Bab3 Rekognisi Pola
Bab3 Rekognisi Pola
Pola dalam hal ini merujuk pada pengertian suatu komposisi stimulus penginderaan yang kompleks yang dapat dikenali oleh manusia sebagai pengamat sebagai suatu kelompok objek. Rekognisi pola merupakan proses pengenalan kembali terhadap pola yang pernah dikenal. Oleh karena itu, jika kita melihat wajah teman kita atau mendengar lagu Iwan Fals, kita dapat mengenal masing-masing persepsi tersebut sebagai sesuatu yang sebelumnya telah dialami. Bila dilihat dari jenis prosesnya, pemrosesan informasi memiliki dua jenis pemrosesan, yaitu data
driven & conceptually driven. Pemrosesan data driven dimulai dengan datangnya data penginderaan.
Sedangkan dalam conceptually driven pemrosesan informasi dimulai dengan pembentukan konsep atau harapan individu tentang informasi yang mungkin dijumpainya. Rekognisi pola melibatkan baik pemrosesan data dengan data driven (informasi diterima oleh indera) maupun conceptually driven (pengetahuan yang disimpan di memori). Rekognisi pola (pattern recognition) merupakan proses yang menjembatani antara proses deteksi sinyal penginderaan yang sederhana (yang cenderung data driven) dengan persepsi terhadap pola_pola yang kompleks (yang cenderung conceptually
driven).
Kemampuan untuk mengenal pola dari informasi penginderaan merupakan ciri khas yang spektakuler pada manusia dan binatang. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengenal teman lama diantara lautan manusia. Kita juga bisa mengenal suatu lagu hanya dengan mendengar beberapa not dari lagu tersebut. Dengan mata terpejam pun kita bisa menebak dengan benar bunga melati dari aroma yang kita cium. Pembahasan mengenai pengenalan pola pada bab ini lebih banyak difokuskan pada pengenalan pola visual.
Psikologi kognitif
oshe
GESTALT
PSYCHOLOGY
Pengenalan pola didasarkan atas persepsi terhadap keseluruhan pola stimulus. Beberapa stimulus akan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh sebagian besar orang. Sebagai contoh, jika ditunjukkan stimulus berikut :
Sebagian besar orang akan mengenali dan menyebutkannya sebagai segi empat. Cara kita mengorganisasikan dan mengklasifikasikan stimulus visual telah dipelajari oleh psikolog Gestalt pada awal abad 20. Pengenalan pola menurut mereka melibatkan keseluruhan stimulus yang bekerja bersama menghasilkan suatu kesan yang lebih dari sekedar totalitas penjumlahan dari penginderaan terhadap bagian-bagiannya. Menurut Wertheimer (1923), beberapa pola stimulus cenderung diorganisasikan secara alami (spontan). Sebagai contoh, kesan anda terhadap gambar berikut cenderung adalah seri delapan buah titik.
Jika titik-titik tersebut membentuk pola sebagai berikut :
Anda cenderung melihatnya sebagai empat set pola dua titik. Apabila titik-titik disusun sebagai berikut :
Anda akan cenderung melihatnya sebagai segi empat, segi enam dan segi tiga. Perhatikan cara mata kita mengorganisasikan arah ke mana segitiga menunjuk. Lihatlah gambar berikut selama beberapa detik, dan anda akan melihat perubahan arah segitiga dari arah yang satu kearah yang lainnya.
Psikologi kognitif
oshe
Salah satu penjelasan terhadap perubahan ini adalah bahwa minds eye selalu berusaha mencari alternatif organisasi persepsi. Dalam hal ini, stimulus yang masuk ke retina adalah sama, tetapi interpretasinya berbeda.