, anak laki-laki di!iptakan lebih kuat dari anak perempuan, maka pada saat-saat tersebut tekhnologi pemilihan jenis kelamin akan menjadi hal yang sangat dibutuhkan. #erbeda dengan keadaan di .egara 5ina, keberadaan anak laki-laki begitu dibanggakan sehingga setiap orang menginginkan anak laki-laki. .amun, jika anak laki-laki terlalu banyak akan terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan manusia, dalam hal ini teknologi pemilihan jenis kelamin menjadi sesuatu yang dapat memberikan man aat untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk.

x!*

Sebenarnya masih banyak aktor yang bisa memoti*asi perkembangan teknologi reproduksi ini. .amun hanya beberapa akor saja yang bisa

digambarkan terhadap pemenuhan kebutuhan manusia ini.

B. Pe$!l!han +en!s Kela$!n (. %roses pemilihan jenis kelamin anak %roses pemilihan jenis kelamin ini terdiri dari dua tahap $ i. Tahap pemisahan sperma

ii. Tahap Inseminasi a. Tahap pemisahan Sperma %ada tahap pemisahan sperma1 sperma yang telah dikeluarkan oleh suami akan dipisahkan antara sperma x dan sperma y tergantung pada orang tua yang menginginkan anak dengan jenis kelamin yang mana, laki-laki atau perempuan. %engeluaran sperma bisa dilakukan dengan berbagai !ara $ (. "engan !ara istimna* (onani ). 4. "engan !ara Ra.al (coitus interuptus, senggama terputus ) 9. "engan !ara diisap langsung dari testis dengan alat. 0. "engan !ara jimaM dengan memakai kondom. "ari beberapa !ara tersebut yang terbaik adalah dengan !ara onani.''

6. Saheb Tohar, Inseminasi Buatan Menurut -ukum Islam , !et ke- (,( Surabaya $ %T #ina Ilmu, ('>/ ) hlm '

''

x!*i

Sperma yang sudah keluar ditampung di dalam sebuah !angkir steril dan kering dan se!epat mungkin dipisahkan antara sperma x dan sperma y. Setelah terpisah, sperma terpilih kemudian dimasukkan ke dalam *agina. "alam hukum Islam, upaya untuk memisahkan unsur kromosom yang terdapat dalam sperma tidak diatur dalam al,urMan dan hadis. Sekalipun demikian, al-,uran dan Sunnah telah memberikan landasan yang kuat bagi ditemukannya hukum pemisahan sperma ini. "ari paparan sebelumnya dapat dilihat bahwa ditemukannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan pemilihan jenis kelamin ini diarahkan bagi ter!apainya kemaslahatan manusia (li mas}lahat al basyari dunya>hum wa u hra>hum0@ #erdasarkan adanya kebutuhan manusia terhadap peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin ini maka peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin adalah merupakan suatu kemaslahatan. %eman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin diarahkan untuk men!apai tujuan syari*ah 3maqa>s}id syari>ah0, baik dalam rangka menyempurnakan kebutuhan yang dharuriyah, hajjiyah maupun tahsiniyah. Terhadap kebutuhan yang dharuriyah, teknologi pemilihan jenis kelamin ini dapat membantu manusia dalam menghindari penyakit keturunan (hemofillia) seperti yang telah di jelaskan atas. Terhadap kebutuhan hajjiyah teknologi ini bisa diman aatkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat untuk mendapatkan keturunan dengan

x!*ii

jenis kelamin tertentu. Terutama pada masyarakat patrilineal dan matrilineal. Terhadap kebutuhan tahsiniyah tekhologi pemilihan jenis kelamin ini bisa lebih membahagiakan keluarga dan lebih menjaga keseimbangan jumlah lakilaki dan perempuan. "engan dasar kemaslahatan tersebut di atas, maka pada hakikatnya peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin yang diarahkan dan didayagunakan untuk men!apai kemaslahatan manusia, baik dhoruri, tahsini maupun hajiiyi tidak bertentangan dengan dasar-dasar yang telah ditentukan nas}) "alam pandangan penyusun, pendayagunaan teknologi ini merupakan hasil terapan dan implikasi lebih lanjut dari irman Allah

