Kelompok 2
M. Faris Arif Fuzair Outari Diah Paramita Muhammad Arif Prastyadi Luthfi Fauziah Thoriq AlAidi Yuni Nirwana Putri Amar Surya Dinata
A. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan Nasional merupakan gabungan hasil kegiatan dari para pelaku ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, pendapatan nasional diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Untuk mengitung besarnya pendapatan nasional suatu negara dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:
Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah
catatan, nilai tambah bukanlah nilai produksi dikurangi dengan nilai seluruh biaya. Kalau hal ini kita lakukan maka jumlah tersebut bukan merupakan nilai tambah melainkan merupakan laba. Kita harus ingat bahwa nilai tambah atau pendapatan merupakan penjumlahan dari upah, gaji, sewa, bunga dan laba.
2. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan
ini menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh masing-masing individu yang terlibat dalam suatu kegiatan produksi.
Jika dirumuskan dalam suatu model maka metode perhitungan pendapatan nasional adalah sebagai berikut.
Y=r+w+i+p
Keterangan: Y = pendapatan nasional
w r i p
= wages (upah) = rent (sewa) = interest (bunga modal) = profit (laba pengusaha)
3. Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran diperoleh dengan cara menjumlahkan pengeluaran semua unit-unit (satuan-satuan) ekonomi yang ada dalam perekonomian.
Dengan demikian, pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y = C + I + G + (X M)
Keterangan:
Y
C I G X M
= pendapatan nasional
= pengeluaran konsumsi rumah tangga konsumen = pengeluaran investasi rumah tangga
produsen
= pengeluaran pemerintah = ekspor = impor
Pendapatan nasional dapat diketahui dengan melihat beberapa indikator berikut ini.
Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Nasional Bruto (PNB) Net National Product (NNP) National Income (NI) Personal Income (PI) Disposable Income (DI)
Jumlah
hasil dari semua kegiatan produksi oleh semua produsen dalam suatu negara dari berbagai sektor ekonomi dalam satu tahun.
sebagai nilai pasar untuk semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama satu tahun. PDB maupun PNB hanya mengukur tentang produksi pada satu tahun tertentu maka banyak transaksi pasar yang tidak dihitung dalam perhitungan PDB maupun PNB, di antaranya sebagai berikut.
Karena
barang bekas tidak diperhitungkan dalam PDB atau PNB tahun ini karena sudah dihitung kontribusinya terhadap PDB dan PNB pada tahun yang lampau
atau keuntungan yang timbul karena adanya kenaikan atau penurunan harga barang modal seperti mesin dan gedung tidak diperhitungkan atau dimasukkan dalam PDB atau PNB karena hal itu tidak disebabkan oleh adanya produksi saat ini.
yang tidak sah juga tidak diperhitungkan dalam PDB atau PNB, misalnya kegiatan penyelundupan. Karena produksi barang-barang tersebut tidak legal maka sulit untuk diperkirakan baik jumlah produksi maupun harganya.
ibu yang bekerja di rumah misalnya memasak, berarti menghasilkan jasa dan tentu saja ada nilai tambahnya. Namun karena jasa tersebut tidak dipasarkan maka tidak dihitung di dalam PDB maupun PNB.
Produk Nasional Bersih merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu. 4. National Income (NI)
perseorangan adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat dan benar-benar sampai ke tangan masyarakat. 6. Disposable Income (DI)
Disposable
Bahan makanan, Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar,
Sandang,
Kesehatan, Pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
1. Macam Inflasi
Laju inflasi digolongkan 4 jenis, yaitu: Inflasi ringan, yaitu inflasi dengan laju kurang dari 10% per tahun. Inflasi sedang, yaitu inflasi dengan laju antara 10-30% per tahun. Inflasi berat, yaitu inflasi yang mencapai laju 30-100% per tahun. Hiperinflasi, yaitu kondisi terparah di mana laju inflasi berada di atas 100% per tahun.
a. Inflasi Permintaan
Inflasi
permintaan (demand pull inflation) ialah inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa sehingga mendorong harga untuk meningkat.
b. Inflasi Penawaran
Inflasi
penawaran (cos push inflation) disebut juga sebagai inflasi karena dorongan kenaikan upah, yaitu inflasi yang ditimbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja atau upah buruh.
c. Inflasi Spiral
Inflasi
spiral (spiral inflation) yaitu sifat kenaikan harga yang didorong oleh kenaikan harga, kemudian diikuti oleh kenaikan upah lagi.
2. Dampak Inflasi Apabila inflasi itu ringan, biasanya mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik.
Masalah
inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi hiperinflasi. Keadaan perekonomian menjadi kacau, lesu, dan orang menjadi tidak termotivasi dalam bekerja, menabung maupun mengadakan investasi dan melakukan produksi
Bagi
para pengusaha yang bergerak dalam menghasilkan barang, kenaikan harga yang begitu cepat, menyebabkan mereka takut mengolah bahan mentah dan bahan pembantu menjadi barang jadi. menabung akan menurun, digantikan dengan hoarding, yaitu menyimpan dalam bentuk barang, bukan uang
Kegiatan
Sebagai
akibat secara keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langka dalam perekonomian sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, justru akan menjadi semakin cepat unsur psikologi sudah masuk dalam kondisi inflasi, artinya semua orang sudah mempunyai pengertian dan harapan bahwa harga akan selalu menjadi lebih tinggi di kemudian hari
Bila
3. Kurva Philips
Terdapat
suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila laju inflasi redah, maka tingkat pengangguran tinggi. Bila laju inflasi tinggi, maka tingkat pengangguran rendah.
merupakan cara-cara penanggulangan inflasi, yaitu. Pendekatan Gradual Cold Turkey Approach
c.
d.
Kebijakan Penghasilan
Insentif Pajak