Anda di halaman 1dari 10

BAB III METODE PENELITIAN A.

Pendekatan Penelitiaan adalah penelitian yang

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman ideo dan lain!lain. "alam penelita kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang!orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman #elas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998) B. Subjek Penelitian "alam penelitian ini, karakteristik sub#ek adalah $ebagai berikut % $ub#ek penelitian ini adalah wanita yang berusia &' tahun, pendidikan terakhir $ekolah (an#utan )ingkat Pertama, belum menikah, dan single mother. *umlah sub#ek dalam penelitian ini adalah 1 orang. C. Tahap-tahap penelitian "alam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu % 1. )ahap Persiapan Penelitian Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sub#ek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan!pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditun#ukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembibing penelitian untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancarara. $etelah mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara.

+&

+,

)ahap persiapan selan#utnya adalah peneliti membuat pedoman obser asi yang disusun berdasarkan hasil obser asi terhadap perilaku sub#ek selama wawancara dan obser asi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku sub#ek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan obser asi. -amun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera mungkinmencatatnya setelah wawancara selesai. Peneliti selan#utnya mencari sub#ek yang sesuai dengan karakteristik sub#ek penelitian. .ntuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada sub#ek tentang kesiapanya untuk diwawancarai. $etelah sub#ek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan sub#ek tersebut mengenai waktu dan temapat untuk melakukan wawancara. +. )ahap pelaksanaan penelitiaan Peneliti membuat kesepakatan dengan sub#ek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. $etelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasrkan wawancara dalam bentuk erbatim tertulis. $elan#utnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah!langkah yang di#abarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran! saran untuk penelitian selan#utnya. D. Teknik Pengumpulan Data "alam penelitiaan ini, peneliti menggunakan + teknik pengumpulan data, yaitu % 1. /awancara Menurut Prabowo (199') wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap!cakap secara tatap muka.

+'

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, inter iew dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu!isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan inter iewer mengenai aspek!aspek apa yang harus dibahas, #uga men#adi daftar pengecek (check list) apakah aspek!aspek rele an tersebut telah dibahas atau ditanyakan. "engan pedoman demikian inter iwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan di#abarkan secara kongkrit dalam kalimat )anya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998) 0erlinger (dalam 1asan +222) menyebutkan 3 hal yang men#adi kekuatan metode wawancara % a. Mampu mendeteksi kadar pengertian sub#ek terhadap pertanyaan yang dia#ukan. *ika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh inter iewer dengan memberikan pen#elasan. b. 4leksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing!masing indi idu. c. Men#adi stu!satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut 5in (+223) disamping kekuatan, metode wawancara #uga memiliki kelemahan, yaitu % a. b. c. d. 6etan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. 6etan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian men#adi kurang akurat. 7da kemungkinan sub#ek hanya memberikan #awaban yang ingin didengar oleh interviwer.

+8

+.

9bser asi "isamping wawancara, penelitian ini #uga melakukan metode obser asi.

Menurut -awawi : Martini (1991) obser asi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur!unsur yang tampak dalam suatu ge#ala atau ge#ala!ge#ala dalam ob#ek penelitian. "alam penelitian ini obser asi dibutuhkan untuk dapat memehami proses ter#adinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. 9bser asi yang akan dilakukan adalah obser asi terhadap sub#ek, perilaku sub#ek selama wawancara, interaksi sub#ek dengan peneliti dan hal!hal yang dianggap rele an sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tu#uan obser asi adalah mendeskripsikan setting yang dipela#ari, akti itas!akti itas yang berlangsung, orang!orang yang terlibat dalam akti itas, dan makna ke#adian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam ke#adian yang diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam obser asi adalah mengamati hal yang tidak ter#adi. "engan demikian Patton menyatakan bahwa hasil obser asi men#adi data penting karena % a. b. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau ter#adi. 9bser asi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. d. 9bser asi memungkinkan peneliti melihat hal!hal yang oleh sub#ek penelitian sendiri kurang disadari. 9bser asi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal! hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh sub#ek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

+8

e.

9bser asi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. ;mpresi dan perasan pengamatan akan men#adi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti. E. Alat Bantu pengumpulan Data

Menurut Poerwandari (1998) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. "alam mengumpulkan data!data penulis membutuhkan alat <antu (instrumen penelitian). "alam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu % 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tu#uan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tu#uan penelitian, tetapi #uga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. +. Pedoman 9bser asi Pedoman obser asi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tu#uan penelitian. Pedoman obser asi disusun berdasrkan hasil obser asi terhadap perilaku sub#ek selama wawancara dan obser asi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku sub#ek dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara. 3. 7lat Perekam 7lat perekam berguna $ebagai alat <antu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tampa harus berhenti untuk mencatat #awaban!#awaban dari sub#ek. "alam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat i#in dari sub#ek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

+9

. !eab"ahan dan !eajegan Penelitian $tudi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitataif. 5in (+223) menga#ukan emmpat criteria keabsahan dan kea#egan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. =mpat hal tersebut adalah $ebagai berikut % 1. 0eabsahan 0onstruk (Construct validity) 0eabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur benar! benar merupakan ariabel yang ingin di ukur. 0eabsahan ini #uga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. $alah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau $ebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam $ulistiany 1999) ada & macam triangulasi $ebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu % a. )riangulasi data Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil obser asi atau #uga dengan mewawancarai lebih dari satu sub#ek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. b. )riangulasi Pengamat 7danya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. "alam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak $ebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data. c. )riangulasi )eori Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah di#elaskan pada bab ;; untuk dipergunakan dan mengu#i terkumpulnya data tersebut.

32

d.

)riangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode obser asi. "alam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditun#ang dengan metode obser asi pada saat wawancra dilakukan.

+.

0eabsahan ;nternal (Internal validity) 0eabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa #auh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 0eabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. 7kti itas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. /alaupun telah dilakukan u#i keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3.

0eabsahan =ksternal (Eksternal validity) 0eabsahan ekternal mengacu pada seberapa #auh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. /alaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus!kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

&.

0ea#egan (Reabilitas) 0ea#egan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa #auh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. "alam penelitian ini, kea#egan mengacu pada kemungkinan peneliti

selan#utnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan sub#ek yang sama. 1al ini menu#ukan bahwa konsep kea#egan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, #uga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.

31

#. Teknik Anali"i" Data Marshall dan 6ossman menga#ukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. "alam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan!tahapan yang perlu dilakukan (Marshall dan 6ossman dalam 0abalmay, +22+), diantaranya % 1. Mengorganisasikan "ata Peneliti mendapatkan data langsung dari sub#ek melalui wawancara mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recoeder dibantu alat tulis lainya. 0emudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman men#adi bentuk tertulis secara erbatim. "ata yang telah didapat dibaca berulang!ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. +. Pengelompokan berdasarkan 0ategori, )ema dan pola #awaban Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal!hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. <erdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. "engan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang rele an dengan pokok pembicaraan. "ata yang rele an diberi kode dan pen#elasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal!hal diungkapkan oleh responden. "ata yang telah dikelompokan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema!tema penting serta kata kuncinya. $ehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang ter#adi pada sub#ek.

3+

3.

Mengu#i 7sumsi atau Permasalahan yang ada terhadap "ata $etelah kategori pola data tergambar dengan #elas, peneliti mengu#i data

tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditin#au kemabali berdasarkan landasan teori yang telah di#abarkan dalam bab ;;, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. /alaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi!asumsi mengenai hubungan antara konsep!konsep dan factor!faktor yang ada. &. Mencari 7lternatif Pen#elasan bagi "ata $etelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwu#ud, peneliti masuk ke dalam tahap pene#elasan. "an berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternati e pen#elasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. $ebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternati e pen#elasan yang lain. "ari hasil analisis, ada kemungkinan terdpat hal!hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan di#elaskan dengan alternati e lain melalui referensi atau teori!teori lain. 7lternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. ,. Menulis 1asil Penelitian Penulisan data sub#ek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. "alam penelitian ini, penulisan yang dipakaiadalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data!data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan obser asi dengan sub#ek dan significant other. Proses dimulai dari data!data yang diperoleh dari sub#ek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari

33

sub#ek. $elan#utnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai