Anda di halaman 1dari 245

PENGUMUMAN PELELANGAN

Nomor : 193/ULP/XI/2014

1. Unit Layanan Pengadaan (ULP) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten,
Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2013 mengundang Penyedia Barang, Pekerjaan
Konstruksi, Jasa Konsultasi dan Jasa lainnya sesuai Bidang dan Sub Bidang untuk
masing-masing paket pekerjaan guna mengikuti Pengadaan Barang dan Jasa.
2. Daftar paket pekerjaan untuk mengikuti pelelangan tersebut di atas dapat dilihat pada
papan pengumuman resmi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten dan web
www.dbmtr.bantenprov.go.id.
3. Proses pengadaan akan dilaksanakan dengan cara Pelelangan Umum menggunakan
Metode Pascakualifikasi sesuai dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No.70 Tahun 2012.
4. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa
surat tugas dari Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang.
5. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh setiap penyedia jasa sesuai Bidang/Sub
Bidang pekerjaan yang akan diikuti dapat dilihat pada papan pengumuman resmi atau
dokumen pengadaan.
6. Pokja ULP berhak menolak Pendaftaran, Pengambilan Dokumen Pengadaan dan
Pemasukan Dokumen Pengadaan yang terlambat dan tidak memenuhi syarat.
7. Untuk hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada ULP pada jam kerja.

Banten, 2 April 2014


2

1. Persyaratan Peserta
Pelelangan Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan
usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.
2. Pelaksanaan Pengadaan
Tempat dan alamat : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota Serang,
Banten.
Website : www.dbmtr.bantenprov.go.id.
3. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan
No Kegiatan Tanggal Waktu
a. Pengumuman Pascakualifikasi 3 s.d 13 April 2014 15.15 s.d 23.59 WIB
b.
Download Dokumen Pengadaan
3 s.d 13 April 2014 15.15 s.d 23.59 WIB
c.
Pemberian Penjelasan 7 April 2014 14.00 s.d 15.30 WIB
d.
Upload Dokumen Penawaran 9 s.d 14 April 2014 00.00 s.d 13.00 WIB
e.
Pembukaan Dokumen Penawaran 14 April 2014 13.01 s.d 23.59 WIB
f.
Evaluasi Penawaran 14 s.d 23 April 2014 13.01 s.d 23.59 WIB
g.
Evaluasi Dokumen Kualifikasi
dan Pembuktian Kualifikasi
24 s.d 25 April 2014 00.00 s.d 16.00 WIB
h.
Upload Berita Acara Hasil
Pelelangan
25 April 2014 00.00 s.d 23.59 WIB
i.
Penetapan Pemenang 25 April 2014 00.00 s.d 23.59 WIB
j.
Pengumuman Pemenang 25 April 2014 00.00 s.d 23.59 WIB
k.
Masa Sanggah Hasil Lelang 26 s.d 28 April 2014 00.00 s.d 16.00 WIB
l.
Penerbitan SPPBJ (Surat
Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa)
29 April 2014 00.00 s.d 23.59 WIB
m.
Penandatanganan Kontrak 30 April 2014 00.00 s.d 23.59 WIB



3

4. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa
surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal,
kecuali Pengadaan Barang dengan menggunakan sistem pelelangan E-Procurement
(LPSE).
5. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan
mengambil Dokumen Pengadaan.
6. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk cetakan dan/atau softcopy atau dapat
diunduh melalui website www.dbmtr.bantenprov.go.id.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.
Banten, 2 April 2014


POKJA ULP














4

BAB I
SPESIFIKASI UMUM


Gambar 1. Lokasi Proyek
Proyek ini merupakan Proyek Pembangunan Jalan Kolektor Primer yang
menghubungkan Kabupaten Cikande dan Serang, Banten. Jalan ini direncanakan untuk
dapat dilewati kendaraan hingga 20 tahun kedepan.

1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Kolektor Prime Cikande Serang,
Banten
2. Lokasi Proyek : Serang, Banten
3. Lingkup Pekerjaan : a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pembuatan jalan
c. Pekerjaan drainase
d. Pekerjaan bangunan pelengkap
e. Pekerjaan elektrikal


5

f. Pekerjaan rambu dan marka jalan
4. Jenis Konstruksi : Flexible Pavement
5. Panjang Proyek : 2360,49 m
6. Pemberi Tugas : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
7. Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender
8. Alamat : Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota Serang,
Banten.
8. Konsultan Perencana : GRACE GROUPS
9. Contact Person : Grace Dana Ayori S.T., M.T.
10. Alamat : Pondok Ungu Permai Blok B 12 No. 2 Bekasi Utara
17125, Jawa Barat

Pasal 1
Dasar Peraturan
Dokumen ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara
elektronik.

Pasal 2
Istilah dan Singkatan
Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Konstruksi, adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Pekerjaan
konstruksi yang dimaksud dalam dokumen ini adalah pembangunan J alan Kolektor
Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten yang menghubungkan Jalan Cikande dan
Jalan Serang.


6

2. Pemberi Tugas (Pengguna Barang/Jasa), adalah orang atau badan hukum yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan
kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa
dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Dalam
hal ini pemberi tugas adalah Pemerintah Kabupaten Serang yang diwakili oleh Kepala
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten.
3. Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, yang selanjutnya
disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
4. Pokja ULP, adalah kelompok kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Yang bertindak sebagai Pokja ULP dalam proyek
ini adalah Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten.
5. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal ini PPK adalah Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo yang diwakili oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi
Banten.
6. Konsultan Perencana (Penyedia Barang/Jasa), merupakan orang atau badan
hukum yang ditunjuk untuk membuat perencanaan bangunan secara lengkap dalam
perencanaan pembuatan J alan Kolektor Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten,
dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang
bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Dalam penunjukan
konsultan perencana ini ditunjuklah PT. GDA Consultant sebagai konsultan
perencana.
7. Konsultan Pengawas (Penyedia Barang/Jasa), adalah orang atau badan yang ditunjuk
pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Konsultan pengawas akan
ditugaskan apabila sudah ada pemenang lelang.
8. Kontraktor (Penyedia Barang/Jasa), adalah orang atau badan yang menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan


7

dalam pembangunan J alan Kolektor Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten.
Kontraktor yang ditunjuk adalah yang ditetapkan sebagai pemenang dalam lelang
nantinya.
9. Subkontraktor (Sub Penyedia Barang/Jasa), merupakan pihak yang diberikan
tugas oleh Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan sebagian dari pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa utama dengan sepengetahuan dan persetujuan dari
Pengguna Barang. Pihak subkontraktor wajib mendapatkan persetujuan dari pihak
kontraktor utama untuk melakukan suatu pekerjaan.
10. HPS (Harga Perkiraan Sendiri), adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang
ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya.
11. Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), adalah kerja sama usaha antar penyedia yang
masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
12. LDP, adalah Lembar Data Pemilihan

13. LDK, adalah Lembar Data Kualifikasi

14. SPPBJ, adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

15. SPMK, adalah Surat Perintah Mulai Kerja

16. TKDN, adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri

17. PHO, adalah Serah TerimaPertama Pekerjaan / Provisional Hand Over

18. FHO, adalah Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir /

Final Hand Over

19. LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), adalah unit kerja K/L/D/I yang
dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik.
20. Aplikasi SPSE, adalah Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) berbasis web terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui
website LPSE.
21. Form Isian Elektronik, adalah Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis
berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna aplikasi.


8

22. Form Isian Elektronik Data Kualifikasi, adalah Form isian elektronik pada
aplikasi SPSE yang digunakan Penyedia Barang/Jasa untuk menginputkan dan
mengirimkan data kualifikasi.
23. E-Lelang, adalah proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan
tahapan sesuai Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya serta petunjuk teknisnya yang
disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan secara elektronik sebagaimana diatur
dalam Perka 18 tahun 2012. Semua istilah pelelangan pada dokumen ini merujuk pada
pengertian e-lelang.
24. Kegagalan Konstruksi, adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun
keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
25. Kegagalan Bangunan, adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
Pasal 1
Lingkup Pekerjaan
1. Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran atas
paket Pekerjaan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.
2. Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
3. Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka
waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat
khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

Pasal 2
Sumber Dana
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.


9


Pasal 3
Peserta Pelelangan Umum
1. Pelelangan Umum, Pekerjaan Konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta yang berbentuk badan usaha (perusahaan/koperasi), kemitraan/KSO atau
peserta perorangan yang memenuhi kualifikasi.
2. Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO, baik dengan
perusahaan nasional maupun asing maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.
3. Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi.

Pasal 4
Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan
1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi
etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk dan cara apapun,
untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen
Pengadaan, dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. Melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil pelelangan
sehingga mengurangi/menghambat/ memperkecil/ meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan pihak lain;
c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.
2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada angka 1
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. Sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses pelelangan atau pembatalan
penetapan pemenang;
b. Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;


10

c. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas Daerah Provinsi Banten;
gugatan secara perdata; dan/atau
d. Pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

Pasal 5
Larangan Pertentangan Kepentingan
1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, menghindari dan
mencegah pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2. Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud pada angka 1 antara lain meliputi:
a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan komisaris merangkap
sebagai anggota direksi atau dewan komisaris pada badan usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan yang sama;
b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencana/ pengawas bertindak sebagai
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana dan/atau
Konsultan Pengawas;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu Kementrian atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan
lainnya, merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat yang berwenang
menetapkan pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun
tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh perseratus)
pemegang saham dan/atau salah satu pengurusnya sama.
3. Pegawai K/L/D/I. dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar tanggungan K/L/D/I..

Pasal 6
Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri


11

1. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan material/
bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia serta Pekerjaan Konstruksi
yang dilaksanakan di Indonesia.
2. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan menggunakan bahan baku,
tenaga ahli, dan perangkat lunak yang berasal dari luar negeri (impor) dengan
ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian
atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau
komponen yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin
dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri,
seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan
keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke
tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.
3. Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:
a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli
dalam negeri belum memenuhi persyaratan; dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
4. Atas penggunaan produksi dalam negeri, penawaran peserta diberikan preferensi
harga, untuk pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP yang diwajibkan
menggunakan produksi dalam negeri.


12

Pasal 7
Satu Penawaran Tiap Peserta
Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/KSO hanya
boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.

Pasal 8
Isi Dokumen Pengadaan
1. Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.
2. Dokumen Pemilihan terdiri dari:
a. Umum
b. Pengumuman
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Bentuk Surat Perjanjian/SPK;
h. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan harga
j. Tata Cara Evaluasi Penawaran
k. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran untuk e-Lelang 1 File;
2) Surat Penawaran Administrasi dan Teknis (file 1) dan Surat Penawaran Harga
(file 2) untuk e-Lelang 2 File;
3) surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran.
l. Bentuk dokumen lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;


13

3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan.
3. Dokumen Kualifikasi meliputi:
a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Isian Data Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.
4. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian
menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

Pasal 9
Bahasa Dokumen Pengadaan
Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses pengadaan
menggunakan Bahasa Indonesia.

Pasal 10
Pemberian Penjelasan
1. Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal
dalam aplikasi SPSE. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 7 April 2014
Pukul : 14.00 s.d 15.30 WIB
Tempat : Secara online melalui aplikasi SPSE
2. Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.


14

3. Apabila diperlukan Pokja ULP dapat memberikan informasi yang dianggap penting
terkait dengan dokumen pengadaan.
4. Apabila dipandang perlu, Pokja ULP melalui tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan
teknis yang ditunjuk dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta. Peninjauan
lapangan (apabila diperlukan) akan dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 8 April 2014
Pukul : 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Lokasi Pekerjaan
5. Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan (ulang).
6. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam aplikasi SPSE
merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).
7. Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita Acara Pemberian
Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui aplikasi SPSE.

Pasal 11
Perubahan Dokumen Pengadaan
1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.
2. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar dan/atau nilai total
HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum
Dokumen Pemilihan.
3. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendu
4. m Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak
ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.


15

5. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran,
Pokja ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi
baru yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.
6. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.
7. Pokja ULP dapat mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan dengan cara
mengunggah (upload) file adendum dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE
paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila Pokja
ULP akan mengunggah (upload) file Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari 2
(dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran, maka Pokja ULP wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.
8. Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen Pemilihan yang diunggah
(upload) Pokja ULP pada aplikasi SPSE (apabila ada).

Pasal 12
Tambahan Waktu Pemasukan Dokumen Penawaran
Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan penambahan waktu
penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir pemasukan
penawaran.
Pasal 13
Biaya dalam Penyiapan Penawaran
1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian penawaran.
2. Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang ditanggung oleh
peserta.

Pasal 14
Bahasa Penawaran
1. Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.
2. Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa asing.


16

3. Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

Pasal 15
Dokumen Penawaran
1. Penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang.
2. Sistem penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus jelas pada
waktu acara pemberian penjelasan, yaitu apakah dengan satu sampul, dua sampul,
atau dua tahap. Dalam tahapan penawaran ini menggunakan 2 (dua sampul).
3. Dalam metode penyampaian penawaran 2 (dua) file, dokumen Penawaran meliputi
Penawaran Kualifikasi, Administrasi, dan Teknis (file I); dan Dokumen Penawaran
Kualifikasi, Administrasi dan Teknis yang disampaikan pada file I meliputi:
a. Surat penawaran yang di dalamnya mencantumkan:
1) Tanggal; dan
2) Masa berlaku penawaran;
b. Softcopy hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli;
c. Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO);
d. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima
pekerjaan pertama (PHO);
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
4) spesifikasi teknis teknis (bahan/barang tertentu apabila ada);
5) daftar personil inti; dan
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrak-kan (apabila ada bagian pekerjaan
yang akan disubkontrakkan);
e. Data kualifikasi (diinputkan melalui form isian elektronik data kualifikasi).
2. Dokumen Penawaran Harga yang disampaikan pada file II meliputi:


17

a. Surat Penawaran Harga yang di dalamnya mencantumkan:
1) Tanggal;
2) Masa berlaku penawaran;dan
3) Total harga penawaran;
b. rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga); dan
c. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN apabila dipersyaratkan untuk
mendapatkan preferensi harga.

Pasal 16
Harga Penawaran
1. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
2. Peserta mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis
nol atau tidak dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan pekerjaan
tersebut tetap harus dilaksanakan.
3. Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain
yang sah serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan
paket Pekerjaan Konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga penawaran.
4. Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan,
penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak.

Pasal 17
Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran
1. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dalam LDP.
2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

Pasal 18


18

Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan
1. Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam LDP.
2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP.

Pasal 19
Pengisian Data Kualifikasi
1. Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi form isian
elektronik data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.
2. Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan ditandatangani oleh
peserta pengadaan, kecuali untuk penyedia barang/jasa yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta Integritas dan Data Kualifikasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO.

Pasal 20
Pakta Integritas
1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN).
2. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket pekerjaan melalui aplikasi
SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha
yang ditunjuk mewakili Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan
pakta integritas melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik data
kualifikasi di aplikasi SPSE.

Pasal 21
Surat Jaminan Penawaran
1. Jaminan penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy hasil pemindaian (scan) surat
jaminan penawran yang dimasukkan dalam dokumen penawaran.


19

2. Jaminan penawaran asli disampaikan kepada Pokja ULP pada saat pembuktian
kualifikasi.
3. Jika calon pemenang tidak memberikan jaminan penawaran asli atau jaminan
penawaran tidak dapat dicairkan maka akun SPSE penyedia barang/jasa tersebut di
nonaktifkan dan dimasukkan dalam daftar hitam.
4. Peserta menyerahkan Surat Jaminan Penawaran dalam mata uang penawaran dengan
nilai nominal yang tidak kurang dari sebagaimana tercantum dalam LDP.
5. Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi
yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan
masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal jaminan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja
ULP yang mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar
nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO)
harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.

Pasal 22
Penyampulan dan Penandaan Sampul Penawaran
1. Penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 2 (dua) file yang memuat
Penawaran Administrasi dan Teknis (File I) dan Penawaran Harga (File II).


20

2. File I dan File II masing-masing disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen
(APENDO).
3. Peserta mengirimkan file I dan file II yang telah disandikan/dienkripsi melalui aplikasi
SPSE.
4. Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian elektronik data kualifikasi
pada SPSE.
Pasal 23
Pemasukan/Penyampaian Dokumen Penawaran
1. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP dengan ketentuan:
b. Pertama-tama, mengirimkan Data Kualifikasi melalui form isian elektronik data
kualifikasi pada aplikasi SPSE
c. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi (*.rhs) hanya melalui
aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan.
d. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang sebelum batas akhir
waktu pemasukan Dokumen Penawaran. Data kualifikasi yang dikirmkan terakhir
akan menggantikan data kualifikasi yang telah terkirim sebelumnya
2. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran metode 2 (dua) file:
a. File penawaran administrasi dan teknis (file I) dienkripsi menggunakan Apendo,
selanjutnya peserta melakukan enkripsi terhadap file penawaran harga (file II)
menggunakan Apendo.
b. Peserta pertama-tama mengunggah (upload) file I berupa file penawaran
administrasi dan teknis yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi SPSE,
kemudian setelah file I berhasil terkirim peserta melanjutkan dengan mengunggah
(upload) file II berupa file penawaran harga yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui
aplikasi SPSE sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
c. File I dan File II yang telah dienkripsi diunggah (upload) melalui tempat/fasilitas
yang telah tersedia pada aplikasi SPSE.
d. Peserta dapat mengunggah file penawaran (file I dan file II) secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran. File penawaran
terakhir akan menggantikan file penawaran yang telah terkirim sebelumnya.



21

Pasal 24
Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran
1. Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Pokja
ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja ULP.
2. Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan penawaran
kecuali keadaan kahar, atau terjadi gangguan teknis. Apabila terpaksa dilakukan
perubahan waktu batas akhir pemasukan penawaran maka Pokja ULP harus
menginputkan alas an yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan pada
aplikasi SPSE.

Pasal 25
Penawaran Terlambat
Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas akhir waktu
pemasukan penawaran kirim.

Pasal 26
Pembukaan Penawaran
1. Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh (download) dan
melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan Apendo sesuai waktu yang
telah ditetapkan.
2. Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja ULP
menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan
bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat
menyampaikan file penawaran tersebut kepada LKPP.
3. Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file penawaran tidak dapat
dibuka/didekripsi maka Pokja ULP dapat menetapkan bahwa file penawaran tersebut
tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan penyedia barang/jasa yang
mengirimkan file penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran.
Apabila dapat dibuka, maka Pokja ULP akan melanjutkan proses atas penawaran yang
bersangkutan.


22

4. File yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen penawaran yang berhasil
dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-kurangnya memuat daftar kuantitas dan
harga untuk kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan
deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.
5. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan
dinyatakan gagal.


Pasal 27
Evaluasi Penawaran
1. Dalam hal dokumen penawaran dengan 2 (dua) file (sampul) Sistem Nilai dan
Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis.
a. Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran file I yang meliputi:
1) Evaluasi administrasi;
2) Evaluasi teknis;
3) Evaluasi kualifikasi;
b. Pokja ULP menginputkan hasil evaluasi dokumen penawaran file I pada aplikasi
SPSE dan menayangkan hasil evaluasi file I melalui menu pengumuman atau
menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.
c. Selanjutnya Pokja ULP melakukan pembukaan penawaran file II:
1) Dokumen penawaran file II milik peserta yang tidak lulus evaluasi
administrasi dan teknis, tidak dibuka.
2) Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan
Dokumen Penawaran file II, kecuali penawaran file II tersebut berdasarkan
keterangan dari LPSE atau LKPP tidak dapat dibuka (didekripsi)
3) Pokja ULP melakukan evaluasi harga.

2. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah
kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini;


23

b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini,
tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
1) Penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang mempengaruhi lingkup,
kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
e. Pokja ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan:
1) Ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau pembukaan penawaran;
dan/atau
2) Kesalahan yang tidak substansial, misalnya kesalahan pengetikan, penyebutan
sebagian nama atau keterangan, surat penawaran tidak berkop perusahaan .
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP
dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang
tidak terlibat; dan
3) Bagaimana dimaksud pada angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.

3. Evaluasi Administrasi:
a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak
dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:


24

1) Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pemilihan ini
dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk peserta yang tidak menyampaikan formulir
TKDN, maka penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN nya dianggap 0
(nol));
2) Surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP; dan
b) Bertanggal
3) Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship)
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran
dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP;
c) Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai jaminan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;
f) Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama
Pokja ULP yang mengadakan pelelangan; dan
g) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan.
h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh
Penerbit Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan/KSO harus ditulis
atas nama perusahaan Kemitraan/KSO, dan


25

j) Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran kepada penerbit
jaminan telah dikofirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan apabila kurang jelas dan meragukan.]
c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan;
d. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
e. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.



4. Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam LDP;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
d. Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi sebagaimana
tercantum dalam LDP.
e. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila:
1) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan
substantif dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan;
2) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima pertama
Pekerjaan (PHO) yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP;
3) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam LDP;
4) Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Bab IV
Spesifikasi Teknis dan Gambar;


26

5) Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam LDP serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan;
6) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam LDP;
f. Evaluasi teknis dalam sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur
ekonomis dapat menggunakan sistem ambang batas terhadap unsur teknis yang
dinilai;
g. Dalam hal evaluasi teknis dengan sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama
umur ekonomis menggunakan ambang batas nilai teknis, penawaran dinyatakan
lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai total keseluruhan unsur
memenuhi ambang batas minimal yang ditetapkan dalam LDP;
h. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk
bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
i. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan,
Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran
j. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan untuk
dilakukan evaluasi kualifikasi.

5. Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
1) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan
klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan
tersebut dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi penambahan
volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS;


27

2) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan
klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri berbeda
dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP dan/atau Daftar Inventarisasi
Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri;
2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran dibawah 80% (delapan
puluh perseratus) HPS dengan ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia
untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari
nilai total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan
Pelaksanaan, maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran
dicairkan (apabila jaminan penawaran dipersyaratkan) dan disetorkan ke
Kas Negara/Daerah untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam.
3) Untuk penilaian biaya selama umur ekonomis, dilakukan dengan cara :
a) menghitung biaya operasional, pemeliharaan, nilai sisa selama umur
ekonomis sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
b) menjumlahkan harga penawaran dengan biaya operasional dan biaya
pemeliharaan;
c) hasil penjumlahan pada huruf b) dikurangi dengan nilai sisa pada akhir
umur ekonomis; dan
d) penetapan pemenang berdasarkan total harga terendah pada hasil huruf c.
c. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/
persekongkolan), maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
d. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang
sama, maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis
lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.


28

e. Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada), dengan ketentuan dimulai dari
total harga yang terendah.

Pasal 28
Evaluasi Kualifikasi
1. Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan teknis.
2. Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode sistem
gugur.
3. Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan
penawaran.
4. Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila:
a. Untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) formulir
kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO; atau
b. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kecuali peserta
perorangan;
c. Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya;
d. Dalah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan
tidak masuk dalam Daftar Hitam;
e. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir
(SPT tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila
ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak)
paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat
mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF),
atau dokumen sejenis dari negara asal Penyedia jasa (bila ada);
f. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;


29

g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha Mikro,
Usaha Kecil serta koperasi kecil serta kemampuan pada sub bidang pekerjaan
yang sesuai untuk usaha non-kecil;
h. Dalam hal peserta akan melakukan Kemitraan/KSO:
1) Peserta wajib mempunyai perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang
memuat persentase Kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
Kemitraan/KSO tersebut; dan
2) Untuk perusahaan yang melakukan Kemitraan/KSO, evaluasi persyaratan pada
huruf a sampai dengan huruf g dilakukan untuk setiap perusahaan yang
melakukan Kemitraan/KSO
i. memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO, apabila diperlukan.
5. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukan klarifikasi
secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
6. Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi,
maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
7. Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, pelelangan dinyatakan gagal.
8. Pokja ULP membuat Berita Acara Evaluasi Penawaran File I (Penawaran
Administrasi dan Teknis, serta Dokumen Kualifikasi) yang paling sedikit memuat:
a. nama semua peserta;
b. hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk alasan ketidaklulusan
peserta;
c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari yang tertinggi;
d. ambang batas nilai teknis;
e. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai pelaksanaan
pelelangan;
f. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
g. tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
h. pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang memenuhi
syarat.

Pasal 29


30

Pembuktian Kualifikasi
1. Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon pemenang cadangan 1
dan 2 (apabila ada).
2. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).
3. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli atau dokumen
yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang, dan meminta dokumennya.
4. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen,
apabila diperlukan.
5. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, peserta digugurkan,
badan usaha dan/atau pengurusnya atau peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar
Hitam, Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan ke kas Negara/Daerah serta dilaporkan kepada Kepolisian atas perbuatan
pemalsuan tersebut.
6. Pokja ULP tidak perlu meminta seluruh dokumen kualifikasi apabila penyedia
barang/jasa sudah pernah melaksanakan pekerjaan yang sejenis, sama
kompleksitasnya pada instansi yang bersangkutan.
7. Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi, pelelangan
dinyatakan gagal.
8. Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
yang paling sedikit memuat:
a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan;
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal pelaksanaan
pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan


31

i. Pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang memenuhi
syarat.

Pasal 30
Penetapan Pemenang
1. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan akan mengakibatkan
Surat Penawaran dan Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, maka dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 untuk
memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran secara tertulis sampai
dengan perkiraan jadwal penandatanganan kontrak.
2. Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 yang tidak bersedia
memperpanjang surat penawaran dan Jaminan Penawaran dianggap mengundurkan
diri dan tidak dikenakan sanksi.

Pasal 31
Pengumuman Pemenang
Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 melalui aplikasi
SPSE, di website www.dbmtr.bantenprov.go.id. sebagaimana tercantum dalam LDP dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat. Pengumuman pemenang dilakukan pada
Senin, 28 April 2014 pukul 09.00 WIB.
Pasal 32
Sanggahan
1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara
elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang (28 Apri s.d 2 Mei 2014)
dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan dapat ditembuskan secara offline
(di luar aplikasi SPSE) kepada PPK, PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum
dalam LDP.
2. Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang


32

terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk
teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
3. Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua sanggahan paling
lambat 5 (lima) hari kalender setelah menerima surat sanggahan.
4. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal.
5. Sanggahan yang disampaikan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE (offline)
bukan dikarenakan adanya keadaan kahar atau gangguan teknis atau kepada PA/KPA,
PPK, PPK atau bukan kepada Pokja ULP atau disampaikan diluar masa sanggah,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.

Pasal 33
Sanggahan Banding
1. Peserta yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Pokja ULP, dapat
mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada Kepala Dinas Bina Marga
dan Tata Ruang Provinsi Banten sebagaimana tercantum dalam LDP, paling lambat
5 (lima) hari kalender setelah menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada
PPK, Pokja ULP, dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.
2. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten wajib memberikan
jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas)
hari kalender setelah surat sanggahan banding diterima.
3. Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus memberikan Jaminan
Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam LDP (sebesar 1% (satu perseratus)
dari nilai total HPS) dengan masa berlaku 15 (lima belas) hari kalender sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.
4. Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Pokja ULP.


33

5. Dalam hal substansi sanggahan banding pada pelelangan dinyatakan salah, Jaminan
Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah, kecuali jawaban
sanggahan banding melampaui batas akhir menjawab sanggahan banding.
6. Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.
7. Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada Kepala Dinas Bina Marga dan
Tata Ruang Provinsi Banten atau disampaikan di luar masa sanggah banding,
dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.

Pasal 34
Penunjukan Penyedia
1. Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK
dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
2. PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi
masih berlaku, dengan ketentuan:
a. Tidak ada sanggahan dari peserta;
b. Sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau
c. Masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.
3. PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah
diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi
SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.
4. Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan:
a. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih
berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka
Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih
berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP,
maka Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam; atau


34

c. Apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa penawarannya
sudah tidak berlaku, maka Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang
bersangkutan tidak boleh dicairkan.
5. Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan pemenang
dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama
masa surat penawaran dan Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) pemenang
cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
6. Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan
dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK.
7. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan.
8. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan
sanggahan banding dijawab.
9. Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan
sebelum penandatanganan kontrak.
10. Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas
penetapan pemenang, maka diberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan
ketentuan:
a. Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi ulang atau
pelelangan dinyatakan gagal; atau
b. Apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP, PA/KPA
memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok Kerja ULP bersifat final, dan
PA/KPA memerintahkan PPK untuk menerbitkan SPPBJ
11. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.
12. PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak
yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE.

Pasal 35
BAHP, Berita Acara Lainnya, dan Kerahasiaan Proses


35

1. Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara tambahan lainnya segala
hal terkait proses pemilihan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir
atau difasilitasi aplikasi SPSE
2. Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 1 diunggah
(upload) oleh Pokja ULP menggunakan menu upload informasi lainnya pada aplikasi
SPSE.
3. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.

Pasal 36
Pelelangan Gagal
1. Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. Jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga)
peserta;
b. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak
sehat;
d. Harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak
gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS; seluruh harga
penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum di atas HPS;
e. Sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
f. Panggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas kesalahan
substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau
g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi.
2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


36

a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya ;
b. Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau
PPK ternyata benar;
c. Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. Sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran atas kesalahan
prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa
ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya;
f. Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.
3. Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada
seluruh peserta.
4. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP
pengganti (apabila ada) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan
gagal, menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan:
a. Evaluasi ulang;
b. Penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.
5. PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta
pelelangan apabila penawarannya ditolak atau pelelangan dinyatakan gagal.


37

6. Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal, mengharuskan
adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka dilakukan pelelangan ulang dengan
terlebih dahulu memperbaiki Dokumen Pengadaan.

Pasal 37
Jaminan Pelaksanaan
1. Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya SPPBJ dan sebelum
penandatanganan Kontrak.
2. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:
a. Penyerahan seluruh pekerjaan;
b. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak; atau
c. Pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah dikurangi uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak.
3. Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat),
perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) yang sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
b. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO)
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. Nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan
Pelaksanaan;
d. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan yang
ditetapkan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. Nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang
menandatangan kontrak;
g. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang tercantum dalam
SPPBJ;


38

h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar
nilai jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO ditulis atas nama
Kemitraan/KSO atau masing-masing anggota Kemitraan/KSO (apabila masing-
masing mengajukan Jaminan Pelaksanaan secara terpisah); dan
j. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.
4. Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
dipersamakan dengan penolakan untuk menandatangani Kontrak.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak.

Pasal 38
Penandatanganan Kontrak
1. Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa apakah pernyataan dalam
Formulir Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut tidak
terpenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.
2. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan
ketentuan:
a. Nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran terkoreksi
diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai penawaran atau penawaran terkoreksi; atau
b. Nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran terkoreksi
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS; dan
c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi.
3. PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pengadaan
sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan


39

pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
4. Dalam hal kontrak tahun tunggal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati
batas tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan setelah mendapat
persetujuan kontrak tahun jamak.
5. PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen
Kontrak.
6. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,
dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan
bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut:
a. Adendum Surat Perjanjian;
b. Pokok perjanjian;
c. Surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. Syarat-syarat khusus kontrak;
e. Syarat-syarat umum kontrak;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar;
i. Daftar kuantitas; dan
j. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.
7. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) Kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
b. Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila diperlukan.
8. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah direktur
utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi yang disebutkan namanya dalam Akta


40

Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
9. Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi atau
yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat
menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan
mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari direktur utama/pimpinan
perusahaan/pengurus atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran
Dasar untuk menandatangani Kontrak.


41

BAB II
SPESIFIKASI ADMINISTRASI

Pasal 1
Hak dan Kewajiban Penyedia
Penyedia memiliki hak dan kewajiban:
1. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga
yang telah ditentukan dalam kontrak;
2. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
5. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
6. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
8. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

Pasal 2
Hak dan Kewajiban PPK
PPK memiliki hak dan kewajiban:
1. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;


42

2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia;
3. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak
yang telah ditetapkan kepada penyedia;
4. Mengenakan denda keterlambatan;
5. Membayar uang muka;
6. Memberikan instruksi sesuai jadwal;
7. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela Penyedia terhadap tuntuan
hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul karena kesalahan,
kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang dilakukan PPK; dan
8. Mengusulkan penetapan sanksi Daftar Hitam kepada PA/KPA.

Pasal 39
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
1. Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian
oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK.
2. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK. Dalam proyek ini ditetapkan waktu pelaksanaan
pekerjaan 150 hari kalender
3. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan
dalam SSKK.
4. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum
kontrak.





43


Pasal 40
Penyerahan Lokasi Kerja
1. PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan
dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.
2. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
3. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja
maka PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu
yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.

Pasal 41
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
1. PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
tanggal penanda-tanganan kontrak.
2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan
kontrak oleh penyedia.

Pasal 42
Program Mutu
1. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
2. Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;


44

c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
3. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
5. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program
mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.
6. 42.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah
kewajiban kontraktual penyedia.

Pasal 43
Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan
sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan kontrak.
2. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
3. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.


45

4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
5. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program
mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.
6. Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban
kontraktual penyedia.

Pasal 44
Mobilisasi
1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
2. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
3. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

Pasal 45
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang perlu
dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil PPK
atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.


46

2. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak
untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan
dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

Pasal 46
Persetujuan Pengawas Pekerjaan
1. Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik
yang permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Pekerjaan.
2. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya
Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara
tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada
tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab
secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.

Pasal 47
Pemeriksaan Bersama
1. Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-
sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan
untuk setiap rencana mata pembayaran.
2. Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul PPK.
3. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
4. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan
ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang


47

belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang
disepakati bersama.
Pasal 48
Waktu Penyelesaian Pekerjaan
1. Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian
yang ditetapkan dalam SPMK. Dalam proyek ini ditetapkan waktu
penyelesaian pekerjaan 150 hari kalender
2. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
3. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
4. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam pasal 48 ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.

Pasal 49
Perpanjangan Waktu
1. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan
tersebut mengubah Masa Kontrak.


48

2. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

Pasal 50
Rapat Pemantauan
1. Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut.
Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan
pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.
2. Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam
berita acara rapat, dan dokumennya diserahkan kepada PPK dan pihak-
pihak yang menghadiri rapat.
3. Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan
dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan
tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

Pasal 51
Peringatan Dini
1. Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin Pengawas
Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk
menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi
tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.


49

Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh
penyedia.
2. Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan
untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.
Pasal 52
Serah Terima Pekerjaan
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
3. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap
hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/ atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
4. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima
oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
5. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari
nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100%
(seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
6. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
8. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.


50

9. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.
Pasal 53
Pengambilalihan
PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

Pasal 54
Pedoman Pengoperasian dan Perawatan
1. Masa perawatan proyek ini ditetapkan selama 3 bulan
2. Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang pedoman
pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK.
3. Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan, PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan Pemeliharaan.

Pasal 55
Perubahan Kontrak
1. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
2. Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam
kontrak;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan; dan/atau
c. perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan perubahan
jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga.


51

3. Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada angka 2 tidak dapat
dilakukan untuk bagian lump sum dari kontrak gabungan lump sum dan
harga satuan.
4. Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

Pasal 56
Keadaan Kahar
1. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
2. Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/ atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan
bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
3. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada
PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang
berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban
Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang
sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.


52

6. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan
Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk
meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini
harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.

Pasal 57
Penghentian Kontrak
1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar.
2. Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan
ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia
kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.

Pasal 58
Pemutusan Kontrak
Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.

Pasal 59
Pemutusan Kontrak oleh PPK


53

1. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, PPK dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis
kepada Penyedia setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut:
a. Kebutuhan barang/ jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
b. Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
c. Betelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan;
d. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
e. Penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
f. Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari
dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;
g. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
h. Penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
i. Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
j. Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
k. Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau


54

l. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
2. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan (untuk nilai paket di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah));
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan (apabila ada);
c. Penyedia membayar denda keterlambatan sebagaimana tercantum
dalam SSKK (apabila ada);
d. Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam; dan
e. PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal
berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda
keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta
Penyedia menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada
PPK dan selanjutnya menjadi hak milik PPK.

Pasal 60
Pemutusan Kontrak oleh Penyedia
1. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Penyedia dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan
tertulis kepada PPK apabila PPK tidak menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam SSKK.
2. Penyedia dapat memutuskan Kontrak apabila PPK gagal mematuhi
keputusan akhir penyelesaian perselisihan. Dalam hal ini pemutusan
Kontrak dilakukan paling kurang 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia
menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan Kontrak secara tertulis
kepada PPK.
3. Kejadian sebagaimana dimaksud adalah:


55

a. Akibat keadaan kahar sehingga Penyedia tidak dapat melaksanakan
pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak;
b. PPK gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
4. Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, PPK membayar kepada Penyedia
sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PPK
sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan
denda keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta
Penyedia menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada PPK dan
selanjutnya menjadi hak milik PPK.

Pasal 61
Pemutusan Kontrak akibat lainnya
Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK/Pokja ULP terlibat
penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan persaingan
sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK/Pokja ULP dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 62
Harga Kontrak
1. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak.
2. Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan
kesehatan kerja.

Pasal 63
Pembayaran kepada Penyedia
1. Uang muka
a. Uang muka sebagi pinjaman kepada kontrktor dibayar untuk
membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi
kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain;


56

b. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
c. Dalam hal PPK menyediakan uang muka maka Penyedia harus
mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis
kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
d. PPK harus mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada
Pajabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin
untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
f. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
2. Prestasi pekerjaan
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan:
1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
2) Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK;
3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang,
tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi
pekerjaan;
4) Pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila
ada), pajak dan uang retensi; dan


57

5) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
6) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan;
7) PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
8) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak
akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.
Tahap Angsuran
Prestasi
Pekerjaan
Persen
Pembayaran
Penerimaan Angsuran
Uang Muka untuk
mobilisasi personil,
peralatan, dan
pengeluaran bulan
pertama, setinggi-
tingginya 20% (dua
puluh per seratus)
0%
20% Harga
Kontrak
20% Harga
Kontrak
-
Termin I 25 %
20 % harga
kontrak
16 % harga
kontrak
4% Harga
Kontrak
Termin II 50 %
25 % harga
kontrak
20% harga
kontrak
5% Harga
Kontrak
Termin III 75 %
25 % harga
kontrak
20 % harga
kontrak
5 % Harga
Kontrak
Termin IV 100 %
25 % harga
kontrak
19 % harga
kontrak
6 % Harga
kontrak


58

Masa Pemeliharaan Retensi
5% harga
kontrak
(retensi)
5 % harga
kontrak
5% harga
kontrak
(retensi)

3. Denda dan ganti rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000
(satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian pekerjaan yang
sudah dilaksanakan belum berfungsi.
d. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
f. Ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum
kontrak;
g. Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data.

Pasal 64
Hari Kerja
1. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja
dan dapat diperiksa oleh PPK.
2. Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.


59

3. Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.



Pasal 65
Perhitungan Akhir
1. Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal
telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
2. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP
untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang
diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

Pasal 66
Panangguhan
1. PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan
penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
2. PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang
penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki
dalam jangka waktu tertentu.
3. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi
kegagalan atau kelalaian penyedia.


60

4. Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.


Pasal 67
Pengawasan dan Pemeriksaan Mutu
PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

Pasal 68
Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PPK
1. PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian atas
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
2. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.

Pasal 69
Cacat Mutu
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan.
PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap
oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa
Pemeliharaan.

Pasal 70
Pengujian


61

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan
Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia
berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan
adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.
Pasal 71
Perbaikan Cacat Mutu
1. PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat
Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak dan
Masa Pemeliharaan.
2. Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban
untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam pemberitahuan.
3. Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh
PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima
klaim PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong
pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang
retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada
maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia
kepada PPK yang telah jatuh tempo.
4. PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan
perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan penyedia.

Pasal 72
Kegagalan Bangunan


62

1. Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa
bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur
konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun.
2. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan
bangunan.
3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan penyedia dalam angka 72 ini.
4. Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama umur
konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun.

Pasal 73
Penanggungan dan Risiko
1. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat


63

PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung
sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita
acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
2. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan
atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.
3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam pasal 73 ini.
4. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi
akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

Pasal 74
Perlindungan Tenaga Kerja
1. Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2. Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya
untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.


64

3. Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada
setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
4. Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

Pasal 75
Pemeliharaan Lingkungan
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan
dengan pelaksanaan Kontrak ini.

Pasal 76
Asuransi
1. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
2. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam nilai kontrak.

Pasal 77
Laporan Hasil Pekerjaan


65

1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan
dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
2. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
3. Laporan harian berisi:
a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
4. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.
5. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
6. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
7. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

Pasal 78
Kepemilikan Dokumen


66

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen
lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat pada waktu
pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK.
Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak
tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak
tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.

Pasal 79
Keselamatan
Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.
Pasal 80
Pembayaran Denda
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai
akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia
dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran
pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual penyedia.

Pasal 81
Jaminan
1. Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan
besar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.
2. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan paling kurang sejak tanggal penanda-
tanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).


67

3. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau
menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
4. Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan
uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya uang
muka;
5. Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
6. Masa berlaku Jaminan Uang Muka paling kurang sejak tanggal
persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
7. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus).
8. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
9. Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling kurang sejak tanggal serah
terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

Pasal 82
Personil Inti dan/ atau Peralatan
1. Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
2. Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali
atas persetujuan tertulis PPK.
3. Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan
penggantian.


68

4. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
5. Jika PPK menilai bahwa personil inti:
a. Tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. Berkelakuan tidak baik; atau
c. Mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
d. Maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.
6. Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi
yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang
digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
7. Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika
diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

Pasal 83
Penyelesaian Perselisihan
1. Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan
dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan
pekerjaan ini.
2. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak
dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau
pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 84
Itikad Baik


69

1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
3. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.



BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
GAMBARAN UMUM PROYEK


Gambar 1. Lokasi Proyek


70

1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Kolektor Primer Cikande-
Serang, Banten
2. Alamat Proyek : Kabupaten Tangerang, Banten
3. Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Drainase
d. Pekerjaan Perkerasan
e. Pekerjaan Utilitas Jalana
f. Pekerjaan Finishing
4. Klasifikasi Jalan : Jalan Kolektor Primer, Kelas IIIA
5. Panjang Rencana Jalan : 2360,49 meter
6. Jenis Perkerasan : Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
7. Konstruksi Perkerasan :
a. Lapis Permukaan : Laston (MS 744), tebal 12 cm
b. Lapis Pondasi atas : Batu Pecah Kelas A, tebal 11 cm
c. Lapis Pondasi Bawah : Sirtu Kelas A, tebal 24 cm
8. Lebar Perkerasan : 2 x 3,75 m = 7,5 m
9. Lebar Bahu Jalan : 2 x 2 m = 4 m.
10. Pemberi Tugas : Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi
Banten
11. Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender
12. Alamat : Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota
Serang, Banten
13. Konsultan Perencana : GRACE GROUPS
14. Alamat : Pondok Ungu Permai Blok B 12 No. 2 Bekasi
Utara
17125, Jawa Barat

Pasal 2
Syarat-Syarat Umum


71


Bill Of Quantity (BQ)
1. Daftar volume pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencana
merupakan suatu pedoman saja. Peserta harus tetap menghitung item dan
volume pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, RKS, serta berita acara-
berita acara Penjelasan Pekerjaan. Khususnya untuk volume pekerjaan
terlampir agar dihitung kembali oleh peserta lelang yang selanjutnya akan
dievaluasi bersama.
2. Bila adanya ketidaksesuaian antara perhitungan peserta dengan daftar volume
pekerjaan yang akan dibuat oleh Konsultan Perencana, maka kekurangan atau
kelebihan jenis pekerjaan dan volume yang dimaksud akan disesuaikan dan
disepakati bersama pada waktu rapat penjelasan pekerjaan dan bersifat
mengikat.
3. Pengertian mengikat disini yakni bahwa Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan sesuai gambar rencana, RKS, serta berita acara-berita acara
Penjelasan Pekerjaan serta daftar volume pekerjaan yang telah disepakati
bersama antara Kontraktor dan Pengguna Jasa. Dalam hal ini dianggap sebagai
risiko Kontraktor.
4. Tidak ada perhitungan kembali atas itm pekerjaan maupun volume pekerjaan
diluar ayat 2 pada pasal 1 ini, yang dapat dijadikan dasar perhitungan
pekerjaan tambah dan kurang.

Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan persiapan lokasi proyek meliputi:
a. Mobilisasi
b. Pembersihan lokasi proyek
c. Pengukuran lokasi proyek
d. Pemasangan pagar proyek
e. Pengadaan direksi keet, gudang material, laboratorium, los kerja, bedeng
pekerja, dapur, kantin, mushola dan toilet sementara yang terdiri dari
pekerjaan mulai dari membangun, menyediakan, memasang, memelihara,


72

membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya kontrak harus
memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat.
f. Pembuatan papan nama proyek
g. Pengadaan air kerja
h. Pengadaan listrik
2. Pekerjaan tanah
a. Pengupasan top soil
Pekerjaan ini mencakup pengupasan dan pembuangan top soil.
b. Galian tanah
c. Timbunan tanah
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penimbunan tanah dan pengangkutan
tanah timbunan
d. Tanah sisa galian
3. Pekerjaan drainase
a. Pekerjaan saluran
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian saluran, pengadaan saluran
precast, pengadaan pasir urugan dan pemasangan saluran precast
b. Pekerjaan gorong-gorong
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian gorong-gorong, pengadaan
gorong-gorong precast, pengadaan pasir urugan dan pemasangan gorong-
gorong precast
4. Pekerjaan perkerasan lentur
a. Lapis pondasi bawah
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengadaan sirtu kelas A, perataan, dan
pemadatan
b. Lapis pondasi atas
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengadaan batu pecah, perataan, dan
pemadatan
c. Penyemprotan Prime Coat
d. Lapis permukaan Laston
5. Pekerjaan utilitas


73

a. Pekerjaan penerangan jalan dan lampu lalu lintas
b. Pemasangan rambu
6. Pekerjaan finishing
a. Penghijauan
b. Pembuatan marka jalan
c. Pemasangan guard rail

Penjelasan Umum Tentang Tata Tertib Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia wajib mempelajari dengan seksama
gambar-gambar dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara penjelasan
pekerjaan.
2. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK setiap ada perbedaan ukuran diantara
gambar-gambar dan RKS untuk mendapatkan Keputusan. Tidak dibenarkan
sama sekali Penyedia memperbaiki sendiri perbedaan tersebut. Akibat dari
kelalaian Penyedia dalam hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
3. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia (selama
pelaksanaan) dan dianggap bahwa Penyedia telah mengetahui benar-benar
seluruh lingkup pekerjaan.
4. Penyedia wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap
yaitu membuat, memasang, dan menyediakan bahan-bahan, alat kerja,
pengangkutan, membayar upah kerja, dan lain-lain yang bersangkutan dengan
pelaksanaan.
5. Penyedia wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar dan
RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten.
6. Atas perintah PPK kepada Penyedia dapat dimintakan membuat gambar-
gambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus, semuanya atas beban
Penyedia. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan Tata
Ruang Provinsi Banten secara tertulis akhirnya menjadi gambar pelengkap
dari gambar-gambar pelaksanaan.


74

7. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang
dilaksanakan, Penyedia diwajibkan berhubungan dengan PPK untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuannya.
8. Setiap usul perubahan dari Penyedia ataupun persetujuan pengesahan dari
PPK dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan tertulis.
9. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyelesaian harus dilakukan oleh tenaga-
tenaga dari pihak Penyedia yang benar-benar ahli.
10. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jadwal
Paling lambat 1 (satu) minggu setelah mendapatkan SPK, Penyedia diwajibkan
mengajukan:
1. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang
digambarkan secara diagram.
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja
3. Jadwal Pengadaan Bahan
Bagan-bagan yang disebutkan di atas harus mendapat persetujuan dari Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten sebagai dasar/patokan Penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan dan Penyedia wajib mengikutinya. Kelalaian dalam
memasukkan bagan-bagan yang tersebut di atas dapat menyebabkan pekerjaan
dihentikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung
jawab Penyedia sepenuhnya.

Pemakaian Ukuran
1. Penyedia tetap bertanggung jawab dalam menempati semua ketentuan yang
tercantum dalam RKS dan gambar-gambar berikut tambahan dan
perubahannya.
2. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan PPK tentang setiap perbedaan


75

yang ditemukannya dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam
pelaksanaan, Penyedia baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya seteleah ada persetujuan tertulis dari PPK.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Penyedia. Oleh karena itu, sebelumnya
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar-gambar yang ada.

Lapangan Kerja
1. Penyedia harus membuat Direksi Keet termasuk perlengkapannya.
2. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Penyedia
harus membuat gudang
3. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari
Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten
Kebersihan dan Ketertiban
1. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek, kebersihan
lapangan dan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar proyek, kantor,
gudang, los kerja, dan bagian proyek yang dikerjakan harus tetap bersih dan
tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah, dan lain-lain. Khusus
kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar proyek yang harus
dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan keluar masuknya
kendaraan proyek. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten memberi perintah penghentian
seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang
berada di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran dan keamanan pekerjaan umum dan juga agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh PPK maupun Dinas
Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten.
3. Penyedia wajib membuat MCK untuk pekerja.


76

4. Tidak diperkenankan:
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan izin PPK.
b. Memasak di tempat pekerjaan kecuali dengan izin PPK.
c. Membawa masuk penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya ke
tempat pekerjaan.
d. Keluar masuk dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh PPK pada waktu
pelaksanaan.

Alat Alat Kerja dan Alat Alat Pembantu
1. Penyedia harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan
dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien.
2. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan segera menyingkirkan alat-
alat tersebut.
3. Di samping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan dimaksud pada
angka 1, penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja
pada kondisi apapun, seperti tenda untuk bekerja pada waktu hujan.

Pembangkit Listrik dan Sumber Air
1. Setiap pembangkit listrik sementara untuk penerangan pekerjaan harus
diadakan oleh Penyedia, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu
pekerjaan telah selesai adalah beban Penyedia.
2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan
didapatkan sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Penyedia
harus memasang pipa-pipa pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya
kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air
sementara adalah beban Penyedia.
3. Penyedia tidak diperkenankan menyambung dan mengisap air dari saluran
induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin dari Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten.


77


Iklan
Penyedia tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja
atau di tanah yang berdekatan tanpa izin dari Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang
Provinsi Banten.

Jalan Masuk dan Keluar
1. Pemasangan jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Penyedia dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut.
2. Penyedia diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan
menjadi tanggung jawab Penyedia.


Perlindungan Terhadap Bangunan Milik Umum
1. Selama masa pekerjaan, Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada,
utilitas, jalan, saluran, dan lain-lain yang ada di lapangan pekerjaan dan di
lingkungan dimana hal tersebut di atas tidak termasuk di dalam pekerjaan.
2. Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
atas kelengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya
yang disebabkan oleh operasi Penyedia. Segala biaya untuk pemasangan
kembali beserta perbaikan-perbaikan adalah menjadi beban Penyedia.

Kesehatan dan Kecelakaan
1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi
beban Penyedia
2. Penyedia diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan,
lengkap dengan seorang petugas yang terlatih dalam soal menangani
pertolongan pertama


78

3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam segala
perongsokannya menjadi beban Penyedia
4. Penyedia diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya
5. Penyedia wajib menyediakan alat-alat pemadam kebakaran.
Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, Penyedia harus mengikuti semua
ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi CQ
Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua
perubahan perubahan yang hingga kini tetap berlaku

Pengamanan
1. Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
yaitu mengenai:
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang
disengaja maupun yang tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di
daerahnya.
2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut di atas, Penyedia harus
melaporkan kepada Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / PPK
dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya
lebih lanjut.
3. Untuk mencegah kegiatan-kegiatan tersebut di atas, Penyedia harus
mengadakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan malam,
pemagaran sementara dan sebagainya.

Pengawasan
1. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
PPK menjadi tanggung jawab Penyedia, jika ternyata ada kesalahan. Oleh
karenanya, setiap pekerjaan yang dilaksanakan harus atas persetujuan PPK.
2. Jika penyedia perlu melaksanakan pekerjaan di luar pengawasan PPK maka
segala biaya untuk itu menjadi beban Penyedia. Permohonan oleh Penyedia


79

untuk mengadakan pemeriksanaan tersebut harus dengan surat dan sampaikan
kepada PPK.
3. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas PPK
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan di dalam
gambar-gambar dan RKS serta risalah penjelasan. Penyimpangan dari
padanya harus seizin Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten.

Kualitas, Contoh Serta Prosedur Pengujian Alat dan Bahan
1. Semua bahan dan barang untuk proyek ini harus memenuhi standar/mutu yang
disebut dalam gambar rencana dan RKS.
2. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standar minimal mutu/kualitas
bahan dan barang yang digunakan.
3. Bila Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / GRACE GROUPS
meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka Pemberi Tugas dapat
mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian melalui tes laboratorium
atas biaya Penyedia.
4. Setiap barang dan bahan yang akan digunakan harus disampaikan kepada PPK
oleh Penyedia untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. Waktu penyampaiannya
dilaksanakannya jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
5. Setiap usulan penggunaan nama oleh pabrik dan pembuatan dari suatu bahan
dan barang harus mendapatkan rekomendasi dari PPK berdasarkan petunjuk
dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelesan untuk selanjutnya
usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari GRACE
GROUPS dan Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten.
6. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
diadakan atas biaya Penyedia, setelah disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan
Tata Ruang Provinsi Banten / GRACE GROUPS.
7. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Dinas Bina Marga Dan Tata
Ruang Provinsi Banten dan PPK untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata


80

bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
8. Dalam pengajuan barang penawaran, Penyedia harus sudah memasukkan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Penyedia teteap bertanggung jawab pula atas biaya
pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten dan PPK.
9. Pada waktu pengajuan penawaran, rekanan harus menyertakan/melampirkan
Daftar Material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek dan harus disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis
lengkap dengan brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu
penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh
sebagian, daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat).
Pemberi Tugas dan PPK akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan
bahan/barang yang tidak disetujui dalam tempo 1x24 jam keluar lapangan
pekerjaan, atas biaya Penyedia.

Penggantian Barang
1. Produk yang disebutkan namanya.
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Penyedia harus melengkapi produk yang disebutkan di RKS. Jika
produk yang dimaksudkan tidak terdapat di pasaran, Penyedia dapat
mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertai spesifikasi teknis yang
lengkap untuk mendapatkan persetujuan GRACE GROUPS / Dinas Bina
Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten sebelum pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam RKS, Penyedia harus mengajuka secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog yang berisi
spesifikasi teknis dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara


81

benar bahwa produk yang digunakan adalah sesuai dengan RKS kondisi
proyek.

RKS Serta gambar Kerja
1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada
RKS ini.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Penyedia
diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada PPK dan Penyedia
diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan PPK.
3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terakhirlah yang berlaku, dan
ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti selain pada ukuran dari skala
gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan
yang sudah selesai.
4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan
gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau
untuk memungkinkan Penyedia melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, maka Penyedia harus dapat membuat gambar
tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar, atas biaya Penyedia.
5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS,
atau dokumen kontrak lainnya yang berlainan dan atau penjelesan-
penjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk
menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan
masalahnya. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah
yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang
tinggi.
6. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara penjelasan
pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu
yang termuat di dalamnya bersifat mengikat.

Penjelasan Perbedaan Gambar


82

Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai antara
gambar berlainan beda jenisnya, maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut:
Gambar kerja arsitektur, dengan gambar struktur/mekanikal/elektrikal yang
dipakai sebagai pegangan fungsional adalah gambar arsitektur, sedang mengenai
jenis dan kualitas bahan yang dipakai adalah gambar
struktur/mekanikal/elektrikal.

Gambar Kerja (Shop Drawing)
1. Penyedia harus membuat shop drawing guna pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat berdasarkan gambar rencana dan disampaikan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Shop drawing dibuat secara jelas, detail-detail, ukuran-ukuran, bahan yang
digunakan, perlengkapannya, pertemuan diantara bahan yang berlainan
jenisnya dan lain-lain yang harus dijelaskan. Termasuk dalam hal ini adalah
shop drawing untuk seluruh pekerjaan M/E.
3. Pekerjaan Penyedia belum dapat dimulai sebelum shop drawing tersebut
disetujui PPK.
4. PPK harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti shop drawing yang
diusulkan oleh Penyedia.
5. Persetujuan terhadap shop drawing bukan berarti menghilangkan tanggung
jawab pihak Penyedia terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan
atas proses ini tidak berarti Penyedia mendapat perpanjangan waktu
pelaksanaan.
6. Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia.

Gambar yang Berubah dari Rencana
1. Gambar rencana dapat berubah dengan perintah tertulis Dinas Bina Marga
Dan Tata Ruang Provinsi Banten berdasarkan pertimbangan PPK dan DM
Engineering International.


83

2. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten, yang
jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar rencana dan gambar
perubahan rancangan.
3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli).
4. Gambar listrik menunjukkan kapasitas, jumlah, serta persyaratan instalansi.
Penyedia wajib memeriksa kemungkina kesalahan/ketidakcocokkan dari segi
kapasitas, dimensi dan lain-lain. Apabila ada ketidaksesuaian kapasitas
maupun dimensi, Penyedia harus dapat menyampaikan secara tertulis
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan.
5. Gambar perubahan rancangan yang disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan Tata
Ruang Provinsi Banten / PPK kemudian dilampirkan dalam berita acara
pekerjaan tambah kurang.


Penyerahan
Penyerahan pekerjaan ini dilakukan dua kali:
1. Penyerahan pertama
Penyerahan pertama ini dilakukan apabila:
a. Setelah pekerjaan selesai 100% sesuai dengan yang tertuang dalam
kontrak, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis
kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan pekerjaan.
b. Semua bangunan sementara beserta perlengkapan dibongkar, setelah
diperintahan oleh PPK.
c. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat.
d. Seluruh peralatan yang bergerak harus dapat beroperasi dengan baik.
e. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik dengan
gambar dan diberi tanda.
f. Penyedia diwajibkan menyerahkan kepada Dinas Bina Marga Dan Tata
Ruang Provinsi Banten / PPK. Berupa:


84

1) 3 (tiga) set gambar as built drawing dan seluruh pekerjaan yang
dilaksanakannya termasuk gambar-gambar perubahan dari rencana
yang disetujui PPK.
2) Gambar gambar tersebut harus diserahkan berikut kalkirnya (gambar
asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh penyedia.
3) 3 (tiga) foto album dokumentasi berwarna.
4) Seluruh lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih.
2. Penyerahan kedua
Penyerahan kedua dilakukan setelah Penyedia selesai menunaikan kewajiban-
kewajibannya dalam masa pemeliharaan dan telah mendapat persetujuan
pengawas lapangan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dilaksanakan dengan
sempurna termasuk penggambaran-penggambaran kembali (as built drawing)
dari bagian bagian pekerjaan serta penyerahan kembali dalam bentuk mikro
film. Pengawas lapangan akan memeriksa gambar-gambar tersebut untuk
menyetujui atau mensyaratkan perbaikan. Pengawas lapangan tidak akan
mengeluarkan berita acara penyerahan kedua jika kewajiban-kewajiban
tersebut belum dilaksanakan dengan sempurna.

DIVISI I
UMUM

SEKSI 1.1
RINGKASAN PEKERJAAN

LINGKUP PEKERJAAN
1. Pelapisan Struktural
a. Pelapisan struktural dengan lapisan aspal yang terdiri dari perataan dan
perkuatan yang ditunjukkan dalam Gambar.
b. Pekerjaan penghamparan Lapis Pondasi Agregat untuk rekonstruksi ruas
jalan terdiri dari Lapisan Pondasi bawah sirtu kelas A dan diikuti dengan
Lapisan Pondasi atas batu pecah kelas A.


85

2. Pelapisan Non Struktural
Dengan lapisan beraspal, seperti Laston MS744 untuk meratakan permukaan
dan menutup perkerasan yang stabil dengan atau tanpa lapis perata.
3. Penambahan atau Rekonstruksi Bangunan Pelengkap
a. Selokan dan drainase yang dilapisi.
b. Gorong-gorong.
c. Pekerjaan galian dan timbunan.
d. Peninggian elevasi tanah dasar.
e. Pekerjaan struktur lainnya.
f. Pekerjaan perlindungan talud
4. Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu Lintas
a. Pengecatan Marka Jalan.
b. Penyediaan dan pemasangan Rambu Jalan, Patok Pengarah.
c. Penyediaan dan pemasangan Rel Pengaman (guard rail)
d. Penyediaan dan pemasangan lampu Pengatur Lalu Lintas dan lampu
e. Penerangan Jalan.

PEMBAYARAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detil yang
diberikan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, dimana sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut
sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan
berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada masing-masing Mata
Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang
berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya.
Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran
Lump Sum untuk mata pembayaran Mobilisasi, Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas dan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, serta pengukuran dan
pembayaran untuk pekerjaan yang diperintahkan atas dasar Pekerjaan Harian.
2. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup
kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan seluruh pekerja,


86

bahan, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga,
keuntungan, retribusi, pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan, pembayaran kepada pihak ketiga untuk tanah atau untuk
penggunaan atas tanah, atau untuk kerusakan bangunan (property), maupun
untuk semua biaya pekerjaan tambah yang tidak dibayar secara terpisah dan
lain-lain biaya yang diperlukan atau lazim dipakai untuk pelaksanaan dan
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari Pekerjaan tersebut.

SEKSI 1.2
MOBILISASI

UMUM
1. Uraian
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan
secara umum harus memenuhi berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak
1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur
organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak dan Personil Ahli K3 atau
Petugas K3.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan
yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak
ini.


87

4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan
sebagainya.
b. Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan
di lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan. Gedung
laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini, akan
tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu kegiatan selesai.
c. Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanahmilik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.
2. Periode mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam angka 1 harus
diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai
kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu,
harus diselesaikan dalam waktu 45 hari.
Setiap kegagalan Penyedia Jasa dalam memobilisasi Fasilitas dan
Pelayanan Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan di atas, akan
membuat Direksi Pekerjaan melaksanakan pekerjaan semacam ini yang
dianggap perlu dan akan membebankan seluruh biaya tersebut ditambah
sepuluh persen pada Penyedia Jasa, dimana biaya tersebut akan
dipotongkan dari setiap pembayaran yang dibayarkan atau akan
dibayarkan kepada Penyedia Jasa menurut Kontrak ini. Bahkan,
pemotongan tetap berlaku.

PROGRAM MOBILISASI
1. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (Permen
PU No.43 tahun 2007), Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi


88

Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini.
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:
a. Pendahuluan
b. Sinkronisasi Struktur Organisasi:
1) Struktur Organisasi Pengguna Jasa
2) Struktur Organisasi Penyedia Jasa
3) Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan
c. Masalah-masalah Lapangan:
1) Ruang Milik Jalan
2) Sumber-sumber Bahan
3) Lokasi Base Camp
d. Wakil Penyedia Jasa
e. Pengajuan
f. Persetujuan
g. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai
h. Rencana Kerja:
1) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan
urutan kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan
2) Rencana Mobilisasi
3) Rencana Relokasi
4) Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kontrak (RK3K)
5) Program Mutu
6) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
7) Rencana Inspeksi dan Pengujian
8) Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika
ada), Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika
ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan
lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut.
i. Komunikasi dan korespondensi
j. Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan


89

k. Pelaporan dan pemantauan
2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa
harus menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan
kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut:
a. Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah
detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel,
gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta
laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup
Kontrak.
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan di lapangan.
c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan
agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan
jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva
kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas
dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui.
2. Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran
yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi


90

penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua
pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat,
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan
harga lump sum untuk Mobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai
berikut:
a. 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau
fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi.
b. 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan
dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan.
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah
satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan maka jumlah yang disahkan
Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari
harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai
angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai
maksimum 50 (lima puluh) hari.

SEKSI 1.3
KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA

UMUM
Menurut Seksi ini, Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang,
memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus
memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang
penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk
pengelolaan dan pengawasan kegiatan.

KETENTUAN UMUM


91

1. Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
2. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan
daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
4. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
5. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
6. Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit
dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
7. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
8. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat
baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok
dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.
9. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi
pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.
10. Penyedia Jasa harus menyediakan sarana dan prasarana untuk kesehatan dan
keselamatan kerja.

KANTOR PENYEDIA JASA DAN FASILITASNYA
1. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok
dan memenuhi kebutuhan kegiatan sesuai Seksi dari Spesifikasi ini.


92

2. Ukuran
Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa
dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan
pekerjaan.
3. Alat Komunikasi
a. Penyedia Jasa harus menyediakan Telpon satu atau dua arah dan dapat
beroperasi selama periode kontrak.
b. Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak
dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit
Inmarsat atau Iridium atau sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2-
way) dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor Pengguna Jasa di
Ibukota Provinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di
lapangan. Sistem telpon harus dipasang di kantor utama dan semua kantor
cabang serta digunakan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
c. Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait
diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem telopon satelit
semacam ini, Direski Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi
semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa.
4. Perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan Dokumentasi
Kegiatan
a. Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang
b. Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi
Kegiatan secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau
dekat dengan ruang rapat.
5. Kantor Pendukung
Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor
pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada
jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa
harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap


93

kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan
digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.
Pengadaan kantor lapangan harus dilengkapi dengan fasilitasnya (bangunan
pelengkap), yaitu:
a. Pengadaan Gudang
1) Kontraktor harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik,
sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang
digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk
penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.
2) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung
yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan
mengalami kerusakan.
3) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau
dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
4) Gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan
dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
5) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan
dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat
berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan
dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku.
6) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai.
b. Pengadaan Loss Kerja
1) Kontraktor harus menyediakan sebuah los kerja di lapangan yang
diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik
dengan ukuran 6 x 5 m.
2) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau
dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
3) Los kerja harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi
dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.


94

4) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan
dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat
berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan
dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku.
5) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan
kebutuhan P3K yang memadai.
c. Pengadaan Barak Pekerja
Barak pekerja berfungsi sebagai tempat tinggal dan istirahat pekerja
selama proses pelaksanaan penbangunan berlangsung. Barak ini berukuran
20 x 5 m. Barak ini merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat
beton diplester, konstruksi rangka baja sistem knock down, dinding
multipleks sebanyak tebal 12 mm, dinding penyekat ruangan plywood,
penutup atap asbes semen gelombang, diberi pintu dan jendela
secukupnya.
d. Pengadaan Pos Keamanan
Pos Keamanan dibangun dengan ketentuan:
1) Pos jaga dibangun untuk ditempati petugas keamanan proyek yang
berfungsi memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek
selama 24 jam dalam sehari.
2) Pos jaga diletakkan pada pintu masuk dan keluar proyek serta pada
daerah rawan.
Jika mendirikan lebih dari satu pos jaga, maka bisa memberikan nama
untuk masing-masing pos agar mudah dalam menyebut lokasi.
e. Pembuatan Toilet
Toilet ini dibuat bersekat-sekat untuk kepentingan mandi, cuci dan kakus
para pekerja. Dibuat di samping barak pekerja dengan ukuran 8 x 2 m.
Dibuat mejadi 4 ruang dengan ukuran masing-masing 2x2 m. Berdinding
dari multiplek tebal 6 mm dan lantainya dari adukan pasir dan semen
(plesteran) dan permukaannya dibuat kasar. Masing-masing terdapat
sebuah ember plastik, sebuah gayung, dan sebuah kloset jongkok.
f. Tempat Parkir Alat Berat


95

Tujuan dibuatnya supaya alat berat mempunyai tempat parkir sendiri
sehingga lebih mudah dalam perawatan dan pengoperasiannya. Lahan
yang diperuntukkan untuk tempat parkir alat berat ini sebesar 50 x 8 m.
Lantai terbuat dari beton rabat setebal 20 cm, disekeliling area parkir,
dibuatkan pagar railing menggunakan tali tambang yang di ikatkan pada
tiang besi blacksteel 1 yang ditanam di dalam tanah.
g. Pos Keamanan
Lantainya terbuat dari rabat beton tebalnya 20 cm, dindingnya dari
multipleks tebal 9 mm, rangkanya dari kayu borneo yang diserut halus,
atapnya dari sasbes semen gelombang. Dilengkapi dengan sebuah kipas
angin kecil merk Cosmos, sebuah lampu neon 25 watt, telepon, 2 buah
kursi biasa. Letak pos keamanan ini diletakkan pada pintu masuk utama
proyek. Dengan ukuran 2 x 2 m.
h. Pembuatan Pagar Proyek
Tinggi pagar adalah 2 m dari permukaan tanah. Terdiri dari dinding dan
seng bergelombang yang disandarkan kayu dolken diameter 10 cm jarak
1,5 m yang ditanamkan kedalam tanah. Pagar Proyek ini dibuat sekeliling
yang di dalamnya terdapat direksi keet, barak pekerja, dan lain sebagainya.
i. Pembuatan Dapur Umum
Digunakan untuk tempat makanan, jadi pada saatnya makan, semua
pekerja makan di sini. Dibuat beratap asbes semen gelombang, tidak
berdinding, dan rangkanya dari kayu borneo yang diserut halus. Terdapat
meja untuk tempat makanan berukuran 1 x 3 m, dan terdapat sebuah
dispenser, dilengkapi juga dengan lampu neon dengan daya 60 watt. Dapur
umum ini berukuran 10 x 10 m.
j. Foto Dokumentasi
Kontraktor harus menyediakan kepada direksi foto-foto yang dibuat oleh
fotografer berpengalaman. Foto tersebut harus berwarna dan ditunjukkan
sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan yaitu pada masa awal,
pertengahan dan akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan
sebagaimana diperintahkan Direksi.


96

Pembuatan foto-foto visual proyek dalam keadaan 25%, 50%, 75%, 100%
dalam pengambilan foto harus pada titik yang ditentukan direksi, minimal
dari empat sudut.
Tiap foto berukuran 120 mm x 90 mm diberi catatan sebagai berikut :
1) Nama orang yang memfoto
2) Detail kontrak
3) Nama bangunan atau lokasi
4) Tahapan pelaksanaan
k. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dilakukan ketika Surat Penyerahan Lahan serta SPK turun dan
diterima oleh kontraktor maka hal tersebut dapat dilakukan sedangkan
demobilisasi jika pekerjaan telah dianggap selesai.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran
Lump Sum untuk Mobilisasi sesuai dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini, dimana
pembayaran harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan,
pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan
tersebut setelah Pekerjaan selesai.

SEKSI 1.4
FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN

UMUM
1. Pengujian yang Dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan hal-
hal lain yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian pengenalian mutu dan
kecakapan kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Umumnya Penyedia
Jasa harus bertanggungjawab atas pelaksanaan semua pengujian menurut
perintah dari Direksi Pekerjaan. Daftar Peralatan Laboratorium yang
digunakan dalam pengujian terhadap pekerjaan.


97

2. Pengujian yang Dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan
Penyedia Jasa harus membangun dan melengkapi, memelihara,
membersihkan, menjaga dan pada akhir Kontrak membongkar atau
menyingkirkan bangunan yang disebutkan dalam Gambar, yang digunakan
sebagai laboratorium lapangan untuk digunakan semata-mata hanya oleh
Direksi Pekerjaan, dan memasok dan memasang peralatan laboratorium di
laboratorium Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pengujian yang terdaftar
dalam Spesifikasi Standar.
Direksi Pekerjaan akan bertanggungjawab atas semua pengujian yang
dilakukan untuk pekerjaan yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini
akan menjadi dasar persetujuan atau penolakan dari pekerjaan terkait.

FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN
1. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas
laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan
pengendalian mutu dari Spesifikasi ini. Ketentuan K3 (Pedoman
004/BM/2006) merupakan hal yang wajib dipenuhi dalam penyediaan
pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium.
2. Bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup Kontrak ini, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium
lengkap dengan peralatannya di lapangan, sesuai dengan ketentuan berikut:
a. Tempat Kerja
1) Laboratorium haruslah merupakan bangunan yang ditempatkan sesuai
dengan Lokasi Umum dan Denah Tempat Kerja yang telah disetujui
dan merupakan bagian dari program mobilisasi. Lokasi laboratorium
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu
dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa
getaran selama pengoperasian peralatan.
2) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas
pembuangan air kotor, dan dilengkapi dengan dua buah pendingin
udara (air conditioning) masing-masing berkapasitas minimum 1,5 PK.


98

3) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja,
lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci
arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah
yang mencukupi kebutuhan.
b. Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan laboratorium harus sudah disediakan dalam
waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, sehingga pengujian
sumber bahan dapat dimulai sesegera mungkin.
Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, pengukur suhu, dan lainnya
harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Peraturan dan Rujukan
Standard Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana diberikan dalam Seksi 1.10
dalam Spesifikasi ini harus digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam
segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI yang relevan atau setara
untuk menggantikan standarstandar lain yang mungkin ditunjukkan dalam
Spesifikasi ini. Bilamana standar tersebut tidak terdapat dalam Seksi 1.10,
Penyedia Jasa harus menggunakan SNI terbaru atau standar lain yang relevan
sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan.
2. Personil
Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenaga-
tenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan
pengujian bahan yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan
3. Formulir
Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan
pelaporan hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Pekerjaan
4. Pemberitahuan


99

Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan rencana waktu
pelaksanaan pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian
dilaksanakan sehingga memungkinkan Direksi Pekerjaan atau Wakilnya untuk
menyaksikan setiap pengujian bukan rutin yang mereka inginkan.
5. Distribusi
Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau
pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam
pelaksanaan Pekerjaan.
6. Inspeksi dan Pengujian
Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan untuk
memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang menjadi
diperlukan selama pelaksanan pekerjaan.
Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti
dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bilamana
Direksi Pekerjaan mengijinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki
sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam
kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya
Penyedia Jasa.
7. Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang Telah Selesai
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 5 hari di
muka bahwa suatu ruas telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji.
Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada
Penyedia Jasa dalam 10 hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai
surat keterangan yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau
ditolak.
Bilamana pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 hari Penyedia Jasa harus
mengajukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki pekerjaan yang ditolak.


100


SEKSI 1.5
BAHAN DAN PENYIMPANAN

UMUM
1. Uraian
Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus:
a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.
b. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam
Gambar dan Seksi lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara
khusus disetujui tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
c. Semua produk harus baru.
2. Pengajuan
a. Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan
untuk setiap jenis bahan, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detil lokasi sumber
bahan dan Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat
dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan
b. Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi,
memilih bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini,
dan harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang
berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum
pekerjaan peng-olahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan.
Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak dapat
diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah
disetujui untuk dipakai.
c. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya
akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut
harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan awal. Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis
kepada Penyedia Jasa untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya


101

bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

PENGADAAN BAHAN
1. Sumber Bahan
Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah
diidentifikasikan serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan
informasi bagi Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab
untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok
untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Variasi Mutu Bahan
Penyedia Jasa harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan
pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi
Spesifikasi. Penyedia Jasa harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan
tersebut tidak mungkin dapat menentukan batasbatas mutu bahan dengan tepat
pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan harus dipandang sebagai hal
yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
Penyedia Jasa untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada
suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu deposit
yang tidak dapat diterima.
3. Persetujuan
a. Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya.
Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan
yang telah disetujui.
b. Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan
yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus
ditolak, dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali
terdapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan.



102

PENYIMPANAN BAHAN
1. Umum
Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan
terpelihara serta siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain
tidak boleh dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya.
2. Tempat Penyimpanan di Lapangan
Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah,
bebas dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya.
Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk
Pekerjaan, kecuali jika permukaantanah tersebut telah disiapkan sebelumnya
dan diberi lapis permukaan yang terbuat daripasir atau kerikil setebal 10 cm
sedemikian hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penumpukan Bahan (Stockpiles)
a. Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya
segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak
terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan
bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter.
b. Penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk
campuran aspal, burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus
dilakukan secara terpisah menurut masing-masing ukuran nominal agregat.
Dinding pemisah dari papan dapat digunakan untuk harus mencegah
tercampurnya agregat-agregat tersebut.
c. Tumpukan agregat untuk untuk lapis pondasi atas dan bawah harus
dilindungi dari hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang
akan mengurangi mutu bahan yang dihampar atau paling tidak
mempengaruhi penghamparan bahan.

PEMBAYARAN


103

1. Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau
pemakai lahan untuk memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat
mengambil bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan. Penyedia Jasa
bertanggungjawab atas semua kompensasi dan restribusi yang harus
dibayarkan sehubungan dengan penggalian bahan atau keperluan lainnya.
Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk kompensasi dan
restribusi yang dibayar Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus sudah
dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk,
membuang gundukan tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang
diperlukan untuk pengadaan bahan, termasuk pengembalian lapisan humus
dan meninggalkan daerah dan jalan masuk itu dalam kondisi rapi dan dapat
diterima. Seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga
Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.



SEKSI 1.6
MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
URAIAN
Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk
mengendalikan dan melindungi karyawan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan
pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan
dan rute pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi
yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan,
barikade, rel pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal , marka jalan dan
perlengkapan lalu lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk lalu
lintas dengan cara lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama Periode


104

Pelaksanaan. Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan
dan peraturan yang berlaku. Sebelum Jalan dibuka untuk lalulintas umum,
Penyedia Jasa harus membuat marka sementara setelah pekerjaan penghamparan
perkerasan aspal selesai.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran
Pengukuran Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dilakukan berdasarkan
gabungan mobilisasi, demobilisasi dan pembayaran bulanan. Untuk
pengukuran dari pembayaran bulanan maka disyaratkan bahwa semua
ketentuan harus dipenuh. Bilamana Penyedia Jasa tidak memenuhi semua dari
ketentuan-ketentuan dari Pasal ini maka jenis pekerjaan yang tersebut tidak
akan dibayar bulan yang bersangkutan untuk Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
2. Dasar Pembayaran
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas harus dibayar atas dasar
lump sum menurut jadwal pembayaran yang terdapat di bawah ini. Jumlah ini
harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan, semua bahan,
semua peralatan, pekerja, perkakas dan biaya lainnya yang perlu untuk
pemasangan dan pemeliharaan semua pemasangan sementara, untuk
pengendalian lalu lintas selama Periode Pelaksanaan dan untuk pembersihan
halangan apapun yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan. Akan tetapi,
selama Periode Pelaksanaan Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia
Jasa untuk menyediakan tambahan peralatan sebagaimana yang dianggap
perlu dengan perubahan harga lump sum untuk Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas.
a. 25 % (dua puluh lima persen) bilamana semua jenis peralatan utama untuk
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas telah berada di lapangan,
diterima dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.


105

b. 75 % (tujuh puluh lima persen) harus dibayar secara angsuran atas dasar
bulanan, secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dapat
diterima.
Bilamana kuantitas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tidak
ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas yang dilaksanakan sesuai dengan seksi dari Spesifikasi ini. Biaya
untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam harga satuan dari semua Mata
Pembayaran yang terdapat dalam Kontrak.
Jika Penyedia Jasa gagal untuk melaksanakan pengoperasian Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas sebagaimana yang disebutkan dalam Seksi dari
Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus dibebani seluruh biaya aktual untuk semua
pengoperasian manajemen dan keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan oleh
Direksi Pekerjaan atau pihak-pihak lain sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

SEKSI 1.7
PENGADAAN LISTRIK DAN AIR
1. Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat
yang memenuhi syarat:
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar
konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat
akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian
rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).
2. Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi
perhatian utama dan harus:


106

a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan
ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang
tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari
kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU
DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus
untuk ini.
e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
3. Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan
untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan.
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi
selanjutnya.
4. Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara
tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.

DIVISI II
PEKERJAAN TANAH

SEKSI 2.1
PEMBERSIHAN, PENGUPASAN, DAN PEMOTONGAN POHON

PELAKSANAAN
1. Pembersihan dan Pengupasan


107

Pembersihan dan pengupasan lahan untuk semua tanaman/pohon yang
berdiameter kurang dari 15 cm diukur 1 meter dari muka tanah, harus
dilaksanakan sampai batas-batas sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan. Di luar daerah
yang tersebut di atas, pembersihan dan pengupasan dapat dibatasi sampai
pemotongan tanaman yang tumbuh di atas tanah sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman
tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.
Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang tidak
dikendaki dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua tunggul dan
akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah
permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah alas dari lapis permukaan yang
paling bawah.
Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai kedalaman yang
diperlukan untuk penggalian yang diusulkan dalam daerah tersebut.
2. Pembuangan Tanah Humus
Pada daerah di bawah timbunan badan jalan yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyingkirkan semua tanah humus dan
membuangnya di lahan yang berdekatan atau diperintahkan.
Secara umum tanah humus hanya termasuk pembuangan tanah yang cukup
subur yang mendorong atau mendukung tumbuhnya tanaman.
Tidak ada pembuangan tanah humus yang keluar dari lokasi yang ditetapkan
dengan kedalaman yang kurang dari 30 cm diukur secara vertikal atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan tanah humus itu
harus dibuang terpisah dari galian bahan lainnya.
3. Pemotongan Pohon
Bilamana diperlukan untuk mencegah kerusakan terhadap struktur, bangunan
(property) lainnya atau untuk mencegah bahaya atau gangguan terhadap lalu
lintas, bila diperlukan, pohon yang telah ditetapkan untuk ditebang harus
dipotong mulai dari atas ke bawah. Penyedia Jasa harus menimbun kembali


108

lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran tunggul dan akar-akarnya
dengan bahan yang cocok dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan
penimbunan kembali ini tidak dibayar tersendiri, tetapi harus dipandang
sebagai kewajiban Penyedia Jasa yang telah diperhitungkan dalam Harga
Kontrak untuk Pemotongan Pohon.
Semua pohon, tunggul, akar, dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh
operasi ini harus dibuang oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan
(Rumija) atau di lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk Pembersihan dan Pengupasan
Kuantitas pembersihan dan pengupasan lahan akan dibayar sesuai dengan
Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
haruslah jumlah meter persegi dari pekerjaan pembersihan dan pengupasan
lahan yang diterima dalam batas-batas yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pembersihan dan pengupasan yang diperlukan untuk struktur
permanen akan diukur untuk pembayaran. Pembersihan dan pengupasan untuk
jalur pengangkutan, jalur pelayanan dan semua konstruksi sementara tidak
akan diukur untuk pembayaran.
2. Pengukuran untuk Pemotongan Pohon
Kuantitas pemotongan dan pembuangan pohon termasuk batang dan akar-
akarnya akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah pohon yang benar-
benar dipotong dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3. Dasar Pembayaran
a. Kuantitas pembersihan dan pengupasan, apakah terdapat air atau tidak
pada setiap kedalaman, ditetapkan sebagaimana yang disebutkan di atas,
akan dibayar dengan Harga Kontrak per meter persegi dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerja,
peralatan, perlengkapan dan semua biaya lain yang perlu atau digunakan


109

untuk pelaksanaan yang sebagaimana mestinya untuk pekerjaan yang
diuraikan dalam Pasal ini.
b. Pemotongan dan pembuangan setiap pohon yang sama atau lebih besar
dari diameter 15 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah, sesuai
dengan perintah Direksi Pekerjaan akan dibayar dengan Harga Kontrak
per pohon untuk Mata Pembayaran yang didaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan
pembayaran tersebut harus merupakan kompenssai penuh untuk semua
pekerja, peralatan, perlengkapan dan lainnya yang perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan.

SEKSI 2.2
GALIAN

UMUM
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk
formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur
lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan beton pada
perkerasan
lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai
dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.


110


TOLERANSI DIMENSI
1. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk
galian bahan perkerasan lama.
2. Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari
garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk
batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
3. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan
untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi
genangan.

PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin
keselamatan pekerjaan yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk
sekitar.
2. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin
tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
3. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian
tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1
meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
4. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya
tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit
untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali


111

bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan
galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi
dan telah dipadatkan.
5. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang
mengharuskan kepala mereka berada di bawah permukaan tanah, Kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya
hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian
cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
6. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamnya.

JADWAL KERJA
1. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus
(sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
2. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas pada setiap saat.

KONDISI TEMPAT KERJA
1. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa
siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk
menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan
pompa.
2. Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari,
maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan


112

memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci,
bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai.

UTILITAS BAWAH TANAH
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah
lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap
kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

PROSEDUR PENGGALIAN
1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh direksi Teknik dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah padat, batu bata, batu beton, tembok, dan perkerasan lama.
2. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap material dibawah dan diluar batas galian.
3. Peledakan sebagai cara pembongkaran hanya boleh digunakan jika menurut
pendapat Direksi Teknik tidak praktis menggunakan alat tekanan udara atau
alat pengaruh hidrolis. Direksi teknik dapat melarang peledakan dan
memerintahkan untuk menggali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya
peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan.
4. Bila diperintahkan oleh direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan alat
pelindung peledakan untuk melindungi orang, material dan pekerjaan selama
penggalian. Jika dianggap perlu peledakan harus dibatasi waktunya seperti
yang diuraikan oleh Direksi Teknik.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran Galian untuk Pembayaran
a. Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang


113

dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk
menghitung kuantitas setara untuk timbunan:
Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang
melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar
pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung
rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan secara umum
dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk
medan yang datar.
b. Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan
dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang
tidak terpakai ini dan terjadi sematamata hanya untuk kenyamanan
Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan
dibayar.
c. Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut:
1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal
ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu
sesuai dengan sifatnya.
2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh
atau karena sebab-sebab lain.
d. Pekerjaan galian perkerasan beraspal harus diukur untuk pembayaran
sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan
dibuang.


114

e. Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah
ekspansif, tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah
dengan daya dukung sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasal-
pasal yang sebelumnya, harus diukur untuk pembayaran sebagai
Galian Biasa.
2. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran meter kubik dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing masing Mata Pembayaran, dimana harga
dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang
berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.

SEKSI 2.3
TIMBUNAN TANAH

UMUM
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian,
dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

TOLERANSI DIMENSI
1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang
bebas.


115

3. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
4. Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

KONDISI TEMPAT KERJA
1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama
pekerjaan pemasangan dan pemadatan berlangsung, untuk itu bahan urugan
selama konstruksi harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase dari aliran air hujan dan harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik.
2. Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedianya air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penghamparan dan
pemadatan.

BAHAN
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai yang memenuhi syarat
untuk digunakan dalam pekerjaan permanen..
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi,
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH
menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan
tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi Tanah
plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung
di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan.
Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very
high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai


116

aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan
persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).

PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN
1. Penghamparan Timbunan
a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar
lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata
sehingga sama tebalnya.
b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak
diperkenankan, terutama selama musim hujan.
2. Pemadatan Timbunan
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis
harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui
Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1%
di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai
kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
d. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usahapemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas
alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur


117

yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
e. Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi
abutment, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak
boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan
bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur.
f. Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan
dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar
dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang.
g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg.

JAMINAN MUTU
1. Ketentuan Kepadatan Untuk Timbunan Tanah
a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih
dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan , kepadatan kering
maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran
lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum
yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Pengujian kepadatan
harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan
kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada


118

lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh
berselang lebih dari 200 m.
2. Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan.:
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai
sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini
selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis
peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran Timbunan
Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan
diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang
ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang
jarak tidak lebih dari 25 m, dan berselang tidak lebih dari 50 meter untuk
daearah yang datar.
2. Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran adalah meter kubik, dimana harga tersebut harus
sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.


119

DIVISI III
DRAINASE

SEKSI 3.1
SELOKAN DAN SALURAN AIR

UMUM
Pekerjaan ini mencakup penggalian tanah, pengadaan pasir urugan dasar setebal
10 cm, pemasangan saluran precast U-ditch ukuran 80 cm x 40 cm, dan
pengurugan tanah kembali.
TOLERANSI DIMENSI SALURAN
1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus
cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa
genangan bilamana alirannya kecil.
2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah
disetujui pada setiap titik.

JADWAL KERJA
1. Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa
terjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yang
sedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan
timbunan dan struktur perkerasan dimulai.
2. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif
sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran Galian


120

Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk pembayaran
dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk
pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan saluran air yang
memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil yang benar seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran.
2. Pengukuran dan Pembayaran Timbunan
Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus
diukur dan dibayar sebagai Timbunan.
3. Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan Saluran
Pelapisan saluran untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan
dibayar sebagai Pasangan Batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dari
Spesifikasi ini.
4. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar
berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran adalah meter kubik dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja,
perkakas dan peralatan untukgalian selokan drainase dan saluran air, untuk
semua formasi penyiapan pondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan
lain atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan
dalam Seksi ini.

SEKSI 3.2
GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON

UMUM


121

Pekerjaan ini mencakup penggalian tanah, pengadaan pasir urugan dasar setebal
10 cm, pemasangan gorong-gorong diameter 100 cm, dan pengurugan tanah
kembali.

TOLERANSI DIMENSI SALURAN
1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus
cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa
genangan bilamana alirannya kecil.
2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai
dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah
disetujui pada setiap titik.

JADWAL KERJA
1. Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa
terjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan gorong-gorong
yang sedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum
pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai.
2. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif
sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan.

