Anda di halaman 1dari 17

BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan pada Jurusan S1 Keperawatan Non Regular

Oleh: Butet Berlina Yonathan Rini Nuraeni Yeni Maryani I Gusti Ayu Asep Firmansah Tuti Kusmayanti

STIKES JENDERAL AHMAD YANI JURUSAN SI KEPERAWATAN BANDUNG 2010

BUSINESS PLAN
BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BB MUSHROOM FARM

Jl. Kolonel Masturi No. 99 Cisarua Kabupaten Bandung Barat Telepon: 022 86861327 Email: bbmushroomfarm@yahoo.com

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Berdirinya Usaha Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas dan permintaan pasar yang selalu tinggi, ini memudahkan para pembudidaya memasarkan hasil produksi jamur tiram. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, Jamur tiram juga Memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram Mengandung Protein Sebanyak 19 - 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6-81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung Vitamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 - 10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 - 3 ton /hari. Ini berarti masih terdapat kekurangan sebesar 4 - 7 ton /hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini. Berdasarkan data tersebut diatas terdapat peluang yang besar dari budidaya jamur tiram tersebut, dan kami tertarik mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang agricultural yaitu budidaya jamur tiram.

1.2 Visi dan Misi Usaha 1.2.1 Visi Creating product local content-global market to become well-known in Indonesia. Menghasilkan produk bahan baku lokal dengan pemasaran global dan menjadi terkenal di Indonesia. 1.2.2 Misi To produce healthy food with best quality product, competitive price, and nutricious. Menghasilkan makanan sehat dengan produk kualitas terbaik, harga bersaing, dan bergizi tinggi.

BAB II ASPEK PEMASARAN


2.1 Gambaran Umum Pasar 2.1.1 Segmen Pasar Segmen pasar produk adalah masyarakat usia 25-45 tahun. 2.1.2 Target Pasar Sasaran khusus adalah masyarakat ekonomi menengah keatas yang mengutamakan makanan sehat dan bergizi. 2.1.3 Positioning Mempertahankan produk dengan kualitas terbaik, kemasan yang higienis, dengan harga kompetitif.

2.2 Permintaan Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 - 10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 - 3 ton /hari. Ini berarti masih terdapat kekurangan sebesar 4 - 7 ton /hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini. Tabel 2.1 Proyeksi Permintaan Konsumen Tahun 2010 2011 2012 Perkiraan Permintaan 1.440 ton 1.468,8 ton 1.498,176 ton

2.3 Penawaran Tabel 2.2 Proyeksi penawaran Tahun 2010 2011 2012 Perkiraan Penawaran 1.080 ton 1.101,6 ton 1.123,632 ton

2.4 Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar Tabel 2.3 Proyeksi Penawaran
Tahun Permintaaan Penawaran Peluang Rencana Penjualan 2010 2011 2012 1.440 ton 1.468,8 ton 1.498,176 ton 1.080 ton 1.101,6 ton 1.123,632 ton 360 ton 367,2 ton 374,553 19,2 ton 19,584 ton 20 ton Pangsa Pasar 5,3% 5,3% 5,3%

2.5 Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing 2.5.1 Product Menghasilkan produk organik berkualitas tinggi. 2.5.2 Price Harga bersaing dengan selisih harga Rp. 2000,- dengan produk pesaing. 2.5.3 Promotion Promosi dilakukan melalui kerjasama dengan pasar dan supermarket. 2.5.4 Placement Lokasi yang strategis dengan akses transportasi yang mudah. 2.5.5 People Sumber Daya Manusia yang terlatih 2.5.6 Process Proses pembibitan sampai packing product yang memenuhi standar nasional dengan jaminan quality control. 2.5.7 Physical Evidence Bangunan dan lokasi pertanian yang berdekatan

BAB III ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN


3.1 Aspek Organisasi Nama Perusahaan Nama Pemilik Alamat Kantor : BB Mushroom Farm : Butet Berlina : Jl. Kolonel Masturi No. 99, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Struktur organisasi Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut : Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah. Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik. Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas

melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap. Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.

1.2 Perijinan Perusahaan ini belum berbadan hukum sehingga perijinannya dari pihak RT dan RW setempat. Rencana kedepan dengan semakin meningkatnya profit yang didapatkan maka perusahaan kami akan mengajukan supaya menjadi berbadan hukum.

1.3 Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan Tabel 3.2 Kegiatan Pra Operasi Jadwal Pelaksanaan Kegiatan (Dalam Mingguan) 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Survey pasar Menyusun rencana usaha Perijinan Survey tempat usaha Survey peralatan Pemasangan sarana penunjang Mencari tempat kerja Uji coba produksi Operasional 2 3 4

BAB IV ASPEK PRODUKSI


4.1 Produk 4.1.1 Dimensi Produk Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, Jamur tiram juga Memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram Mengandung Protein Sebanyak 19 - 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6-81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung Vitamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. 4.1.2 Nilai/Manfaat Produk Protein yang terkandung dalam jamur tiram ini sangat tinggi cocok untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi masyarakat Indonesia dengan kondisi ekonomi menengah sampai bawah. Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg. Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C.

