Anda di halaman 1dari 7

Definisi Logaritma Sebelumnya kita telah mempelajari konsep pangkat dan akar dan melihat bagaimana hubungan keduanya.

Sebuah pangkat biasa ditulis sebagai an, a disebut sebagai bilangan pokok atau basis sedangkan n disebut pangkat atau eksponen. Nilai dari an bisa kita dapatkan secara langsung . Sebagai contoh 23 = 8; 32 = 9; 34 = 81; dan sebagainya. Bagaimana kalau persoalannya dibalik. Bilangan pokok dan hasil perpangkatannya diketahui, tapi pangkatnya belum diketahui. Perhatikan beberapa contoh berikut. 2? = 16, artinya berapa pangkat dari 2 yang hasilnya 16? 27? = 3, artinya berapa pangkat dari 27 yang hasilnya 3? 10? = 1000, artinya berapa pangkat dari 10 yang hasilnya 1000? Permasalahan mencari pangkat dari suatu bilangan yang diketahui hasil perpangkatannya seperti contoh di atas, bisa dituliskan dengan notasi logaritma (log). Apabila contoh di atas disajikan dalam notasi logaritma akan menjadi seperti berikut ini. 2? = 16, dalam bentuk logaritma ditulis sebagai 2log 16 = ? 27? = 3, dalam bentuk logaritma ditulis sebagai 27log 3 = ? 10? = 1000, dalam bentuk logaritma ditulis sebagai 10log 1000 = ? Penjelasan di atas menunjukkan bahwa logaritma sangat berhubungan erat dengan eksponen/pangkat. Secara umum, definisi dari logaritma adalah sebagai berikut. alog b = n jika dan hanya jika an = b a disebut sebagai bilangan pokok atau basis logaritma, syaratnya a > 0 dan a Jika a = 10, biasanya tidak perlu lagi dituliskan sebagai bilangan pokok. Bentuk 10log 2 dapat ditulis sebagai log 2. Jika a = e, (e = 2,7128) maka dapat ditulis sebagai logaritma natural (ln). Bentuk elog b = ln b. b disebut sebagai numerus, yaitu bilangan yang dicari nilai logaritmanya, dengan ketentuan b > 0. n disebut hasil logaritma, dalam bentuk perpangkatan n merupakan pangkat. Dari definisi tersebut, didapat beberapa sifat-sifat sebagai berikut. 1.

Read more: http://matemakita.com/logaritma/definisi-logaritma/#ixzz2S3AmZWeJ Under Creative Commons License: Attribution Share Alike Follow us: @matemakita on Twitter | matemakita on Facebook

Wednesday, August 4, 2010 ~ :: sejarah | logaritma :: ~

John Napier Logaritma adalah suatu kaedah Matematik yang dicipta pada awal abad ke-17 untuk membantu manusia melakukan pengiraan yang rumit dan yang memakan masa yang panjang. Ciptaan logaritma telah membantu perkembangan yang pesat dalam bidang Astronomi, Kejuruteraan dan Pelayaran. Dengan menggunakan logaritma, masalah pendaraban dan pembahagian yang rumit dapat diselesaikan dengan mudah.

Seorang ahli Matematik berbangsa Scot, John Napier (1550-1617) mencipta logaritma bagi memudahkan pendaraban dan pembahagian. Beliau menggunakan bahasa Yunani, Logaritma yang bermaksud 'nombor nisbah'. John Napier menggunakan asas 0.9999999 = 1 x 10^-7 untuk menghasilkan sifir logaritma tetapi sifir ini kurang berfaedah. Pada tahun 1614, seorang Professor Geometri, Henry Briggs telah menggunakan ciptaan Napier untuk membentuk satu sifir logaritma yang menggunakan asas sepuluh.

Sejarah ; Logaritma

Sebenarnya, sebelum penemuan logaritma, orang telah lebih dulu menggunakan gagasan yang mendasari penelitian ilmu logaritma yaitu prosthaphaeresis,perubahan proses pembagian dan perkalian kepada penambahan dan pengurangan. Orang pertama yang memulai gagasan ini adalah Ibnu Yunus As-Sadafi al-Misri (950-1009) yang sezaman dengan tokoh optik dan geometri, al-Haytsam atau al-Hazen (965-1039), karena penemuannya

terhadap hukum yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ibnu Yunus, yaitu 2.cos x. cos y = cos (x + y) + cos (x y). Aturan serupa juga digunakan oleh Vite, Werner, Pitiscus, dan Tycho Brahe. Lalu bagaimana Logaritma ditemukan ?

Logaritma ditemukan di awal tahun 1600 oleh John Napier (1550-1617) dan Joost Brgi (1552-1632), walaupun banyak yang mengatakan Napier adalah perintis yang sebenarnya.

Napier sendiri menghabiskan waktu sekitar 20 tahun sebelum menemukan ide logaritma tersebut dengan menerbitkan karyanya, Descriptio (lengkapnya Minifici Logarithmorum Canonis Descriptio) tahun 1614.

Brgi di lain pihak, mempublikasikan Progress-Tabulen (lengkapnya Arithmetische und geometrische ProgressTabulen) tahun 1620, walaupun penemuannya itu berasal dari tahun 1588. Hal ini diketahui melalui sebuah surat dari seorang astronom Reimanus Ursus Dithmarus yang menjelaskan tentang metode Brgi dalam menyederhanakan perhitungan matematis lewat penggunaan cara yang kini disebut logaritma.

Walaupun demikian, pada prinsipnya kedua logaritma yang mereka temukan sama, yang berbeda hanya pendekatannya. Bila Napier lewat pendekatan aljabar, maka Brgi menggunakan pendekatan geometris.

Sementara ide pekerjaan Napier dapat dijelaskan secara sederhana. Untuk membuat setiap suku pada deret geometri menjadi sangat dekat, kita tentunya memilih bilangan yang mendekati satu. Napier memilih bilangan 1 107 (atau 0,9999999), sehingga tiap suku adalah (1 107 )L.

Kemudian untuk mendapatkan nilai desimal, setiap suku ia kalikan dengan 10 7 . Nah, jika N = 107 (1 107 )L maka L disebutnya sebagai logaritma dari bilangan N.

Kata logaritma berasal dari kata logos (perbandingan) dan arithmos (bilangan). Sebelumnya, ia menyebutnya dengan artifisial numbers (bilangan buatan). Perhatikan

bahwa logaritma Napier tidaklah sama dengan logaritma yang kita gunakan sekarang.

Sebagai misal, bila logaritma modern menyatakan log ab = log a + log b atau ab = 10log a + log
b

maka Logaritma Napier menyatakan N1.N2/107 = 107. (1 107 )L1 + L2 . Jadi, logaritma dari

Napier untuk penjumlahan tidak menyatakan N1.N2 melainkan N1N2/10 7 . Logaritma Napier dapat kita dekati menjadi logaritma modern, bila bilangan logaritma dan bilangan N kita bagi dengan 107. Maka akan kita peroleh logaritma modern, tetapi dengan basis mendekati 1/ e .

Sedikit berbeda dengan logaritma Napier, Logaritma Brgi memiliki bentuk N = 108(1 + 10 4 )L , dengan tabel dinyatakan dalam bentuk 10L. Burgi menyebut bilangan L sebagai bilangan merah (red numbers) dan bilangan N sebagai bilangan hitam (black numbers).

Henry Briggs (1561-1631), seorang profesor geometri di Oxford, mendiskusikan masalah logaritma bersama Napier dan menyarankan metodenya sendiri. Ia melihat, seharusnya log(1) = 0 dan log(10) = 1. Briggs lalu membuat tabel logaritma dengan menggunakan syarat yang ia buat tadi. Sehingga ia dapatkan log(101/2) = log(3,1622277) = 0,500000. Briggs lalu mempublikasi tabel logaritma dari 1 hingga 1000 dalam Logarithmorum chilias prima (tahun 1617).

