Anda di halaman 1dari 62

T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c .

i d

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Mata kuliah ini membahas tentang sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, akar
kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, sistem persamaan linear, fungsi
dan limit, turunan, aplikasi turunan, integral, serta penerapan integral.

B. Prasarat
-

C. Petunjuk Belajar
Dalam perkuliahan ini, beberapa metode akan digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Metode ceramah dan tanya jawab akan digunakan dalam penyajian materi.
Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman materi mahasiswa dibentuk kelompok.
Mahasiswa diberikan soal-soal latihan untuk diselesaikan dan ada soal yang dikerjakan
secara individu dan ada pula soal yang dikerjakan dengan berdiskusi bersama teman dalam
kelompoknya.

D. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Kompetensi
Memahami matematika pada materi sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, akar
kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, sistem persamaan linear,
fungsi dan limit, turunan, aplikasi turunan, integral, serta penerapan integral dan dapat
mengerjakan soal atau permasalahan yang relevan.
2. Indikator
a. Mahasiswa memahami materi sistem bilangan real
b. Mahasiswa memahami materi ketaksamaan
c. Mahasiswa memahami materi nilai mutlak
d. Mahasiswa memahami materi akar kuadrat dan kuadrat
e. Mahasiswa memahami materi koordinat kartesius


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

2
f. Mahasiswa memahami materi koordinat kutub
g. Mahasiswa memahami materi sistem persamaan linear
h. Mahasiswa memahami materi fungsi
i. Mahasiswa memahami materi limit dan kekontinuan fungsi
j. Mahasiswa memahami materi turunan
k. Mahasiswa memahami materi aplikasi turunan
l. Mahasiswa memahami materi intgral
m. Mahasiswa memahami materi penggunaan integral

3. Tujuan Penulisan Bahan Ajar
Dengan ditulisnya bahan ajar mata kuliah Matematika Dasar ini diharapkan dapat
membantu mahasiswa di dalam mempelajari materi sistem bilangan real, ketaksamaan,
nilai mutlak, akar kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, sistem
persamaan linear, fungsi dan limit, turunan, aplikasi turunan, integral, serta penerapan
integral.


















T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

3
BAB II
KEGIATAN BELAJAR 1

A. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Menggunakan konsep bilangan real dalam soal dan permasalahan yang relevan.
Kompetensi Dasar
Memahami matematika pada materi sistem bilangan real, ketaksamaan, nilai mutlak, akar
kuadrat dan kuadrat, koordinat kartesius dan kutub, grafik, serta sistem persamaan linear
B. Indikator Perkuliahan
1. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang sistem bilangan real,
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang ketaksamaan,
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang nilai mutlak,
4. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang akar kuadrat dan kuadrat,
5. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang koordinat kartesius dan kutub,
serta grafik,
6. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang sistem persamaan linear

C. Uraian Materi
Bilangan Real
Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan
bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional

Bilangan Rasional
Adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk di mana p, q Z, dengan q 0.
Notasinya: Q = {x|x = , p dan q Z, dengan q 0}
contoh :

Himpunan-himpunan berikut ada didalam himpunan bilangan rasional :
Himpunan bilangan asli, N = {1,2,3,.}
Himpunan bilangan bulat, Z = {-2,-1,0,1,2,}
1 4 57
, ,
3 9 1
p
q
p
q


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

4

Bilangan Irrasional (Tak Rasional)
Adalah suatu bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk .
Notasinya: iR = {x|x tidak dapat dinyatakan dalam bentuk }
contoh : , e, log 5.

Jika Bilangan Real dinyatakan dalam suatu diagram dapat berbentuk sebagai berikut:

Desimal Berulang dan Tak Berulang
Desimal bilangan rasional adalah berakhir atau berulang dengan pola yang sama.
contohnya : 3/8 = 0.375, atau 0.3750000000.
13/11 =1.1818181818
Setiap bilangan rasional dapat ditulis sebagai desimal berulang dan sebaliknya
contoh : x = 0.136136136.
y = 0.271271271..
Buktikan x dan y merepresentasikan bilangan rasional !

Desimal bilangan irrasional tidak berulang dan sebaliknya,
contoh : 0.101001000100001.

Garis Bilangan
Setiap bilangan real berkorespondensi dengan satu dan hanya satu titik pada sebuah garis
bilangan, yang disebut garis bilangan real.
N
Z
Q

R
p
q
p
q


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

5



SISTEM BILANGAN REAL
Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan sifat-sifat bilangan disebut sistem bilangan real.
Sifat-sifat bilangan real dibagi menjadi :
* Sifat-sifat aljabar
* Sifat-sifat urutan
* Sifat-sifat kelengkapan

Sifat-sifat Aljabar Bilangan Real
Sifat sifat aljabar menyatakan bahwa 2 bilangan real dapat ditambahkan, dikurangkan,
dikalikan, dibagi (kecuali dengan 0) untuk memperoleh bilangan real yang baru.

contoh:
2 + 5 = 7
5-0,4 = 4,6
4 x = 1
3 : 4 =

Sifat-sifat Urutan Bilangan Real
Bilangan real a disebut bilangan positif, jika a nilainya lebih besar dari 0, ditulis a > 0.
Contoh : 5 adalah bilangan positif, karena 5 > 0

Bilangan real a lebih kecil dari b, ditulis a < b, jika b a positif
Contoh : 2 < 5 karena 5 2 = 3 > 0

Untuk setiap bilangan real a, b, c berlaku sifat-sifat sebagai berikut
0 -1 1 2 -4 2
5
2 3 5


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

6
a < b a + c < b + c
a < b a - c < b c
a < b, c > 0 ac < bc
a < b, c < 0 ac > bc
a > 0
Jika a dan b bertanda sama maka
Sifat-sifat Kelengkapan Bilangan Real
Sifat kelengkapan dari himpunan bilangan real secara garis besar menyatakan bahwa terdapat
cukup banyak bilangan bilangan real untuk mengisi garis bilangan real secara lengkap sehingga
tidak ada setitikpun celah diantaranya

Contoh :
Nyatakanlah apakah masing-masing yang berikut benar atau salah!
a. -2 < -5
b.

INTERVAL BILANGAN REAL
Interval adalah suatu himpunan bagian dari garis bilangan real yang mengandung paling sedikit 2
bilangan real yang berbeda dan semua bilangan real yang terletak diantara keduanya.

Untuk setiap x, a, b R,
1. [a, b] = {x | a x b} disebut interval tutup
2. [a, b) = {x | a x < b} disebut interval setengah tertutup atau terbuka
3. (a, b] = {x | a < x b} disebut interval setengah terbuka atau tertutup
4. (a, b) = {x | a < x < b} disebut interval terbuka
Selain interval-interval di atas juga terdapat interval-interval tak hingga
1. (, b] = {x | x b}
2. (, b) = {x | x < b}
3. (a, ] = {x | x a}
4. (a, ) = {x | x > a}
5. (, ] = {x | x R}
1
0
a
1 1
a b
b a
6 34
7 39


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

7

KETAKSAMAAN
Menyelesaikan ketidaksamaan dalam x berarti mencari interval atau interval-interval dari
bilangan yang memenuhi ketidaksamaan tersebut.
Cara menyelesaikan ketidaksamaan :
1. tambahkan kedua sisi dengan bilangan yang sama
2. kalikan kedua sisi dengan bilangan positif
3. kalikan kedua sisi dengan bilangan negatif, tapi tanda ketidaksaman berubah
Contoh:
Selesaikan ketidaksamaan berikut dan gambarkanlah kumpulan solusinya pada garis bilangan
real!
a. 5x 3 7 - 3x
b.
c. (x 1)2 4

NILAI MUTLAK

Definisi nilai mutlak :

Jadi |x| 0 untuk setiap bilangan real x dan
|x| = 0 jika dan hanya jika x = 0.
|x| dapat juga didefinisikan sebagai:
Secara Geometri:
|x| menyatakan jarak dari x ke titik asal.
|x y| = jarak diantara x dan y

Sifat-sifat Nilai Mutlak
|-a| = |a|
|ab| = |a||b|

0 ,
0 ,
x x
x x
x
2
x x
a
a
b b


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

8

|a + b| |a| + |b|
|x|2 = x2
|x| < a jika dan hanya jika - a < x < a
|x| > a jika dan hanya jika x > a atau x < -a
|x| < |y| jika dan hanya jika x2 < y2

Contoh:

SISTEM KOORDINAT CARTESIUS (PERSEGI PANJANG)
Sistem koordinat adalah suatu metode untuk menentukan letak suatu titik dalam grafik. Ada
beberapa macam system koordinat yaitu:
Sistem Koordinat Cartesius;
Sistem Koordinat Kutub;
Sistem Koordinat Tabung, dan
Sistem Koordinat Bola.
Sistem Koordinat Cartesius
Koordinat ini terdiri dari 2 garis saling tegak lurus, yaitu satu mendatar (horizontal) dan yang lain
tegak (vertikal). Garis mendatar ini disebut sumbu-x sedangkan garis yang tegak disebut
sumbu-y. Perpotongan kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal (origin) dan diberi tanda O.
Seperti biasanya, titik-titik di sebelah kanan O nilainya adalah positif (bilangan-bilangan real
positif) sedangkan titik-titik di sebelah kiri O dengan bilangan-bilangan real negatif. Demikian
pula dengan titik-titik di sebelah atas O dan di sebelah bawah O masing-masing dikaitkan dengan
bilangan-bilangan real positif dan negatif. Oleh ke dua sumbu, bidang datar (bidang koordinat)
terbagi menjadi 4 daerah (kwadran), yaitu kwadran I, kwadran II, kwadran III, dan kwadran IV
1. 5 2 6 x x
2. 2 11 1 x x
3. Berapakah nilai a dan t yang memenuhi persamaan
? t a a t


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

9

Gambar Koordinat Katesius dan kwadrannya
Letak sembarang titik pada bidang dinyatakan dengan pasangan variable berurutan (x,y). Titik
P(x,y) berarti bahwa jarak titik P ke sumbu-x dan sumbu-y masing-masing adalah |y| dan |x|.
Apabila x < 0 (atau y < 0) maka titik P berada di sebelah kiri (atau sebelah bawah) titik asal O
dan apabila x > 0 (atau y > 0) maka titik P terletak di sebelah kanan (atau sebelah atas) titik asal
O. Dalam hal ini, x disebut absis titik P sedangkan y disebut ordinat titik P.

Persamaan Lingkaran dengan Pusat (0,0)







r
O


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

10
Definisi





Y Perhatikan di samping.
A(x,y) Gambar di samping adalah sebuah
lingkaran pada bidang Cartesius yang
X berpusat di O(0,0) dan barjari-jari r
satuan. Titik A(x,y) adalah sebarang
titik yang terletak pada lingkaran.

Berdasarkan Definisi 1, titik A(x,y) berjarak r satuan dari titik O(0,0).
Jarak A(x,y) ke O(0,0) adalah
|AO| = r

2 2
) 0 ( ) 0 ( y x = r

2 2
y x = r

2 2
y x = r
2
.




Contoh 1:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan pusatnya O(0,0).
Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan berjarijari 5 adalah
2 2
y x = 5
2
atau
2 2
y x = 25.


Lingkaran adalah tempat titik-titik pada bidang datar yang berjarak sama terhadap titik tetap.
Titik tetap itu disebut titik pusat lingkaran, dan jarak titik-pada lingkaran ke pusat adalah jari-
jari lingkaran.
r

O(0,0)
Persamaan
2 2
y x = r
2
adalah persamaan lingkaran yang berpusat di titik
O(0,0) dan berjari-jari r.



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

11
Contoh 2.
Tulislah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya
2 2
y x = 27.
Jawab:
Pusat lingkaran
2 2
y x = 27 adalah O(0,0), jari-jarinya adalah r = 27 = 3 3 satuan.

Contoh 3
Y Tulislah persamaan lingkaran yang
A(12,5) berpusat di titik O(0,0) dan melalui titik
A(12,5)

O X

Jawab:
Jarak AO sama dengan jari-jari lingkaran, sebut r.
r =
2 2
) 0 5 ( ) 0 12 (
=
2 2
5 12
= 25 144
= 169
= 13 satuan.
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat O(0,0) dan jari-jari 13 satuan adalah
2 2
y x = 13
2
atau
2 2
y x = 169.










T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

12
Persamaan Lingkaran dengan Pusat P(a,b)
Y Perhatikan Gambar di samping.
A(x,y) Sebuah lingkaran pada bidang
Cartesius dengan pusat P(a,b) dan
berjari-jari r. Titik A(x,y) adalah
sebarang titik yang terletak pada
lingkaran.
O X


Berdasarkan Definisi 1, pada Gambar 4, sebarang titik A(x,y) pada lingkaran berjarak r satuan
dari titik tetap P(a,b). Jarak A(x,y) ke P(a,b) adalah
r =
2 2
) ( ) ( y b x a
=
2 2
) ( ) ( b y a x
r
2
=
2 2
) ( ) ( b y a x .




Catatan: Untuk a = 0 dan b = 0, titik P(a,b) adalah titik P(0,0). Persamaan lingkarannya menjadi
2
x +
2
y = r
2
, yakni persamaan lingkaran yang berpusat di titik O(0,0) dan berjari-jari
r.
Contoh:
Tulislah persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan dan berpusat di titik (2,4).
Jawab:
Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan berjari-jari 5 adalah

2 2
) 4 ( ) 2 ( y x = 5
2
atau
2 2
) 4 ( ) 2 ( y x = 25.

r

P(a,b)
Persamaan
2 2
) ( ) ( b y a x = r
2
adalah persamaan lingkaran yang berpusat di titik
P(a,b) dan berjari-jari r.


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

13

Persamaan Lingkaran
2
x +
2
y + Ax + B y + C = 0.
Perhatikan persamaan

2
x +
2
y + A x + B y + C = 0

2
x + Ax +
2
y + B y = - C

2
x + Ax +
4
1
A
2
+
2
y + B y +
4
1
B
2
=
4
1
A
2
+
4
1
B
2
- C

2
2
1
2
2
1
) ( ) ( B y A x =
4
1
A
2
+
4
1
B
2
- C.

Ini adalah persamaan lingkaran dengan
Pusat : P(-
2
1
A, -
2
1
B)
Jari-jari : r = C B A
2
4
1
2
4
1
satuan.

Contoh:
Carilah pusat dan jari-jari lingkaran yang persamaannya

2
x +
2
y - 6 x + 4 y - 12 = 0.
Jawab:
Pada persamaan
2
x +
2
y - 6 x + 4 y - 12 = 0, nilai A = -6, B = 4 dan C = -12.
Misalkan pusat lingkarannya P dan jari-jarinya r.
Pusat lingkaran : P(-
2
1
A, -
2
1
B) atau P(3,-2)
Jari-jari : r = C B A
2
4
1
2
4
1
= 12 16 . 36 .
4
1
4
1
= 25 = 5 satuan.

Latihan
1. Lingkaran L
1
= x
2
+ y
2
+ 2x -4y 4, lingkaran L
2
mempunyai pusat di (3,5) serta
menyinggung lingkaran L
1
. Tentukan persamaan lingkaran L
2
.
2. Tentukan persamaan lingkaran di kuadran I yang menyinggung garis y = 3 x dan sumbu
X di titik (4,0).
3. Hitung jarak terdekat antara titik P(-7,2) ke lingkaran x
2
+ y
2
-10x 14y -151 = 0.
4. Diketahui titik P(5,-2) dan lingkaran x
2
+ y
2
-3x +y 4 = 0. Melalui P dibuat garis sehingga
menyinggung lingkaran di T, hitung panjang PT.
5. Diketahui titik P(1,7) dan lingkaran (x+3)
2
+ (y-4)
2
= 16. Hitung jarak terdekat P ke
lingkaran.