4.2 Proses Produksi Proses produksi dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :

BIBIT JAMUR

MEDIA TANAM Pencampuran Sterilisasi

Inokulasi

LOG TANAM

Inkubasi Pemeliharaan Pemanenan

LIMBAH JAMUR

Ket :
JAMUR SEGAR PAKAN DOMBA

Produk utama Produk turunan

4.3 Kapasitas Produksi Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.

4.4 Tanah dan Bangunan Lahan yang datar sangat baik untuk kegiatan budidaya jamur terutama yang menyangkut angkutan bibit, peralatan, tempat pemeliharaan, dan pendistribusian hasil. Ketinggian Lokasi Lokasi lahan sebaiknya mempunyai ketinggian lebih dari 6000 M diatas permukaan laut. Lokasi pada ketinggian tersebut rata-rata memiliki temperatur ideal untuk pertumbuhan tubuh buah jamur (12-18o C) secara alami. Dan pada ketinggian tersebut pertumbuhan jamur tidak banyak terpengaruh pada cuaca/musim, baik musim hujan maupun musim kemarau.

Letak Strategis Lokasi budi daya jamur yang strategis yaitu lokasi yang dekat dengan sumber bahan baku, bibit dan instansi atau agen penampung hasil panen. Hal tersebut dilakukan karena lokasi budi daya menentukan besar kecilnya biaya operasional. Air pun harus berlimpah pada lokasi budi daya. Selain itu, lingkungan budi daya jamur harus bersuhu lembab dan sejuk, karena jika suhu agak panas atau udaranya terkontaminasi oleh asap pabrik, knalpot, atau pembakaran lainnya maka jamur dipastikan akan terganggu pertumbuhannya.

4.5 Rancangan Produksi Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.

18

Skema kumbung pemeliharaan

Rak Pintu Sekat

Rak Pintu

Gambar kumbung pemeliharaan

Gambar rak penyimpanan log.

2m

2m

60 cm 45 cm

Gambar skema rak penyimpanan log


2,5 m

4.6 Investasi yang dibutuhkan Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 - 100 juta rupiah. Investasi diperoleh dari beberapa investor.
60 cm

60 cm

s/d 16 m

BAB V ASPEK KEUANGAN


4.1 Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log) 4.1.1 Modal tetap

Uraian 1. Lahan 2. Peralatan :cangkul, ember, sekop, sprayer, alat steam, dll Total fix cost

Jumlah unit 2 tahun

Biaya per unit (Rp) 2.000.000

Harga per unit (Rp) 2.000.000

3.000.000

3.000.000

5.000.000

4.1.2 Biaya Penyusutan Nilai ekonomis lahan dan peralatan : 2 tahun Rp. 5.000.000 : 4 = Rp. 1.250.000

4.1.3 Modal kerja (Biaya operasional) a. Bahan baku untuk 18000 log Uraian 1. Serbuk kayu 2. Dedak 3. Kapur 5. Plastik 6. Majun 8. Karet gelang 8. Minyak tanah Jumlah Biaya per unit unit 610 3.050 1.220 112,5 100 10 1140 (Rp) 3.750 1.200 500 17.000 5.000 22.500 2.500 Sub Total (Rp) 2.287.500 3.660.000 610.000 1.912.500 500.000 225.000 3.600.000

9. Bibit sebar 10. Alkohol 11. Upah Jumlah total

1000 1

2.000 15.000

2.000.000 15.000 3.600.000 18.395.000

*18.000 200

= jumlah log yang dihasilkan

b. Gaji pegawai Uraian 1. Manajer Utama 2. Manager Harian 3. Manager Keuangan 4. Pekerja pemanenan dan pemeliharaan Jumlah Jumlah total per musin (6 bulan) Jumlah 1 1 1 1 Gaji per orang (Rp) 100.000 100.000 100.000 200.000 Sub Total (Rp) 100.000 100.000 100.000 200.000 500.000 3.000.000

c. Utilitas

Uraian 1. Listrik 2. Transportasi 3. Air

Banyaknya unit 1 1 1 Jumlah

Biaya (Rp) 100.000 100.000 50.000

Sub Total (Rp) 100.000 100.000 50.000 250.000

d. Total Modal = Modal tetap +modal Kerja = Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000 = Rp. 26.645.000

e. Pendapatan kotor Produksi jamur (kegagalan 20%) 7.200 kg @ 5000 = 14.400 log x 0,5 kg = 7.200 kg = Rp. 36.000.000

f. Biaya Produksi

= Biaya penyusutan + modal kerja

= Rp. 1.250.000 + 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000 = Rp. 22.895.000 g. Pendapatan bersih (Net Profit = pendapatan kotor biaya produksi = Rp. 36.000.000 - Rp. 22.895.000 = Rp. 13.105.000

4.2 Break Event Point BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan = 22.895.000 / 5000 = 4579 kg

Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg.

BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi = 22.895.000 / 7200 = Rp. 3179,86 Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp. 3179,86 per kilo

4.3 Benefit Cost Ratio BC Ratio = Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000 = 0,5

Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur adalah 0,5 di atas total biaya.

4.4 Masa Pengembalian Modal Masa pengembalian modal = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000 Rp.26.645.000 = 53,88 % x 100%

4.5 Pembagian keuntungan Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut: Kepentingan sosial: 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%) profit Pengembangan usaha: 25 % profit Pengelola : 20 % profit Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30% pengembalian modal)

Anda mungkin juga menyukai