Keterangan:
r
xy
= Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan
(x= X-X dan y = Y-Y)
xy
= jumlah perkalian x dengan y
x
2
= kuadrat dari x
y
2
= kuadrat dari y
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,800 1,00
0,600 0,799
0,400 0,599
0,200 0, 399
0,00 0,199
Sangat valid
Valid
Cukup valid
Kurang valid
Tidak valid
Sumber:(Purwanto, 2005)
b. Reabilitas Tes
Tes dinyatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap jika diteskan
berkali-kali. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reabilitas soal adalah
dengan menggunakan koofisien alpha, sebagai berikut
(
) (
)
(Sumber: Arikunto, 2008)
Keterangan :
k = Jumlah soal
p = Jumlah proporsi yang menjawab benar
q = Proporsi subjek yang menjawab salah (1-P)
t
2 =
Varian jumlah skor
30
Tabel 3.3 Kriteria Reabilitas Instrumen Butir Soal
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,800 1,00
0,600 0,799
0,400 0,599
0,200 0, 399
0,00 0,199
Sangat reliabel
Reliabel
Cukup reliabel
Kurang reliabel
Tidak reliabel
Sumber: Purwanto, 2005
c. Tingkat Kesakaran Butir Soal
Instrumen yang baik adaiah yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, Soal
yang terlau mudah tidak memotivasi siswa untuk berusaha memecahkan masalah.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba iagi karena diluar kemampuannya (Arikunto, 2008).
Tingkat kesukaran butir soal ditentukan berdasarkan banyaknya siswa yang
menjawab dengan benar dibagi dengan jumlah seluruh siswa. Rumus yang digunakan
adaiah:
(Arikunto, 2008)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4 Kriteria Taraf Kesukaran
Harga P Taraf Kesukaran
0.00 0.30 Sukar
0.30 0.70 Sedang
0.70 1.00 Mudah
Sumber: Arikunto, 2008
Butir soal yang baik adaiah butir soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30
sampai dengan 0,70
d. Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka
yang menujukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks
31
diskriminasi ini berkisar antara 0,00 - 1,00 (Arikunto, 2008: 211). Daya beda soal dari
item-item soal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut
dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
Langkah-langkah untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut:
a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa mulai dari
skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas
dan kelompok bawah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya beda soal adalah :
Kriteria indeks daya beda soal adalah sebagai berikut:
nkb nka
Ska - Skb
DB
2
1
Keterangan:
Skb = Jumlah salah kelas bawah
Ska = Jumlah salah kelas atas
nka = Jumlah siswa kelas atas
nkb = Jumlah siswa kelas bawah
(Sumber: Purwanto, 2005)
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Daya Beda Soal
Kriteria Klasifikasi
0,7 1,00
0,40 0,69
0,2 0,39
0,00 0,19
Baik sekali
Baik
Cukup
Jelek
Sumber: Purwanto, 2005
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang berupa skor minat
hasil belajar. Data untuk hasil belajar diperoleh dari pretest dan posttest yang
dilakukan sebelum dan sesudah seluruh materi diberikan pada standar kompetensi
yang telah ditentukan.
32
F. Analisis Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan dan hipotesis-hipotesis yang
telah diajukan dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan adalah statistik
inferensial dengan menggunakan uji t Penggunaan uji t ini untuk mengetahui
perbedaan dua macam perlakuan penelitian dan mengetahui pengaruh dari perlakuan
tersebut yang hasilnya digunakan untuk menarik kesimpulan. Sebelum menggunakan
uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas data. Perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 16 For Windows
33
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman (1999) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Arikunto, Suharsimi.2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Ed Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara
Benyahia ,F, 2006, Enabling Students to Cope With Information Overload: The Mind
mapping Technique in Secondary and Higher Education . (Online),
(http://www.engg.uaeu.ac.ae/farid,benyahia, diakses 29 Januari 2013)
Buzan, T. (2009). Buku Pintar Mind mapping. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Depdikbud. 2003. Standart Kompetensi Mata Pelajaran SMP/MTs. Jakarta:
Depdikbud
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Rinneka Cipta
Djohan. 2008. Aplikasi Real-time Buzan Mind mappingping. Indomindmap
Learning Center ILC. Applied RT-MM pdf
Gunawan, Totok. 2005. Langkah-langkah Efektif Kualitas Pembelajaran Geografi di
Sekolah dan Perguruan Tinggi Makalah disajikan padaSeminar Nasional
Model Pembelajaran Geografi Dalam Konteks Era Global, Semarang: Jurusan
Geografi FIS-UNNES, 17 Desember 2005
Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Hamalik, O. 2006. Proses Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara
Harsanto. (2005). Melatih anak berpiki analisis,kritis,dan kreatif.Jakarta: Gramedia
Muhammad Chomsi Imaduddin , Unggul Haryanto Nur Utomo .2012. Efektifitas
Metode Mind mappingUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika pada
Siswa Kelas X. Humanitas, Vol. IX No.1 Januari 2012
Nursanti, Risa. 2012. Pengaruh penggunaan pembelajaran quantum teaching dengan
teknik mind mapping terhadap motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMPN 18 Malang pada materi sistem dalam kehidupan tumbuhan. Tesis
Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang
34
Porter, B dan Hernacki, M. 2002. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Purwanto, Edy.2005. Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran: Aplikasi
dalam Bidang Studi Geografi. Malang:FPIPS IKIP Malang
Sabri, Ahmad. (2005). Strategi Pembelajaran dan Microteaching. Jakarta: Ciputat
Press
Sarman, I Wayan (2007). Pengaruh Pembelajaran Diagram Alir (Flow Diagram)
Peta Pemikiran (Mind mapping) dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil
Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMP Negeri 5
Malang Pada Pokok Larutan Penyannga. Tesis. Universitas Negeri Malang
Siskandar. 2002. Pemantapan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Geografi
SD,SLTP, SLTA Dalam Rangka Menyongsong Kurikulum 2004, Makalah
Disajikan dalam SEMLOK Nasional, Jurusan Geografi FIS UNNES 20 Maret
2002
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rinneka
Cipta.
Soedjanarto dan Mamik Nur Farida. 2009. Model Pembelajaran Konstruktivis
Dengan Teknik Peta Pikiran (Mind mapping) Dan Pengaruhnya Terhadap
Hasil Belajar Siswa Smk Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan
Ekonomi: Universitas Negeri Surabaya.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyarto, T & E. Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
ALFABETA
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: AM Publishing
Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wicoff, J. (2005). Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran.Bandung
: Kaifa.
Wikipedia. 2008. Problem-Based Learning. (Online).
Windura, S. (2008). Be An Absolute Genius. Jakarta: Elex Media Komputindo.
35
Yovan, P. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Jakarta: Yrama Widya.
Yuniati, Dwi (2012) Pengaruh Penggunaan Teknik Mind mapping Terhadap Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Negeri Kotagede I Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/ 2012. thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.