Anda di halaman 1dari 8

A.

SEJARAH PERANGKO Perangko pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill dan diterbitkannya pada tanggal 6 Mei 1840 dan merupakan perangko pertama dunia dan merupakan prangko pertama yang resmi di dunia. Sebelum tanggal tersebut sudah ada prangko pula tetapi tidak resmi, tidak dapat dipakai oleh masyarakat umum, tetapi hanya oleh kaum bangsawan tertentu. Prangko pertama resmi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Memuat gambar kepala Ratu Victoria. Dicetak dalam warna hitam. Memuat kata postage pada bagian atasnya. Memuat kata-kata one penny pada bagian bawahnya.

Gbr. Perangko pertama di dunia (6 mei 1880) Mengingat warna tintanya hitam serta tulisan one penny yang menunjukkan harga nominalnya, prangko tersebut kemudian dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan The Penny Black. Kisah timbulnya gagasan untuk menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika dilihatnya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Sejenak setelah mengamati surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera

mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan menolak melunasi biaya pengiriman surat dengan alasan bahwa ia tidak punya uang. Sir Rowland Hill mendekati gadis seraya bertanya apa sebab ia menolak menerima surat tersebut. Jawaban gadis tersebut ternyata mengejutkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu memuat beberapa tanda/kode yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Tanpa harus membuka surat itu pun gadis tersebut telah tahu apa sebenarnya maksud/isi surat. Jadi, buat apa ia harus susah-susah membayar ongkos kirim surat. Hal ini membuat Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang bekerja didalamnya. Selain kasus tersebut, yang membuat Sir Rowland juga memikirkan prangko adalah ketika Sir Rowland menekuni bidang perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus mengamati

perkembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu. Pada tahun 1930, ketika negara Inggris berkembang menjadi negara industri, transportasi mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana mendapatkan pemasukan uang untuk kaskerajaan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak bagi anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cumacuma tanpa batas selain itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga banyak merugikan dinas pos. Hal tersebut dilihat oleh Rowland Hill sebagai suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.

Oleh karena itu, pada tahun 1837 Rowland Hill mengajukan usul kepada parlemen yang antara lain mengemukakan hal-hal sebagai berikut.

Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, diharapkan terjadi peningkatan jumlah surat yang dikirim.

Untuk lebih merangsang masyarakat agar saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarif pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.

Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, biayanya harus dibayar dimuka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal sebagai prangko. ini awalnya mendapat tentangan dari Parlemen. Namun empat tahun

kemudian tepatnya pada tahun 1840 usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah kemudian lahir prangko, carik kertas kecil yang dipakai sebagai tanda pelunasan pengiriman surat. B. FUNGSI PERANGKO DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA Perangko adalah kertas kecil berperekat terdapat gambar didalamnya dan tertera nominal harga dan nama negaranya, sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti mengirimkan surat. Perangko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya sebelum dikirim. Pembayaran menggunakan perangko menjadi cara pembayaran yang paling populer saat itu. Pada tanggal 1 April 1864, Indonesia menerbitkan perangko pertama kali. Perangko Hindia Belanda yang baru lahir itu berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen dan menampilkan gambar Raja Willem III . Pada mulanya perangko hanya memuat gambar kepala negara (Raja dan Ratu),

lambang negara atau angka yang menjukkan harga nominal saja, namun kemudian perangko memuat desain beraneka ragam. Pada umumnya perangko dicetak oleh percetakan negara di Indonesia, perangko dicetak oleh Perum Peruri. Saat ini, pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin modern. Perangko adalah benda berharga disamping fungsi utamanya sebagai tanda elunasan porto dan biaya pos, juga merupakan wahana untuk

menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan masyarakat, termasuk carik kenangan benda pos bercetakan perangko. Di masa sekarang perangko di cetak dengan beragam jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian belakangnya. Gambar yang di pakaipun sangat bervariasi, mulai dari gambar flora fauna yang dilindungi, olahraga skala internasional pun juga di jadikan gambar pada perangko. Saat ini perangko terancam keberadaannya karena semakin banyaknya mediamedia elektronik yang bermunculan,sehingga masyarakat cenderung mengirim pesan melalui surat elektronik. Kegunaan perangko saat ini bukan hanya untuk jasa pengiriman surat atau benda pos lainnya tetapi juga untuk sarana edukasi yang diharapkan menimbulkan daya tarik bagi masyarakat untuk lebih menggemari dunia filateli.

C. JENIS-JENIS PRANGKO 1. Prangko Definitif Prangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, tidak ada kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa. Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga tidak sama

tergantung mana yang lebih banyak digunakan. Prangko jenis ini apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang sesuai dengan kebutuhan. Masa jual prangko tersebut tidak terbatas sampai ada instruksi dari Pemerintah. Contohnya adalah : * Prangko seri Hewan (1956) * Prangko seri Alat musik (1967) * Prangko seri Presiden Soekarno * Prangko seri Presiden Soeharto * Prangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun)

Gbr. Perangko seri hewan

2. Prangko Peringatan Prangko peringatan yaitu prangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini adalah

* 100 tahun prangko Indonesia * 10 tahun Konferensi Asia-Afrika * 50 tahun BNI

Gbr. Perangko peringatan 50 tahun BNI 3. Prangko Istimewa Prangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contohnya adalah: * Prangko seri pariwisata 1988 * Prangko seri Flora 1989 * Prangko seri Fauna 1989 * Prangko seri World Cup Italia 1990

Gbr. Prangko istimewa

4. Prangko Amal Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Contohnya adalah: * Prangko Hari Sosial III (1960) * Prangko Hari Sosial IV (1961) Prangko peringatan, prangko istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlakunya selama tahun penerbitan ditambah lima tahun.

Gbr. Prangko Amal 5. Prangko Untuk Tujuan Khusus Selain prangko-prangko tersebut di atas masih ada prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko ekspres, dan prangko pos udara ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi berlaku dan tidak diterbitkan lagi.

6. Perangko Dengan Keperluan Khusus Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak sempat diterbitkan prangkonya, sebagai contoh prangko Seri Bencana Alam (1953) dan 1961, cetak tindih Pos Udara pada prangko Sumatera dan cetak tindih Resmi pada serti Cetakan Wina.

Anda mungkin juga menyukai