BAHAN
Gorong-gorong Precast diameter 100 cm dengan tebal selimut beton 10 cm di
setiap sisinya.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk Pembayaran
a. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton
bertulang maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang dari pipa
baru atau perpanjangan yang dipasang, yang diukur dari ujung ke ujung


122

pipa yang dipasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi
Pekerjaan.
b. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa logam
gelombang (corrugated) haruslah jumlah ton dari struktur pipa baru atau
perpanjangan goronggorong pipa yang terpasang sesuai dengan Gambar
atau perintah Direksi Pekerjaan.
c. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang
berbentuk U dengan lebar sampai dengan 1200 mm haruslah dalam jumlah
meter panjang saluran berbentuk U yang dicor di tempat atau pra-cetak,
yang diukur dari ujung ke ujung pipa, termasuk baja tulangan yang
terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan.
d. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tembok kepala beton, apron
(lantai golak), lubang masuk (entry pits), gorong-gorong persegi dan
struktur drainase beton lainnya sebagai struktur drainase minor haruslah
dalam jumlah meter kubik beton termasuk baja tulangan yang terpasang
sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan.
e. Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan,
tidak ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan
untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang
sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa dan
sudah termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa dan
berbagai macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
2. Dasar Untuk Pembayaran
Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi
dan struktur drainase lainnya, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di
atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran berupak Meter Kubik dan buah, dimana harga dan pembayaran
tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan dan untuk semua galian dan
pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang


123

sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk
penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

DIVISI IV
PERKERASAN JALAN (PERKERASAN LENTUR)

PERSYARATAN BAHAN
1. Persyaratan Agregat
a. Umum
Bahan harus terdiri dari atas agregat pokok, agregat pengunci dan agregat
penutup (hanya digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal. Setiap fraksi
agregat harus disimpan terpisah untuk mencegah tercampurnya antar fraksi
agregat dan harus bersih, kuat, awet, bebas dari debu dan tanah liat dan
benda-benda yang tidak dihendaki.
b. Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup
Agregat pokok dan pengunci harus mmenuhi ketentuan SNI 03-67512002
dan memenuhi persyaratan indeks kepipihan dan kelonjongan maksimum
10% dengan metode pengujian RSNI T-01-2005.
c. Gradasi Agregat Pokok. Pengunci, dan Penutup
Gradasi Agregat pokok dan pengunci bila diuji sesuai dengan SNI 031968-
1990 harus memenuhi gradasi sesuai SNI 03-6751-2002.
2. Persyaratan Aspal
Aspal haruslah salah satu dari jenis berikut:
a. Aspal keras Pen.80 atau Pen.60 yang memenuhi ketentuan dalam RSNI S-
01-2003.
b. Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan SNI 03-4798-
1998 atau RSI atau RS2 yang memenuhi ketentuan SNI 03-6832-2002.
c. Aspal cair jenis RC 250 atau RC 800 yang memenuhi ketentuan SNI 03-
4800-1998, atau aspal cair jenis MC 250 atau MC 800 yang memenuhi
ketentuan SNI 03-4799- 1998.


124

Kuantitas agregat dan aspal untuk lapis pondasi atau lapis perata dan lapis
permukaan Laston, harus sesuai dengan tebal lapisan rencana dan sebelum
pekerjaan dimulai harus disetujui terkebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Penyesuaian takaran ini mungkin diperlukan selama kontrak dipandang
perlu oleh Direksi Pekerjaan untuk memperoleh mutu pekerjan yang
disyaratkan.

PERSYARATAN KERJA
1. Kondisi Cuaca Yang Diizinkan
Lapis permukaan laston tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah,
selama hujan atau hujan akan turun. Apabila menggunakan aspal emulsi atau
aspal cair maka tidak boleh dikerjakan disemprotkan menjelang malam hari.
Jika digunakan aspal keras maka temperatur perkerasan saat aspal
disemprotkan tidak boleh kurang dari 25.
2. Ketentuan Lalu Lintas
Tempat kerja harus ditutup untuk lalulintas pada saat pekerjaan sedang
berlangsung dan selanjutnya smpai waktu yang ditentukan atau dimana
Direksi teknis menyetujui Permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas.

SEKSI 4.1
PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH DASAR (SUB GRADE)

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan survey elevasi
tanah existing terhadap elevasi rencana sub grade jalan dan posisi posisi
yang diperlukan pemasangan subsoil drain untuk mengalirkan mata air ke
saluran terdekat dan rencana saluran sementara yang perlu dibuat. Hasil
survey tersebut dituangkan dalam shop drawing sebagai acuan kerja.
2. Apabila tanah existing lebih tinggi dari elevasi rencana sub grade :


125

a. Tanah existing harus digali hingga mencapai elevasi rencana sub grade
jalan.
b. Sebelum melakukan pemadatan, Kontraktor harus terlebih dahulu
melakukan uji CBR laboratorium, baik soaked CBR maupun unsoaked
CBR sehingga didapat korelasi kepadatan dengan nilai CBR. Dalam
kondisi terendam, nilai CBR minimum yang harus tercapai adalah 6,5 %.
c. Dalam hal nilai Soaked CBR 6,5 % tidak dapat tercapai, Kontraktor harus
mengganti tanah sub grade tersebut sedalam minimal 30 cm dengan tanah
lain yang sudah dilakukan uji laboratorium dan dapat mencapai nilai
minimum Soaked CBR 6,5 %. Tanah tersebut dipadatkan sehingga didapat
kepadatan kering minimal 90 % kepadatan Standard Proctor.
d. Dalam hal setelah dilakukan penggalian ditemukan adanya aliran mata air,
kontraktor harus melakukan pembuatan subsoil drain untuk mengalirkan
mata air tersebut ke saluran drainase terdekat.
3. Sedangkan apabila elevasi tanah existing lebih rendah dari rencana sub grade,
kontraktor harus melakukan penimbunan secara lapis demi lapis hingga
tercapai elevasi sub grade rencana dengan menggunakan tanah yang sudah
dilakukan uji laboratorium dan dapat mencapai nilai minimum Soaked CBR
6,5 %. Ketebalan tanah lepas maksimum per lapis adalah 30 cm dengan
kepadatan minimal 90 % Standard Proctor. Apabila tanah yang akan dipakai
berasal dari lokasi lain dari yang sudah disetujui, Kontraktor harus terlebih
dahulu melakukan uji CBR laboratorium untuk memastikan tercapainya nilai
CBR terendam tersebut.
4. Timbunan atau pemotongan pada badan jalan dilaksanakan dengan bentuk dan
elevasi sesuai gambar rencana.
5. Pekerjaan sub grade yang telah diselesaikan harus dilindungi agar tidak
mengering/pecah-pecah, atau basah tergenang air.
6. Aliran air (baik berupa drainase existing maupun drainase sementara yang
dibuat) harus dijaga tetap bekerja dengan baik sehingga badan jalan/sub grade
terhindar dari kerusakan akibat genangan air.



126

METODE KERJA
Pemadatan Sub grade harus menggunakan Vibrator Roller 8-10 ton atau Static
Roller 10-12 ton. Sedangkan untuk leveling digunakan Motor Grader, atau
sesuai petunjuk Pengawas. Kontraktor harus memberi air secukupnya untuk
mendapatkan kadar air optimum. Pemadatan dianggap cukup baik apabila
kepadatan Sub grade sudah mencapai minimal 95% dry max dari kepadatan
kering maksimum Proctor Standard.

PENGUJIAN
Pengujian kepadatan dilakukan dengan menggunakan sand cone method atau
sesuai petunjuk Pengawas dengan Dynamic Cone Penetrometer Test.
Pengujian dilakukan pada maksimum 200 m
2
untuk satu titik pengujian secara
zigzag sampai kedalaman tertentu pada lokasi yang diarahkan oleh Pengawas.

TOLERANSI PENGUKURAN
Toleransi permukaan akhir sub grade setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi
10 mm atau lebih rendah 10 mm dari elevasi rencana.

SEKSI 4.2
LAPIS PONDASI BAWAH (SUBBASE COURSE) SETEBAL 24 CM

PENGADAAN MATERIAL SIRTU KELAS A
Waktu selama pelaksanaan direksi berwenang untuk mengadakan pemeriksaan
pada saat-saat yang dianggap perlu. Material yang masih menunggu hasil
laboratorium, material yang masih meragukan kualitasnya tidak diperkenenkan
ditempatkan di lapangan atau bercampur dengan material yang telah disetujui.
Bila gradasi atau sifat material tidak sesuai dengan yang disyaratkan, direksi
berhak menolak dan kontraktor harus segera menyingkirkan dari lokasi.
Kontraktor harus menempatkan material sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu arus lalu lintas serta menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.


127


PERSYARATAN MATERIAL
Semua material harus homogen bersih dari kotoran kotoran bahan organik,
gumpalan-gumpalan lempung dan bahan lain yang tidak diinginkan. Semua
bahan harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
1. Analisa saringan
2. Kehilangan berat sendiri akibat abrasi dari partikel yang tertinggal pada
ayakan no. 12 ( AASHTO T-96 ) max 40%.

PERATAAN DAN PEMADATAN
Sebelum material diratakan, terlebih dulu dihamparkan dengan menggunakan
bulldozer. Lalu untuk meratakan sirtu hingga mendekati elevasi dan
kemiringan yang direncanakan digunakan Motor Grader.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penghamparan material untuk sub base baru boleh dilaksanakan apabila
kepadatan sub grade telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui
Pengawas.
2. Semua material yang tidak memenuhi syarat gradasi dan kualitas harus
disingkirkan dari lokasi.
3. Hamparan harus rata, homogen, stabil (tidak goyah), tidak terjadi deformasi
dan retak retak.
4. Setiap sirtu yang datang sedapat mungkin harus diadakan percobaan analisa
saringan, untuk menentukan apakah sirtu tersebut dapat dipakai / tidak.
5. Lalu ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama
dilaksanakan dengan Tandem Roller.
6. Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/
keadaan memerlukan sambil menyiram.
7. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas 12 ton hingga mencapai nilai
kepadatan minimum 97 % Standard Proctor.


128

8. Semua biaya pengetesan material serta test kepadatan / CBR lapangan,
dibebankan kepada kontraktor dengan pembiayaan yang ada.
9. Pemadatan lapisan dilaksanakan mulai dari tepi, overlap terhadap bahu jalan
dan dilanjutkan ke tengah sejajar dengan as jalan.
10. Pada daerah belokan yang terdapat super elevasi, pemadatan dimulai dari sisi
yang rendah menuju sisi yang lebih tinggi.
11. Pada waktu pemadatan, kadar air harus diperhatikan benar agar didapat
tingkat kepadatan yang baik. Pemadatan dilaksanakan hingga tidak terdapat
gelombang dimuka mesin gilas dan permukaan rata.
12. Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan
kepadatannya) secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya
Base Course.
13. Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Base Course) setebal 25 cm

PENGUJIAN
1. Sebelum kontraktor memulai pekerjaan sub base, kontraktor harus
terlebih dahulu mengajukan contoh material untuk dilakukan pengetesan
laboratorium. Apabila hasil laboratorium memenuhi syarat, kontraktor dapat
memulai pengiriman material ke lokasi untuk dilakukan penebaran dan
pemadatan. Apabila hasil laboratorium tidak terpenuhi, Kontraktor harus
segera mengajukan contoh material dari quarry yang lain untuk dilakukan
pengetesan kembali. Seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
kontraktor.
2. Untuk setiap 300 m3 material yang didatangkan ke lokasi,
kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium ulang untuk
memastikan bahwa material yang terkirim tetap memenuhi persyaratan.
3. Setiap 50 m panjang jalan, Kontraktor harus melakukan pengujian Sand
Cone untuk mendapatkan kepadatan minimal 97 % Standard Proctor.
Untuk setiap 200 m panjang jalan, dilakukan pengujian kepadatan
dengan Proof Rolling Down Method. Pengujian dengan Proof Rolling Down
Method harus menggunakan beban total tidak kurang dari 25 ton untuk


129

truk 2-As dengan tekanan roda karet min 100 psi. Pengujian dilakukan pada
lokasi yang diarahkan oleh Pengawas dan dinyatakan baik/diterima bila
secara visual settlement yang terjadi lebih kecil dari 10 mm.
4. Pengawas berhak melakukan pengukuran-pengukuran pada tempat-tempat
yang dipilih selama pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan
dan nilai kepadatan base di lapangan, dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

TOLERANSI PENGUKURAN
Toleransi elevasi permukaan akhir dari sub base tidak boleh lebih atau kurang
dari 10 mm.

SEKSI 4.3
LAPIS PONDASI ATAS (BASE COURSE) SETEBAL 11 CM

PENGADAAN MATERIAL BATU PECAH KELAS A
Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan lab
yang diakui oleh direksi mengenai sifat-sifat bahan tersebut. Semua material yang
akan digunakan harus disetujui oleh direksi terlebih dahulu, dan setiap waktu
selama pelaksanaan direksi berwenang untuk mengadakan pemeriksaan pada saat-
saat yang dianggap perlu.
Material yang masih menunggu hasil laboratorium, material yang masih
meragukan kualitasnya tidak diperkenenkan ditempatkan di lapangan atau
bercampur dengan material yang telah disetujui. Bila gradasi atau sifat material
tidak sesuai dengan yang disyaratkan, direksi berhak menolak dan kontraktor
harus segera menyingkirkan dari lokasi.
Kontraktor harus menempatkan material sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu arus lalu lintas serta menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.




130

PERSYARATAN MATERIAL
Material Base Course harus keras, bersih, tidak porous, tidak mengandung kapur,
tidak mengandung kotoran / lempung / tumbuh-tumbuhan atau unsur organis
lainnya, tidak mempunyai sifat disintegrasi, hasil pecahan mesin dan mempunyai
paling sedikit tiga bidang datar membentuk kubus (tidak tipis / gepeng / runcing)
dan telah disetujui oleh Pengawas. Material yang akan dipakai harus berkualitas
baik (Sertifikat Laboratorium DPU setempat atau laboratorium lainnya yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas). Material yang digunakan adalah Agregat
kelas A, dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel Gradasi Agregat Kelas A


Tabel Sifat Agregat Kelas A


131


PERATAAN DAN PEMADATAN
Sebelum material diratakan, terlebih dulu dihamparkan dengan menggunakan
bulldozer. Toleransi ketinggian diambil 1 cm, dimana menurut pengalaman
waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump.: tebal 20
cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya 22-24 cm. Ini jangan lupa
bahwa lebih kering akan banyak susut/turunnya daripada materialnya basah.
Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam
ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregasi.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penghamparan material base baru boleh dilaksanakan apabila
pelaksanaan pekerjaan sub base telah memenuhi syarat dan telah disetujui
Pengawas.
2. Semua material yang tidak memenuhi syarat gradasi dan kualitas
harus disingkirkan dari lokasi.
3. Ketebalan material base harus dibuat sesuai gambar rencana dan pelaksanaan
penghamparan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapisan
maksimum 20 cm dalam kondisi gembur.
4. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas 12 ton hingga mencapai nilai
kepadatan 97 % Standard Proctor.
5. Semua biaya pengetesan material serta test kepadatan / CBR lapangan,
dibebankan kepada kontraktor dengan pembiayaan yang ada.
6. Pemadatan dilaksanakan mulai dari tepi ke tengah sejajar as jalan. Pada
daerah belokan dengan super elevasi, penggilasan dimulai dari sisi yang
rendah menuju sisi yang lebih tinggi.
7. Sesudah batu pecah selesai dipadatkan, maka kontraktor harus segera
menghampar abu batu (binder material) untuk mengisi ruang-ruang kosong
pada permukaan lapisan base tersebut.
8. Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor dan
kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis,


132

baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.
PENGUJIAN
1. Sebelum kontraktor memulai pekerjaan base, kontraktor harus terlebih
dahulu mengajukan contoh material base course untuk dilakukan pengetesan
laboratorium. Apabila hasil laboratorium memenuhi syarat, kontraktor dapat
memulai pengiriman material ke lokasi untuk dilakukan penebaran dan
pemadatan. Apabila hasil laboratorium tidak terpenuhi, Kontraktor harus
segera mengajukan contoh material base course dari quarry yang lain untuk
dilakukan pengetesan kembali. Seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab kontraktor.
2. Untuk setiap 300 m3 material base course yang didatangkan ke
lokasi, kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium ulang
untuk memastikan bahwa material yang terkirim tetap memenuhi persyaratan
seperti pada tabel di atas.
3. Setiap 50 m panjang jalan, Kontraktor harus melakukan pengujian Sand
Cone untuk mendapatkan kepadatan minimal 97 % Standard Proctor.
4. Untuk setiap 200 m panjang jalan, dilakukan pengujian kepadatan dengan
Proof Rolling Down Method. Pengujian dengan Proof Rolling Down Method
harus menggunakan beban total tidak kurang dari 25 ton untuk truk 2-
As dengan tekanan roda karet min 100 psi. Pengujian dilakukan pada lokasi
yang diarahkan oleh Pengawas dan dinyatakan baik/diterima bila secara
visual settlement yang terjadi lebih kecil dari 3 mm.
5. Pengawas berhak melakukan pengukuran-pengukuran pada tempat-tempat
yang dipilih selama pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan
dan nilai kepadatan base di lapangan, dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

TOLERANSI PENGUKURAN
Toleransi elevasi permukaan akhir dari Base Course tidak boleh lebih atau
kurang dari 10 mm.


133


SEKSI 4.4
PEKERJAAN PRIME COAT

UMUM
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada
permukaan tanah dasar, sub-base (lapis pondasi) yang telah disiapkan sesuai
persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum pada
Gambar Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan Pengawas.
MATERIAL
1. Material Lapis Resap Pengikat
Material Lapis Resap Pengikat harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi
salah satu persyaratan di bawah ini :
a. Aspal emulsi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi
pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998 atau aspal
emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI 03-47981998.
b. Aspal cair yang digunakan dapat salah satu dari aspal cair penguapan
sedang sesuai SNI 03-4799-1998 atau aspal cair penguapan cepat sesuai
SNI 03-4800-1998. Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari aspal keras
Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S-01-2003, diencerkan dengan
minyak tanah (kerosen) atau bensin (premium). Tipe aspal cair yang
digunakan harus sesuai dengan tujuan penggunaannya.
2. Bilamana lalu lintas diizinkan lewat diatas Lapis Resap Ikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil penyaringan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan
kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos saringan
3/8 (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan No. 8 (2,36
mm).

PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Cuaca


134

Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas, yang juga akan menentukan kualitas aspal yang harus
digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak lembab,
dan suhu udara saat itu di tempat teduh di atas 13 C dengan kecenderungan
naik atau di atas 15 C dengan kecenderungan turun.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
3. Pembersihan permukaan
Sebelum dilakukan penyiraman material aspal sebagai lapis resap pengikat,
permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan material
lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau power blower.
Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan harus dikupas tipis dan
digilas sebelum material aspal disiramkan. Bila diperlukan Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan, penyiraman permukaan dengan sedikit air
sesaat sebelum material aspaldisiramkan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan,
daerah yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan terlebih dulu oleh
Konsultan Pengawas.
4. Penyiraman, Takaran Pemakaian, Temperatur Penyemprotan
Material aspal harus disiramkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan
distributor aspal secara merata dan menerus. Konsultan Pengawas akan
menentukan banyaknya material aspal yang disiramkan, termasuk temperatur
penyiramannya. Penyiraman pada bagian sambungan harus diperhatikan
jangan sampai melebihi jumlah yang telah ditentukan. Kelebihan material
aspal harus dibuang dari permukaan. Daerah yang tidak tersiram atau kurang
harus diperbaiki. Kertas karton harus diletakkan pada ujung dimulainya
penyiraman dan akhir daerah penyiraman, untuk menjamin bentuk potongan
daerah yang dikerjakan berbentuk persegi dan mencegah genangan atau
kelebihan penyiraman.



135




Jenis Aspal
Takaran Pemakaian Lapis Resap Pengikat (liter/m2)

Pada
Lapis Pondasi Agregat Lapis Pondasi

Bersemen
Aspal Cair

0,40 1,30

0,20 1,00
Aspal Emulsi

Jenis Aspal Rentang Temperatur
Penyemprotan,
O
C
Aspal Cair Penguapan Cepat

(RC-250)
65 105
Aspal Cair Penguapan Sedang

(MC-70)
45 85
Aspal Cair Penguapan Lambat

(MC-30)
25 65
Aspal Keras 160 170
Aspal Emulsi -

Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan setiap
aspal cair. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang
berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang
menurut pendapat Konsultan Pengawas telah rusak akibat pemanasan
berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.
5. Penghamparan Material Pengering/penyerap (Blotter Material)
Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan mengering,
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan material pengering
untuk menutupi material bitumen yang masih basah. Material pengering harus
dihamparkan sedemikian rupa sehingga lintasan roda kendaraan tidak akan
melintasi daerah yang tidak tertutup.



136

SEKSI 4.5
PEKERJAAN LASTON SETEBAL 12 CM

UMUM
Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat dengan aspal pada Mesin
Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant = A.M.P), penghamparan pada
permukaan jalan dan pemadatan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Campuran aspal dan agregat harus terdiri dari bahan-bahan agregat
kasar, agregat halus, filler dan aspal. Material yang dicampur harus memenuhi
syarat ditinjau dari :
a. Ukuran
b. Gradasi
c. Prosentase campuran dari setiap bahan yang dipakai.

d. Prosentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada campuran
agregat berkisar antara 5-6% untuk ATB dan 6-7% untuk hotmix yang
dihitung dari berat kering agregat. Prosentase dapat ditentukan atas dasar
percobaan laboratorium dengan Methode Marshall dan analisa saringan
dari campuran agregat yang dipakai dan harus mendapat persetujuan
Pengawas.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada
Pengawas, rencana perbandingan campuran (mix design) yang akan
digunakan untuk campuran aspal. Rencana campuran harus menunjukkan
satu angka prosentase untuk tiap-tiap agregat yang melalui ayakan sesuai
spesifikasi gradasi campuran yang digunakan untuk campuran aspal.
3. Pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah campuran rencana (mix
design) mendapat persetujuan Pengawas.

BAHAN
1. Semua material yang digunakan harus mempunyai suatu sifat yang


137

disyaratkan sehingga bila dicampur dengan rumus campuran tertentu akan
mempunyai kekuatan paling sedikit 70% bila diuji dengan AASHTO T-165.
2. Bahan-bahan yang tidak seizin Pengawas untuk dipergunakan harus
disingkirkan dari lokasi dan tidak boleh dipakai.
3. Bahan agregat harus didapat dari pemecahan batu yang tertinggal pada ayakan
No. 8. Agregat kasar yang boleh digunakan hanya satu macam dan harus
terdiri dari bahan yang awet, kuat, bersih dan tidak tercampur dengan bahan-
bahan lain. Persyaratan agregat kasar adalah sebagai berikut:
a. Nilai Keausan agregat yang diperiksa dengan Los Angeles Abrasion Test
pada 500 putaran (AASHTO T-104) harus mempunyai nilai maximum
40%.
b. Bila diuji dengan Sodium Sulfate Soundness Test (AASHTO T-104) tidak
akan kehilangan berat lebih besar dari 9%.
c. Kelekatan terhadap aspal harus lebih besar dari 25%.
d. Indeks kepipihan agregat maximum 25%.
e. Peresapan agregat terhadap air maksimum 3%.
f. Berat jenis semu agregat minimum 2,50.
g. Gumpalan lempung agregat maksimum 0,25%.
h. Bagian-bagian batu yang lunak dari agregat maksimum 5%.
i. Soundness test maksimum 12%.
4. Bagian dari material yang lewat ayakan No.8 dinamakan Agregat halus,
dan mungkin terdiri dari pasir bersih, pasir batu, bahan halus hasil pemecahan
batu. Agregat halus terdiri dari bahan yang awet, kuat, berbidang kasar,
bersudut tajam dan bersih dari kotoran.
Agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Nilai Sand Equivalent (AASHTO T-176) dari agregat harus minimal
50%
b. Berat jenis semu (AASHTO T84 & T85) minimum 2,50.
c. Hasil pemeriksaan Atterberg (ASSHTO T 89 & T91) agregat harus non
plastis.
d. Peresapan agregat terhadap air maksimal 3%.


138

e. Benda organik (AASHTO T21) dengan standard warna harus No. 1.
5. Sebagai bahan filler dapat dipergunakan debu batu kapur, debu dolomite
atau semen portland. Bahan filler tersebut tidak boleh tercampur dengan
kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus dalam keadaan
kering dengan kadar air maksimal 1%.






Gradasi Filler



6. Material campuran harus mempunyai gradasi yang merata (homogen)
dan memenuhi salah satu persyaratan seperti dibawah ini.
a. Gradasi campuran aspal beton untuk lapisan aus (wearing course) dan
lapisan perata (levelling course) sebagai berikut:



139


b. Gradasi campuran aspal beton untuk lapisan penghubung (binder
course)/ATB dan lapisan perata (levelling course) sebagai berikut :


7. Persyaratan Aspal yang digunakan untuk lapisan pengikat / ATB dan
lapisan perata adalah sebagai berikut :
a. Aspal yang digunakan adalah aspal semen Penetrasi 60/80 yang
memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dibawah:


140


b. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis
rapid curing seperti RC 70, RC 250 atau aspal emulsi kationik rapid
setting atau aspal emulsi anionik rapid setting seperti CRS, RS.
Rapid Curing (RC)



141


Medium Curing (MC)


CAMPURAN RENCANA
1. Untuk mendapatkan campuran aspal beton yang baik perlu
dilakukan perencanaan campuran.
2. Data rencana yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Jenis agregat
b. Gradasi agregat
c. Mutu agregat
d. Jenis aspal semen
e. Rencana tebal lapisan
f. Jenis bahan pengisi (filler)
3. Prosentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada agregat
kering ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Dengan methode
Marshall Test akan diperoleh kadar aspal optimum, dimana pada kadar
aspal tersebut persyaratan-persyaratan berikut harus dipenuhi:



142

4. Toleransi hasil Job Mix Formula yang dihasilkan dari mesin pencampur
(mixing plant) adalah sebagai berikut:
a. Agregat
b. Bitumen 1%
Hotmix ATB
c. Stabilitas Min 900 kg Min 650 kg
d. Flow Max 4 mm Max 4,5 mm
e. Suhu campuran ketika ke luar dari mixer 6C
f. Suhu campuran ketika dihampar pada jalan 6C

METODE KERJA
Produksi/pelaksanaan campuran harus menurut spesifikasi berikut:
1. Perbandingan bahan campuran harus sesuai dengan campuran rencana.
2. Pencampuran harus dilaksanakan sebaik-baiknya sampai bahan tercampur
baik dan merata.
3. Temperatur campuran sebagai berikut:
a. Agregat dipanaskan maksimum 1750 C.
b. Aspal keras dipanaskan pada temperatur yang disyaratkan Pen 60 : 130C
165C. Pen 80 : 124 162C. Dan harus dihindarkan pemanasan
tepusat pada tempat tempat tertentu.
c. Temperatur agregat tidak boleh lebih dari 150C di atas temperatur aspal
semen.
d. Temperatur campuran aspal beton yang keluar dari Pugmill, tidak boleh
lebih dari 1650C.
4. Sebelum penghamparan dilaksanakan, permukaan yang akan dilapis aspal
beton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk permukaan ke arah memanjang dan melintang harus telah
dipersiapkan sesuai dengan perencanaan.
b. Permukaan harus bebas dari bahan-bahan yang tidak dikehendaki,
misalnya debu dan bahan-bahan lepas lainnya.


143

c. Permukaan yang tidak menggunakan bahan pengikat harus diberi lapis
resap pengikat (prime coat), sebanyak 0,6 - 1,5 l/m2.
d. Permukaan yang menggunakan bahan pengikat harus diberi lapis pengikat
(tack coat) sebanyak maksimum 0,7 l/m2.
5. Lamanya waktu menunggu penghamparan aspal beton setelah pelaksanaan
prime coat/tack coat, tergantung dari jenis aspal cair/aspal emulsi yang
digunakan.

PENGANGKUTAN
1. Pengangkutan dilakukan dengan dump truck yang baknya terbuat dari metal,
rapat, bersih dan telah disemprot dengan air sabun, solar, minyak perafin atau
larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal pada bak dump truck.
2. Selama pengangkutan, campuran harus ditutup dengan terpal, untuk
melindungi dari pengaruh cuaca dan menjaga penurunan temperature yang
terlalu cepat.




PENGHAMPARAN
1. Tebal hamparan disesuaikan dengan tebal rencana padat. Biasanya tebal
hamparan gembur berkisar antara 120% sampai dengan 130% dari tebal
rencana padat.
2. Tebal lapisan aspal beton padat (lapisan aus dan lapisan penghubung) harus
sesuai gambar.
3. Campuran harus dihampar pada temperatur minimum 1150C.
4. Untuk kontrol ketebalan hamparan ATB dan Hotmix dapat dipakai kaso kayu
kamper ukuran 5 x 7 cm panjang 4 m.

PEMADATAN


144

Pemadatan adalah tahapan akhir dari rangkaian kegiatan pembuatan lapisan
perkerasan jalan, dimana dalam tahapan ini Kontraktor harus melakukan
pengawasan terus menerus dan melaksanakan urutan pemadatan sebagai berikut:
1. Pemadatan awal (break down rolling) dilakukan pada temperature minimum
1100C dengan menggunakan tandem roller atau mesin gilas roda tiga 6-8 ton
antara 2-4 lintasan pada kecepatan 3-4 km/jam.
2. Sesudah pemadatan awal selesai, dilakukan pemadatan antara (intermediate
rolling) dengan menggunakan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tired Roller)
berat 10-14 ton dengan tekanan angin 75-85 psi dengan kecepatan 5-10
km/jam pada temperatur 700C-900C.
3. Pemadatan akhir (finishing roller) dilaksanakan dengan menggunakan mesin
gilas 8-10 ton, langsung setelah pemadatan kedua berakhir, sampai alur-alur
bekas roda pemadat hilang (rata), dengan kecepatan 5-8 km/jam. Pemadatan
akhir dilaksanakan pada temperatur minimum 600C atau sedikit diatas titik
leleh aspal yang digunakan.
4. Cara Pemadatan:
a. Pada jalan lurus, pemadatan dimulai dari tepi perkerasan, sejajar dengan
sumbu jalan menuju ketengah.
b. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar sumbu
jalan menuju kebagian yang tinggi.
c. Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah
sejajar sumbu jalan menuju bagian yang tinggi.
d. Untuk mencegah pelekatan campuran pada mesin gilas, maka roda mesin
gilas perlu dibasahi dengan air.
e. Roda penggerak mesin gilas pada lintasan pertama ditempatkan dimuka.
f. Pekerjaan pemadatan dihentikan jika kepadatan telah mencapai 97% dari
kepadatan laboratorium.

PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
1. Penghamparan dan pemadatan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak terjadi sambungan-sambungan. Bila sambungan harus


145

diadakan, hendaknya diperhatikan agar dicapai pelekatan yang sempurna pada
seluruh tebalnya.
2. Dalam menempatkan campuran baru terhadap lapisan yang telah digilas
hendaknya diusahakan bahwa bidang kontak harus vertikal (dengan cara
lapisan lama dipotong tegak lurus) dan perlu diberikan pada bidang vertikal
tersebut lapis pengikat (tack coat) untuk menambah pelekatan pada
sambungan.

PENGENDALIAN MUTU
Kegiatan pengendalian mutu yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor guna menjamin hasil pelaksanaan pekerjaan
yang baik dan memenuhi persyaratan. Pengendalian mutu tersebut adalah:
1. Pengawasan di lokasi pencampuran (plant),meliputi :
a. Pengawasan terhadap kualitas bahan, keadaan peralatan, suhu pemanasan
bahan campuran dan hasil campuran (gradasi, marshall test).
b. Pengambilan contoh yang dilakukan minimum 1 kali setiap hari produksi,
kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.
2. Pengawasan di lokasi penghamparan, meliputi:
a. Pengawasan terhadap lapis pengikat (tack coat), yaitu harus diperiksa
jumlah dan kerataannya.
b. Pemeriksaan kerataan, kemiringan sambungan-sambungan, tebal
hamparan dan suhu hamparan yang akan dipadatkan.
c. Pengawasan terhadap suhu setiap tahap pemadatan, cara pemadatan dan
hasil pemadatan.
3. Lapisan aspal beton baru boleh digunakan untuk lalu lintas dengan kecepatan
rendah, setelah selesai pemadatan akhir dan temperatur sudah dibawah titik
lembek aspal, atau setelah lebih kurang 2 jam. Lapisan aspal beton baru boleh
digunakan untuk lalu lintas secara bebas minimum setelah 4 jam dari
pemadatan akhir.

DIVISI V


146

PEKERJAAN UTILITAS DAN FINISHING

SEKSI 5.1
PENERANGAN JALAN DAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL

UMUM
Pekerjaan ini terdiri atas pengadaan dan pemasangan semua material dan
perlengkapan yang diperlukan untuk menyelesaikan penerangan jalan dan sistem
kelistrikan lainnya dan modifikasi sistem yang ada bila ditentukan, semua sesuai
dengan Gambar, Spesifikasi atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Lokasi lampu, peralatan kontrol, tiang-tiang dan perlengkapannya seperti terlihat
pada Gambar adalah perkiraan dan lokasi yang pasti diberikan di lapangan oleh
Direksi Pekerjaan.

SATUAN PENERANGAN
1. Lampu untuk sistem penerangan jalan minimum harus 180 watt tipe merkuri
bertekanan tinggi. Semua rumah lampu harus dari tipe seperti terlihat pada
Gambar atau ekivalen dan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Ballast untuk lampu merkuri bertekanan tinggi harus dipilih untuk
mengoperasikan secara benar lampu pada watt seperti dipilih pada Gambar.
Semua ballast harus tahan tetesan (orthocyclically encapsulated neon proof),
satuan lilitan, kehilangan tenaga yang kecil dan dilapisi konstruksi mekanis
dan elektrikal. Ballast harus dilengkapi dengan blok terminal untuk hubungan
listrik. Instruksi dari hubungan listrik harus yang mencatat semua data elektrik
harus tertulis pada pelat nama permanen dan terpasang pada bungkus.
3. Lampu harus memiliki jaminan umur nyala rata-rata 20.000 jam, dan memiliki
standarpengujian dari LMK atau PLN serta memiliki fasilitas pabrikan di
Indonesia.

PANEL PENERANGAN
1. Uraian


147

Panel penerangan harus termasuk sumber tenaga terpasang pada sirkuit dari
peneranganjalan dan tunnel, rambu-rambu lalulintas dan rambu-rambu
petunjuk. Panel harus sepertiterlihat pada Gambar atau ekivalen seperti
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Panel harus berventilasi dan harus struktur
free standing pada pondasi beton minimum40 cm di atas permukaan tanah.
Atap rumah panel harus memiliki puncak rangkap dan puncak harus pada
pusat dari panel. Panel dan jendela harus dibuat dari lempeng baja dilapisi
penuh dan tidak kurang dari3,2 mm dalam tebal dan dengan rangka baja yang
perlu. Pengelasan untuk sambunganluar harus dihaluskan. Panel harus
mempunyai dasar perencanaan yang harus mengijinkan pengelasan titik pada
kanal dan harus dipasang pada pondasi beton seperti terlihat pada Gambar.
Panel dan kawat harus telah terpasang lengkap di Pabrik. Kawat utama dan
kecil harus dapat masuk untuk pemeliharaan dan pengawasan, dan kawat kecil
harus diisolasi efektif dari kawat utama. Diagram kawat yang terpasang pada
pelat alumunium, harus terpasang permanen pada jendela bagian dalam dari
panel. Tiap panel harus mempunyai satu atau lebih pelat nama untuk
identifikasi. Pelat nama harus terbuat dari plastik laminasi dengan karakter
putih pada lapisan hitam bila dipotong atau dipasang.
2. Komponen dari Panel Penerangan
Semua panel penerangan harus seperti terlihat pada Gambar. Komponen-
komponennya harus direncanakan untuk 3 phase, 4 kawat, beroperasi 50 Hz
pada 380/200 volts. Semua komponen harus sesuai dengan hal-hal berikut :
a. Pemutus Sirkuit
Pemutus sirkuit kotak padat, tipe pemutus udara, beroperasi pada 600 volt
AC. Pemutus sirkuit harus mempunyai 3 kutub kecuali disebutkan lain.
Pemutus sirkuit harus menyediakan waktu balik untuk overload dan aksi
segera dan overload sepuluh kali arus normal. Pemutus sirkuit harus tipe
kontak tahanan lengkung dan dilengkapi dengan handle bebas dan
pemadam lengkung. Pemutus sirkuit berkapasitas pemutus 16.000 ampere
didasarkan JIS C8370 putaran tugas standar, kecuali pemutus lebih besar
dari 225 ampere mempunyai kapasitas pemutus 25.000 ampere atau seperti


148

disetujui Direksi Pekerjaan. Pemutus untuk arus utama harus dilengkapi
dengan kontak tambahan yang harus berdekatan bilamana pemutus ditutup
dan 380 volt shunt trip coil. Kesemuanya harus diikat dengan kawat untuk
mencegah pemutus tertutup sedang yang lain tertutup.
b. Tombol Tajam
Tombol-tombol tajam harus mempunyai 3 mata pisau dengan kapasitas
200 ampere didasarkan JIS C8308 atau disetujui Direksi Pekerjaan.
c. Kontrol Peralatan
Sirkuit penerangan ganda (multiple) harus dikontrol oleh tombol pengatur
waktu.
d. Tombol Waktu/Sensor Cahaya
Penyalaan/pemadaman penerangan jalan mempunyai dua macam elemen
kontrol, dimana yang satu untuk on bila terjadi kegelapan dan off bila
terang, serta yang lain untuk 50% penerangan pada malam hari untuk
menghemat energi. Baik pemasangan on atau off harus ada selama 24
jam, dan penambahan minimum pemasangan minimum harus satu menit.
Tombol waktu harus beroperasi pada 220 volt, 50 Hz. Tombol waktu yang
dipasang pada panel penerangan harus mempunyai alat penggerak darurat
(emergency) selama 48 jam atau lebih bilamana sumber tenaga yang akan
dating gagal. Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100%
nyala pada jam 6.00 dan jam 24.00 dan nyala 50% antara jam 24.00
sampai jam 6.00.

TIANG-TIANG
Tiang penerangan jalan setinggi 11m harus dari baja galvanisasi, sesuai dengan
detail yang terlihat pada Gambar. Semua material harus warna alami dan harus
tidak di cat atau dilapisi material lain. Semua tiang dan perlengkapannya harus
dari baja galvanisasi. Goresan, tanda-tanda dan kerusakan lain pada tiang dan
fitting harus ditolak. Setiap tanda atau noda yang dihasilkan dari material
pembungkus harus dibuang. Semua bagian metal harus di galvanisasi. Semua
tiang harus tipe angkur terpasang pada batang dan terikat pada dua las melingkar.


149

Lubang tangan dan pelat penutup untuk hubungan terminal harus 2,0 m di atas
permukaan tanah. Pelat-pelat identifikasi harus terpasang pada tiap tiang
penerangan jalan. Penempatan penerangan jalan dibuat berselang seling dengan
jarak berdasarkan ketentuan yaitu 4.0H digunakan jarak 40 meter.
Letak Stasiun Jumlah
Awal jalan 0+000 sampai 0+200 6
Lengkung 1 0+800 sampai 1+000 6
Lengkung 2 1+150 sampai 1+750 16
Lengkung 3 1+850 sampai 2+050 6
Akhir jalan 2+150 sampai 2+350 6


KABEL DAN SAMBUNGAN GROUND
1. Kabel penerangan jalan dengan tipe twisted SR AL 2 x 10 mm (SNI/SPLN)
dengan panjang 3120 m.yang ditarik ke dalam tiang melalui pipa yang
dipersiapkan pada pondasi tiang itu, dan harus dihubungkan ke terminal pada
box terminal yang dipasang dalam tiang. Semua tiang harus mempunyai
circuit breaker kecil setara IP-10 ampere, 240 volt, dipasang pada bagian
bawah tiang dan dapat dicapai dari/melalui hand hole tiang itu. Sekering
harus melindungi kabel-kabel tiang dan ballast. Kabel yang dipasang dalam
tiang harus mempunyai dua konduktor ukuran 2,5. Kabel harus dipasang
dengan baik pada rumah lampu sedemikian rupa sehingga terminal pada
rumah lampu tidak dibebani oleh berat kabel itu. Kabel penerangan jalan
harus mempunyai empat kawat (core) sampai tiang terakhirnya.
2. Kabel, tiang baja dan kabinet harus dipasang secara mekanis dan elektrik agar
tercipta sistem yang kontinyu, dan harus disambungkan ke bumi (ground).
Bonding Jumper dan grounding jumper harus dari kawat tembaga dengan luas
penampang yang sama. Bonding jumper harus digunakan dalam semua non-


150

metal. Sedangkan boks metal harus menggunakan raf mur kunci ganda.
Rangkaian kabel, tiang penerangan dan panel utnuk membuat sistem ground
yang kontinyu harus memenuhi standar. Bila Direksi Pekerjaan
meemerintahkan, setiap tiang penerangan harus dihubungkan ke bumi
(ground). Ukuran kawat hubungan ground harus minimum 6 mm, dengan
konduktor tembaga, atau sebagaimana persetujuan Direksi Pekerjaan. Batang
untuk hubungan ground harus tembaga dengan diameter minimum 10 x 1.500
mm minimum, dengan kedalaman minimum 1,2 meter di bawah permukaan
tanah dan dilas panas atau dihubungkan dengan alat hardware (perangkat
keras) ke kawat ground 6 mm. Penyedia Jasa harus meneliti tiap lokasi tiang
dan mengukur resistensi grounding lokasi itu. Setelah memperoleh data,
Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan untuk lokasi itu.
Resistensi grounding harus 5 Ohm atau kurang, atau sebagaimana ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan. Detail grounding harus diajukan kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk Pembayaran
Penerangan jalan akan diukur berdasarkan jumlah unit tiang dan lampu jalan
baru, yang sudah terpasang dan dinyalakan/dijalankan oleh Penyedia Jasa dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Kabel di dalam tiang atau lampu dan kabel
penghubung tiang dengan tiang dan panelserta ke penyambungan daya ke
PLN tidak akan diukur dan dibayar, tetapi dianggap termasuk ke dalam Harga
Satuan untuk mata pembayaran pekerjaan yang dipasang.
2. Dasar Pembayaran
Jumlah unit lampu penerangan jalan yang di terima, diukur seperti ditentukan
diatas, akan dibayar dengan Harga Penawaran per-unit ukuran untuk barang-
barang yang dibayarkan dalam satuan pengukuran buah. Harga dan
Pembayaran tersebut akan dianggap merupakan kompensasi sepenuhnya untuk
persiapan, gambar-gambar kerja, mendapatkan persetujuan dari Pejabat,
penyediaan, pemasangan-pemasangan listrik, pemberian tanda, pengerjaan


151

permukaan dan perjalanan tiap-tiap unit lampu penerangan jalan yang baru,
termasuk penyediaan seluruh pekerja/buruh, alat-alat, bahan-bahan, dan
peralatan pembatu lain yang diperlukan untuk instalasi dan
beroperasinya/berfungsinya dengan baik sebagai suatu bagian terpadu dari
sistim penerangan jalan secara keseluruhan yang telah disetujuai oleh Direksi
Pekerjaan.

SEKSI 5.2
PERLENGKAPAN JALAN DAN PENGATUR LALU LINTAS

UMUM
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang perlengkapan jalan baru
seperti rambu jalan, rel pengaman dan pengecatan marka jalan pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan harus meliputi semua
penggalian, pondasi, penimbunan kembali, penjangkaran, pemasangan,
pengencangan dan penunjangan yang diperlukan.


BAHAN
1. Plat Rambu Jalan
Pelat untuk Rambu Jalan harus merupakan lembaran rata dari campuran
aluminium keras 5052 - H34 sesuai dengan ASTM B 209 dan harus
mempunyai suatu ketebalan minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus bebas
dari gemuk, dikasarkan permukaannya (dietsa), dinetralisir dan diproses
sebelum digunakan sebagai pelat Rambu Jalan.
2. Kerangka dan Pengaku Rambu Jalan
Kerangka dan pengaku harus merupakan bagian-bagian campuran aluminium
alloy yang diekstrusi dari campuran logam No. 6063-T6 sesuai dengan ASTM
B221. Pelat Rambu Jalan harus diberi tambahan rangka pengaku bila ukuran
melebihi 1,0 meter.


152

3. Tiang Rambu
Tiang rambu harus merupakan pipa baja berdiameter dalam minimum 40 mm,
digalvanisir dengan proses celupan panas, sesuai dengan SNI 07-0242.1-2000.
Bahan yang sama dipakai juga untuk pelengkap pemegang dan penutup tiang
rambu. Semua ujung yang terbuka harus diberi tutup untuk mencegah
pemasukan air.
4. Perangkat Keras, Sekrup, Mur, Baut dan Cincin
Perlengkapan tambahan harus berupa aluminium atau baja tahan karat yang
mempunyai kekuatan tarik tinggi untuk tiang rambu.
5. Beton yang digunakan untuk pondasi rambu jalan harus dari kelas K-225 (fc
15 MPa)
6. Cat untuk Perlengkapan Jalan
Seluruh bahan pelapisan (coating), cat dan email yang akan digunakan pada
persiapan rambu, tiang dan perlengkapannya harus dari mutu yang baik,
dibuat khusus untuk rambu, dan dari jenis dan merk yang dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Cat untuk bagian-bagian baja harus dari oksida seng kadar
tinggi, mengandung minimum 7 kilogram oksida seng (acicular type) per 100
liter cat. Untuk kecocokan maka sebaiknya dipakai cat dasar, cat lapis awal
dan cat untuk penyelesaian akhir dari pabrik yang sama. Seluruh bahan yang
dipakai tak boleh kadaluarsa dan harus dalam batas waktu seperti yang
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
7. Lembaran Pemantul
Lembaran pemantul harus merupakan "Scotchlite" jenis Engineering Grade
atau High Intensity Quality, dan dari bahan pemantul tahan lentur yang
disetujui. Permukaan dari tiap rambu harus diberi bahan pemantul sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari DLLAJR dan bidang muka setiap patok
pengarah harus diberi bahan pemantul.
8. Rel Pengaman
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dibuat di pabrik dari lembaran baja
yang memenuhi AASHTO M180 dengan ketebalan minimum 2,67 mm dan
sifat-sifatnya harus:


153

a. Suatu pemanjangan yang tidak kurang daripada 12% untuk pengujian tarik
pada sebuah baut dengan panjang kira-kira 5 cm.
b. Mempunyai kekuatan tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000
psi).
c. Lapisan seng hasil galvanisasi pada lembaran baja harus mempunyai berat
minimum 550 gram/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gram/m2 (pengujian
tiga titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0,08 mm.
d. Elemen rel pengaman yang dibuat dari lebaran baja harus mempunyai
lebar nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3,2 mm.
9. Cat untuk Marka Jalan
Pada pasal ini kata cat sering dikonotasikan s ebagai bahan marka jalan jenis
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi menurut SNI berikut:
a. Marka Jalan bukan Termoplastik : SNI 06-4825-1998
b. Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)

PELAKSANAAN
1. Pemasangan Rambu Jalan dan Rel Pengaman
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan setiap bagian rambu jalan dan rel
pengaman harus sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Semua patok harus
dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian rupa hingga
dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya, terutama
selama pengerasan (setting) beton. Akan digunakan pagar pengaman pada
daerah tibunan, yaitu:
a. STA 0+000 sampai STA 0+150
b. STA 0+550 sampai STA 0+750
c. STA 1+050 sampai STA 1+350
d. STA 1+400 sampai STA 1+650
e. STA 1+900 sampai STA 2+050
2. Pengecatan Pelat Rambu Jalan


154

Semua pengecatan pada Pelat Rambu Jalan harus dilaksanakan dengan cara
semprotan di atas permukaan pelat yang kering. Permukaan hasil pengecatan
harus rata dan halus dan dikeringkan dengan lampu pemanas atau dimasukkan
ke dalam oven bila diperlukan.
3. Pengecatan Marka Jalan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan
Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia
Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi
marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan
debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan
dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama baik termoplastis
maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru.
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
1) Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan
termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik
pembuatnya sebelum digunakan agar suspensi pigmen merata di dalam
cat.
2) Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru
diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Selama masa tunggu
yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-
marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah
pelapisan.
3) Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada
permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi
sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan.
4) Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur,
garis tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang
disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti


155

dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
milimeter untuk cat bukan termoplastik dan tebal minimum 1,50 mm
untuk cat termoplastik belum termasuk butiran kaca (glass bead)
yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih
(tidak bergerigi) pada lebar rancangan yang sesuai. Bilamana tidak
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus
dilaksanakan pada temperatur 204 -
5) Bilamana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka Direksi
Pekerjaan dapat mengijinkan pengecatan marka jalan dengan cara
manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan
konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk
penggunaannya.
6) Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat
segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat.
Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2
untuk semua jenis cat, baik untuk bukan termoplastik maupun
termoplastik.
7) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan
ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas
jejak roda serta kerusakannya lainnya.
8) Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki
oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri.
9) Ketentuan dari Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
harus diikuti sedemikian sehingga rupa harus menjamin keamanan
umum ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan.
10) Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut
ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan
pewarna tercampur merata di dalam suspensi.


156


PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk pembayaran
a. Kuantitas yang diukur untuk rambu jalan haruslah jumlah aktual Rambu
Jalan (termasuk tiang rambu jalan), yang disediakan dan dipasang sesuai
dengan Gambar dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Kuantitas yang diukur untuk rel pengaman haruslah panjang aktual rel
pengaman dalam meter panjang yang disediakan dan dipasang sesuai
Gambar dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c. Kuantitas marka jalan yang dibayar haruslah luas dalam meter persegi
pengecatan marka jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan sesuai
Gambar dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengukuran
terpisah untuk pembayaran marka jalan sementara (pre-marking) yang
harus dilaksanakan sebelum pengecatan marka jalan permanen.
2. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan harga
satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk Marka Jalan satuan
pembayarannya Meter Persegi, Rel Pengaman satuan pembayarannya adalah
Meter Panjang, dan Rambu Jalan satuan pembayarannya adalah buah dimana
harga dan pembayaran tersebut sudah merupakan kompensasi penuh untuk
pengadaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan biaya
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang mememenuhi
ketentuan sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini.

SEKSI 5.3
PENGHIJAUAN

UMUM
Pekerjaan ini meliputi restorasi galian atau lereng timbunan yang tidak stabil dan
melengkapi dengan penanaman dan pemeliharaan rumput atau bambu untuk
mencegah erosi, penyiapan bahan, pelaksanaan, penyiraman, perlindungan,


157

pemeliharaan tanaman baru untuk menggantikan tanaman yang ditebang karena
pelebaran jalan maupun untuk penghijauan, pada tempattempat seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

BAHAN
1. Untuk Rehabilitasi Galian dan Timbunan
a. Istilah "tanaman" meliputi rerumputan dan tanaman bambu, dan bilamana
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, dapat meliputi tanaman jenis lain
yang mampu memberikan stabilitas yang efektif pada lereng yang
memerlukan stabilisasi.
b. Rerumputan haruslah dari jenis-jenis asli dari propinsi tertentu di
Indonesia, tidak merugikan, dan tidak membahayakan kepada manusia dan
hewan dan tidak dar jenis yang mengganggu pertanian. Tanaman harus
bebas dari penyakit, rerumputan beracun dan rerumputan berakar panjang.
c. Pupuk yang digunakan harus dari campuran yang disyaratkan sebagai
nutrisi tanaman.
d. Bahan timbunan yang digunakan untuk restorasi lereng haruslah timbunan
pilihan.

2. Untuk Penghijauan (Penanaman Kembali)
a. Jenis Tanaman
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok
menurut masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari
nitrogen total, oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam
air. Pupuk ini harus dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam
kemasan yang aman, masing-masing berlabel lengkap, menjelaskan
jumlah unsur yang terkandung di dalamnya.
c. Batu Kapur (lime stone)


158

Batu kapur untuk pertanian yang 100% lolos ayakan No.8 dan 25% lolos
ayakan No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur harus
mengandung tidak kurang dari 50% Kalsium Oksida.
d. Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya
yangtidak beracun.
e. Lapisan Humus (Top Soil)
Lapisan humus terdiri dari tanah permukaan yang gampang gembur secara
alami, dan mewakili tanah di sekelilingnya yang menghasilkan rumput
atau tanaman lain. Lapisan humus harus bebas dari akar-akar, tanah
lempung yang keras dan bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm dan bahan
asing lainnya.

PELAKSANAAN
1. Stabilisasi dengan Tanaman
a. Persiapan
1) Ratakan lereng seluruh permukaan yang akan ditanami rumput sampai
mencapai permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada
permukaan lereng.
2) Lapisi tanah permukaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga tanah humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
3) Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan
pupuk sampai merata di atas seluruh permukaan yang akan ditanami
rumput, dengan takaran 4 kg per 100 meter persegi. Perataan pupuk di
atas permukaan dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak.
Pemupukan tidak boleh dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum
penanaman rumput dimulai.
4) Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya
dan diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah
dilakukan penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis
dalam suatu tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari


159

sinar matahari dan angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari
setelah pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
b. Pelaksanaan
1) Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,
selama cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas dan
hanya dapat dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap untuk
ditanami.
2) Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis
contour, agar dapat memberikan perumputan yang menerus di atas
seluruh permukaan.
3) Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam
interval 1 meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan
yang ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval
waktu yang teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus
sedemikian rupa sehingga permukaan yang baru ditanami rumput tidak
mengalami erosi, hanyut atau mengalami kerusakan yang lainnya.
d. Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk
lainnya yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa
tanaman tersebut tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau
manusia.
e. Pemeliharaan
Penyedia Jasa harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah
ditanam sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada
permukaan lereng yang tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan
perbaikan lokasi dengan gebalan rumput atau bambu yang kurang baik
pertumbuhannya.


160


2. Penghijauan (Penanaman Kembali)
a. Persiapan Lokasi dan Pembersihan
Setelah lokasi penanaman kembali diratakan, permukaan tersebut harus
digaru dan dibersihkan dari batu yang berdiameter lebih dari 5 cm, kayu,
tonggak dan puing-puing lainnya yang bisa mempengaruhi pertumbuhan
rumput, atau pemeliharaan berikutnya pada permukaan yang telah
ditanami rumput.
b. Lapisan Humus (Top Soil)
Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan
lain oleh Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan
menurut ketentuan yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar
merata di atas lokasi yang ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan
dalam Gambar atau tidak kurang dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus
tidak boleh dilakukan bila tanah lapang atau lapisan humus terlalu basah
atau bilamana dalam kondisi yang kurang meng-untungkan pekerjaan.
c. Penggunaan Pupuk dan Batu Kapur
Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang
dari 5 kg per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi
untuk batu kapur. Bilamana diperintahkan oleh Direski Pekerjaan, bahan-
bahan tersebut harus tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak
kurang dari 5 cm dengan menggunakan cakram, garu atau cara lain yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pada lereng yang curam dimana peralatan
mekanis tidak dapat digunakan secara efektif, maka pupuk maupun batu
kapur dapat disebar dengan alat penyemprot bubuk (powder sprayer), alat
bertekanan udara (blower equipment) atau cara lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
d. Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil
yang


161

diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-
mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman
dapat dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana
terdapat alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah
dilaksanakan.
1) Semak/Perdu
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 60 cm x
60 cm dan ke dalaman 60 cm dengan jarak tanam seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan. Tanah humus harus ditempatkan di sekitar akar
tanaman sampai kokoh tetapi tidak terlalu padat. Elevasi akhir tanah
untuk penimbunan kembali harus 5 cm di atas permukaan sekitarnya
untuk mengantisipasi penu-runan tanah.
2) Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2 m
dengan ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8
sampai 20 cm. Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan
pengikatan yang benar pada tanaman yang baru ditanam..
e. Perabukan dan Pemadatan
Setelah penanaman selesai dikerjakan dan sebelum pemadatan, permukaan
harus dibersihkan dari bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm; kain-kain
bekas yang lebar; akar-akar dan sampah-sampah lain selama operasi
penanaman. Bilamana perabukan ditunjukkan dalam Gambar, lokasi yang
ditanami harus diberi rabuk dalam 24 jam sejak penanaman selesai
dikerjakan, bilamana cuaca dan kondisi tanah mengijinkan, atau dalam
waktu yang lebih awal yang memungkinkan.
f. Pemeliharaan Daerah Penanaman
Penyedia Jasa harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu
lintas, angin kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan


162

rambu peringatan dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang
memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk Pembayaran
Kuantitas Stabilitas Dengan Tanaman yang diukur untuk pembayaran haruslah
luas permukaan yang aktual ditanami, diukur dalam meter persegi, pada lereng
yang ditanami rumput atau bambu yang diterima Direksi Pekerjaan. Pupuk
yang digunakan tidak diukur tersendiri. Bilamana rumput dan bambu,
keduanya diperlukan untuk stabilisasi lereng, maka perhitungan untuk
pembayaran harus diduakali-lipatkan. Kuantitas Penghijauan (Penanaman
kembali) yang diukur untuk pembayaran Semak/Perdu haruslah luas aktual
yang aktual ditanam dalam meter persegi, dan untuk pembayaran pohon dalam
jumlah pohon yang aktual ditanam di lokasi penanaman yang ditetapkan oleh
Direksi Pekerjaan dalam keadaan hidup dan sehat. Rabuk, pupuk, batu kapur
dan tanah humus yang digunakan tidak diukur tersendiri.
2. Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur seperti disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga
Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua bahan,
pekerja, peralatan dan perkakas, untuk penyiapan permukaan, penanganan,
penanaman dan pemeliharaan semua tanaman dan untuk biaya lainnya yang
diperlukan untuk pekerjaan penyelesaian yang sebagaimana mestinya seperti
yang diuraikan dalam Seksi ini.

DAFTAR VOLUME PEKERJAAN
(BILL OF QUANTITY / BQ)




1. Daftar volume pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencana


163

merupakan suatu pedoman saja. Peserta harus tetap menghitung item dan
volume pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, RKS, serta berita acara-
berita acara Penjelasan Pekerjaan. Khususnya untuk volume pekerjaan
terlampir agar dihitung kembali oleh peserta lelang yang selanjutnya akan
dievaluasi bersama.
2. Bila adanya ketidaksesuaian antara perhitungan peserta dengan daftar
volume pekerjaan yang akan dibuat oleh Konsultan Perencana, maka
kekurangan atau kelebihan jenis pekerjaan dan volume yang dimaksud akan
disesuaikan dan disepakati bersama pada waktu rapat penjelasan pekerjaan
dan bersifat mengikat.
3. Pengertian mengikat disini yakni bahwa Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, RKS, berita acara Penjelasan
Pekerjaaan serta daftar volume pekerjaan yang telah disepakati bersama
antara Kontraktor dan Pemberi Tugas. Dalam hal ini dianggap sebgai risiko
Kontraktor.
4. Tidak ada perhitungan kembali atas item pekerjaan maupun volume pekerjaan
diluar butir (2) pada ayat ini, yang dapat dijadikan dasar perhitungan
pekerjaan tambah dan kurang.





NO JENIS PEKERJAAN SATUAN KUANTITAS
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lokasi m
2
118,025
2 Pengadaan Air Kerja LS 1
3 Pengadaan Listrik LS 1
4 Pengukuran dan Pematokan patok 121
5 Papan Nama Proyek m
2
4.5
6 Pembuatan Direksi Keet m
2
600


164

7 Pembuatan Musholla m
2
12
8 Pembuatan Toilet m
2
16
9 Pembuatan Tempat Parkir Alat Berat m
2
400
10 Pembuatan Gudang m
2
80
11 Pembuatan Barak Pekerja m
2
100
12 Pembuatan Loss Kerja m
2
30
13 Pos Keamanan m
2
4
14 Pembuatan Pagar Proyek m
2
5,300
15 Pembuatan Kantin m
2
100
16
Pengujian Bahan
LS 1
17 Foto Dokumentasi LS 1
18
Mobilisasi dan Demobilisasi
LS 1
II PEKERJAAN TANAH

1 Galian tanah m
3
69,131
2 Pengupasan Top Soil (20 cm) m
3
5,429
3 Urugan Tanah m
3
25,805
4 Tanah Sisa galian m
3
48,754
III PEKERJAAN DRAINASE

1 Pekerjaan Saluran


a. Pekerjaan galian tanah m
3
2,833

b. Pekerjaan saluran precast u-ditch 80 x 40 cm buah 4,721
2 Pekerjaan gorong - gorong

a. Pekerjaan galian tanah m
3
55
b. Pekerjaan gorong-gorong precast d-100 cm buah 23
IV PEKERJAAN PERKERASAN LENTUR

1 Lapis pondasi bawah sirtu kelas A (tebal 24cm) m
3
6,515
2 Lapis pondasi atas batu pecah kelas A (tebal 11 cm) m
3
2,986
3 Penyiraman Prime Coat m
2
27,146
4 Lapis permukaan laston MS744 (tebal 12cm) ton 7,622
V PEKERJAAN UTILITAS

1
Pekerjaan penerangan jalan (lampu Merkuri 180
watt)
unit 40
2 Pekerjaan lampu lalu lintas buah 2
2 Pekerjaan rambu

a. Pemasangan rambu jalan buah 25
b. Pemasangan rambu penunjuk arah buah 2
VI PEKERJAAN FINISHING



165

1 Penghijauan


a. Penanaman rumput pada bukit dan lereng jalan m
2
19,062
b. Penanaman pohon pohon 472
2 Pembuatan marka jalan

a. Marka garis menerus m' 4,721
b. Marka garis putus-putus m' 2,360
3 Pemasangan guard rail m' 2,100

















BAB IV
LAMPIRAN

LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)



166

A. LINGKUP
PEKERJAAN














B. SUMBER DANA



C. JADWAL
TAHAPAN
PEMILIHAN







D. PENINJAUAN
LAPANGAN






E. MATA UANG
PENAWARAN
DAN CARA
PEMBAYARAN


F. MASA
BERLAKUNYA
1. Pokja ULP: Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten
2. Alamat Pokja ULP: Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan
No.25 Ciceri, Kota Serang, Banten.
3. Website: www.dbmtr.bantenprov.go.id.
4. Nama paket pekerjaan: (daftar terlampir)
5. Uraian singkat pekerjaan: Jalan Kolektor Primer
6. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan:150 hari
kalender.

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD
Tahun Anggaran 2013

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan
dilaksanakan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 7 April 2014
Pukul : 14.00 s.d 15.30 WIB
Tempat : Secara online melalui aplikasi SPSE

Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 8 April 2014
Pukul : 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Lokasi Pekerjaan
1. Mata uang yang digunakan Rupiah
2. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termin)


Masa berlakunya penawaran selama 30 hari kalender
sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu


167

PENAWARAN



G. JAMINAN
PENAWARAN

dari tanggal 9 April 2014 s.d 14 April 2014

1. Jaminan Penawaran: Dipersyaratkan
2. Besarnya jaminan penawaran adalah: 1-3% dari nilai
total HPS
3. Masa berlaku jaminan penawaran 30 hari kalender
sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran,
yaitu dari tanggal 9 April 2014 s.d 14 April 2014.
4. Dalam hal Jaminan Penawaran dicairkan, maka
disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Banten.
Pemasukan Dokumen Penawaran akan dilaksanakan
pada:
Tanggal : 9 April 2014 s.d 14 April 2014
Waktu : 00.00 s.d 13.00 WIB
Tempat : Secara online melalui aplikasi SPSE

Batas akhir Pemasukan Dokumen Penawaran akan
dilaksanakan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 14 April 2014
Waktu : 13.00 WIB

Pembukaan Dokumen Penawaran akan dilaksanakan
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 14 April 2014
Waktu : 13.01 s.d 23.59 WIB

Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil
minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
____________________________________
[diisi, jabatan dalam organisasi paket pekerjaan ybs,










H. JADWAL
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN


I. BATAS AKHIR
WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN



J. PEMBUKAAN
PENAWARAN




K. DOKUMEN
PENAWARAN





168

















L. [AMBANG
BATAS SISTIM
GUGUR]


M. SANGGAHAN,
SANGGAHAN
BANDING DAN
PENGADUAN






lama pengalaman kerja, profesi/keahlian yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan]

Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan:
____________________________________
[diisi, dalam hal apabila ada bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan dan bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakan bukan pekerjaan utama, kecuali
pekerjaan spesialis]

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan
____________________________________
[diisi, apabila ada bagian pekerjaan yang dapat
disubkontrakkan dan bukan merupakan pekerjaan
utama, kecuali pekerjaan spesialis]

Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:
a. Bahan ______________
b. Alat ______________
[diisi, tidak ada apabila tidak diperlukan]

Ambang Batas Niai Teknis:



1. Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.
2. Tembusan sanggahan dapat disampaikan di luar
aplikasi SPSE (offline) ditujukan kepada:
a. PPK Dana Otonomi Khusus Provinsi Banten Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
b. KPA Dana Otonomi Khusus Provinsi Banten Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
c. APIP Pemerintah Provinsi Banten
3. Sanggahan Banding disampaikan di luar aplikasi SPSE


169











N. JAMINAN
SANGGAHAN
BANDING





O. JAMINAN
PELAKSANAAN





P. JAMINAN
PELAKSANAAN



(offline) ditujukan kepada Gubernur Provinsi Banten
4. Tembusan sanggahan banding disampaikan di luar
aplikasi SPSE (offline) ditujukan kepada:
a. PPK Dana Otonomi Khusus Provinsi Banten
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi
Banten
b. Pokja ULP Dana Otonomi Khusus Provinsi
Banten Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Banten
c. APIP Pemerintah Provinsi Banten
5. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)
ditujukan kepada Gubernur Provinsi Banten

1. Besarnya jaminan sanggahan banding: 1% dari nilai
total HPS
2. Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepada Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
3. Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan
pada Kas Daerah Provinsi Banten

1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 150 hari
kalender sejak penandatanganan kontrak.
2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK Dana
Otonomi Khusus Provinsi Banten
3. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada
Kas Daerah Provinsi Banten

1. Nilai Jaminan Uang Muka sebesar Rp.
2. Jaminan Uang Muka ditujukan kepada Kepala Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten


170

3. Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetorkan pada
Kas Derah Provinsi Banten



























LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)



171

A. LINGKUP
KUALIFIKASI
Nama Pokja ULP : __________________
Alamat Pokja ULP : __________________
__________________
Website : __________________
Website LPSE : __________________
Nama Paket Pekerjaan : _________________

B. PERSYARATAN
KUALIFIKASI
1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat
izin usaha ___________ [isi sesuai dengan izin
usaha yang dipersyaratkan] dan surat izin _______
[isi sesuai dengan surat izin lain yang
dipersyaratkan];
2. [memiliki pengalaman pada bidang ________ (isi
sesuai dengan bidang sejenis yang
dipersyaratkan;] (untuk Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan koperasi kecil)
3. [memiliki pengalaman pada subbidang _________
[isi sesuai dengan subbidang sejenis yang
dipersyaratkan] dengan Kemampuan Dasar (KD)
sebesar ___________ [sekurang-kurangnya sama
dengan nilai total HPS]] (untuk usaha non-kecil);
4. Memiliki Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian
___________ [isi sesuai dengan jenis keahlian
yang diperlukan] serta harus memenuhi
persyaratan: _________ [isi dengan persyaratan
keahlian/spesialisasi, pengalaman, dan
kemampuan manajerial yang diperlukan];

5. Memiliki Tenaga Teknis/Terampil dengan
kualifikasi kemampuan ________________ [isi


172

dengan jenis kemampuan teknis yang diperlukan],
serta harus memenuhi persyaratan:
_____________________________ [isi dengan
persyaratan pengalaman, kemampuan teknis dan
manajerial yang diperlukan];
6. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan
dari bank pemerintah/swasta sebesar ________
[paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari
nilai total HPS];
7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan
fasilitas/peralatan/perlengkapan melaksanakan
Pekerjaan ini melaksanakan Pekerjaan ini, yaitu:
8. _______________________________ [sebutkan
fasilitas/peralatan/perlengkapan minimum yang
diperlukan, termasuk yang bersifat khusus/
spesifik/berteknologi tinggi].










BENTUK DOKUMEN PENAWARAN



173

BENTUK SURAT PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS
(PENAWARAN FILE I, METODE 2 FILE)
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]
di ______________________________

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pekerjaan _______________
[nama pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman Pelelangan Umum dengan
Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal
______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pemilihan
dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan],
dengan ini kami mengajukan penawaran Administrasi dan Teknis untuk
pekerjaan _____________________ [diisi oleh Pokja ULP].

Penawaran administrasi dan teknis, serta dokumen kualifikasi ini sudah
memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran
sampai dengan tanggal ____________. [perkiraan tanggal penandatanganan
kontrak, diisi oleh Pokja ULP]


174


Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan);
f. [Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan, apabila ada]. ; dan
4. Data Kualifikasi;

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.

















BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA PERORANGAN
(PENAWARAN FILE I, METODE 2 FILE)



175

CONTOH

Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :


Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]
di______________________________

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis _______________ [nama
pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan
Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________ dan
setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami
mengajukan penawaran untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh
Pokja ULP] sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran administrasi dan teknis, serta dokumen kualifikasi ini sudah
memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran
sampai dengan tanggal ____________. [perkiraan tanggal penandatanganan
kontrak, diisi oleh Pokja ULP]

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


176

1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan); dan.
3. Data kualifikasi;

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.













BENTUK SURAT PENAWARAN HARGA (PENAWARAN FILE II,
METODE 2 FILE)

CONTOH


177

[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :


Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]
di ______________________________

Perihal : Penawaran Harga untuk pekerjaan ______________________ [nama
pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan undangan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor:
_________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan
saksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta
adendum Dokumen Pemilihan], dengan ini kami mengajukan penawaran
Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan _____________________ [diisi oleh
Pokja ULP] sebesar Rp__________________ (__________________________).

Penawaran harga ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran
sampai dengan tanggal ____________. [perkiraan tanggal penandatanganan
kontrak, diisi oleh Pokja ULP]

Sesuai dengan persyaratan, bersama surat penawaran ini kami lampirkan :
1. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];


178

2. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan.















BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (METODE 2 FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan,
keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]


179


1. Metoda pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan];
2. Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan (PHO) [tidak melampaui
batas waktu yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];
3. Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];
4. Spesifikasi teknis, dipersyaratkan untuk bahan/barang tertentu;
5. Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan
yang diajukan]; dan
6. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];








[BENTUK FORMULIR REKAPI TULASI PERHI TUNGAN TI NGKAT
KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN), apabila diberikan preferensi harga]

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN)



180

Uraian Pekerjaan
Nilai Gabungan Barang/Jasa
(Rp) TKDN
DN LN
Total Barang
/
Jasa
Gabungan
Ribu
Rp
%
KDN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1F)
II. Peralatan (Barang
jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2F)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3F)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4F)
IV. Alat Kerja /
Fasilitas Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5F)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6F)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7F)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8F)

C. TOTAL Biaya (A +
B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9F)

Formulasi perhitungan:


Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

% TKDN
(Gabungan Barang
=

+


181

dan Jasa)

Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)



__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]

[nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)/perorangan]




182

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


Contoh
__________________________________________________________________
[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________
dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ________________________ [nama bank] berkedudukan
di _________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : __________________________________ [Pokja ULP]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Penawaran atas pekerjaan
_______________ berdasarkan Dokumen Pengadaan No. _______________
tanggal__________________, apabila:


183

Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya
pelelangan atau sesudah dinyatakan sebagai pemenang;
b. Yang Dijamin tidak:
1) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal pelelangan
dilakukan dengan pascakualifikasi; atau
2) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang.
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); atau
d. Yang Dijamin melakukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang
disampaikan dalam Dokumen Penawaran.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku dari tanggal _____________ s.d._____________ [diisi sesuai yang
tercantum dalam LDP]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan


184

mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


185

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN

Contoh

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: ____________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
_____________ [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ____________________
[nama Pokja ULP], _________________________________ [alamat]
sebagai Pelaksana Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN
atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
_____________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan No. ______________ tanggal ______________
untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan ______________________ yang
diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku apabila TERJAMIN:


186

a. menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau
sesudah dinyatakan sebagai pemenang;
b. tidak:
1) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
pelelangan dilakukan dengan pascakualifikasi; atau
2) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai
pemenang.
c. terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); atau
d. melakukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan dalam
Dokumen Penawaran.

4. Surat Jaminan ini berlaku efektif mulai tanggal _____________
s.d._____________ [diisi sesuai yang tercantum dalam LDP]

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________


187

pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
(Nama & Jabatan) (Nama & Jabatan)
























Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


188

BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka
peserta telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak
untuk dan atas
nama
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
sesuai dan cantumkan nama]
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak
untuk dan atas
nama
: PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
sesuai dan cantumkan nama]
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi
sesuai dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:


189

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional
untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;

3. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS
ini, bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]


[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],
[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


190

DATA ISIAN KUALIFIKASI


Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO
berbentuk Form Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada
aplikasi SPSE

[FORMULI R I SI AN KUALI FI KASI UNTUK KEMI TRAAN/KSO]

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta
notaris]
Bertindak
untuk
dan atas nama
: PT/CV/Firma/Koperasi _______________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama
perusahaan/koperasi/kemitraan/KSO berdasarkan _______________ [akta
pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta


191

pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang
cuti diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan
pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan
para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk
dalam Daftar Hitam;
7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Nama Badan Usaha : _____________________
2. Status :
3.
Alamat Kantor Pusat

:

_____________________
_____________________
No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
4.
Alamat Kantor Cabang

:

_____________________
_____________________
No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________

Cabang Pusat


192

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
d. Nomor Pengesahan
Kementerian Hukum dan
HAM (untuk yang berbentuk
PT)
: _______________
2. Akta/Anggaran Dasar
Perubahan Terakhir

a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

C. Pengurus Badan Usaha
No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha




D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________




193

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)
1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________
2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________


F. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk
CV/Firma)
No. Nama No. Identitas Alamat Persentase




2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir
: No. _______ Tanggal _______
c. Bukti Laporan Bulanan (tiga
bulan terakhir):
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 23
3) PPh Pasal 25/Pasal29
4) PPN


:
:
:
:


No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
No. _______ Tanggal _______
d. Surat Keterangan Fiskal
(sebagai pengganti huruf b dan
c)
:

No. _______ Tanggal _______




194

G. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis/terampil badan usaha)
No Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Tingkat
Pendidikan
Jabatan
dalam
pekerjaan
Pengalaman
Kerja (tahun)
Profesi/
keahlian
Tahun
Sertifikat/
Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8




H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
[cantumkan jika disyaratkan oleh Pokja ULP]

No.
Jenis
Fasilitas/Peralatan/
Perlengkapan
Jumlah
Kapasitas
atau
output
pada saat
ini
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
(%)
Lokasi
Sekarang
Status
Kepemilikan/Dukungan
Sewa
1 2 3 4 5 6 7 8 9




I. Data Pengalaman Perusahaan
(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang dipersyaratkan dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir)
No.
Nama
Paket
Pekerjaan
Sub
Bidang
Pekerjaan
Ringkasan
Lingkup
Pekerjaan
Lokasi
Pemberi Tugas
/ Pejabat
Pembuat
Komitmen
Kontrak
Tanggal Selesai
Pekerjaan
Berdasarkan
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai Kontrak
BA
Serah


195

Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir
(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan
yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

No.
Nama Paket
Pekerjaan
Ringkasan
Lingkup
Pekerjaan
Lokasi
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Kontrak
Tanggal Selesai
Pekerjaan
Berdasarkan
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai Kontrak
BA
Serah
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10





K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan
No.
Nama
Paket
Pekerjaan
Bidang/Sub
Bidang
Pekerjaan
Lokasi
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen
Kontrak Progres Terakhir
Nama
Alamat/
Telepon
No /
Tanggal
Nilai
Kontrak
(rencana)
%
Prestasi
Kerja
%


196

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10




L. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh
rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang
saya sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang
saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]


PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]


[rekatkan meterai Rp 6.000,-
dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


197

[jabatan pada badan usaha]
PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI

I. Petunjuk Pengisian untuk peserta bukan kemitraan/KSO mengikuti
petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE (User Guide).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing
masing kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian formulir isian
kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat
yang dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang
yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Usaha
1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
perusahaan/anggaran dasar koperasi serta untuk badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika
terdapat perubahan nama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris,
pada Pembuktian Kualifikasi peserta diminta menunjukan asli dan
memberikan salinan Bukti Pemberitahuan dari Notaris selaku Kuasa
Direksi yang telah diajukan melalui Sisminbakum atas Akta Perubahan
Terakhir.


198


C. Pengurus Badan Usaha
Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Izin Usaha
(Jenis izin usaha disesuaikan dengan bidang usaha dan peraturan perundang-
undangan, contohnya : Izin Usaha di bidang Konstruksi adalah Izin Usaha
Jasa Kontruksi (IUJK).

Untuk persyaratan perizinan bagi Penyedia Asing disesuaikan dengan praktek
bisnis internasional dan/atau ketentuan negara asal Penyedia)

Tabel izin usaha:
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero, dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir
berupa SPT Tahunan.


199

c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPH pasal 21;
2) PPH pasal 23 (apabila ada transaksi);
3) PPH pasal 25/pasal 29 (apabila Pengusaha Kena Pajak);
4) PPN.
d. Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan
penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta
dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan tanggal penerbitan
paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai pemasukan
dokumen kualifikasi..
3. [Persyaratan perpajakan sebagaimana dimaksud pada angka 2
dikecualikan untuk Penyedia Asing (khusus untuk International
Competitive Biding)]

G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan,
lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan
Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah dari
setiap tenaga ahli/teknis/terampil yang diperlukan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat
ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi
keberadaan saat ini dan status kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/dukungan
sewa) dari masing-masing fasilitas/peralatan/ perlengkapan yang diperlukan.
Bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian
Kualifikasi.



200

I. Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang
dipersyaratkan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan
berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk
masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Data ini
digunakan untuk menghitung Kemampuan Dasar (KD) pada paket pekerjaan
usaha non kecil.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir
Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi
tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal
selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara Serah
Terima (PHO), untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk
perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel
ini.

K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, bidang/sub bidang pekerjaan dan lokasi
tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta
persentase progres menurut kontrak, dan prestasi kerja terakhir. Data ini
digunakan untuk menghitung Sisa Kemampuan Paket (SKP).

L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai paket (HPS).



201



Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing
kualifikasi badan usahanya.



202

TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama
Operasi ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO;

2. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan atau peserta perorangan tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana;

4. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21,
PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi
Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam
tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan
menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh
Kantor Pelayanan Pajak dengan tanggal penerbitan paling lama 1 (satu)
bulan sebelum tanggal mulai pemasukan Dokumen Kualifikas.;

6. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi peserta


203

Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun;

7. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada
subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;

8. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan Pekerjaan Konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total paket (HPS);

11. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
a. Peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan
yang memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. Evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan/KSO;

12. Untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada
pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan
yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. Dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;


204

c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. Pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai
kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang
Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen
terbesar dari pekerjaan;

13. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
a. SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir;


205

b. Dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari
semua perusahaan yang bermitra/KSO;

14. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu (ISO) dan/atau memiliki Sertifikat
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), apabila
disyaratkan.

B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian
peserta dalam Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang
tercantum pada aplikasi SPSE dalam hal:
1. Kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. Pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membayar denda materai sesuai
ketentuan peraturan perundangan-perundangan.

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis
namun tidak boleh mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah
dikirmkan melalui aplikasi SPSE.

E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang
kurang tidak dapat dilengkapi.




206

BENTUK KONTRAK

SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
__________
Nomor: __________

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut
Kontrak) dibuat dan ditandatangani di __________ pada hari __________
tanggal __ bulan __________ tahun ____________ [tanggal, bulan dan tahun
diisi dengan huruf] antara __________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
__________ [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang
berkedudukan di __________ [alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan
Surat Keputusan _______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan
sebagai PPK] No _________________ [No. SK penetapan sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut PPK dan

1. Untuk penyedia perseorangan, maka:
[____________ [nama penyedia], yang berkedudukan di __________
[alamat penyedia], berdasarkan identitas No. _________ [No. KTP/SIM/
Paspor Penyedia], selanjurnya disebut Penyedia]

2. Untuk penyedia badan usaha non KSO, maka:
[__________ [nama wakil Penyedia], ______________[jabatan wakil
Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama __________ [nama
Penyedia], yang berkedudukan di ____________ [alamat Penyedia],
berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar No. _______ [No. Akta


207

Pendirian/Anggaran Dasar] tanggal _____________ [tanggal penerbitan
Akta Pendirian/Anggaran Dasar], selanjutnya disebut Penyedia]
3. Untuk penyedia KSO/Kemitraan, maka:
[Kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut:
1. _________________________[nama Penyedia 1];
2. _________________________[nama Penyedia 2];
_____________dst

yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini
dan telah menunjuk __________ [nama anggota kemitraan/KSO yang ditunjuk
sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO yang
berkedudukan di __________ [alamat Penyedia wakil kemitraan/KSO],
berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ___________ tanggal
___________ (selanjutnya disebut Penyedia).]

MENGINGAT BAHWA:

(a) PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi
sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir
dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi);

(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian
profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dalam Kontrak ini;

(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;



208

(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.


MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:

1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump
sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp________________ (_______________________ rupiah);]

[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) adalah sebesar Rp________________ (_______________________
rupiah);]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;



209

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas dan harga (apabila ada); dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan
dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:

a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;


210

4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci
dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan,
dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.



211

DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk
menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan
Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik
Indonesia.

Untuk dan atas nama __________
PPK


[tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk Penyedia maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]
Untuk dan atas nama
Penyedia/Kemitraan (KSO)
__________

[tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk satuan kerja PPK maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]























212







BENTUK SURAT PERINTAH KERJA
[kop surat K/L/D/I]


SURAT PERINTAH KERJA
(SPK)

SATUAN KERJA PPK:
NOMOR DAN TANGGAL SPK:
Halaman __ dari __
PAKET PEKERJAAN: __________ NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN
PENAWARAN:


NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN:


NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL
[NEGOSIASI/PELELANGAN]:


SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan dibebankan atas DIPA __________ Tahun
Anggaran ____ untuk mata anggaran kegiatan __________

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

No.
Uraian
Pekerjaan
Kuantitas
Satuan
Ukuran
Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp)
Total (Rp)
Material Upah Material Upah









213








Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian
pekerjaan yang diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima.
Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena
kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada
PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai Kontrak atau sisa nilai bagian Kontrak untuk
setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia
berkewajiban untuk mematuhi Syarat Umum SPK terlampir.

Untuk dan atas nama __________
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]
Untuk dan atas nama penyedia
__________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen
maka rekatkan materai Rp 6.000,-
)]

[nama lengkap]
[jabatan]

SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan
harga yang tercantum dalam SPK.

2. HUKUM YANG BERLAKU
Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum
Republik Indonesia.


214


3. ITIKAD BAIK
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam SPK.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

4. PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
serta pekerjaan yang dilakukan.

5. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK
sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan
harga satuan dan lump sum).

6. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung
atau disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia
kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk
membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada
PPK sesuai dengan hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh
PPK tetap pada PPK, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan
kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh
penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi
yang sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian
keausan akibat pemakaian yang wajar.

7. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan
penyedia secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat
mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat
mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan
setelah serah terima hasil pekerjaan.

8. PERPAJAKAN


215

Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan
SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam
harga SPK.

9. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK
Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian
atau seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan
dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger), konsolidasi, pemisahan atau akibat lainnya.
10. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak
atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.

11. ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
3) perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam harga SPK.

12. PENANGGUNGAN DAN RISIKO
a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya
yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat
PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut
terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan
Personil;


216

2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan
atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan
oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam syarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia
atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

13. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai
untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja
dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta
bendanya sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.

14. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia.

15. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut.
Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap
sebagai Peristiwa Kompensasi.

16. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan


217

dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

17. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.
d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.

18. PENERIMAAN BARANG/JASA
PPK berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau
menolak penerimaan barang yang tidak memenuhi spesifikasi dalam SPK
ini. Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti penerimaan barang
tersebut.

19. SERAH TERIMA PEKERJAAN
a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia


218

mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh
Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
e. Apabila PPHP belum menerima hasil pekerjaan, PPK memerintahkan
Penyedia untuk memperbaiki pekerjaan dan dikenakan denda sesuai
dengan ketentuan dalam SPK.
f. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)
dari harga SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100%
(seratus perseratus) dari harga SPK dan penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga SPK.
g. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
h. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
i. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa harga SPK yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
j. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.

20. JAMINAN PEMELIHARAAN
a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan
diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak
tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

21. PERUBAHAN SPK
a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. Perubahan SPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,


219

meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam SPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam
SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat
Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

22. PERISTIWA KOMPENSASI
a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal
sebagai berikut:
1) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi
sesuai jadwal yang dibutuhkan;
4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan kepada pihak penyedia untuk penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
7) PPK memerintahkan kepada pihak penyedia untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh
PPK;
8) ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK dan dapat dibuktikan perlunya tambahan
waktu akibat Peristiwa Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.



220

23. PERPANJANGAN WAKTU
a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan
melalui adendum SPK jika perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah
melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh
penyedia.

24. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK
a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar.
b. Dalam hal SPK dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia
sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan
ini. Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia
kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan
sementara dan peralatan;
3) biaya langsung demobilisasi personil.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak PPK atau pihak penyedia.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan
apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari
dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;
4) penyedia berada dalam keadaan pailit;
5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari harga SPK dan
PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa
pekerjaan;
7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;


221

8) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SPK;
9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
10) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan
peraturan perundang-undangan.

25. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem
termin/pembayaran secara sekaligus];
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang
retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta
penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.

26. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda
sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.


222


27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah maka perselisihan akan diselesaikan melalui mediasi,
konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik
Indonesia.

28. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI
Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja PPK telah
atau akan menerima komisi dalam bentuk apapun (gratifikasi) atau
keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari
SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan
pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.

















223





SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)


A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:
Satuan Kerja PPK :
Nama :__________
Alamat :__________
Telepon :__________
Website :__________
Faksimili :__________
email :__________
Penyedia:
Nama :__________
Alamat :__________
Telepon :__________
Website :__________
Faksimili :__________
e-mail :__________

B. Wakil Sah Para
Pihak
Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


224

Untuk PPK :_______________
Untuk Penyedia :_______________
Pengawas Pekerjaan ________ sebagai wakil sah PPK
(apabila ada)

C. Tanggal
Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ________ s.d. ________

D. Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan

Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan selama :
_____ ( ______ ) (hari kalender/bulan/tahun)
E. Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: __(_____)
(bulan/tahun)

F. Umur
Konstruksi

Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi:
____ (__________) tahun sejak tanggal penanda-
tanganan Berita Acara penyerahan akhir.

G. Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan

Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian dan
perawatan harus diserahkan selambat-lambatnya: ___
(__________) hari kalender/bulan/tahun setelah tanggal
penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

H. Pembayaran
Tagihan
Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP
oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah
______ hari kalender terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh PPK.

I. Pencairan
Jaminan
Jaminan dicairkan dan disetorkan pada _______ [Kas
Negara/Kas Daerah]



225

J. Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan
PPK atau
Pengawas
Pekerjaan
Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
persetujuan PPK adalah: __________

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah: __________
K. Kepemilikan
Dokumen
Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen
dan piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan
Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai berikut:
__________

L. Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa :
_________________

M. Sumber
Pembiayaan
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai
dari __________________ [APBN/APBD]

N. Pembayaran
Uang Muka
Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka
(YA/TIDAK).

[jika YA]
Uang muka diberikan sebesar __% (________ per
seratus) dari Nilai Kontrak

O. Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan
Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:
(Termin/Bulanan/Sekaligus).

Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut: __________

Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:


226

__________

P. [Penyesuaian
Harga]
1. [Untuk Penyesuaian Harga digunakan indeks yang
dikeluarkan oleh _________ [BPS/Instansi Teknis
Lainnya]

2. Indeks yang dipergunakan adalah indeks _______
(perdagangan, industri, impor, dll) sebesar_______
3. Koefisien tetap adalah sebesar____________

4. Koefisien komponen kontrak adalah
sebesar__________]

Q. Peristiwa
Kompensasi
Ketentuan selain yang diatur dalam SSUK mengenai
pemberian peristiwa kompensasi adalah: ________
(apabila ada)

R. Denda Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu)
dari [harga kontrak/harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan]

S. Sanksi Pelanggaran terhadap ketentuan Pengalihan dan/atau
Subkontrak dikenakan sanksi _________

T. Penyelesaian
Perselisihan
Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan
Kontrak tidak dapat diselesaikan secara damai maka Para
Pihak menetapkan lembaga penyelesaian perselisihan
tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa:

[Pengadilan Republik Indonesia yang
berkompeten/Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI)]

[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus


227

Sengketa maka cantumkan klausul arbitrase berikut
tepat di bawah pilihan yang dibuat di atas:

Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan
diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan
administrasi dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase
BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak
yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan
terakhir. Para Pihak setuju bahwa jumlah arbitrator
adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing Pihak harus
menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang
ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga
yang akan bertindak sebagai pimpinan arbitrator.]
























228





BENTUK DOKUMEN LAIN


A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
(SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]


Nomor : __________ __________, __ __________ 20__
Lampiran : __________


Kepada Yth.
__________
di __________


Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________
_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________
tanggal __________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran
terkoreksi] sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan
diterima/disetujui.



229

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang
disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja __________
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
3. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
4. ____________ [APIP K/L/D/I]
5. ____________ [Pokja ULP]
......... dst



230

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]


SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________



Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;


berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal
__________, bersama ini memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________



231

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;


2. Tanggal mulai kerja: __________;


3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;


4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun dan
pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________


5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian
pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000
(satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak
sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________


232


Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]


233

C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN


Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________


Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan
selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ___________________________________ [Pokja ULP]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan ______________
berdasarkan Dokumen Pengadaan No. ______________ tanggal _________________,
apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]


234

Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN
dinyatakan tidak benar.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak benar
dari ______________ [Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
Lain/Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggah banding] paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak
benar dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan oleh Yang
Dijamin tidak benar.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________

[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


235

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________


Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan
selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________
(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ________________
tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________



236

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


237

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN


Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________



1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama PPK], _________________________
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas
uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan __________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. _______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan pelelangan
pekerjaan ______________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.


238

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]






Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


239

Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________


Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan
selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal __________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN


240

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


241

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA


Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________



1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama PPK], _________________________
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas
uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal
_____________________ dari PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen
Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah
menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN
cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.



242

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00


_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]






Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]


243

Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________


Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan
selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________
(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal ________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN


244


ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________


[Bank]

Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan, pemegang
Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]


245

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama PPK], _________________________
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas
uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _________________ sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal
_____________________ dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya
masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Anda mungkin juga menyukai