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

14
Garis Lurus
Persamaan umum garis lurus pada bidang adalah
Ax + By + C = 0,dengan A, B tak keduanya nol.

Jika B 0, persamaan tadi dapat dinyatakan sebagai
y = mx + c, dengan m menyatakan gradien atau kemiringan garis tersebut.

Persamaan garis lurus yang melalui P(x0,y0) dengan gradien m adalah
y y
o
= m(x x
o
).


KOORDINAT KUTUB


Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu titik dengan menggunakan
koordinat kutub.
Koordinat kutub menunjukkan posisi relatif terhadap titik kutub O dan sumbu polar (ray) yang
diberikan dan berpangkal pada O.

Titik P dengan koordinat kutub (r, ) berarti berada diposisi:
- derajat dari sumbu-x (sb. polar)
( diukur berlawanan arah jarum-jam)
- berjarak sejauh r dari titik asal kutub O.
Perhatian:
jika r < 0, maka P berada di posisi yang
berlawanan arah.
r: koordinat radial
O (the pole) ray (polar axis)


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

15
: koordinat sudut
Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam koordinat kutub
(r, ) = (- r, + n ), untuk n bil. bulat ganjil
= ( r, + n ) , untuk n bil. bulat genap
Example:
the following polar coordinates represent
the same point
(2, /3), (-2, 4 /3), (2, 7 /3), (-2, -2 /3).
Konversi koordinat kutub kedalam koordinat kartesius. Gunakan relasi:
x =r cos , y =r sin
Maka r2 =x2 +y2,
tan = y/x, jika x 0
Catt. menentukan
Jika x >0, maka x berada di kuadran 1 atau 4
jadi - /2 < < /2 =arctan(y/x).
Jika x < 0, x berada di kuadran 2 atau 3,
= +arctan(y/x).
Pers. polar dari lingkaran berjari-jari a: r = a
Untuk lingkaran berjari a,
- berpusat di (0,a): r = 2a sin
- berpusat di (a,0): r = 2a cos

Konversikan persamaan kutub r = 2 sin kedalam sistem koordinat kartesius:


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

16
Kalikan kedua sisi dengan r:
r2 = 2r sin
x2 + y2 = 2y
x2 + y2 - 2y = 0
Jadi persamaan tsb. dalam koordinat kartesius adalah x2 + (y -1)2 = 1
Cari titik potong antara 2 persamaan kutub berikut: r = 1 + sin and r2 = 4 sin .
Solusi:
(1 + sin )2 = 4 sin
1 + 2 sin + sin2 - 4 sin = 0
sin2 - 2 sin + 1 = 0
(sin - 1)2 = 0 sin = 1
Jadi sudut = /2 + 2n , dimana n = 0,1,
Jadi salah satu titik potong: (2, /2)

Grafik Persamaan Kutub
Cardioid:







) cos 1 ( ) sin 1 ( a r dan a r


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

17
Limaon:
r = a + b cos , r = a + b sin


Persamaan berbentuk
r = cos (n ) atau r = sin(n )
mempunyai grafik berbentuk mawar (rose);
dengan jumlah kelopak = n jika n ganjil,
2n jika n genap


Lemniscate:

Contoh: untuk









) 2 sin( atau ) 2 cos(
2 2
a r a r
) 2 sin( 4
2
r


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

18



Spiral: r =



Grafik dari butterfly curve
r( ) = exp(cos( ))- 2*cos(4* ) + sin( /4)^3




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

19




SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Bentuk umum:

dimana x1, x2, . . . , xn variabel tak diketahui, aij , bi,
i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.






T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

20
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Masing-masing pers berupa garis lurus. Penyelesaiannya adalah titik potong kedua garis ini.


Penyajian SPL dalam Bentuk Grafik
SPL BENTUK MATRIKS

Strategi Menyelesaikan SPL
Mengganti SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai penyelesaian sama (ekuivalen) tetapi
bentuk yang lebih sederhana.

Tiga Operasi Yang Mempertahankan Penyelesaian SPL
SPL
1. Mengalikan suatu persamaan dengan konstanta tak nol.
2. Menukar posisi dua persamaan sebarang.
3. Menambahkan kelipatan suatu persamaan ke persamaan lainnya.

kedua garis sejajar kedua garis berpotongan kedua garis berhimpitan


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

21
MATRIKS
1. Mengalikan suatu baris dengan konstanta tak nol.
2. Menukar posisi dua baris sebarang.
3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya.

Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)
SPL atau bentuk matriksnya diolah menjadi bentuk sederhana sehingga tercapai 1 elemen tak nol
pada suatu baris.

Contoh:


DIKETAHUI

kalikan pers (i)
dengan (-2), kemu-
dian tambahkan ke
pers (ii).
kalikan baris (i)
dengan (-2), lalu
tambahkan ke
baris (ii).
(i)
(ii)
(iii)

kalikan pers (i)
dengan (-3), kemu-
dian tambahkan ke
pers (iii).
kalikan baris (i)
dengan (-3), lalu
tambahkan ke
baris (iii).

kalikan pers (ii)
dengan (1/2).

kalikan baris (ii)
dengan (1/2).


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

22



Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat kaitan menarik antara bentuk SPL dan
representasi matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan METODA ELIMINASI GAUSS.


kalikan pers (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers
(i).
kalikan brs (ii)
dengan (-1), lalu
tambahkan ke brs
(i).

kalikan pers (iii)
dengan (-11/2), lalu
tambahkan ke pers (i)
dan kalikan pers (ii) dg
(7/2), lalu tambahkan
ke pers (ii)

DIKETAHUI

kalikan pers (i)
dengan (-2), kemu-
dian tambahkan ke
pers (ii).
kalikan baris (i)
dengan (-2), lalu
tambahkan ke
baris (ii).
(i)
(ii)
(iii)

kalikan pers (i)
dengan (-3), kemu-
dian tambahkan ke
pers (iii).
kalikan baris (i)
dengan (-3), lalu
tambahkan ke
baris (iii).

kalikan pers (ii)
dengan (1/2).

kalikan baris (ii)
dengan (1/2).


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

23
Bentuk Echelon-Baris
Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:

maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:
1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen
tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.
2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.
3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading
1 baris berikut.
4. Setiap kolom yang memuat leading 1, elemen lain semuanya 0.

Bentuk echelon-baris dan echelon-baris tereduksi
Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut
bentuk echelon-baris.
CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:

CONTOH bentuk echelon-baris:





T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

24
Bentuk Umum Echelon-Baris


Bentuk Umum Echelon-Baris Tereduksi

dimana lambang dapat diisi bilananga real sebarang.

Latihan:
Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb:

Tentukan penyelesaian masing-masing SPL di atas!




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

25
Metoda Gauss-Jordan
Ide pada metoda eliminasi Gauss adalah mengubah matriks ke dalam bentuk echelon-baris
tereduksi.
CONTOH: Diberikan SPL berikut.

Bentuk matriks SPL ini adalah:



-2B1 + B2B2
B2B2
5B
2
+B
3
B
3

6 18 0 8 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1 - 3 - 0 2 - 1 - 0 0
0 0 2 0 2 - 3 1
B
4
B
4
+4B
2

B
3

B
4

B
3
B
3
/
3
-3B
3
+B
2
B
2

2B
2
+B
1
B
1



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

26
Akhirnya diperoleh:

Akhirnya, dengan mengambil x2:= r, x4:= s dan x5:= t maka diperoleh penyelesaian:

Di mana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak berhingga banyak
penyelesaian.

Metode Substitusi Mundur
Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:

Bentuk ini ekuivalen dengan:

LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x
6
. Diperoleh:

LANGKAH 2: mulai dari baris paling bawah subtitusi ke atas, diperoleh

LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

27
LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi maka peker-jaan substitusi selesai.
Akhirnya dengan mengikuti langkah pada metoda Gauss-Jordan sebelumnya diperoleh:


Eliminasi Gaussian
Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian menggunakan
substitusi mundur.

CONTOH:
Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian

PENYELESAIAN:
Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:












T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

28
BAB III
KEGIATAN BELAJAR 2

A. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Menggunakan konsep Fungsi dan Limit dalam soal dan permasalahan yang relevan.
Kompetensi Dasar
Memahami matematika pada materi fungsi dan limit

B. Indikator Perkuliahan
Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang Fungsi
Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang Limit

C. Uraian Materi
FUNGSI DAN OPERASI PADA FUNGSI
Dalam matematika, yang dimaksud dengan fungsi adalah aturan yang memetakan setiap objek x
di suatuhimpunan D (daerah asal) ke sebuah objek tunggal y di himpunan E (daerah hasil).

Fungsi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti f atau g.
Lambang f : D E berarti f adalah fungsi dari D ke E.

Fungsi yang akan dibahas di sini adalah fungsi dengan daerah asal D R dan daerah hasil E R,
yang sering dinyatakan dalam bentuk persamaan seperti
y = x
2
atau f(x) = x
2
, x R.
Contoh 1.
Fungsi f(x) = x
2
memetakan setiap bilangan real x ke kuadratnya, yakni x
2
. Daerah asalnya adalah
R dan daerah hasilnya adalah [0,).
Contoh 2.
Fungsi g(x) = 1/x memetakan setiap bilangan real x 0 ke kebalikannya, yakni 1/x. Daerah
asalnya sama dengan daerah hasilnya, yaitu {x R | x 0 }.



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

29
Operasi pada Fungsi
Seperti halnya pada bilangan, kita definisikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian pada fungsi, sebagai berikut:
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f g)(x) = f(x) g(x)
(f.g)(x) = f(x).g(x)
(f/g)(x) = f(x)/g(x)
asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi. Daerah asal f + g adalah irisan dari daerah asal f dan
daerah asal g, yakni {x R | x 0 }.

Contoh
jika f(x) = x2 dan g(x) = 1/x, maka f + g
adalah fungsi yang memetakan x ke x2 + 1/x, yakni (f + g)(x) = x2 + 1/x.
Selain keempat operasi tadi, kita dapat pula mendefinisikan pangkat p dari fungsi f, yakni
f
p
(x) = [f(x)]
p
, asalkan bentuk di ruas kanan terdefinisi.

KOMPOSISI FUNGSI
Aturan fungsi komposisi
Fungsi g : A B dan h : B C dua fungsi dengan D
h
= R
f
. Pada gambar berikut
mengilustrasikan fungsi g bekerja lebih dulu baru dilanjutkan fungsi h. Fungsi g memetakan x
ke y dan h memetakan y ke z. Fungsi f memetakan x langsung ke z. Fungsi f : A C adalah
komposisi dari fungsi g dan h, yakni f = h g.
A B C

g h





f



x


y


z


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

30
Perhatikan ilustrasi di atas, y = g(x) dan z = h(y). Fungsi f : A C ditentukan oleh rumus
f(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.
adalah fungsi komposisi g dan h, dan dinotasikan dengan f = h g.
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) untuk semua x anggota A.
Perhatikan bahwa h g g h.
(h g)(x) = h(g(x)) g(h(x)) (g h)(x).
h g merupakan fungsi komposisi dengan g bekerja lebih dulu baru kemudian h, tetapi g
h merupakan fungsi komposisi dengan h bekerja lebih dulu baru g.

Contoh :
Misalkan dua fungsi g : R R dan h : R R, keduanya berturut-turut ditentukan oleh rumus:
g(x) = 2x + 1 dan h(x) = x
2

a. Carilah (i) (h g)(3); (ii) (h g)(-5); dan (iii) daerah hasil f = h g.
b. Carilah x R, sehingga f(x) = 100, jika f = h g.

Jawab:
a. (i) (h g)(3) = h(g(3)) = h(2.3 + 1) = h(7) = 7
2
= 49.
(ii) (h g)(-5) = h(g(-5)) = h(2(-5) + 1) = h(-9) = (-9)
2
= 81.
(iii) Misalkan f = h g.
f(x) = (h g)(x) = h(g(x)) = h(2x + 1) = (2x + 1)
2
untuk semua x R.
Jadi R
f
= {x R/ x 1}.
b. f(x) = 100, jika f = h g. Berarti f(x) = (h g)(x) = 100.
Berdarkan a(iii);
(2x + 1)
2
= 100
2x + 1 = 10 atau 2x + 1 = -10
x = 4
2
1
atau x = - 5
2
1
.






T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

31
FUNGSI TRIGONOMETRI
Rumus Jumlah dan Selisish Dua Sudut
1. Menentukan Rumus untuk cos ( )
Titik A dan B pada lingkaran. OA = OB = 1 satuan. OA dengan sumbu x positif membentuk
sudut . OB dengan sumbu x positif membentuk sudut .
AOC = dan BOC = .
Dengan demikian koordiant titik A (cos , sin ) dan (cos , sin ).











Dengan rumus jarak antara dua titik, maka jarak AB adalah:
AB
2
= (x
A
x
B
)
2
+ (y
A
y
B
)
2

= (cos cos )
2
+ (sin sin )
2

= cos
2
2cos cos + cos
2
+ sin
2
2sin sin + sin
2

= cos
2
+ sin
2
+ cos
2
+ sin
2
2cos cos 2sin sin
= 1 + 1 2 (cos cos + sin sin )
= 2 2 (cos cos + sin sin ) ........................ ( 1 )

Perhatikan AOB, AOB = dengan aturan cosinus, diperoleh
AB
2
= OA
2
+ OB
2
2.OA.OB cos AOB
= 1 + 1 2.1.1.cos ( )
= 2 2 cos ( ) ............................................................ ( 2 )

Dari ( 1 ) dan ( 2 ) diperoleh:
2 2 cos ( ) = 2 2 (cos cos + sin sin )
-2 cos ( ) = 2 (cos cos + sin sin )



O


A
B
C
X
Y


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

32
cos ( ) = (cos cos + sin sin )



Dengan mengubah + menjadi ( ) diperoleh :
cos ( + ) = cos ( ( ))
= cos cos (-) + sin sin (-)
= cos cos sin sin



Contoh:
Tuliskan rumus cosinus sudut jumlah atau selisih berikut ini!
a. cos (2a b)
b. cos (2p + 3q)

Jawab:
a. cos (2a b) = cos 2a cos b + sin 2a sin b
b. cos (2p + 3q) = cos 2p cos 3q - sin 2p sin 3q
Buktikan bahwa:
a. cos(
2
- A) = sin A
b. cos
8
5
cos
8
1
- sin
8
5
sin
8
1
= 2
2
1

c. cos p
2
cos p
6
+ sin p
2
sin p
6
=
2
1

d. cos A cos A - sin A sin A = cos 2
Bukti:
a. cos(
2
- A) = cos
2
. cos A + sin
2
. sin A
= 0. cos A + 1 . sin A
= sin A (terbukti)
Ingat !
sin (- ) = - sin
cos (-) = cos
Jadi :
cos ( ) = cos cos + sin sin


Jadi:
cos ( + ) = cos cos sin sin



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

33
b. cos
8
5
cos
8
1
- sin
8
5
sin
8
1
= cos
8
1
8
5

= cos
4
3

= 2
2
1
(terbukti)
c. cos p
2
cos p
6
+ sin p
2
sin p
6
= cos p p
6 2

= cos
3

=
2
1
(terbukti)
d. cos A cos A - sin A sin A = cos { A + A }
= cos 2 (terbukti)


2. Menentukan rumus sin
Rumus sinus jumlah dua sudut dapat ditentukan sebagai berikut ini.
sin = cos
0
90
= cos
0
90
= cos
0
90 cos + sin
0
90 sin
= sin cos + cos sin




Setelah kita memperoleh sinus jumlah, yaitu sin kita dapat menentukan rumus selisih dua
sudut sebagi berikut:
sin = sin
= sin cos + cos sin
Ingat !!
sin
0
90 = cos
cos
0
90 = sin
Jadi:
Sin = sin cos + cos sin



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

34
= sin cos + cos sin
= sin cos - cos sin




3. Menentukan rumus untuk tan
Dari rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut dapat digunakan untuk menentukan rumus
tan (+) sebagai berikut :
tan (+) =
) cos(
) sin(
=>ingat! tan =
cos
sin

=
sin sin cos cos
cos sin cos sin

=
cos cos
sin sin
cos cos
cos cos
cos cos
sin cos
cos cos
cos sin

=
cos
sin
.
cos
sin
1
cos
sin
cos
sin

=
tan tan 1
tan tan










Jadi:
sin = sin cos - cos sin

J adi:
tan (+) =
tan tan 1
tan tan

Ingat:
Pembilang dan penyebut
dibagi dengan cos cos


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

35
Rumus Trigonometri Sudut Rangkap
1. Menentukan Sudut Rangkap
a. Menentukan rumus sin 2
Dengan rumus sin ( +) = sin cos + cos sin dan dengan mengubah 2 = +
didapat sin 2 = sin( + )
= sin cos + cos sin
= 2 sin cos





b. Menentukan rumus cos 2
Dengan rumus cos ( +) = cos cos sin sin dan dengan mengubah 2 = +
didapat cos 2 = cos( + )
= cos cos sin sin
= cos
2
sin
2




Rumus cos 2 = cos
2
sin
2

dapat dinyatakan dalam bentuk lain
cos 2 = cos
2
sin
2

= cos
2
(1 cos
2
)
= cos
2
1 + cos
2

= 2 cos
2
1








Jadi:
sin 2 = 2 sin cos

J adi:
cos 2 = cos
2
sin
2

Jadi:
cos 2 = 2cos
2
1
Ingat !!
cos
2
+ sin
2
= 1
sin
2
= 1 cos
2

cos
2
= 1 sin
2




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

36
cos 2 = cos
2
sin
2

= (1 sin
2
) sin
2

= 1 sin
2
- sin
2

= 1 2 sin
2




2. Identitas Trigonometri
Rumus rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan cosinus bersama-sama dengan
rumus- rumus yang terdahulu dapat digunakan untuk menunjukkan kebenaran dari suatu identitas
trigonometri
Contoh:
Buktikan identitas berikut!
a. (sin + cos )
2
= 1 + sin 2
b. sin 3 = 3 sin 4 sin
3

c.
4
4
4 4
cos
tan 1
sin cos

Bukti:
a. (sin + cos )
2
= sin
2
+ 2 sin cos + cos
2

= sin
2
+ cos
2
+ 2sin cos
= 1 + sin2
(terbukti)
b. 3 dapat dinyatakan 2 + , sehingga :
sin 3 = sin (2 + )
= sin 2 cos + cos 2 sin
= (2 sin cos )cos + (1 2 sin
2
)sin
= 2 sin cos
2
+ sin 2 sin
3

= 2 sin (1 sin
2
) + sin 2 sin
3

= 2sin 2 sin
3
+ sin 2sin
3

= 3 sin 4 sin
3

(terbukti)
Jadi:
cos 2 = 1 2 sin
2



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

37
c.
4
4 4
tan 1
sin cos
=
) tan 1 )( tan 1 (
) sin )(cos sin (cos
2 2
2 2 2 2

=
)
cos
sin cos
(
cos
1
) sin .(cos 1
2
2 2
2
2 2

=
)
cos
sin cos
(
cos
1
sin cos
2
2 2
2
2 2

=
) sin (cos
cos
1
sin cos
2 2
4
2 2

=
4
cos
1
1

= cos
4

(terbukti)
Latihan
a. Jika sin x cos x = a untuk 0 x
4
, tentukan tan 2x.
b. Nilai maksimum dari
25 cos 8 sin 15 x x
m
adalah 25. Tentukan nilai m
c. , , dan adalah sudut-sudut sebuah segitiga.
Tentukan nilai tan .tan jika tan .+ tan =2 tan
d. Dalam segitiga lancip ABC, sin C =
13
2
, tan A tan B = 13, tentukan tan A + tan B.
e. Jika sudut lancip yang memenuhi 2 cos
2
= 1 + 2 sin 2 , tentukan nilai tan .








T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

38
LIMIT FUNGSI
Konsep Limit
Misalkan I = (a,b) suatu interval buka di R dan c I. Fungsi f(x) dikatakan terdefinisi di I kecuali
mungkin di c, artinya f(x) terdefinisi di semua titik pada I/{c} dan di c boleh terdefinisi boleh
juga tidak

Limit fungsi di satu titik
Jika nilai x cukup dekat dengan nilai tetap a, menghasilkan nilai f(x) cukup dekat ke
nilai tetap L, dan juga jika nilai f(x) dapat dibuat sekecil mungkin dekat dengan L dengan cara
memilih nilai x yang cukup dekat dengan a, dan ini benar untuk semua nilai x dalam daerah asal
fungsi f kecuali mungkin untuk x = a, maka kita katakan bahwa limit fungsi f(x) untuk x
mendekati a sama dengan L, ditulis

a x
lim f(x) = L.
Dengan ungkapan lain:
a x
lim f(x) = L jika dan hanya jika > 0, > 0, 0 < |x a| < maka | f(x) - L| < .
Nilai bergantung pada pada sebarang x sehingga f(x) terdefinisi. Namun pada nilai
x = a tidak dipersoalkan.

Misalnya pada fungsi f(x) = 3x 4, = 0,1 untuk = 0,3; dan = 0,001 untuk = 0,003.
Karena |(3x 4) 5| = |3x 9| = 3|x 3|, maka relasi antara dan pada kasus ini adalah
=
3
untuk nilai fungsi di sekitar x = 3.
Jika tidak ada nilai L yang memenuhi definisi limit, maka kita katakan
a x
lim f(x) = L tidak
ada.



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

39







T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

40















LIMIT SEPIHAK

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa fungsi f(x) mengalami loncatan pada x = 1
Sekarang coba lengkapi implikasi berikut:





T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

41

Hasil terakhir menunjukkan bahwa limit kiri dari f(x) untuk x menuju 1 dari kiri bukan 1,5


Definisi Limit Kanan
Misalkan f(x) terdefinisi pada I = (a,b), kecuali mungkin di c I. Limit dari f(x)
untuk x mendekati c dari kanan disebut L, dinotasikan
L x f c x 0 0, L x limf
c x
Definisi Limit Kiri
Misalkan f(x) terdefinisi pada I = (a,b), kecuali mungkin di c I. Limit dari f(x)
untuk x mendekati c dari kiridisebut L, dinotasikan
L x f x - c 0 0, L x limf
c x


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

42
KEKONTINUAN FUNGSI


Kekontinuan Sepihak
Fungsi f dikatakan kontinu kiri di x = c bila
Fungsi f dikatakan kontinu kanan di x = c bila

Kekontinuan Pada Interval
Fungsi f dikatakan kontinu pada interval buka (a,b) jika f kontinu pada setiap titik di (a,b)
Fungsi f dikatakan kontinu pada selang tutp [a,b] jika f kontinu pada (a,b) kontinu kanan di a dan
kontinu kiri di b






T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

43















2. Periksa kekontinuan fungsi f yang diberikan oleh



3. Misalkan fungsi f diberikan oleh
Tunjukkan

4. Hitunglah








0 x
0 x
,
1
x
x sin
x f
1 2x x x f
16 x f lim 0, x f lim
5 x 1 x
x tan 2x
x sin x
lim
0 x


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

44
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR 3

A. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Menggunakan konsep turunan fungsi dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
1. Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi
2. Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan
masalah
3. Merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi
4. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi
dan penafsirannya

B. Indikator Pembelajaran
Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang turunan fungsi

C. Uraian Materi
Laju Perubahan Nilai Fungsi; Ide Turunan pada x = a.
Jika sebuah benda bergerak maka benda itu memiliki kecepatan. Pada bagian B, telah
diuraikan makna kecepatan rata-rata gerak benda. Yaitu:

kecepatan rata-rata =
diperlukan yang waktu
ditempuh yang jarak
=
waktu perubahan
jarak perubahan
.

Jika benda tersebut bergerak sepanjang lintasan y = f(x), maka perbandingan di atas
menunjukkan perubahan nilai rata-rata:

perubahan nilai rata-rata =
x iabel perubahan
fungsi nilai perubahan
var
.



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

45
Misalkan fungsi f : R R ditentukan oleh rumus f: x f(x).
Y y = f(x) Gambar di samping adalah
f(a+h) B sketsa suatu kurva y = f(x).
Titik A(a,f(a)) dan B(a+h,f(a+h))
f(a) A adalah dua titik yang terletak pada
kurva.
Apa yang terjadi jika h mendekati
O a a+h X nilai nol?

Perhatikan perubahan dari A ke B. Untuk daerah asal dalam interval a x a + h, nilai
fungsi berubah dari f(a) pada x = a sampai f(a + h) pada x = a + h.
Perbandingan selisih nilai fungsi dan selisih nilai variabel merupakan perubahan rata-rata
nilai fungsi dalam interval a x a + h untuk h 0, yakni:
Perubahan rata-rata =
iabel nilai perubahan
fungsi nilai perubahan
var

=
a h a
a f h a f
) (
) ( ) (

=
h
a f h a f ) ( ) (
.
Untuk nilai h mendekati nol, perubahan rata-rata nilai fungsi itu di sebut laju perubahan
nilai fungsi pada x = a.

Laju perubahan nilai fungsi (pada x = a) =
0
lim
h
h
a f h a f ) ( ) (
.

Lambang turunan fungsi yang rumusnya f(x) di titik x = a, adalah f (a) (dibaca: f aksen a).
f (a) =
0
lim
h
h
a f h a f ) ( ) (
.
Jika
0
lim
h
h
a f h a f ) ( ) (
ada, maka dikatakan f terturunkan (terdiferensialkan) di a.
f (a) adalah turunan fungsi f di x = a.





T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

46
Contoh :
Misalkan f(x) = 18x
2
+ 19. Carilah turunan fungsi f di x = 4.
Jawab:
Turunan fungsi f(x) = 18x
2
+ 19x di x = 4 adalah f (4).
f (4) =
0
lim
h
h
f h f ) 4 ( ) 4 (

=
0
lim
h
h
h h ) 4 . 19 4 . 18 ( )) 4 ( 19 ) 4 ( 18 (
2 2

=
0
lim
h
h
h h h ) 4 . 19 4 . 18 ( ) 19 4 . 19 18 4 . 2 . 18 4 . 18 (
2 2 2

=
0
lim
h
h
h h
2
18 163

=
0
lim
h
(163 + 18h)
= 163.

Turunan dari fungsi f
Misalkan f : A R dengan A R suatu fungsi dan untuk setiap anggota A fungsi f
memiliki turunan. Misalnya untuk a, b, A,
f (a) =
0
lim
h
h
a f h a f ) ( ) (
, f (b) =
0
lim
h
h
b f h b f ) ( ) (
, ada nilainya;
maka dikatakan f terturunkan (diferensiable) pada A.

Perhatikan untuk setiap anggota A kita memperoleh nilai baru di bawah f . Jadi kita memperoleh
fungsi baru yang diturunkan dari f, yaitu.
f : A R dengan A R.
Fungsi f ini disebut turunan f pada A, dan ditentukan oleh rumus:
f (x) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) (
.





T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

47
Contoh:
Carilah turunan fungsi f yang ditentukan oleh rumus f(x) = 3x
3
.
Jawab:
Turunan fungsi f yang ditentukan oleh rumus f(x) = 3x
3
adalah
f (x) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) (

=
0
lim
h
h
x h x
3 3
3 ) ( 3

=
0
lim
h

h
x h xh h x x
3 3 2 2 3
3 ) 3 3 ( 3

=
0
lim
h

h
x h xh h x x
3 3 2 2 3
3 3 9 9 3

=
0
lim
h

h
h xh h x
3 2 2
3 9 9

=
0
lim
h
(9x
2
+ 9xh + 3h
2
)
= 9x
2
.

Turunan Beberapa Fungsi Khusus
(1) Turunan fungsi konstan, yaitu f(x) = a, a konstanta.
f (x) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) (

=
0
lim
h
h
a a

= 0.
(Lihat latihan 7 nomor 1)

Jika f(x) = a, a konstanta; maka f (x) = 0.

(2) Turunan fungsi pangkat positif dari x, yaitu f(x) = x
n
.
Contoh pada Latihan 7, nomor 2 sampai 6. Hasilnya masukkan tabel:



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

48
f(x) x x
2
x
3
x
4
x
n

f (x) 1 2x 3x
2
4x
3


Perhatikan baik-baik tabel di atas, apakah kamu menemukan pola sehingga kamu dapat
mengisi di bawah x
n
?

Jika f(x) = x
n
, maka f (x) = nx
1 n
.

(3) Turunan f(x) = ax
n
dengan a konstanta; n bilangan positif atau rasional.
Dengan cara serupa dengan (2); ternyata berlaku:

Jika f(x) = ax
n
, maka f (x) = anx
1 n


(4) Turunan pangkat negatif dari x, yaitu f(x) =
n
x
1

Jika kita lihat kembali Latihan 7, nomor 7 dan dimasukkan ke table, akan terlihat polanya
turunannya, yaitu:

Jika f(x) =
n
x
1
, maka f (x) = -
1 n
x
n
.
Karena
n
x
1
= x
n
, maka pernyataan di atas setara dengan:
Jika f(x) = x
n
, maka f (x) = -nx
) 1 (n
.
Turunan f(x) yaitu f (x) dalam proses pencariannya menggunakan konsep limit, yakni
f (x) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) (
.






T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

49
Sifat-sifat turunan berikut penting dalam mencari turunan:
1. Jika fungsi f dan g keduanya fungsi yang terdefinisi pada selang I, maka turunan (jika
ada) dari f dan g juga merupakan fungsi yang terdefinisi pada selang I. Demikian juga
fungsi-fungsi f + g, f - g, cf, f g, dan f/g (khusus untuk f/g perlu tambahan syarat g 0)
adalah juga fungsi-fungsi juga memiliki turunan yang terdefinisi di I.
2. Rumus turunan f + g, f - g, cf, f g, dan f/g berturut-turut adalah:
a. (f + g) (x) = f (x) + g (x).
b. (f - g) (x) = f (x) - g (x).
c. (cf) (x) = cf (x), c konstanta.
d. (f g) (x) = f(x)g (x) + g(x) f (x)
e. (f/g) (x) =
2
)] ( [
) ( ' ) ( ) ( ' ) (
x g
x g x f x f x g
, g(x) 0.
Notasi yang juga sering digunakan adalah:
a. Jika y = u + v, maka y = u + v .
b. Jika y = u - v, maka y = u - v .
c. Jika y = cu, maka y = c u , c konstanta.
d. Jika y = uv, maka y = uv + vu .

Latihan
1. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal kurva x
3
y
3
=2xy di titik (-1,1)
2. Akan dibuat persegi panjang ABCD dengan titik sudut A(0,0), B di sumbu X, D di sumbu
Y dan C pada kurva y = a
2
x
2
. Tentukan ukuran-ukuran persegi panjang tersebut agar
luasnya maksimum
3. Tentukan titik-titik ekstrim dari fungsi f(x) = -2x
3
+ 3x
2
pada [-
2
1
,2]
4. Kawat sepanjang 16 cm dipotong menjadi 2 bagian. Salah satu potongan dibentuk jadi
bujur sangkar dan potongan lainnya dibuat jadi lingkaran. Berapa ukuran potongan tersebut
agar :
- jumlah seluruh luasnya minimum
- jumlah seluruh luasnya maksimum
5. Carilah dua buah bilangan tak negatif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya maksimum


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

50
BAB V
KEGIATAN BELAJAR 4

A. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
1. Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu
2. Menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan fungsi
trigonometri yang sederhana
B. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang integral tak tentu
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang integral tentu

B. Uraian Materi
Pengertian Integral
Untuk memahami pengertian operasi tentang pengintegralan, perhatikan suatu fungsi
turunan F (x) = f(x) = 2x yang dihasilkan dari berbagai dari bentuk F(x) yang mungkin. Hal ini
akan diperlihatkan pada tabel berikut.









Melalui contoh di atas jika F (x) = f(x) = 3x
2
, maka rumus untuk F(x) mempunyai banyak
kemungkinan, yaitu berbeda pada konstantanya, sedangkan bagian variabel x selalu berbentuk x
3.

F(x)
sialan Pendiferen
F (x) = f(x)

alan Pengintegr


x
3
..... 3x
2
x
3
- 1 ... 3x
2
x
3
+ 2 ... 3x
2
x
3
+ 3 ... 3x
2


x
3
+ c ... 3x
2




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

51
Oleh karena itu himpunan semua fungsi pengintegralan dari F (x) = f(x) = 3x
2
dapat disajikan
dalam bentuk:
F (x) = x
3
+ c
dengan c adalah sebuah konstanta, di mana c R.

Integral Tak Tentu
Definisi:
Misalkan F(x) adalah suatu fungsi umum yang bersifat F(x) = f(x) atau F(x) dapat
didiferensialkan sehingga F(x) = f(x). Dalam hal demikian, maka F(x) dinamakan sebagai
himpunan anti-pendiferensialan (anti turunan) atau himpunan pengintegralan dari fungsi
F(x) = f(x).

Operasi pengintegralan ditulis dengan notasi integral . Misalkan f(x) dx adalah
pengintegralan dari fungsi f(x) terhadap variabel x. Hasil dari pengintegralan di atas adalah F(x)
+ C, di mana F(x) adalah fungsi integral umum dan F(x) bersifat F(x) = f(x), f(x) disebut fungsi
integran, dan c konstanta real sembarang dan sering disebut konstanta pengintegralan.
Untuk lebih jelasnya kalian lihat contoh berikut!
1) 4x dx = 2x
2
+ c, jelas bahwa F(x) = 2x
2
+c, sebab F (x) = 4x = f(x)
2) x
2
dx = c x
3
1
3
, jelas bahwa F(x) =
3
x
3
1
+ c, sebab F (x) = x
2
= f(x)
3) 3x
2
dx = c x
4
3
4
, jelas bahwa F(x) =
4
x
4
3
+c, sebab F (x)=3x
3
= f(x)









Teorema:
Jika n sembarang bilangan rasional keciali -1,
maka
c
1
x
dx x
1 n
n
n



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

52
f(x
1
)
x
1
y = f(x)

f(x
2
)
x
2
f(x
3
)
x
3
f(x
n
)
x
n
0 a=
0
x
1
0

x
2
0

x
3
x
n
Sifat-sifat umum integral tak tentu di bawah ini!
1. (i)
c x dx
(ii)
a dx ax c
2. (i)
dx g(x) dx f(x) dx g(x) f(x)
(ii)
dx g(x) - dx f(x) dx g(x) f(x)
3.
1 - n dan rasional bilangan n , c x
1
a
dx ax
1 n n
n

Integral Tentu
Misalkan kurva y = f(x) kontinu dalam interval a < x < b. Luas yang di batasi oleh kurva y
= f(x) sumbu x dan garis-garis x = a dan x = b, atau dalam interval tertutup [a, b] dapat ditentukan
dengan proses limit seperti berikut.
Perhatikan gambar di bawah ini!









Pada gambar di atas, luas daerah L didekati dengan jumlah semua luas persegi panjang.
Jadi L = f(x
1
) . x
1
+ f(x
2
) . x
2
+ f(x
3
) . x
3
+ + f(x
n
) . x
n

Dengan menggunakan notasi sigma ( ) bagian ruas kanan dari bentuk di atas dapat ditulis
menjadi:
n
i i
x x f L
1 i
. ) (
Andaikan luas daerah dibawah kurva y = f(x), di atas sumbu x, antara garis x = a dan x = b
adalah L, maka
n
i i
x x f
1 i
. ) ( akan mendekati L, sehingga bisa dituliskan
n
i i
x x f L
1 i
. ) ( .
L
1
= f(x
1
) . x
1
L
2
= f(x
2
) . x
2
L
3
= f(x
3
) . x
3


L
n
= f(x
n
) . x
n



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

53
Untuk menekankan bahwa pengambilan jumlah tersebut meliputi daerah interval [a, b] maka
ditulis
b x
x x f L
a x
. ) (
Bentuk penjumlahan
n
i i
x x f
1 i
. ) ( disebut sebagai Jumlah Riemann.
Contoh:
Hitung
3
2
! ) 3 ( dx x
Penyelesaian:
Partisikan inteval [-2, 3] menjadi n interval bagian yang sama. Masing-masing panjangnya adalah
x =
n
5
.
Dalam tiap bagian interval [x
i
-
1
, x
i
]. Gunakan x
i
= x
i
sebagai sampel.
Diperoleh:

















x0 = -2
x1 = -2 + x = -2 +
n
5

x2 = -2 + 2 x = -2 +2
n
5

xi = -2 +
n
i x i
5
2 .
. ..
xn = -2 + n
n
n x
5
2 . = 3




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

54































Jadi f(x
i
) = x
i
+ 3 = 1 + i(
n
5
), sehingga

x x i
n
i i
f ) (
1
=
x x i
n
i i
f ) (
1


=
n n
i
n
i
5
)
5
( 1
1

=
n
i
n
i
i
n n
1 2 1
25
1
5

=
2
) 1 ( 25 5
2
n n
n
n
n

= 5 +
n
1
1
2
25

Ingat:
f(x) = x + 3
Karena partisinya tetap, maka untuk
0 x setara dengan n
Kita simpulkan bahwa

3
2
! ) 3 ( dx x =
x x i i
x
f Lim ) (
0

=
n
lim 5 +
n
1
1
2
25

=
2
35


3 -2
y = x+3
3


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

55
Sifat-sifat Integral tertentu
Jika f(x) dan g(x) kontinu pada interval tertutup [a, b] maka integral tertentu memenuhi sifat-sifat
sebagai berikut ini.
(1)
a
a
dx x f 0 ) (
(2)
b
a
a
b
dx x f dx x f ) ( ) (
(3)
b
a
b
a
dx x f k dx x f k ) ( ) ( , k konstanta riil sembarang
(4)
b
a
b
a
b
a
dx x g d x f dx x g x f ) ( ) ( ) ( ) (
(5) c b a dx x f dx x f dx x f
c
b
c
a
b
a
, ) ( ) ( ) (
(6) a) Jika f(x) > 0 dalam interval a < x < b
maka
b
a
dx x f 0 ) (

b) Jika f(x) < 0 dalam interval a < x < b
maka
b
a
dx x f 0 ) (
Latihan
1. Tentukan dx
x x
x x
3 2 4
3
4
2

2. Tentukan dx
x
x x sin cos
3

3. Tentukan xdx
7
sin
4. Tentukan
2
9 x
dx

5. Tentukan
x
dx
sin 2



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

56
BAB VI
KEGIATAN BELAJAR 5

A. Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
Menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva dan volum benda
putar
B. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang luas daerah di bawah kurva
dan
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan tentang volum benda putar.

B. Uraian Materi
Luas Daerah yang Di Batasi Oleh Kurva Dengan Sumbu X
Pembahasan luas daerah dibawah kurva yang telah dipelajari dalam bagian terdahulu.
Pada sub bab ini akan diawali dengan membahas luas daerah untuk kurva yang sederhana.
Perhatikan gambar berikut!










D
1
0

y

y = f(x)

x = b

x = a

x

(a)

D
2
0

y

y = f(x)

x = b

x = a

x

(b)



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

57
Pada gambar 1-6 (a) diperlihatkan kurva y = f(x), dengan f merupakan fungsi kontinu
dan tak negatif (f(x) > 0) dalam interval a < x < b. Misalkan D
1
daerah yang dibatasi oleh kurva y
= f(x), sumbu x dan garis x = a dan x = b.

Luas D
1
ditentukan dengan rumus
L (D
1
) =
b
a
dx x f ) (

Pada gambar (b) diperlihatkan kurva y = f(x), dengan f merupakan fungsi kontinu dan tak positif
(f(x) < 0) dalam interval a < x < b. Misalkan D
2
daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu
x dan garis x = a dan x = b.
Luas D
2
ditentukan dengan rumus
L (D
2
) =
a
b
b
a
dx x f dx x f ) ( ) (
atau
L (D
2
) =
b
a
dx x f ) (
Contoh:
Nyatakan dengan Integral luas daerah yang diarsir berikut:







(a) (b)




y = f(x)

y
a
c b x
y = f(x)

y
a
c d
b x


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

58
Penyelesaian:
(a)
c
a
b
c
dx x f dx x f L ) ( ) (
(b)
c
a
b
d
d
c
dx x f dx x f dx x f L ) ( ) ( ) (
Luas Daerah Antara Dua Kurva
Misalkan dua kurva masing-masing dengan persamaan y = f(x) dan y = g(x) merupakan
kurva-kurva yang kontinu dan f(x) > g(x) dalam interval a < x < b. Daerah yang di batasi oleh
kurva y = f(x), kurva y = g(x), garis x = a dan x = b diperlihatkan pada gambar berikut :









Luas daerah ABCD = L daerah EFCD - L daerah EFBA
=
b
a
b
a
dx x g dx x f ) ( ) (
=
b
a
dx x g x f ) ( ) (
Jadi luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x) dan y = g(x), garis x = a dan x = b ditentukan
dengan rumus :

L =
b
a
dx x g x f ) ( ) (

dengan f(x) > g(x) dalam interval a < x < b
y

D
y = f(x)

c

0

A
y = g(x)

B

E

F
x = a x = b

x



T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

59
Contoh:
Hitunglah luas daerah yang di batasi oleh kurva y = 3 + x - 2x
2
dan
kurva y = -2x + 3!
Penyelesaian:
Sketsa grafik :
* Dicari titik potong kurva y = 3 + x - 2x
2

dan y = -2x + 3
3 + x - 2x
2
= -2x + 3
2x
2
- 3x = 0
x (2x - 3) = 0
x = 0 atau x =
2
3

** Dari sketsa grafik tampak bahwa untuk
2
3
, 0 kurva y = 3 + x - 2x
2
berada diatas kurva y =
-2x + 3, ini berarti 3 + x - 2x
2
> -2x + 3

Jadi luas L =
2
3
0
2
) 3 2 ( 2 3 dx x x x
=
2
3
0
2
3 2 dx x x
=
2
3
0
2 3
2
3
3
2 x x

= 0
2
) ( 3
2
3
3
2
2
2
3
3

=
8
1
1 satuan luas.
Pengintegralan Dengan Substitusi
y

-1
0 1 2

y = -2x+3

y = 3+x-2x
2
x

Teorema:
Misalkan dengan substitusi u = g(x), g merupakan fungsi yang mempunyai
turunan, dx x g x g f ) ( ' ) ( dapat diubah menjadi du u f ) ( jika F(u) adalah anti
pendiferensialan dari f(u), maka:
f [g(x)]g (x) dx = f(u) du = F(u) + c = F[g(x)] + c


T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

60

Untuk menyelesaikan pengintegralan dengan substitusi ini diperlukan dua langkah
sebagai berikut:
(1) Memilih fungsi u = g(x) sehingga f [g(x)]g (x) dx dapat diubah menjadi f(u) du
(2) Mencari fungsi integral umum F(u) yang bersifat F (u) = f(u)

Contoh:
Hitunglah: (4x 3)
3
dx
Penyelesaian:
Pilih u = 4x 3
du = 4 dx

4
1
du = dx
Jadi dx x
3
3 4 = du u du u
3 3
4
1
4
1
.
= c
x
c
u
c
u
16
) 3 4 (
16 4 4
1
4 4 4


Latihan
1. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x2 di kuadran I, garis x + y = 2,
dan garis y = 4.
2. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi f yang didefinisikan
f(x) = x
2
+ 2x 3, x = -3, x = 1
3. Tentukan volum benda putar bila daerah yang dibatasi kurva y = -x
2
+ 4 dan y = -2x + 4
diputar mengelilingi sumbu Y
4. Tentukan volum benda putar yang terjadi bila daerah diantara kurva y = x
2
+ 1 dan
y = x + 3 diputar mengelilingi sumbu X.
5. Tentukan volum benda putar daerah yang dibatasi grafik y = x , x = 4, dan sumbu
X koordinat putar terhadap garis x = -1




T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

61

TES KOMPETENSI AKHIR SEMESTER
1. Draw the curve r = 8 sin
2. Prove that (1 cos
2
x)(1 + cot
2
x) = 1
3. Find
t x
t x
Lim
t x
2 2

4. Find X
1,
X
2
and X
3
from
3X
1
+ 2X
2
+ X
3
= 10
X
1
+ X
2
+ X
3
= 6
2X
1
+ X
2
+ X
3
= 7
5. Find
dx
dy
if y = (3x 2)
2
(3 x
2
)
2

6. If f(x) = 2x 5 and g(x) = 3 9
2
x
a. Find (f
0
g)(x)
b. Find (f
0
g)(5)


















T i m M a t d a s | h t t p : / / m a t e m a t i k a . u n n e s . a c . i d

62
Daftar Pustaka

GCE A Level. 2002. Mathematics (Yearly). 1991/2002. Redspot Publising. Singapore

Howard Anton, 1994, Elementary Linear Algebra 7
th
edition, New York: John Wiley & Sons,
Inc.

M. Asikin H, Nuriana RDN. 2009. Telaah Kurikulum Matematika 3. Bahan Ajar Perkuliahan.
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Marten Kanginan. 2005. Matemtika Untuk SMA Kelas 2. Grafindo Media Pratama. Bandung

Marten Kanginan. 2005. Matemtika Untuk SMA Kelas 3. Grafindo Media Pratama. Bandung

Michael Evans dkk. 1999. Essential Mathematics Methods. Cambridge University Press

Purcell, dkk. 2004. Kalkulus. Jakarta: Penerbit Erlangga

Rochmad, Mulyono. 2005. Matematika Untuk Kelas XI Program Ilmu Alam (Kelas 2 SMA/MA).
Semarang: PT Bengawan Ilmu

Sartono W. 2003. Matematika Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Erlangga

Sartono W. 2003. Matematika Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga

Sartono W. 2002. Matematika Untuk SMA Kelas XII Semester 1.Jakarta: Erlangga.

Sartono W. 2002. Matematika Untuk SMA Kelas XII Semester 2.Jakarta: Erlangga.

Scottish Mathematics Group. 1992. Modern Mathematics fos Schools. Nelson Blackie Ltd
London

Subanji. 2005. Matematika Untuk Kelas XII Program Ilmu Alam (Kelas 3 SMA/MA). Semarang:
PT. Bengawan Ilmu

Anda mungkin juga menyukai