M L L N M L LM L ABKL@@@ (BB \M L ' beL N*" CLD


"ari ayat tersebut dapat dipahami bahwasanya Allah telah memberikan petunjuk tersembunyi yang akan diketahui manusia. "alam buku yang ditulis oleh 6ajlis 6u=akarah terbitan dari %anjimas menjelaskan bahwa inti dari ayat ini adalah memungkinkan manusia untuk mengatur dalam usaha memperoleh anak laki laki maupun anak perempuan. : #ia 3'llah !0t2 memberi orang yang ingin bayi perempuan, dan memberi siapa yang ingin bayi laki-laki atau memberikan sepasang 3lelaki dan perempuan2 dan menjadikan siapa yang ingin mandulH;AIA 6ereka mengambil kesimpulan tersebut dengan alasan$

(BB

s33k50l:a (70 ) $ 0'-7B

6ajlis 6u=akarah , Islam dan Masalah(Masalah Kemasyarakatan, !et ke-( (<akarta $ %ustaka %anjimas,('>9 ) hlm 4B9

(B(

x!*iii

(. #ahwa 6ajlis dalam menterjemah ayat 0'-7B pada surat 'sy(Syu>ra menggunakan sandaran kalimat p yasya0 3 (berkehendak) tidak dikaitkan dengan Allah Swt akan tetapi dikaitkan dengan yang berkeinginan sendiri. 4. "i dalam ilmu .ahwu, ada yang disebut 1 d}ami>r>r mustati>r; (tersembunyi) dan hal ini, sama dengan kalimat sebelumnya se!ara langsung, yakni @

2M L ABKL
(yakhlu+u ma yasya>'u) artinya 1 "ia (Allah) me!iptakan apa yang dikehendaki.ya. "i sini juga d}ami>rr dari ism maus}u>l nya tidak tampak (tersembunyi). <ika kata-kata Rina>ts" ~:1

p&}u u>r; dimaksudkan sebagai maf*ul dari kata kerja :naj*alu; dan 1aqi>man" sebagai maf*ul keduanya, maka dimanakah maf*ul dari kata kerja 1yasya>u 1. 9. <ika d}ami>r mustatir pada kata kerja yasyaa>u ~/kembalikan kepada Allah maka tidak ada d}ami>r yang dikembalikan pada :man; dan ini menyalalahi kaidah. %adahal 1d}ami>r; tetap ada, yaitu obyek dari 3yasya>'u; yang ditakdirkan (dikira-kirakan). :al ini dimungkinkan, karena yasyaa>u; itu adalah kata kerja transiti berobyek satu. "an obyek ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kalimat yang menjadi shilah 1maa3. "engan demikian, maka :ina>tsan; dan &}u u>ran; adalah obyek dari

x!ix

1yahabuM

bukan

yasyaa>u,

"emikian

56:

paqi>man"

=|l5:{:1 zk|{ ~:l/ pyajalu z5{:1 yasya>u) %emahaman ayat di atas !ukup memberikan gambaran bahwa manusia mempunyai ikhtiar dalam menentukan jenis kelamin anak yang

dikehendakinya. 6ajlis mu=akarah juga menambahkan bahwa, tidaklah perlu kita menjadi pengikut atau penganut aham "abariyah sebab hal itu tidaklah sekali-kali mena ikan ikhtiar manusia.(B4 .amun, diantara segala kemaslahatan yang dimiliki oleh teknologi ini tentunya ada kema sadatan yang itu menjadi batasan diperbolehkannya penerapan teknologi pemilihan jenis kelamin tersebut. %emilahan kemaslahatan dan kema sadatan lebih terukur pada niat peman aatan teknologi tersebut. "engan niat ini semua ketentuan yang terdapat dalam dunia ini bisa berubah sesuai dengan kaidah$ al umur>u bimaqa>sidiha. Segala sesuatu tergantung dari niat dan tujuannya. %enggunaan teknologi pemilihan jenis kelamin ini akan menjadi sesuatu yang madharat manakala niat orang tua yang menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu tersebut didasari oleh keban!iannya terhadap jenis kelamin yang lain. 5ontohnya jika orang tua mengingingkan anak laki-laki untuk dijadikan penerus tahta keluarga, tetapi niat orang tua tersebut karena ia sangat memben!i anak perempuan dan tidak menginginkan anak perempuan sehingga tahta keluarga dijadikan tameng untuk melaksanakan niatnya. 6aka hal ini

(B4

Ibid,, hlm 4(B

menjadi haram penggunaannya terhadap teknologi pemilihan jenis kelamin ini. "isamping niat, pembatasan kebolehan peman aatan teknologi pemilihan jenis kelamin ini juga diperbolehkan sepajang peman aatan tersebut tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan +aidah ushuliyah $
.(B9 c

E E

-ntuk mengantisipasi kemadharatan ini maka diupayakan dalam prakteknya, proses pemilihan jenis kelamin ini dilaksanakan oleh tim dokter yang memiliki kuali ikasi untuk melakukannya. 4. %roses Inseminasi %roses pemilihan jenis kelamin anak dilakukan dengan menggunakan bantuan tekhnologi inseminasi yakni upaya memasukkan sperma laki-laki ke dalam kandungan se!ara buatan tanpa melalui hubungan kelamin se!ara alami.(B0 Terkait dengan peman aatan tekhnologi inseminasi terdapat beberapa pandangan ulama, antara lain (B7$ a. Syekh 6ahmoud Syalthout (6antan Hektor -ni*ersitas Al-A=har ) 6enurut hukum syaraM apabila proses bayi tabung itu dilakukan dengan menggunakan air mani suaminya sendiri, maka hal itu sudah
Ibn 6ajah, Sunan Ibn 6ajah ,;Kitab #h a>m" z:z : Man Bana i %aqi>qihi ma <aruddu +ija>rihi edisi., 68. Abd #a;i, (6esir$ Isa Al #a;i Aa Syirkah, ('7?), II $ />0., :adis no 490B, hadis hasan riwayat Ibn 6asMud (B0 Ali Akbar, !eksualitas di &injau dari -ukum Islam, !et ke-9 ( <akarta $ Fhalia Indonesia, ('>? ) hlm ?B
(B9

Ali Fhu ron 6ukti dan Adi :eru Sutomo 'bortus, Bayi &abung, Euthasania, &ransplantasi Einjal, dan Bperasi Kelamin dalam &inajauan Medis, -ukum, dan 'gama Islam !et ke-( ( <akarta $ Aditya 6edia, (''9 ) hlm 4B-4(

(B7

!i

sesuai dengan hukum dan dibenarkan oleh syaraM dan dipandang sebagai !ara yang sah untuk mendapatkan anak yang sah. Tetapi, apabila bayi tabung berasal dari sperma laki-laki lain yang tidak ada hubungan perkawinan, beliau menyatakan bahwa inseminasi seperti ini dalam syariMat Islam adalah perbuatan mungkar dan dosa besar. %erbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan =ina.

b. +akaria Ahmad Al-#ari Inseminasi buatan itu boleh menurut hukum syaraM jika dilakukan dengan sperma suami. Tindakan tersebut dibenarkan dan dibolehkan oleh syaraM dan tidak menimbulkan dosa atau noda !. Syekh Gusu Al-,ardhawi Apabila inseminasi buatan yang dilakukan itu bukan dari air mani suami sendiri, maka tidak diragukan lagi bahwa hal tersebut adalah kejahatan yang sangat buruk. d. 6ajelis %ertimbangan &esehatan dan SyaraM (6%&S) "epkes. %ermanian buatan dengan dengan mani suami sendiri tidak dilarang. <adi, kebanyakan ulama dapat menerima inseminasi buatan dengan sperma dari suami sendiri dan menolak (mengharamkan) inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor. 9. Status Anak :asil Inseminasi #uatan a. Inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri

!ii

Inseminasi #uatan dengan sperma suami sendiri tidak menimbulkan masalah, nasab anak tersebut dinisbatkan kepada yang empunya sperma. <adi, kedudukan anak tersebut sah menurut syariMat Islam, termasuk ia juga berhak mendapat hak waris tanpa dibedakan dengan anak yang lahir se!ara alamiah. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Syekh :asanain 6uhammad 6ahlu 12 6aka !ara seperti itu (inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri) diperbolehkan, dan anak yang lahir itu mempunyai keturunan (nasab) dari ayahnya dan mendapat hak waris seperti anak yang lahir dengan proses biasa. Sperma yang sampai ke rahim ibu tanpa melalui jima* sama seperti yang dilakukan melalui jima* walaupun itu mengambil sperma suaminya dengan menggunakan sepotong kapas lalu dimasukkan ke dalam rahimnya maka anak tersebut mendapatkan keturunan dari ayahnya.3(B? b. Inseminasi buatan dengan sperma donor Inseminasi jenis ini banyak menimbulkan kontro*ersi.

&ontro*ersi tersebut mun!ul karena kalahiran seorang anak tidak hanya memberi implikasi pada sisi kewajiban orang tua tetapi juga menyangkut hak-hak yang melekat pada anak tersebut, seperti hak waris, hak atas nasab, hak atas wali dan hak-hak lainnya yang terkait kepada status hukum anak.

(B?

Ibid,, hlm 4(

!iii

%ada kasus inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor, status anak tersebut mengalami ketidakjelasan. Se!ara de facto anak tersebut memang dilahirkan dalam sebuah keluarga tetapi dilihat dari siapa yang membuahi maka se!ara de jure anak tersebut bukan anak dari bapak yang menikahi ibunya tetapi anak dari orang lain yang kebetulan atau sengaja memberikan sperma kepada ibunya di luar perkawinan. %ertanyaan yang mun!ul kemudian adalah kepada siapakah anak tersebut akan dinasabkan kepada ayah de facto atau de jureI %ara ulama mempunyai kesepakatan bahwa inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor status anaknya tidak dapat dinisbatkan kepada suami ibunya akan tetapi anak tersebut menjadi anak angkat dari ayahnya, dan mengenai status warisnya anak tersebut masuk dalam kategori anak angkat. "engan melihat keterangan di atas, penggunaan inseminasi buatan adalah boleh dengan persyaratan mutlak yaitu harus dengan menggunakan sperma dari suami sendiri. %ertanyaan yang lain adalah, terkait dengan terbukanya aurat pasien. Terkait dengan hal ini adalah sejauhmanakah hukum Islam memberikan peluang pada terbukanya aurat ini dalam hal terjadinya inseminasi buatan. Ibn ,udamah, ulama dari ma=hab hambali menjawab bahwa diperbolehkan bagi dokter laki-laki memeriksa bagian manapun dari tubuh perempuan yang dituntut oleh pemeriksaan medis karena dianggap suatu kebutuhan.(B/
:assan Salthout, Revolusi !eksual %erempuan, ( Ebstetri dan Finekology dalam Tinjauan Islam !et ke-( ( #andung $ 6i=an, (''0 ) hlm (00
(B/

!i*

<ika dihubungkan antara tahapan tahapan di atas, maka teknologi pemilihan jenis kelamin dengan bantuan inseminasi buatan adalah boleh dengan syarat $ (. %emilihan jenis kelamin itu harus didasari dengan alasan-alasan yang jelas, mengandung kemaslahatan, tidak menimbulkan kemadharatan, tidak bertentangan dengan nass dan dapat digunakan untuk umum, dan yang pasti penggunaan teknologi ini dapat men!iptakan kebahagiaan manusia dan dapat memenuhi kebutuhannya. 4. !perma yang digunakan dalam pelaksanaan teknologi ini adalah sperma dari suami sendiri dan bukan sperma dari donor maupun orang lain. Sekalipun sperma tersebut mendapatkan persetujuan dari pasangan suami istri namun hal tersebut tetap termasuk dalam kategori =ina. "alam hal ini penggunaan teknologi pemilihan jenis kelamin ini adalah haram. 9. %erbedaan yang paling mendasar antara pemilihan jenis kelamin dan Inseminasi buatan hanya pada tahap pemisahan sperma. "alam inseminasi buatan biasanya diperuntukkan pada pasangan yang tidak subur dengan penambahan-penambahan hormon perangsang kesuburan, akan tetapi teknologi pemilihan jenis kelamin ini bisa berlaku untuk pasangan yang subur maupun tidak. "alam pemilihan jenis kelamin ini bisa dilakukan dengan !ara alamiah seperti yang telah dijelaskan ada bab III, pada inseminsi buatan tidak karena hal tersebut memerlukan bantuan medis.

DA"TAR PUSTAKA

!*

A. Kelo$'ok Al,2ur3an4Ta5s!r Shabuni, Ali as;T1rj1mahan Tafsi>r #2yat #h a>m #sS}a>buni, !et ke-I Surabaya$ %T #ina Ilmu Tunjungan, ('>7.

Surin #a!htiar, &erjemah dan Tafsi>r 'l(>urJan, #andung$ Ja.Sumatera, ('/' B. Kelo$'ok Ha !ts4Ulu$ al,Ha !ts6 #ukhori al-, !ahih al( +u h>ari, ttp$ "ar-Al Jikr,(''0 Ibn 6ajah, !unan Ibn Ma>jah edisi., 6J. Abd. #a;i, 6esir$ Isa Al #a;i Aa Syirkah, ('7?. C. Kelo$'ok "!7h an Ushul "!7h6 Akbar, Ali, !eksualitas #itinjau dari -ukum Islam, !et. ke-9, <akarta $ Fhalia Indonesia, ('>?. A=i=, Amin Abdul, Us}u>l Fiqh #l-Islami <<, &airo$ "arus Salam, (''/. #ahruddin, A., %emeliharaan 234506 s6;9:=3:9 "alam Hangka 6ewujudkan &emaslahatan, Ijtihad 4, tahun IIIC<uli-"esember 4BB9. #ukhori, 6., Islam dan 'dab !eksual, !et. ke-(, <akara$ #umi Aksara, (''0 :arun, .asrun, Us}u>l Fiqh, <akarta$ Kogos,(''B. &amal, 6uhammad #d-Di>n Imam! Usu>l #l-Fiqh #l-Islamiyah .:l;:6 :? >5:? :6 :=/:?,t.t Hahman, Asjmuni A., ,a>idah-,a>idah Fiqhiyah, !et. ke-9, <akarta$ #ulan #intang, ('/?. Hamdan, 6uhammad Said al-+u>ti! Dawa>bit #l-Mas}}lahah Fi> #sy-syari>yah #l-islamiyah, #eirut $ Ar-Hisalah, ('>4. Husli, .asrun, Konsep Ijtihad 's(!yaukani/ Relevansinya bagi %embaharuan -ukum Islam di Indonesia, !et. ke-(, <akarta$ Kogos Aa!ana Ilmu,('''. Shaheb Tahar, Inseminasi Buatan, !et. ke-( Surabaya$ #ina Ilmu, ('>/.

!*i

Syalabi, 6uhammad 6usto a As-, Talil #l-ah a>m Ird wa Tahli> 'i #t thari>qat #t-Talil (atata>wuriha> fi> usu>r #lIjtiha>d wa Taqli>d, #eirut$ "ar an .ahdah Al-Arabiyah, ('>(. Syari udin, Amir, Us}hu>l Fiqh /6/~ , !et. ke-(, <akarta$ Kogos Aa!ana Ilmu, ('''. Syatibi, Abi Isha; Ibrahim bin 6uhammad Asy-, #l-Muwa>faqatt fi Us}u>l #sy-Syari>ah! 5 <<, 6akkah$ Al-6aktabah Al Jaisaliyah, t.t -sman, 6ukhlis, Kaidah(Kaidah Us}u>liyah dan <akarta$Haja Fra indo %ersada, ('''. i+hiyah, !et. ke-9,

Gahya, 6ukhtar dan Jat!hurrahman, #asar(#asar %embinaan -ukum i+h Islami, !et. ke-0, #andung$ %T Al-6aMari , (''/. +aid, 6usta a, #l-}Mas}lahah Fi #t-Tasyri #l-Islami wa Najm #dDi>n #t-Tu>fi, #eirut $ "ar al-Jikr Al-Arabi, ('70. +uhailli, Aahbah A=-, Usul 'l( i+h 'l(Islami, #eirut$ .:l s6;7/{l s6; 5:3/l, ('>?. D. Kelo$'ok %uku la!nn8a6 Adimulya, J.D. Ari , Suami Tak Subur #elum Tentu 6andul, Intisari, 8disi "esember, (''0. Akbar, Ali, :., 6asalah Inseminasi Terhadap 6anusia, Mimbar Ulama, !et. keL9, .o. 4( <uli ('/>. Anees, 6unawar Ahmad, Islam dan Masa #epan Biologis Umat Manusia, diterjemahkan dari buku Islam and Biological utures, Ethics, Eender and &echnology, penterjemah Hahmani Astuti, !et. ke-4, #andung$ 6i=an, (''4. Anwar, 5hairul, "H. S.:., -ukum 'dat Indonesia, 1Meninjau -ukum 'dat Minangkabau3, <akarta$ Hineka 5ipta, !et. ke-(, (''/. #aso, +ohra Andi dan <udi Haharjo, Kesehatan Reproduksi, !et. ke-4, Gogyakarta$ %ustaka %elajar, ('''. #eernink, J.< dan Honald < 8ri!sson, Male !e$ %re(!election &hrough !perm Isolation, #erkeley -ni*ersity o 5ali ornia %ress,('>4.