Tahun 1624, ia mempublikasikan lagi tabel dengan bilangan hingga 100.000 dalamArithmetica logarithmica. Keduanya hingga ketelitian 14 desimal, tetapi tabel pertama mengandung beberapa entri yang tidak tepat. Dari buku tabel kedua itulah, mulai digunakan istilah mantissa dan characteristic.

Logaritma, Sejarah dan Manfaat


August 14, 2011 By uun

Dalam dunia pendidikan Indonesia, khususnya ilmu matematika, peserta didik seringkali dijejalii berbagai macam rumus matematika yang mungkin akan membuat mereka bosan dengan matematika. Saat mereka sudah berhasil menguasai suatu materi, sehingga dapat dengan cepat menyelesaikan masalah matematika yang

dihadapkan, kebanyakan dari mereka justru tdak memahami apa sebenarnya yang sedang mereka pelajari, dan apa manfaatnya. Seperti dalam materi Logaritma. Saat ditanya tentang apa itu logaritma, dan apa pula manfaatnya, mereka akan diam dan tak mampu menjawabnya. Karenanya, artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Logaritma ditemukan oleh John Napier yang lahir pada tahun 1550 di dekat Edinburgh, Skotlandia. Selain menemukan, dia juga mendesain sebuah metode sederhana untuk perkalian dan pembagian yang dikenal sebagai tulang-tulang Napier. Ketika buku Napier tentang logaritma diterbitkan pada tahun 1614, hal ini amat mengagumkan para ilmuwan sebagaimana ditemukannya kalkulator di zaman modern. Dengan bantuan logaritma mereka dapat mengerjakan perkalia dan pembagian yang sulit dengan cara cepat dan mudah untuk pertama kalinya. Napier menghabiskan hidupnya mengutak-atik matematika. Ia meninggal pada tahun 1617 pada usia 67 tahun da dimakamkan di Edinburgh. (Johanes,dkk: 33). Logaritma sendiri merupakan salah satu rumusan dalam matematika yang digunakan untuk menyederhanakan perhitungan. Selain untuk penyederhanaan perhitungan, logaritma juga digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, seperti menghitung bunga bank, Laju pertumbuhan bakteri, Umur fosil. Bagaimana menghitung usia fosil makhluk hidup? Tahukah anda, Pada dasarnya, semua mahkluk hidup mengandung karbon 12 yang stabil dan karbon 14 (sering disebut C14) yang radio aktif.Selama masih hidup, perbandingan kedua zat tersebut tidak berubah, karena karbon 14 selalu diperbarui. Setelah makhluk hidup mati, karbon 14 tidak lagi diserap hingga jumlahnya makin menurun. Dengan meneliti kadar karbon 14 dalam sisa jasad makhluk hidup, dapat ditentukan usia jasad tersebut. Dalam menghitung umur fosil, logaritma sangat diperlukan pada perhitungan untuk menyatakan besarnya zat yang meluruh atau yang tersisa dalam suatu zat radioaktif. Zat radio aktif tersebut adalah karbon 14 (C-14) yang memiliki memiliki paruh waktu 5730 tahun, artinya zat ini memerlukan waktu 5.530 tahun untuk meluruh menjadi setengah dari jumlah awal. Jika kadar tersisa/yang meluruh sudah diketahui, usia fosil dapat ditentukan.C-14 hanya dapat menghitung usia sisa jasad yang berusia kurang dari 50.000 tahun. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: Rumus untuk menghitung berapa tua sebuah sampel dengan penanggalan carbon-14 adalah : t = [ ln (Nf/No) / (-0.693) ] x t^(1/2) dimana ln adalah logaritma natural, Nf/No adalah persentase carbon-14 dalam sampel dibandingkan dengan jumlahnya dalam jaringan hidup, dan t1/2 adalah waktu paruh carbon-14 (5.700 tahun). Memang, dengan ilmu pengetahuan, kita bisa menjawab banyak hal. Jadi, masihkah kita berpaling muka pada ilu pengetahuan??

Anda mungkin juga menyukai