Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

Psikologi Kognitif
PERSEPSI








Oleh :

MUH. TIRTA PURNOMO (Q11112269)
WAHID HASYIM (Q11112261)


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014



1. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk social yang juga seorang mahluk individual, oleh
sebab itu terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya
perbedaan itulah yang menyebabkan seseorang menyenangi sesuatu dan orang lain tidak
menyenanginya. Hal ini tergantung bagaimana seorang individu menanggapi sesuatu
dengan kemampuan kognitif yang ia miliki. Manusia di lengkapi dengan kemampuan
kognitif untuk memproses infomasi yang diperoleh dari lingkungannya melalui alat
indera yang dimilikinya. Salah satu kemampuan kognitif yang dimiliki oleh seorang
manusia adalah persepsi (Anderson, 2010).
Dalam hal ini persepsi memengaruhi sikap, tingkah laku dan penyesuaian pada
diri seseorang. Salah satu alasan mengapa persepsi sangat penting dalam hal menafsirkan
suatu keadaan adalah kita masing-masing mempersepsi namun kita mempersepsi secara
berbeda (Apruebo, 2005). Persepsi disini merupakan proses yang hampir bersifat
otomatik, dan ia bekerja dengan cara yang hampir serupa pada individu masing-masing
tetapi meskipun bekerja dengan cara sama namun persepsi yang dihasilkan pada masing-
masing individu berbeda-beda karena berbagai faktor yang memengaruhinya.
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis
pengertian itu tidaklah tepat. Secara sederhana persepsi mengandung arti cara seseorang
dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek (Apruebo, 2005).
Persepsi juga berarti proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi
terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadaop objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Oleh karena
itu, dapat dikatakan melalui persepsi-lah proses kognisi dimulai.

2. Isi
a. Definisi Persepsi
Persepsi (perception) merupakan tahap paling awal dari serangkaian pemroses
informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki
oleh seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang
diperoleh oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung. Persepsi dapat dikatakan
sebagai suatu proses menafsirkan informasi yang telah diperoleh dari system alat

indera manusia (Suharnan, 2005).Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian
dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga
didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri
individu (Davidoff;Goldstein, 2011).
Ling, J & Catling, J (2012) mengemukakan jika persepsi merupakan serangkaian
proses rumit yang dilalui dimana kita memperoleh dan menginterpretasikan atau
memberi makna dari informasi yang didapatkan melalui indra. Dalam hal ini pun
persepsi dapat diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan
kejadian obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul
karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat
kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi
makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Persepsi pun
bersifat sangat cepat dan otomatis.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka perspsi mencakup dua proses yang
berlangsung secara serempak antara keterlibatan aspek-aspek dunia luar (stimulus-
informasi) dengan dunia di dalam diri seseorang (Suharnan, 2005). Dua proses dalam
persepsi itu disebut bottom-up atau driven processing (aspek stimulus)dan top-down
atau conceptually driven processing (aspek pengetahuan seseorang). Hasil persepsi
seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu
sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut. Dengan demikian,suatu
objek dapat dipersepsi berbeda oleh dua orang,akibat perbedaan pengetahuan yang
dimiliki masing-masing orang mengenai objek itu.

b. Bentuk-Bentuk Persepsi
Apruebo (2005) mengemukakan bentuk-bentuk persepsi yaitu :
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapat melalui indera pengelihatan yaitu mata.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapat melalui indera pendengaran yaitu telinga.
3. Persepsi peraba
Persepsi peraba didapat melalui indera taktil yaitu kulit.

4. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapat melalui indera penciuman yaitu
hidung.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapat melalui indera pengecapan yaitu
lidah.

c. Syarat terjadinya persepsi
Anderson (2010) mengemukakan beberapa hal untuk dapat terjadinya persepsi yaitu:
a. Adanya suatu objek yang akan dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat
datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris), yang
bekerja sebagai reseptor.
b. Adanya perhatian (Attention)
Perhatian yang dimaksudkan adalah langkah pertama untuk mengadakan
persepsi.
c. Adanya alat indera atau reseptor
Adanya alat indera sebagai reseptor penerima stimulus yang didapatkan
yaitu saraf sensoris sebagai alat untuk menerusan stimulus ke otak dan dari
otak dibawa melalui saraf motoris untuk memberikan respon.


d. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Thoha (2003) mengemukakan bahwa persepsi secara umumdisebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
diri individu, misalnya pengalaman dan ingatan, suasanan hati, perhatian, dan
kemauan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Meskipun individu memandang pada
satu benda / hal yang sama, mereka dapat mempersepsikan benda/hal tersebut dengan

berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari:
a. Pelaku persepsi (perceiver).
b. Objek atau yang dipersepsikan.
c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.
Gilmer (Goldstein, 2011) mengemukakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau
pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang
bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh
masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.
Persepsi selalu dipengaruhi oleh dua proses yang saling melengkapi dan bukan
berjalan sendiri-sendiri (Suharnan, 2005). Proses-proses tersebut adalah bottom- up
processing dan top-down processing. Hal ini berarti suatu persepsi atau interpretasi
mengenai suatu stimulus akan ditentukan oleh kombinasi antara sifat-sifartr yang ada
pada stimulus yang dipersepsi itu (bottom- up) dengan pengetahuan yang tersimpan di
dalam ingatan seseorang dengan stimulus yang ada (top-down). Dengan kata lain
faktor-faktor-faktor yang memengaruhi yaitu (1) informasi yang ditampilkan oleh
stimulus pada waktu itu dan, (2) pengetahuan serta pengalaman yang relevan yang
dimiliki dan telah disimpan di dalam ingatan seseorang. Selain itu ada pula prinsip
tambahan antara lain familiaritas, ukuran,intensitas dan gerak.

e. Proses Mempersepsi
Persepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang disebut variabel
psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula
cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan
di sini karena telah diterima secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur
dasarnya mudah dipahami dan digunakanoleh ilmu sosial lainnya (Hennessy; Toha,
2003).Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai
arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan
kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai rekasi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai.

Proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis
dan proses psikologis. Proses fisik berupa objek menimbulkan stimulus, lalu stimulus
mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologis berupa stimulus yang diterima
oleh indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses psikologis
berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.

Bottom-up dan Top-Down

Persepsi bottom-up bersumber dari stimulus-stimulus yang nyata, yang mana
stimulus-stimulus tersebut bisa di inderai oleh alat-alat indera manusia dan objek
tersebut mempunyai kriteria fisik, atau bisa dikatakan objek tersebut adalah objek
yang nyata. Jadi persepsi bottom-up ini menekankan pentingnya stimulus sensorik,
mengindikasikan bahwa pemrosesan stimulus-stimulus berlangsung secara sederhana
dan langsung. Dan secara langsung membantu manusia dalam memahami beberapa
persepsi awal terhadap kesan-kesan sensorik. Sedangkan Persepsi yang top-down
bersumber atau berasal dari memori yang telah disimpan didalam ingatan manusia.
Persepsi top-down ini membantu kita dalam memahami bagaimana kesan-kesan
sensorik dipahami oleh otak.

Bottom-up

Langkah pertama dalam persepsi adalah stimulasi reseptor oleh rangsangan dari
lingkungan. Terkait tentang sinyal yang dihasilkan dalam reseptor visual, kita dapat

melihat suatu objek karena cahaya yang dipantulkan dari objek tersebut masuk ke
mata, merangsang reseptor, lalu sinyal-sinyal listrik mulai bergerak menuju daerah
penerima visual dalam korteks. Pengolahan ini disebut bottom-up. Semua
pengalaman indrawi kita, dengan pengecualian dari situasi dimana kita mungkin
membayangkan sesuatu yang diakibatkan oleh terbenturnya kepala kita, dimulai
dengan proses bottom-up. Kita dapat menggambarkan proses bottom-up baik secara
fisiologis dan perilaku.

Fisiologis

Kita melihat bahwa stimulasi reseptor memicu serangkaian peristiwa di mana
sinyal listrik yang dikirimkan dari reseptor ke otak . Mempersepsikan suatu objek
terjadi setelah sinyal-sinyal listrik yang dimulai di reseptor mencapai otak. Efek awal
sinyal-sinyal di korteks telah ditentukan dengan merekam sinyal-sinyal listrik dari
neuron individu. Neuron pada korteks yang merespon bentuk sederhana seperti garis
atau bar dengan orientasi tertentu disebut fitur detektor karena mereka menanggapi
fitur sederhana.

Mengamati burung, atau benda lainnya, tergantung pada aktivitas di luar korteks
visual, tetapi fitur detektor respon adalah langkah pertama dalam respon otak ke
objek . Jadi, ketika kita melihat sebuah benda seperti burung, neuron di korteks visual
yang merespon orientasi spesifik terkait fitur pohon , seperti paruh dan sayap.

Behavioral

Ketika kita melihat sebuah onjek, burung misalnya. Persepsi kita terhadap objek
tersebut mungkin saja kita persepsikan sebagai burung dengan hanya melihat fitur-
fitur yang ada seperti sayap dan paruh karena penggabungan informasi yang
diberikan oleh penembakan detector-detektor fitur. Pendekatan perilaku untuk ini
diusulkan oleh Irving Biederman (1987). Idenya , disebut Pengakuan oleh Komponen
(Recognition By Component) teori, mengusulkan bahwa kita melihat objek dengan
mengamati fitur dasar (Goldstein, 2010)

Salah satu karakteristik persepsi objek menurut RBC adalah bahwa kita dapat
mengenali sebuah objek jika kita mampu melihat beberapa dari potongannya .
Sebagai contoh, Biederman menunjukkan bahwa sebuah pesawat yang memiliki total
sembilan potongan, 78 persen akan diidentifikasi sebagai pesawat meskipun hanya
tiga potongan yang hadir , dan 96 persen jika enam potongan yang hadir. Kita juga
dapat melihat benda-benda bahkan jika bagian dari potongan yang dikaburkan.

Top Down

Pengolahan top-down menunjukkan bahwa kita membentuk persepsi kita mulai
dengan objek yang lebih besar, konsep, atau ide sebelum bekerja dengan cara kami
menuju informasi lebih lanjut. Dengan kata lain, proses top-down terjadi ketika kita
bekerja dari umum ke khusus; gambaran besar ke rincian kecil. Dalam proses top-
down, kesan abstrak dapat mempengaruhi data indrawi yang Anda kumpulkan

Sternberg (2011) mengemukakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu
yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1.Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau
proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera
manusia.
2.Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan
proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui
saraf-saraf sensoris.
3.Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima
reseptor.
4.Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tanggapan dan perilaku.

Disisi lain para ahli mengemukakan bahwa persepsi melalui tiga tahapan yaitu:

a. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian
informasi.
c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan
melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta
pengetahuan individu.

f. Teori Gestalt
Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian
berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil
penjumlahan bagian-bagian diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan
keseluruhan (the whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat
menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.
Menurut teori Gestalt secara alamiah manusia memiliki kecenderungan-
kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam
mengorganisasikan objek-objek persepsual. Stimulus dari lingkungan cenderung
diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama oleh
kebanyakan orang. Teori Gestalt mengajukan beberapa prinsip tentang
kecenderungan-kecenderungan orang didalam pengenalan pola yang berkaitan
dengan dengan objek atau informasi visual.
Sternberg (2011) mengemukakan mengenai prinsip-prinsip gestalt mengenai
persepsi visual, sebagai berikut:
1. Figur - Latar.
Ketika fokus pada suatu bidang visual, beberapa objek (figure) tampak menonjol,
sementara aspek-aspek bidang yang lain luruh menjadi latar.
2. Proximitas
Ketika focus pada sekumpulan objek, kita cenderung mencari objek-objek yang
menutup satu sama lain untuk membentuk kelompok.
3. Similaritas

Objek-objek visual yang memiliki struktur sama atau mirip cenderung di persepsi
atau dilihat sebagai satu kesatuan (kelompok).
4. Kontinuitas
Kita lebih cenderung focus pada aliran halus atau bentuk-bentuk berkelanjutan,
dan bukannya bentuk-bentuk yang terputus-putus atau tidak berkesinambungan.
5. Klosur
Melalui persepsi, bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau hanya nampak
sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.

g. Fenomena dalam persepsi
Suharnan (2005) mengemukakan beberapa fenomena dalam persepsi yaitu:
1. Persepsi bawah sadar (sublimical perception)
Persepsi terhadap suatu objek dapat terjadi tanpa disengaja atau disadari
oleh seseorang. Biasanya persepsi tersebut tertuju pada objek, gambar atau kata-
kata yang ditampilkan di dalam waktu yang relatif singkat atau sedikit dalam
rangkaian suatu peristiwa. Persepsi subliminal terjadi apabila stimulus yang
tampaknya tidak diperhatikan atau tanpa disadari keberadaanya oleh seseorang
namun secara diam-diam stimulus itu mempengaruhi perilaku orang yang
bersangkutan dikemudian hari.Persepsi subliminal terjadi ketika stimulus
disajikan di bawah ambang batas atau Limen untuk kesadaran ditemukan untuk
mempengaruhi pikiran, perasaan , atau tindakan . Istilah persepsi subliminal
awalnya digunakan untuk menggambarkan situasi di mana rangsangan yang
lemah dipandang tanpa kesadaran .
2. Ilusi atau kesalahan persepsi (error of perception)
Kesalahan persepsi biasanya disebut ilusi (illusion) terjadi ketika
seseorang mempersepsi suatu objek secara tidak tepat atau tidak sesuai dengan
keadaan semestinya (realitas objektif). Ilusi memainkan peran penting di dalam
pengetahuan visual sebab ilusi menstimulasi pikiran manusia menurut mekanisme
tertentu yang mendasar.
3. Menghindar persepsi (perceptual defence)