!*ii

#e*ellander, Ferrit dan <udith, A.Hamaley, #asar(#asar -istologi, <akarta$ 8rlangga, ('/'. 5ambell, .eil A dkk, Biologi, !et. ke-7, alih bahasa Hahayu Kestari dkk, <akarta$ 8rlangga, ('''. 5olins Fern, Kamus !aku Biologi, !et. ke- (, <akarta$ 8rlangga, (''?. 8!hols, <ohn 6. dan :assan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, !et. ke-?, <akarta$ %T. Framedia, (''?. Jreud, Sigmun, 4e0 Introductory )ectures on %sycho 'nalisys , dalam 8. &uswara, &eori1&eori Kepribadian, !et. keL4, #andung$ %T 8res!o, ('/B. Fender Sele!tion $ Jamily #alan!ing and %re*ention o D-Kinked "isoders, Pia 6i!rosort` Te!hnology A.8.5.A.H.8 C 000,microsort,comC akses 6aret 4BB0. -arian %elita, 4? September ('/>. :a=el, %hillips dan Tessa :ilton, Ingin 'nak )aki()aki atau %erempuan, !et. ke-7, <akarta$ Ar!an, (''/. :ermaya, "rs. T. S.th., Ensiklopedi Kesehatan, %T. 5ipta Adi %ustaka !et. (, (''4. <amaan, Tau ik, "r.:. Sp.EF., Klinik ertilitas Morulla R!, Bunda, editor "r.Indra .5.Anwar Sp.EF., !et. ke-(, <akarta$ %uspaswara I&A%I, 4BB4. &imball, <ohn A, Biologi "ilid II, !et. ke-7, penerjemah : Siti Sutarmi Tjitrosomo dan .awangsari Sugiri, <akarta$ %enerbit 8rlangga, ('>9. 6ukti, Ali Fhu ron dan Adi :eru Sutomo Abortus, Bayi &abung, Euthasania, &ransplantasi Einjal, dan Bperasi Kelamin dalam &inajauan Medis, -ukum, dan 'gama Islam , !et. ke-(, <akarta$ Aditya 6edia, (''9. Majalah Eatra, Hubrik &esehatan &eluarga, 8disi (BCDIIIC4BB4. 6ajalah Surya, 6engatur jenis &elamin, dalam Rubrik &ahukah 'ndaF, 6inggu, 44 <uni 4BB9. Majalah Ummi, 6emilih <enis &elamin Anak, &esehatan &eluarga, edisi (BCDIIIC4BB4.

!*iii

6ajlis 6u=akarah, Islam dan Masalah(Masalah Kemasyarakatan, !et. ke-( <akarta$ %ustaka %anjimas, ('>9. 6ansur, Indra F., Strategi 6eren!anakan <enis &elamin Si Erok, Republika, dalam &olom &eluarga, > April 4BB(. 6asMud, 6uhammad &halid, ilsafat -ukum Islam dan %erubahan !osial, !et. ke-(, Surabaya$ Al-Ikhlas, (''7. %artanto, %ius A. dan 6. "ahlan #arry, Kamus Ilmiah %opuler, Surabaya$ Arkola, (''0. %enjelasan #ab I %asal I -- .o. ( Tahun ('/0 Tentang %erkawinan. Satu..et.5omCIndex.htmlCwanitaCB,77?(,BCF-"A.F I.JEH6ASI #AKITA Salthout, :assan, Revolusi !eksual %erempuan, Bbstetri dan Einekology dalam &injauan Islam, !et. ke-(, #andung$ 6i=an, (''0 Singarimbun, 6asri, %enduduk dan %erubahan !osial, Gogyakarta$ %ustaka %elajar, (''/. Sperm Separation, http7KK000,microsort,netC rame4.htm akses 9B April 4BB0. Supeni, Tri dkk, Biologi, !et. ke-4, <akarta$ 8rlangga, (''?. Suryo, Eenetika Manusia, !et. ke-7, Gogyakarta$ Fajah 6ada %ress, (''/. Tan, 6elly F. dan Soeraji, ('>? dalam 6asri Singarimbun, %enduduk dan %erubahan, Gogyakarta$ %ustaka %elajar, (''?. Tim %enyusun %usat pembinaan %engembangan #ahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, !et. ke-4, <akarta$ #alai %ustaka, ('>'. Aidjayanto, %udjo Agung, %enderita :emo ilia Teran!am Seumur :idup, dalam harian, Kedaulatan Rakyat, (> April 4BB0.

!ix

Anda mungkin juga menyukai