Anda di halaman 1dari 17

KIAT-KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL *)

Das Salirawati, M.Si **) PENDAHULUAN


Majunya suatu negara sangat ditentukan majunya pendidikan di negara itu. Hal ini berarti pembenahan segala aspek / komponen yang terlibat dalam pendidikan harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu negara. Pemberlakuan kurikulum baru merupakan salah satu upaya memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikan di suatu negara agar dapat mengejar kemajuan negara lain (Olivia, 1 ! " #$ Perubahan kurikulum di %ndonesia merupakan upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan, karena di era globalisasi ini sangat dituntut adanya &umber 'aya Manusia (&'M$ yang memiliki keunggulan kompetiti( dan komparati( sesuai standar mutu nasional dan internasional. )uru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran memegang peranan penting dalam men*iptakan &'M yang berkualitas. Pendidik atau guru adalah tenaga pro(esional seperti yang diamanatkan dalam Pasal # ayat ! ++ ,% -o !./!..# tentang &istem Pendidikan -asional, Pasal ! ayat 1 ++ ,% -o 1//!..0 tentang )uru dan 'osen, serta Pasal !1 ayat 1 PP ,% -o 1 /!..0 tentang &tandar -asional Pendidikan. 2andasan yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya meningkatkan pro(esionalisme dan penghargaan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan &istem Pendidikan -asional Pasal /! ++ ,% -o !./!..# yang mensyaratkan pendidik (guru$ harus memiliki kuali(ikasi akademik minimum dan serti(ikasi sesuai dengan ke3enangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk me3ujudkan tujuan pendidikan nasional. 'emikian pula ditegaskan dalam Pasal !1 ayat 1 PP -o 1 / !..0 dan Pasal 1 ++ ,% -o 1//!..0 yang mengamanatkan guru harus memiliki kuali(ikasi akademik minimal '//&1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pro(esional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. 4erkaitan dengan hal itu saat ini banyak guru-guru di tingkat lanjutan pertama maupun menengah bersemangat melanjutkan studi &-!. -amun peningkatan jumlah guru yang berkuali(ikasi &-! tidak berarti se*ara otomatis meningkat pula pro(esiona*) Makalah ini disampaikan dalam 5orkshop Peningkatan Pro(esionalisme )uru &M6 -egeri 1 Purbalingga, tanggal !. 7 !1 'esember !..1 di &M6 - 1 Purbalingga.
88$

2ektor Pendidikan 9imia :M%P6 +-;

lismenya, karena untuk menjadi guru yang pro(esional bukan hanya bermodalkan ijasah &-!. 'emikian pula semangat guru mengikuti berbagai aktivitas ilmiah, seperti seminar, lokakarya, 3orkshop, <O<, dan sebagainya, juga tidak mampu menjamin ter*iptanya pro(esionalisme guru, jika aktivitas tersebut hanya seperti angin lalu, le3at begitu saja tanpa dipahami, dihayati, dan diamalkan ketika melaksanakan pembelajaran di kelas. 6danya serti(ikasi dan Pendidikan dan 2atihan Pro(esi )uru (P2P)$ bagi guruguru yang belum lulus serti(ikasi merupakan suatu usaha nyata Pemerintah (dalam hal ini 'inas Pendidikan$ dalam rangka pembentukan guru yang pro(esional. Pada kenyataannya, setelah melalui serti(ikasi guru masih belum memiliki kiat jitu untuk menjadi guru yang pro(esional. Pada kesempatan inilah kita akan membahas bersama tentang bagaimana kiat-kiat untuk menjadi guru yang pro(esional.

PERAN DAN TUGAS GURU


)uru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. )uru merupakan pro(esi / jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. =enis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan 3alaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. <ugas guru sebagai pro(esi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih (+mardi, 1 " 1.$. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. 'engan kata lain, seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspek kogniti(, a(ekti(, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 1 ++ ,% -o. 1//!..0 tentang guru dan dosen, dimana seorang guru adalah pendidik pro(esional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan (ormal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada tingkat pelaksanaan pembelajaran di kelas, gurulah yang sangat berperan dalam memba3a peserta didiknya ke arah pembelajaran yang diisyaratkan dalam kurikulum. Pada era globalisasi saat ini dimana kemajuan %P<>9 semakin pesat, maka hal ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka, sehingga ter3ujud kepro(esionalan yang mantap. &eorang guru %P6 dan kimia khususnya, dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovati(, !

kreati(, dan menarik peserta didik untuk beraktivitas se*ara akti(. &ebagai *ontoh, pembelajaran yang dilakukan harus dapat meman(aatkan teknologi yang sudah ada, agar peserta didik tidak tertinggal kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat di negara lain. Menurut >r3in 4os*hmann (!..#$, se*ara keseluruhan kelas akan menjadi lebih baik ketika suatu teknologi diterapkan di sana. 9eberadaan teknologi dalam suatu sekolah hanya berman(aat ketika seorang guru mampu menggunakannya se*ara e(ekti(, bukan sekedar sebagai inventarisasi sekolah. ?onstan*e 4lasie @ )eorge Palladino (!..0$ berpendapat bah3a pengetahuan dan penggunaan teknologi in(ormasi se*ara tepat dalam pembelajaran harus dikuasai guru. &elain harus melaksanakan beban kerja utama seperti yang ter*antum dalam Pasal #0 ayat 1 ++ ,% -o. 1//!..0, yaitu meren*anakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan, saat ini guru juga dituntut kreati( men*iptakan suasana belajar yang inovati(. )uru diharapkan mampu menghasilkan individu masa depan %ndonesia yang memiliki dasar-dasar karakter yang kuat, ke*akapan hidup, dan dasar-dasar penguasaan %P<>9 (<. ,aka =oni, !..A$. 9reativitas guru bukan hanya dalam hal penerapan %P<>9, tetapi juga pengembangan metode-metode pembelajaran yang sederhana tetapi sesuai dengan karakter bangsa dan pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Metode pembelajaran tidak harus menggunakan peralatan yang *anggih, tetapi yang penting peserta didik termotivasi untuk belajar lebih baik. Moh. +Ber +sman (!... " , 1#$ menyatakan guru harus belajar terus menerus dengan memperkaya dirinya dalam berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman dan perkembangan peserta didiknya.

PROFESI GURU
Pro(esi berasal dari bahasa latin CproffesioC yang mempunyai dua pengertian, yaitu janji / ikrar dan pekerjaan. 'alam arti sempit, pro(esi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. 'alam arti luas, pro(esi adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh na(kah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu (;unita Maria ;eni, M, !..A$. &uatu pro(esi mengandung makna penyerahan dan pengabdian penuh pada suatu jenis pekerjaan yang mengimplikasikan tanggung ja3ab pada diri sendiri, masyarakat, dan pro(esi ('edi &upriadi, 1 1 " A 7 1..$. Menurutnya, *iri-*iri pokok pro(esi " (1$ pekerjaan itu memiliki (ungsi dan signi(ikansi sosial karena diperlukan #

untuk pengabdian kepada masyarakat. =adi pro(esi mutlak memerlukan pengakuan masyarakat, (!$ menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh le3at pendidikan dan latihan yang lama dan intensi( serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang se*ara sosial dapat dipertanggungja3abkan, (#$ didukung oleh suatu disiplin ilmu, bukan sekedar common sense, (/$ ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik, dan (0$ sebagai konsek3ensi layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota pro(esi memperoleh imbalan (inansial atau materiil. 4erdasarkan pengertian dan *iri-*iri pro(esi tersebut, maka guru dapat dikategorikan sebagai pro(esi. Pro(esi guru pada saat ini masih merupakan sesuatu yang ideal bila dibandingkan dengan pro(esi pada bidang lain (Mohamad 6li, 1 10 " 1#$. 4ila pro(esi lain menjalankan tugasnya selalu dilandasi kemampuan dan keahlian yang ditunjang dengan konsep dan teori yang pasti, maka pro(esi guru tidaklah demikian. 9enakalan antara satu peserta didik dengan yang lainnya, memerlukan penanganan yang berbeda. Menurut ++ ,% -o. 1//!..0 Pasal 1 ayat /, pro(esional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau ke*akapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan pro(esi. )uru merupakan keterampilan pro(esional yang untuk menyandang pro(esi tersebut harus menempuh jenjang pendidikan tinggi pada program studi kependidikan (Mohamad 6li, 1 10 " #1-#/$. Pekerjaan yang pro(esional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (-ana &udjana, 1 11 " 1/$. Pro(esi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu memiliki " 1. bakat, minat, panggilan ji3a, dan idealisme. !. komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketak3aan, dan akhlak mulia. #. kuali(ikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas. /. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 0. tanggung ja3ab atas pelaksanaan tugas kepro(esionalan. A. penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. D. kesempatan untuk mengembangkan kepro(esionalan se*ara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 1. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas kepro(esionalan, dan /

. organisasi pro(esi yang mempunyai ke3enangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas kepro(esionalan guru. Menurut Journal Education Leadership edisi Maret 1 1 1 " # (dalam 'edi &upriadi,

1$ ada lima ukuran seorang guru dinyatakan pro(esional, yaitu (1$ memiliki

komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya, (!$ se*ara mendalam menguasai bahan ajar dan *ara mengajarkan, (#$ bertanggung ja3ab memantau kemampuan belajar peserta didik melalui berbagai teknik evaluasi, (/$ mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugas, dan (0$ menjadi bagian dari masyarakat belajar di lingkungan pro(esinya. 'engan adanya pengukuhan guru sebagai pro(esi, maka guru dituntut untuk ikut mere(ormasi pendidikan, meman(aatkan semaksimal mungkin sumber-sumber belajar di luar sekolah, merombak struktur hubungan guru dan peserta didik, menggunakan teknologi modern dan menguasai %P<>9, kerjasama dengan teman seja3at antar sekolah, serta kerjasama dengan komunitas lingkungannya.

KOMPETENSI
Menurut asal katanya, EcompetencyC berarti kemampuan atau ke*akapan. 9ompetensi juga diartikan E... the state of being legally competent or qualified C, yaitu keadaan ber3e3enang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. 6rti kompetensi guru adalah Ethe ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriatelyC, artinya kemampuan seorang guru dalam melaksanakan ke3ajibannya se*ara bertanggungja3ab dan layak (Muhibbin &yah, !../ " !! $. Menurut 'epdiknas, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai dasar yang dire(leksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 6rti lainnya, kompetensi adalah spesi(ikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan lapangan ('epdiknas, !../ " # 7 /$. 'engan demikian, kompetensi yang dimiliki setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. 9ompetensi tersebut akan ter3ujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap pro(esional dalam menjalankan (ungsi sebagai guru. Pengertian lain dikemukakan oleh Mulyasa (!..0 " #D 7 #1$, yaitu kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dire(leksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut 6nderson & @ 4all & (1 D1 " #$, kompetensi guru adalah himpunan pengetahuan, kemampuan, dan keyakinan yang dimiliki seorang guru dan ditampilkan dalam situasi mengajar. 0

Menurut )ordon (dalam Mulyasa, !..0 " #1 7 # $, ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu " (1$ pengetahuan ( knowledge$, yaitu kesadaran dalam bidang kogniti(, (!$ pemahaman ( under-standing$, yaitu kedalaman kogniti( dan a(ekti( yang dimiliki individu, (#$ kemampuan ( skill$, sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (/$ nilai (value$, suatu standar perilaku yang telah diyakini dan se*ara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang, (0$ sikap (attitude$, perasaan (senang 7 tidak senang, suka tidak suka$ atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, dan (A$ minat (interest$, yaitu ke*enderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.

KOMPETENSI PROFESIONAL
%stilah pro(esional berasal dari kata profession (pekerjaan$ yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. &ebagai kata benda, pro(esional berarti orang yang melaksanakan sebuah pro(esi dengan menggunakan pro(esiensi (kemampuan tinggi$ sebagai mata pen*aharian (Muhibbin &yah, !../ " !#.$. =adi, kompetensi pro(esional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan ke3enangan guru dalam menjalankan pro(esi keguruannya. )uru yang ahli dan terampil dalam melaksanakan pro(esinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan pro(esional. 9ompetensi pro(esional guru menggambarkan tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru (Moh +Ber +sman, !... " 1/$. <idak semua kompetensi yang dimiliki seseorang menunjukkan bah3a dia pro(esional, karena kompetensi pro(esional tidak hanya menunjukkan apa dan bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi juga menguasai rasional yang dapat menja3ab mengapa hal itu dilakukan berdasarkan konsep dan teori tertentu. Menurut ++ ,% -o. 1//!..0 Pasal 1. ayat 1 dan PP ,% -o. 1 /!..0 Pasal !1 ayat #, kompetensi pro(esional guru diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang di3ujudkan dalam bentuk tindakan *erdas dan penuh tanggung ja3ab yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru sebagai pro(esi. 9ompetensi pro(esional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi se*ara luas dan mendalam yang men*akup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah 3a3asan keilmuan sebagai guru. %ndikator esensial dari kompetensi ini meliputi " (1$ memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (!$ memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, (#$ memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan (/$ menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. A

)regory &*hra3, dkk (!..0$ menyatakan seorang guru memerlukan 3aktu 0 sampai 1. tahun atau 1..... jam untuk menjadi seorang guru yang ahli. 'alam perjalanan yang lama itu, guru harus mengembangkan pembelajaran lebih lanjut dan meningkatkan penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bah3a untuk menjadi guru yang ahli (pro(esional$ bukanlah *ara yang mudah, tetapi harus melalui perjalanan panjang disertai terus menerus pengembangan diri.

KOMPETENSI PEDAGOGIK
9ompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. &e*ara substansi, kompetensi ini men*akup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, peran*angan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. &e*ara rin*i jabaran dari kompetensi ini terdapat pada <abel 1. Ta !l ". S# -K$%&!t!'si (a' I'(i)at$r Es!'sial K$%&!t!'si P!(a*$*i) S# )$%&!t!'si I'(i)at$r Es!'sial 1. Memahami peserta a. Memahami peserta didik dengan meman(aatkan prinsipdidik prinsip perkembangan kogniti(. b. Memahami peserta didik dengan meman(aatkan prinsipprinsip kepribadian. *. Mengidenti(ikasi bekal-ajar a3al peserta didik. !. Meran*ang belajaran. pem- a. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran. b. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin di*apai dan materi ajar. *. Menyusun ran*angan pembelajaran yang berdasarkan strategi yang telah dipilih. #. Melaksanakan pem a. Menata latar (setting$ pembelajaran. belajaran. b. Melaksanakan pembelajaran yang kondusi(. /. Penilaian hasil be- a. Melaksanakan penilaian (asesmen$ proses dan hasil belalajar. jar se*ara berkesinambungan dengan berbagai metode. b. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level$. *. Menggunakan in(ormasi ketuntasan belajar untuk meran*ang program remedi atau pengayaan (enrichment$. d. Meman(aatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran se*ara umum. 0. Pengembangan pe a. Mem(asilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbaserta didik. gai potensi akademik. b. Mem(asilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Menurut 6my =. Phelps @ ?herin 2ee (!..#$, seorang guru perlu selalu mengakses prekonsepsi tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru masa depan dan mengenali aturan mainnya. Hal ini disebabkan semakin majunya %P<>9 berdampak pula pada kemajuan masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang lebih baik semakin mendesak. 2ebih lanjut dikemukakan bah3a seorang guru selain dituntut menguasai materi pelajaran dengan baik, juga harus mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta didik dengan *ara dan strategi yang baik, sehingga mudah ditangkap dan dikuasai materi tersebut. )uru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan peserta didik dalam proses pembelajaran. %a mengetahui seluas dan sedalam apa materi yang akan diberikan pada peserta didiknya sesuai dengan perkembangan kogniti(nya. Mereka memiliki pengetahuan, tetapi mengetahui juga bagaimana *ara menyampaikan kepada peserta didiknya. &elain itu, ia memiliki banyak variasi mengajar dan menghargai masukan dari peserta didik (=ean ,uddu*k @ =ulia :lutter, !../ " D1$.

KOMPETENSI KEPRI+ADIAN
9ompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang men*erminkan kepribadian yang mantap, stabil, de3asa, ari(, dan ber3iba3a, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. &etiap unsur kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial seperti terlihat pada <abel !. Ta !l ,. S# -K$%&!t!'si (a' I'(i)at$r Es!'sial K$%&!t!'si K!&ri a(ia' S# )$%&!t!'si 1. Memiliki kepribadian mantap dan stabil I'(i)at$r Es!'sial a. 4ertindak sesuai dengan norma hukum. b. 4ertindak sesuai dengan norma sosial. *. 4angga sebagai pendidik. d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma. a. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik. b. Memiliki etos kerja sebagai pendidik. a. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada keman(aatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat. b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

!. Memiliki kepribadian de3asa #. Memiliki kepribadian ari(. /. Memiliki kepribadian yang ber3iba3a.

a. Memiliki perilaku yang berpengaruh positi( terhadap peserta didik. b. Memiliki perilaku yang disegani. 0. Memiliki akhlak mu- a. 4ertindak sesuai dengan norma religius (intaF, jujur, lia dan dapat menjaikhlas, suka menolong$. di teladan. b. Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik 1

&eorang guru harus bertindak sesuai norma hukum dan norma sosial. &logan Esatu teladan lebih baik daripada seribu nasihatC nampaknya tepat. Pada masa sekarang ini, peserta didik lebih senang diteladani daripada dinasihati. Menurut =ean ,uddu*k @ =ulia :lutter (!../ " D/$, guru yang baik adalah guru yang memiliki si(at terpuji yang dapat diteladani, seperti manusia3i, adil, konsisten, suka menolong peserta didik, adil, tidak pendendam, tidak egois, dan jujur. &i(at-si(at terpuji ini merupakan bagian dari kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pendapat serupa dikemukakan <resna &astra3ijaya (1 1 " !/#$, guru yang baik adalah mereka yang dapat menjadi *ontoh bagi peserta didiknya, memiliki 3iba3a, berhati mulia, berji3a besar, memiliki (ilsa(at pendidikan yang jelas, mampu menyalakan minat dan ke*intaan materi ajar pada peserta didiknya, menyenangkan, teliti dan berhati-hati, *erdas, memiliki rasa humor, dan sopan.

KOMPETENSI SOSIAL
9ompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul se*ara e(ekti( dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / 3ali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 9ompetensi ini memiliki subkompetensi dan indikator esensial seperti nampak pada <abel #. Ta !l -. S# -K$%&!t!'si (a' I'(i)at$r Es!'sial K$%&!t!'si S$sial S# )$%&!t!'si I'(i)at$r Es!'sial 1. 4erkomunikasi se*ara a. 4erkomunikasi se*ara e(ekti( dengan peserta didik, sejae(ekti(. 3at, dan orangtua / 3ali. b. 4erkomunikasi se*ara e(ekti( dengan masyarakat. !. 4ergaul se*ara e(ekti( a. Mengembangkan hubungan se*ara e(ekti( dengan peserta didik, seja3at, orangtua / 3ali, dan masyarakat. b. 4ekerja sama se*ara e(ekti( dengan peserta didik, seja3at, orangtua / 3ali, dan masyarakat.

9ompetensi sosial sangat perlu dan harus dimiliki seorang guru, karena bagaimanapun proses pendidikan itu berlangsung dampaknya akan dirasakan bukan hanya oleh peserta didik itu sendiri tetapi juga oleh masyarakat yang menerima dan memakai lulusannya (Moh +Ber +sman, !... " 10$. 'iantara berbagai bentuk komunikasi, kita mengenal komunikasi edukati(, yaitu komunikasi yang berlangsung dalam rangka men*apai tujuan pendidikan dan pengajaran (&ardiman, 6. M., !../ " 1$. Hasil komunikasi edukati( diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk membangun struktur kogniti( baru yang dapat menjadi dasar tindakan yang akan dilakukan. 4ila hal ini dapat dilakukan oleh setiap peserta

didik, maka pengetahuan yang mereka miliki bukan hanya sekedar school knowledges, tetapi sudah sampai pada action knowledges. Mendidik memang seharusnya bertujuan untuk mengubah perilaku peserta didik yang dia3ali dengan perubahan struktur kogniti( peserta didik, sehingga menjadi inner knowledges yang dapat ditunjukkan dalam bentuk action knowledges. &eorang guru besar sastra )ilbert Hight dalam bukunya The Art of Teaching (&eni Mengajar$ menyatakan bah3a E....teaching is an art, not a scienceC, artinya mengajar adalah sebuah seni, bukan sebuah ilmu (4arlo3, 1 10$. &eseorang dapat mengajar dengan baik bukan lantaran ia menguasai ilmu mengajar yang banyak, tetapi karena ia memiliki seni mengajar yang dapat ditunjukkan ketika ia mengajar. &alah satu seni mengajar adalah seni berkomunikasi dengan peserta didik ketika mengajar. +ntuk dapat berkomunikasi dengan baik, guru tidak sekedar menguasai ilmu komunikasi, tetapi bagaimana guru tersebut mampu menempatkan komunikasi sebagai kebutuhan peserta didik untuk berkembang. Harapannya dengan komunikasi yang di*iptakan guru di kelas, peserta didik lalu berpikir untuk belajar lebih lanjut. 9ompetensi sosial penting dimiliki oleh seorang guru, karena mempengaruhi kualitas pembelajaran dan motivasi belajar peserta didik.

KIAT-KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL


+ntuk menjadi guru yang pro(esional, maka harus berupaya seoptimal mungkin memenuhi keempat kompetensi, yaitu kompetensi pro(esional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. 6dapun kiat-kiat agar dapat menjadi guru pro(esional ditinjau dari keempat kompetensi tersebut adalah " ". DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU &eorang guru yang pro(esional sangat dituntut untuk dapat menguasai materi se*ara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan mampu menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. +ntuk men*apai hal tersebut, maka ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu " a. &elalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan dengan bidang studi yang diajarkan dengan *ara memba*a berbagai literatur (buku, majalah, koran, ensiklopedia, hasil penelitian, dan lain-lain$, bertanya, berdiskusi (sharing$ dengan teman seja3at maupun pakar, membuka internet. 6da satu kiat yang sangat menarik untuk di*oba, yaitu Eba*alah satu ilmu baru setiap hariC, maka dalam sebulan kita memperoleh #. ilmu baru. 'alam satu tahun memperoleh berapa ilmu baru G ('apat dihitung sendiri$. Penambahan ilmu setiap 1.

hari ini sepertinya tidak ada man(aatnya, tetapi hal ini akan terasa man(aatnya ketika kita berbi*ara dengan orang lain atau berbi*ara dalam satu (orum resmi, karena tanpa kita sadari ilmu yang pernah diba*a dan termemori tersebut membantu kita dalam melogika dan menalar berbagai permasalahan. <idak per*aya G ?oba saja H b. ?arilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat. &ebagai *ontoh, pada biologi mengha(al bagian lidah dan rasa yang dike*ap, menggunakan kata EmaapC sebagai urutan dari ujung lidah tengah kanan-kiri dan ke belakang berturut-turut Emanis-asin-asam-pahitC. Pada (isika, energi kinetik (energi karena gerak$ dan energi potensial (energi karena kedudukan$, kita mengha(al bah3a E9 (kinetik$ tidak akan bertemu dengan 9 (kedudukan$C. 'emikian juga pada kimia katoda mengalami reduksi, anoda mengalami oksidasi, dengan mengha(al huru( mati bertemu huru( mati (k dengan r$ dan huru( hidup bertemu huru( hidup (a dengan o$. *. =ika kita menemui dua konsep yang artinya berkebalikan, ha(alkan salah satu, bukan diha(al dua-duanya. Hal ini karena jika ha(al dua-duanya bisa saling tertukar di otak kita, sebaliknya jika hanya ha(al satu pasti yang tidak diha(al memiliki arti kebalikan dari yang kita ha(al. d. &elalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang setingkat maupun yang berbeda tingkat, agar 3a3asan ilmu selalu bertambah (terjadi pengayaan ilmu$. haring juga dilakukan dengan guru yang serumpun (masih memiliki kaitan dengan bidang studi kita$, agar ketika mengajar kita mampu memberi gambaran pada peserta didik bah3a materi yang kita ajarkan ada kaitan dengan bidang studi yang lain. Hal ini kita lakukan agar ilmu yang dimiliki peserta didik memiliki jalinan keterpaduan yang memperkaya pengetahuan mereka. Pada pembelajaran %P6 terpadu, meskipun masing-masing guru bertugas mengajar sesuai bidang ilmunya (biologi, (isika, kimia$, namun sangat disarankan untuk mengaitkan satu sama lain agar terlihat keterpaduannya. 6kan lebih baik lagi jika guru-guru %P6 dapat mengajarkan se*ara tematik. e. (. g. 4erusaha membuat ringkasan setiap materi pokok, baik yang berupa materi teoretis maupun rumus-rumus untuk perhitungan. 4erusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan peserta didik agar ter*ipta pembelajaran yang bermakna (meaningful learning$. 4erusaha meran*ang aktivitas lab (praktikum / eksperimen$ sederhana sendiri berdasarkan literatur-literatur yang diba*a. 11

&emua kiat tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru yang memang memiliki kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk maju disertai keinginan untuk dapat menjadi guru yang pro(esional. ,. DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU &eorang guru yang ahli di bidang ilmu tertentu belum tentu ahli dalam mengajarkan kepada orang lain. Hal ini terbukti ketika seorang ahli matematika dari 2%P% diminta mengajar matematika agar prestasi matematika peserta didik meningkat. 9enyataannya ahli tersebut gagal mengajar dan mengakui bah3a ia ahli dalam ilmu matematika, bukan ahli dalam mengajarkan matematika ('edi &upriadi, 1 1 " 11$. Menurut &ardiman 6. M. (!../ " 1A0$, guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini berarti menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusi(. 4agaimana kiat-kiat menjadi guru pro(esional agar dapat melaksanakan proses pembelajaran se*ara optimal G 4erikut ini beberapa kiatnya. a. b. Membuat peren*anaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, yaitu dengan membuat silabus dan ,PP. Melakukan persiapan pembelajaran yang menyangkut persiapan materi (misal membuat hand-out, ringkasan$, metode yang akan diterapkan, dan media yang akan digunakan. *. 4erusaha men*ari strategi pembelajaran yang baru, baik strategi menerapkan metode-metode pembelajaran baru yang memenuhi P6%9>M (pembelajaran akti(, inovati(, kreati(, e(ekti(, dan menyenangkan$ maupun menerapkan berbagai ke*anggihan teknologi dalam bentuk media pembelajaran. d. ,e(leksi diri setiap selesai pertemuan untuk melihat kekurangan dalam mengajar dan kemudian berusaha memperbaiki terus menerus. Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas. e. &enantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar, seperti *ara membuka pelajaran, bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengelola kelas, mengevaluasi, dan menutup pelajaran. (. 4erusaha ha(al semua sis3a, bukan hanya yang pandai atau yang bodoh. Hal ini merupakan bentuk kepedulian dan perhatian kita pada peserta didik.

1!

g.

Pia3ai dalam memodi(ikasi metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, potensi sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana, dan memper-timbangkan kemampuan akademis, tenaga, 3aktu, dan biaya.

h.

4erusaha men*iptakan suasana relaks dalam belajar dengan *ara menyelingi berbagai aktivitas menyenangkan, seperti belajar sambil bermain, berteka-teki, dan selingan humor.

i. j.

Memperluas

dan

memperdalam

materi

ajar

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan kogniti( peserta didik. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar se*ara berkesinambungan dengan berbagai metode penilaian dan meman(aatkan hasil penilaian tersebut untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan peran*angan program remedi maupun pengayaan. &etiap hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik agar peserta didik memperoleh feedback dari apa yang telah dikerjakannya. k. Mampu membimbing peserta didik dalam pengembangan potensi akademik mela-lui kegiatan positi( (misal karya ilmiah remaja$ maupun potensi non akademik (misal olah raga$. =adi, agar guru memenuhi kriteria guru yang pro(esional maka mereka harus senantiasa berusaha se*ara terus menerus memperbaiki kualitas pembelajarannya melalui pengembangan kemampuan mengajarnya, mulai dari peren*anaan, pelaksanaan, sampai pada penilaian pembelajaran. -. DITINJAU DARI KOMPETENSI KEPRI+ADIAN GURU )uru dikatakan pro(esional jika mereka memiliki kepribadian yang mantap, stabil, de3asa, ari(, dan ber3iba3a, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Hal ini dapat terbentuk, jika dalam setiap melaksanakan tugas guru selalu mempertimbangkan segala tindakannya dari segala aspek yang melingkupinya. 6da beberapa kiat untuk menjadi guru pro(esional ditinjau dari kompetensi kepribadian, yaitu " a. b. *. d. e. 4erusaha menjadi guru yang taat aturan, seperti datang mengajar tepat 3aktu, berpakaian rapi dan sopan. Menunjukkan rasa empati terhadap peserta didik yang sedang menghadapi masalah dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk membantunya. Menunjukkan kebanggaan sebagai guru dengan tampilan mengajar yang selalu segar, bersemangat, dan menyenangkan, meski guru sedang memiliki masalah. Menunjukkan konsistensi dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku. Menerapkan pendekatan kasih sayang dalam mengajar (memberi tanpa meminta imbalan pada peserta didik$. 1#

(. g. h.

4erprestasi yang dapat membanggakan peserta didik dan sekolah. <erbuka pada kritik yang disampaikan peserta didik, teman seja3at, dan siapapun yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki. Menunjukkan keikhlasan dalam mengajar dan membimbing peserta didik yang ditunjukkan melalui kesabaran menja3ab setiap pertanyaan, melayani mereka yang kesulitan, siap menolong kapanpun dibutuhkan.

i. j.

4erusaha menunjukkan keteladanan dengan berperilaku dan bertindak yang terpuji, seperti sopan, ramah, murah senyum, supel, adil, jujur, objekti(, empati. &esekali memberikan selingan Csiraman rohaniC berupa nasihat positi( yang rasi-onal sebagai pembentukan kepribadian dan perilaku sis3a yang baik. Maister (1 D$ mengemukakan bah3a pro(esionalisme seorang guru bukan

sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, keterampilan yang tinggi, tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan sebagai seorang guru. 'engan demikian guru yang pro(esional juga dituntut memiliki kepribadian yang tertampilkan dalam bentuk perilaku dan berpikir yang mantap, stabil, dan berakhlak mulia. .. DITINJAU DARI KOMPETENSI SOSIAL GURU )uru adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hal ini berarti selain ia harus mengembangkan pro(esional yang berkaitan dengan pengembangan diri pribadi juga harus mengembangkan kompetensinya yang berkaitan dengan kehidupan sosial, karena sesungguhnya ia bagian dari masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu seorang guru yang pro(esional dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan baik. &alah satu modal bersosialisasi yang baik adalah kepandaian dalam berkomunikasi se*ara e(ekti(, bai dengan peserta didik, teman seja3at, maupun orangtua / 3ali orangtua dan masyarakat. &elain berkomunikasi juga mengembangkan hubungan se*ara e(ekti( dengan mereka. +ntuk menuju kepada pro(esionalisme yang berkaitan dengan kompetensi sosial ini, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu " a. 4anyak bergaul dengan siapa saja tanpa memandang tingkatan usia dan status ekonomi. 'engan demikian ketika melakukan pendekatan dengan berbagai kalangan dapat beradaptasi dengan *epat. b. &ering mengikuti aktivitas ilmiah / seminar, baik sebagai peserta maupun penyaji, sehingga memiliki keberanian di dalam mengemukakan gagasan / ide. Hal ini posi-ti( dalam menunjang kemahiran berkomunikasi di depan kelas ketika mengajar.

1/

*.

&ering berbin*ang-bin*ang dengan peserta didik di saat-saat senggang tanpa harus dalam suasana (ormal. &eringkali guru takut kehilangan 3iba3a ketika melakukan hal tersebut, namun hal itu tidak akan terjadi ketika ketika mengajar di kelas kita mampu membuat pen*iptaan *itra diri yang positi( sebagai pengajar / pendidik. 'engan demikian, guru dapat bertindak sebagai sahabat, orangtua, pembimbing, maupun pendidik dengan penempatan diri yang sesuai.

d. e. (.

Menunjukkan keakraban melalui komunikasi yang bersahabat, sehingga peserta didik merasa nyaman dan tanpa ragu E*urhatC bila ada masalah. &iap membantu peserta didik kapanpun diperlukan tanpa membeda-bedakan. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan kedudukannya, tidak meremehkan, dan selalu menghargai apapun keadaannya. Hal ini penting, karena keberhasilan belajar peserta didik selain dipengaruhi (aktor intern juga hubungan sosialnya de-ngan guru (&lameto, 1 motivasi belajarnya. # I 0/$. 9etertarikan peserta didik pada pemba3aan guru yang ramah dan dapat diajak bi*ara akan menumbuhkan

g. h. i.

Memiliki kemampuan empati (tanggap dan peka terhadap keadaan anak didik$ yang ditumbuhkan dengan *ara sering berkomunikasi dan memperhatikan mereka. )uru perlu mengetahui dunia trend-nya peserta didik, sehingga dapat melakukan komunikasi yang baik, lan*ar, dan nampa EgaulC di mata peserta didik. &ebaiknya guru tidak mudah marah tanpa alasan yang jelas, karena akan meng-ganggu komunikasi selanjutnya dengan peserta didik. ,asa takut akan menye-babkan peserta didik menjauh, sehingga komunikasi tidak terjalin dengan baik. Meskipun setiap hari kita berkomunikasi dengan banyak orang, tetapi komuni-

kasi yang terjadi belum tentu komunikasi edukati( yang menunjang keberhasilan kita untuk menjadi guru yang pro(esional. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita men*oba kiat-kiat tersebut.

PENUTUP
)uru dan ustad adalah dua pro(esi yang berbeda perannya tetapi sama tugasnya, yaitu memperke*il perbedaan. +stad selalu mengajak kita beramal, berBakat, menyantuni (akir miskin dan yatim piatu, intinya memperke*il perbedaan antara si miskin dan si kaya. &eorang guru selalu mengajak peserta didiknya agar belajar rajin, memahami ilmu yang diajarkan, mendapat nilai yang baik, intinya

10

memperke*il perbedaan antara yang pandai dan yang bodoh. Oleh karenanya, tugas mereka sama, yaitu merupakan tugas yang mulia. <ugas mulia jaminannya surga, dan ini adalah penyemangat kerja yang paling hakiki yang harus dimiliki guru agar dalam menjalankan tugas sebagai guru agar menimbulkan kenikmatan dan kebahagiaan dalam mengajar. ?erminan dari hal ini adalah guru senantiasa berusaha menjadi pro(esional dengan mengembangkan kemampuan diri dan meningkatkan semua kompetensi yang harus melekat padanya, menunjukkan 3ajah riang dan senantiasa siap membantu kesulitan yang dihadapi peserta didik. Marilah kita menjadi guru yang selalu haus akan ilmu, malu karena tidak tahu perkembangan ilmu, dan penasaran ketika mendengar ada ilmu baru.

DAFTAR PUSTAKA
6my =. Phelps @ ?herin 2ee. (!..#$. The !ower of !ractice " #hat tudents Learn from $ow #e Teach. =ournal o( ?hemi*al >du*ation, 1. (D$, 1! 7 1#!. 6nderson, &., @ 4all, &. (1 D1$. The !rofession and !ractice of !rogram Evaluation . &an :ran*is*o " =ossey-4ass Publisher. 4arlo3, 'aniel 2enoJ. (1 10$. Educational !sychology " The Teaching % Learning !rocess. ?hi*ago " <he Moody 4ible %nstutute. ?onstan*e 4lasie @ )eorge Palladino. (!..0$. &mplementing the !rofessional 'evelopment tandards " A (esearch 'epartment)s &nnovative *asters 'egree !rogram for $igh chool +hemistry Teachers . =ournal o( ?hemi*al >du*ation. 1! (/$, 0AD 7 0D.. 'edi &upriadi. (1 1$. *engangkat +itra dan *artabat ,uru. ;ogyakarta " 6di*ita 9arya -usa. 'epdiknas. (!../$. tandar -ompetensi ,uru ekolah *enengah Atas. =akarta " 'epdiknas 'irjen 'idasmen 7 'irektorat <enaga 9ependidikan. >r3in 4os*hmann. (!..#$. Teaching +hemistry .ia 'istance Education. =ournal o( ?hemi*al >du*ation. 1. (A$, D./ 7 D.1. )regory &*hra3, 'avia 5. 4rooks, @ 9ent =. ?rippen. (!..0$. /sing an &nteractive, +ompensatory *odel of Learning to &mprove +hemistry Teaching . =ournal o( ?hemi*al >du*ation. 1! (/$, A#D 7 A/.. =ean ,uddu*k @ =ulia :lutter. (!../$. $ow to &mprove 0our ?ontinuum. Maister, '. H. (1 chool. -e3 ;ork "

D$. The !rofessionalism. -e3 ;ork " <he :ree Press.

Mohamad 6li (1 10$. !engembangan -urikulum 'i ekolah. 4andung " &inar 4aru. Moh. +Ber +sman. (!...$. *en1adi ,uru !rofesional2 4andung " ,emaja ,osdakarya.

1A

Muhibbin &yah. (!../$. !sikologi !endidikan dengan !endekatan 3aru. 4andung ,emaja ,osdakarya. Mulyasa. (!..0$. -urikulum 3erbasis -ompetensi " -onsep, -arakteristik, dan &mplementasi. 4andung " ,emaja ,osdakarya. Olivia, Peter, :.. (1 Publishers. !$. 'eveloping the +urriculum. -e3 ;ork " Harper ?ollins <ahun !..0 tentang &tandar

Peraturan Pemerintah ,epublik %ndonesia -omor 1 -asional Pendidikan

&ardiman, 6. M. (!../$. &nteraksi dan *otivasi 3ela1ar-*enga1ar. =akarta " ,aja3ali. &lameto (1 0$. 3ela1ar dan 4aktor-4aktor yang *empengaruhinya. =akarta " 4ina 6ksara. <. ,aka =oni. (&eptember !..A$. tandar -ompetensi !rofesional ,uru. Makalah disajikan dalam 9omisi 9husus P)&' di =akarta. <resna &astra3ijaya. (1 1$. !roses 3ela1ar *enga1ar -imia. =akarta " 'epdikbud.

+ndang 7 +ndang ,% -omor 1/ <ahun !..0 tentang )uru dan 'osen +ndang - +ndang ,% -omor !. <ahun !..# tentang &istem Pendidikan -asional +mardi. (1 $. !embinaan !rofesionalisme Tenaga -ependidikan. =akarta " 'epdikbud 'irjen 'ikti. ;unita Maria ;eni, M. (11 Mei !../$. !rofesi ,uru, Antara !engabdian dan Tuntutan. &inar Harapan. 'iakses tanggal 1 -opember !..A. http"/333.-dekdiknas.go.id.

1D

Anda mungkin juga menyukai