Fenomena menghindar atau menolak agar tidak terjadi suatu persepsi terhadap
stimulus yang dihadirkan pada seseorang, Seringkali kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya stimulus yang bermuatan emosi cenderung kurang siap
untuk dipersepsikan daripada stimulus yang netral contoh apabila kepada
seseorang diucapkan kata tabu, cabul atau dapat membangkitkan kenangan masa
lalu yang traumatis, maka ia cenderung akan menghindari untuk mempersepsi
kata-kata itu. Biasanya dilakukan seseorang dengan menutup telinganya,
memalingkan muka atau mengalihkan perhatiannya kepada pembicaraan yang lain
untuk menghindari terjadinya persepsi terhadap ucapan-ucapan itu. Situasi ini
mengakibatkan stimulus itu tidak berada dalam kesadaran penuh yang siap
dipersepsikan oleh seseorang melainkan diambang kesadaran (threshold).

h. Persepsi dan Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi.
Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia
dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang
diterimanya. Dalam hal ini proses sensasi dan persepsi itu berbeda, dalam ungkapan
lain disebut, sensasi adalah penerimaan stimulis lewat alat indra, sedangkan persepsi
adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak (Goldstein,2010).


i. Review Jurnal

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang
diperoleh oleh alat indera. Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian dan
penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh
penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut.
Jurnal yang kami ambil menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh secara simultan persepsi konsumen terhadap komponen brand
image KFC yang diantaranya ialah citra pembuat, citra pemakai, dan citra produk.
Mengetahui pengaruh secara parsial persepsi konsumen terhadap komponen brand
image KFC. Mengetahui komponen brand image KFC yang paling dominan
berpengaruh terhadap persepsi konsumen.
Kesimpulan dalam jurnal ini berkenaan dengan teori tentang proses persepsi yang
terbagi atas dua, yakni Bottom-Up process dan Top-Down Process dimana pada
Bottom-Up Process digambarkan bahwa persepsi terhadap suatu objek dapat tercipta
atau timbul hanya dengan adanya fitur-fitur yang merujuk pada suatu objek tertentu.
Dalam kesimpulan jurnal ini, disebutkan bahwa brand image KFC memiliki pengaruh
secara parsial. Seperti pada penjelasan proses mempersesikan pesawat pada
pembahasan materi sebelumnya, pada kasus ini, orang akan mempersepsikan searah
salah satu dari ketiga brand image KFC. Jika salah satunya saja baik, maka hasil
akhirnya akan ikut menjadi baik, dengan kata lain, produk tersebut bagus.
Sementara pada kesimpulan pertama yang menyebutkan bahwa brand Image KFC
memliki pengaruh secara simultan, berkenaan dengan proses persepsi top-down,
dimana pada proses mempersepsikan ini sebuah objek dilihat secara keseluruhan,
seperti yang dijelaskan pada teori Gestalt. Jadi untuk dapat memutuskan apakah
sebuah produk iu bagus, maka harus melihat keseluruhan komponen penjualan yang
ada.

3. Kesimpulan
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang diperoleh
oleh alat indera. Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian
terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan
merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Hasil persepsi seseorang
mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga
pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut.

Persepsi meliputi panca indera, sentuhan, penglihatan, rasa bau dan rasa. Ini juga
mencakup apa yang dikenal sebagai proprioception, seperangkat indera yang melibatkan
kemampuan untuk mendeteksi perubahan posisi tubuh dan gerakan. Hal ini juga
melibatkan proses kognitif yang diperlukan untuk memproses informasi, seperti
mengenali wajah teman atau mendeteksi aroma familiar.
Persepsi hanya dapat terjadi jika memiliki objek persepsi, perhatian dan ada indra
yang digunakan untuk mempersepsi. Persepsi dapat terjadi secara parsial maupun
simultan. Dalam hal ini, seseorang dapat saja mempersepsi suatu objek hanya dengan
melihat beberapa potongan fiturnya saja, namun dalam kasus lain, seseorang hanya akan
dapat mempersepsikan suatu injek jika melihat secara keseluruhan dari objek tersebut.






















DAFTAR PUSTAKA

Apruebo, R.A. (2005). Psychology. Manila: UST Publishing House.
Anderson, J.R (2009). Cognitive Psychology and Its Implications. USA: Worth
Publisher
Goldstein, E.B. (2010). Cognitive Psychology Connecting Mind, Research and
Everyday Experience with Coglab Manual, 3
rd
Edition. USA: Wadsworth
Ling, J & Catling, J. (2012). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suharnan, M.S (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
Strenberg, J.R. (2010). Cognitive Psychology, 6
th
Edition. USA: Wadsworth.
Toha,M. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Walgito, B. (2002) Pengantar Psikologi Umum. Ed. 3. Yogyakarta: Andi
Walgito, B. (2002) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi 3. Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai