Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penuaan merupakan kejadian yang alamiah, adalah proses degenerasi yang
berlangsung pada setiap orang. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang
berarti terjadi perubahan struktur anatomik dan fungsi sel maupun jaringan
disebabkan oleh penyimpangan didalam sel/jaringan dan bukan oleh faktor luar
(penyakit). Menghambat penuaan berarti mempertahankan struktur anatomi pada
suatu tahapan kehidupan tertentu sepanjang mungkin maka untuk ini diperlukan
penguasaan ilmu anatomi. Terjadinya perubahan anatomik pada sel maupun jaringan
tiap saat dalam tahapan kehidupan menunjukan bahwa anatomi adalah ilmu yang
dinamis.
Banyak sekali keluhankeluhan yang dialami oleh para manula yang
mengalami degenerasi. !iantaranya masalah mus"uloskeletal (misalnya
osteoporosis), pada wanita periode haid yang tidak teratur, sensasi semburan panas
(#ot $lashes), masalah seksual, rasa lesu dan gangguan tidur, perubahan perasaan,
perubahan bentuk tubuh, dan keluhan lain seperti nyeri kepala, gangguan daya ingat
(pelupa), nyeri persendian dan kaku otot, serta gangguan konsentrasi dalam berpikir.
%ntuk lebih jelasnya mengenai degenerasi dan mengetahui mengenai
penyebab, tandatanda, pemeriksaan, dll, dibahas se"ara lengkap pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
&.'.& Bagaimana klasifikasi dan #P( dari degenerasi )
&.'.' Bagaimana etiologi, patogenesis, gambaran klinis, dan pemeriksaan radologis,
klinis, dan #P( dari *
a. tulang e. lidah
b. TM+ f. mukosa
". gigi (pulpa) g. +aringan periodontal
d. sali,ary gland
1.3 Tuuan Penul!san
&.-.& Mengetahui klasifikasi dan #P( dari degenerasi
&.-.' Mengetahui etiologi, patogenesis, gambaran klinis, dan pemeriksaan
radologis, klinis, dan #P( dari *
a. tulang e. lidah
b. TM+ f. mukosa
". gigi (pulpa) g. +aringan periodontal
d. sali,ary gland
BAB II
TIN"AUAN PU#TA$A
2.1 Degeneras!
!egenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan
sel dan perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat
mengatur keseimbangan ion dan "airan yang menyebabkan hidrasi sel. .edangkan
perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai ,akuola,akuola lemak di dalam
sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan
dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolism lemak seperti sel hepatosit dan
sel miokard. (+anti .udiono, '//- * &-)
1. Degeneras! H!%r&'!k
!egenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang re,ersible dengan penimbunan
intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin. 0tiologinya sama
dengan pembengkakan sel hanya intensitas rangsangan patologik lebih berat dan
jangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.
.e"ara miokroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi
lebih besar dan lebih berat daripada normal dsan juga nampak lebih pu"at. 1ampak
juga ,akuola,akuola ke"il sampai besar dalam sitoplasma
2. Degeneras! Lemak
!egenerasi lemak dan perubahan perlemakan (fatty change)
menggambarkan adanya penimbunan abnormal trigliserid dalam sel parenkim.
Perubahan perlemakan sering terjadi di hepar karena hepar merupakan organ utama
dalam metabolism lemak selain organ jantung, otot dan ginjal.
0tiologi dari degenerasi lemak adalah toksin, malnutrisi protein, diabetes
mellitus, obesitas, dan anoksia. +ika terjadi gangguan dalam proses metabolism
lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang berlebihan. (kibat perubahan
perlemakan tergantung dari banyaknya timbunan lemak. +ika tidak terlalu banyak
timbunan lemak, tidak menyebabkan gangguan fungsi sel, tetapi jika timbunan lemak
berlebihan, terjadi perubahan perlemakan yang menyebabkan nekrosis.
3. Degeneras! H(al!n
2stilah hyaline digunakan untuk istilah deskriprif histologik dan bukan
sebagai tanda adanya jejas sel. %mumnya perubahan hyaline merupakan perubahan
dalam sel atau rongga ekstraseluler yang memberikan gambaran homogeny, "erah
dan berwarna merah muda dengan pewarnaan #ematoksilin 0osin. 3edaan ini
terbentuk akibat berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu bentuk
penimbunan yang spesifik.
). Degeneras! *enker
!ahulu dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang mengalami
nekrosis. 4tot yang mengalami degenerasi 5enker adalah otot rektus abdominis dan
diafragma.
+. Degeneras! Muk&!%
Mu"us adalah substansi kompleks yang "erah, kental, dan berlendir dengan
komposisi yang berma"amma"am dan pada keadaan normal disekresi oleh sel epitel
serta dapat pula sebagai bagian dari matriks jaringan ikat longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti ke tepi seperti pada
adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri atas selsel gaster
yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin. Musin tersebut akan mendesak
inti ke tepi sehingga sel menyerupai "in"in dinamakan Signet Ring Cell. Musin di
jaringan ikat, dahulu dinamakan degenerasi miksomatosa. 3eadaan ini menunjukkan
adanya musin di daerah interselular dan memisahkan selsel .telata (Stellate Cell/
Star Cell). (+anti .udiono, '//- * &6'/)
2.2 DE,ENRA#I PADA "ARIN,AN $ERA#
1. Degeneras! -a%a tulang ./ste&-&r&s!s0
4steoporosis merupakan penipisan tulang yang abnormal, mungkin idiopatik
atau sekunder terhadap penyakit lain. 7ang ditandai oleh berkurangnya massa dan
mineral tulang sehingga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan
mudah patah.
4steoporosis termasuk penyakit gangguan metabolism, dimana tubuh tidak
mampu menyerap dan menggunakan bahanbahan untuk proses pertulangan se"ara
normal, seperti 5at kapur 8 3alsium, phospat, dan bahanbahan lainnya.
Pada keadaan ini terjadi pengurangan masa/ jaringan tulang dibandingkan
dengan keadaan normal. (tau dengan bahasa awam, tulang lebih ringan dan lebih
rapuh. Meskipun mungkin 5at5at dan mineral untuk pemebentuk tulang di dalam
darah masih dalam batas nilai normal. Proses pengurangan ini terjadi di seluruh
tulang dan berkelanjutan sepanjang kehidupan.
2. Degeneras! -a%a TM"
4steoartritis (4() adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan
degenerasi tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
4steoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis
degeneratif, osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang 9 orang
usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering
mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada
pasien dengan usia lebih dari :; tahun. <ebih dari sepertiga orang dengan usia lebih
dari 6; tahun mengeluhkan gejala persendian yang ber,ariasi mulai sensasi kekakuan
sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan akti,itas, sampai
kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat
deformitas dan ketidakstabilan sendi.
4steoartritis (4() merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan
menipisnya rawan sendi se"ara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru
pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi
sendi (osteofit).
3. Degeneras! -a%a g!g! .Pul-a0
!egenerasi pulpa merupakan kemunduran jaringan pulpa yang bukan
diakibatkan karena suatu keradangan. !egenerasi umumnya dijumpai pada gigi orang
tua, degenerasi juga dapat disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten pada gigi
orang muda, seperti pada degenerasi kalsifik pulpa. !egenerasi tidak berhubungan
dengan infeksi atau karies, meskipun suatu ka,itas atau tumpatan mungkin dijumpai
pada gigi yang terpengaruh. Tingkat awal degenerasi pulpa biasnya tidak
menyebabkan gejala klinis nyata. =igi tidak berubah warna , dan pulpa bereaksi
se"ara normal terhadap tes listrik dan tes termal. Bila degenerasi pulpa berkembang
gigi mungkin berubah warna dan pulpa tidak bereaksi terhadap stimulasi.
2.3 DE,ENERA#I PADA "ARIN,AN LUNA$
1. Degeneras! -a%a kelenar sal!1a .2er&st&m!a0
2er&st&m!a * mulut kering akibat produksi kelenjar ludah yang berkurang. =angguan
produksi kelenjar ludah tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada
pusat ludah, syaraf pembawa rangsang ludah ataupun oleh perubahan komposisi faali
elektrolit ludah. =angguan tersebut diatas dapat terjadi oleh karena rasa takut / "emas,
depresi, tumor otak, obatobatan tertentu, penyakit ken"ing manis, penyakit ginjal dan
penyakit radang selaput otak.3eluhan mulut kering dapat terjadi akut atau kronis,
sementara atau permanen dan kurang atau agak sempurna. !alam bentuk apa keluhan
mulut kering timbul, tergantung dari penyebabmya. Mulut kering juga dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. 3eadaankeadaan fisiologis seperti berolahraga,
berbi"ara terlalu lama, bernafas melalui mulut, stress dapat menyebabkan keluhan
mulut kering. Penyebab yang paling penting diketahui adalah adanya gangguan pada
kelenjar sali,a yang dapat menyebabkan penurunan produksi sali,a, seperti radiasi
pada daerah leher dan kepala, penyakit lokal pada kelenjar sali,a dan lainlain.
2. Degeneras! -a%a l!%ah .Taste D!s&r%er0
Penge"ap merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun
indera pembau juga sangat berperan pada persepsi penge"ap. .elain itu, tekstur
makanan seperti yang dideteksi oleh indera penge"ap taktil dari rongga mulut dan
keberadaan elemen dalam makanan seperti meri"a, yang merangsang ujung saraf
nyeri, juga berperan pada penge"ap.
Biasanya orang tua mengeluh tidak adanya rasa makanan. 3eluhan ini dapat
disebabkan karena dengan bertambahnya usia mempengaruhi kepekaan rasa akibat
berkurangnya jumlah penge"ap pada lidah, kehilangan unsurunsur reseptor penge"ap
juga dapat mengurangi fungsional yang dapat mempengaruhi turunnya sensasi rasa,
perubahan ini harus diingat orang tua mengenai berkurangnya kenikmatan pada saat
makan (Papas (. et al., &>>&).
3. Degeneras! -a%a muk&sa
.e"ara klinis terlihat atrofi mukosa dan warna yang lebih pu"at pada lapisan
epitel, kemampuan mitosis berkurang disertai pergantian epitel yang lambat
Proses keratinisasi berlangsung lambat dan lapisan epitel terlihat tipis pada
lamina propria dan submukosa terjadi perubahan yang mirip dengan lapisan
dermis
.elsel mengalami perubahan terutama sel fibroblas
.erat elastin dan kolagen bertambah tebal dan memadat
Patogenesis * Penurunan proloferasi epitel , menyebabkan penipisan
mukosa, pengasaran serabut kolagen
Pemeriksaan #P( * Pada lamina Propria dan lapisan submukosa trjadi perubahan
yang mirip dengan lapisan dermis.
). Degeneras! ar!ngan -er!&%&ntal
.elama proses menua, kelenjar lemak meningkat dan permukaan
mukosa tampak halus serta pembuluh darah lingual menonjol? ini mungkin
berhubungan dengan menipisnya epitel mukosa karena menurunnya
proliferasi sel. .elain itu, mukosa mengalami pengasaran serabut kolagen
dan kemunduran elastisitas. Mukosa menjadi peka akibat penurunan drastis
produksi sali,a (hiposali,a).
BAB III
PEMBAHA#AN
3.1 $las!'!kas! %egeneras!
!egenerasi merupakan kemunduran sel oleh karena padanya terjadi gangguan
metabolisme sehingga tertimbun (akumulasi) bahanbahan metabolit, yang normal
tidak tampak dalam jumlah sedikit, sehingga sel menjadi bengkak dan sakit.
!egenerasi dapat dibagi menjadi ' golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel timbul jika sel tidak dapat
mengatur keseimbangan ion dan "airan yang menyebabkan hidrasi sel. .edangkan
perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai ,akuola,akuola lemak di dalam
sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan perlemakan
dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti sel hepatosit dan
selmiokard.
Ma"amma"am degenerasi*
&. !egenerasi lemak
2alah timbunan lemak yang abnormal dalam sel yang sakit, dapat terjadi pada
hepar, jantung, ginjal, dan pulpa.
0tiologi *
(no@ia
2nfeksi
2ntoksikasi 5at kimia ("hlour, phospor, bishmath, arsen)
Mal nutrisi
!iabetes melitus
2nfiltrasi lemak/jaringan lemak ialah timbunan lemak diantara jaringan ikat
(jantung, pankreas), pada obesitas, tidak menyebabkan gangguan fungsi.
'. !egenerasi lendir
Bahan lendir tubuh *
!iproduksi oleh jaringan ikat oleh fibroblast mu"opoliy sa"harida/my@oid
My@oid adalah 5at perekat antar sel jaringan ikat yang berfungsi sebagai
sho"k absorber dan sebagai pertahanan jaringan ikat (menstion serangan
kuman).
!egenerasi lendir dibagi dua, yaitu *
!egenerasi mukoid
Musin dapat dijumpai pada sel dan mendesak inti ke tepi seperti pada
adenokarsinoma gaster yang memberikan gambaran difus terdiri atas sel
sel gaster yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin. Musin
tersebut akan mendesak inti ke tepi sehingga sel menyerupai "in"in dan
damakan signet ring sel.
!egenerasi miksomatik
Pada degenerasi miksomatik, musin tertimbun di jaringan ikat. 3eadaan
ini menunjukkan adanya musin di daerah interseluler dan memisahkan
selsel stelata.
-. !egenerasi hyaline
%mumnya perubahan hialin merupakan perubahan dalam sel atau rongga
ekstraselular yang memberikan gambaran homogen, "erah, dan berwarna merah
muda dengan pewarnaan #0. 3eadaan ini terbentuk akibat berbagai perubahan
dan tidak menunukkan suatu bentuk penimbunan yang spesifik.
6. !egenerasi hidrofik
!egenerasi hidropik merupakan jejas yang re,ersible dengan penimbuna
intraselular yang lebih parah jika dibandingkan degenerasi albumin. 0tiologinya
dianggap sama dengan pembengkakan sel, hanya intensitas rangsang patologik
lebih berat dan jangka waktu terpapar rangsangan patologik tersebut lebih lama.
3rakteristik dengan penumpukan air lanjut dalam sel. #al ini dapat disebabkan
oleh kerusakan mitokondria yang nyata, terhentinya produksi (TP dan
kegagalan dari Apompa natriumB, yang menyebabkan peningkatan tekanan
osmoti" dalam sel. Perubahan dalam permeabilitas membran sel terhadap 5at
lain dapat ditimbulkan oleh bahanbahantoksik.
.elain itu dapat disebkan oleh gangguan air dan elektrolit yang berat,
khususnya kehilangan kalium. Bahanbahan fisikokimiawi, "ontohnya luka
baker, terseduh, kloroform dan karbon tetraklorida. 3eadaaan efektif dan
setelah "loudy swelling,jika berlangsung lama.
!egenerasi hidropik ini biasanya terdapat pada sel hepar dan tubulus kontortus
ginjal.
=ambaran makroskopis organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadi
lebih besar dan lebih berat daripada normal dan juga tampak lebih pu"at.
=ambaran mikroskopik menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan
pada kapilerkapiler organ seperti kapiler pada sinusoid hati. Bila pada
penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas terhadap sel semakin berat,
akan timbul ,akuola,akuola ke"il dan nampak "erah dalam sitoplasmik.
.ehingga nampak ,akuola,akuola ke"il sampai besar pada sitoplasma.
;. !egenerasi 5enker
!egenerasi 5enker dikenal sebagai degenerasi hialin pada otot sadar yang
mengalami nekrosis. 4tot yang mengalami degenerasi 5enker adalah otot re"tus
abdominis dan diafragma. !egenerasi ini ditemukan pada pneunomia dan tifus
abdominalis stadium terminal.
:. !egenerasi (miloid
!egenerasi amiloid ini memiliki kesamaan dengan degenerasi hyaline.
!egenerasi amiloid memiliki sifat diantaranya memberikan reaksi khusus pada
penge"atan, selektif dalam deposisinta (ada dua bagian tubuh yang terpilih/
tidak seluruhnya/selektif), ada hubungan dengan penyakit tertentu, dan
ditemukan pada organorgan yang termasuk C0..
Ma"am (milodosis *
a. (milodosis primer
2ni tidak diketahui penyebabnya yang jelas (idiopatik). 4rgan yang
terkena antaralain jaringan otot, tra"t digostri"us, jantung dan lidah.
3omplikasinya yaitu pada otot, seratserat otot diganti / ditimbun bahan
amiloid.
b. (milodosis sekunder
Terjadi se"ara sekunder, sebagai komplikasi penyakit lain (didahului oleh
penyakit lain). Misal oleh penyakit tuberkolusa, osteo myelitis khronis
supurati,a, lepra, tumor ganas. 4rgan yang terkena antara lain limpa,
ginjal dan anak ginjal, hati, dan sel getah bening.
c. (milodosis pada Multiple Myeloma (tumor pada myeloma)
Multiple myeloma adalah tumor ganas yang #P( mengandung banyak
sel plasma. !asar etiologinya adalah reaksi imunologi. Pada umumnya
-/D kasus multiple myeloma disertai amilodosis primer.
d. (milodosis <okal
(milodosis lo"al terjadi pada tempattempat tertentu.
Patogenesis *
Merupakan permulaan dari amilodosis primer yang umum
(menyeluruh)
Pada penderita dengan penyakit lain misalnya diabetes militus
(pada lympha / kelopak mata)
Penderita yang lanjut usia (pada pan"reas)
Penyakit tra"homa (timbul bintilbintil pada kelopak mata amiloid
tumor)
3.2 Pen(ak!t Degeneras!
1. Degeneras! -a%a Tulang
3lasifikasi
a. 4steoporosis primer
4steoporosis primer sering menyerang wanitapaska menopause dan juga pada
pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
b. 4steoporosis sekunder
.edangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan
dengan *
EushingFs disease
#yperthyroidism
#yperparathyroidism
#ypogonadism
3elainan hepar
3egagalan ginjal kronis
3urang gerak
3ebiasaan minum alkohol
Pemakai obatobatan/"orti"osteroid
3elebihan kafein
Merokok
Et!&l&g! *
4steoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon
utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam
tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara ;&G;
tahun, tetapi bisa mulai mun"ul lebih "epat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita
memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita
kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit
hitam.
4steoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara ke"epatan
han"urnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. .enilis berarti bahwa keadaan
ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas G/
tahun dan ' kali lebih sering menyerang wanita. Hanita seringkali menderita
osteoporosis senilis dan postmenopausal.
3urang dari ;D penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis
sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat
obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obatobatan (misalnya kortikosteroid,
barbiturat, antikejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang
berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
4steoporosis ju,enil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. #al ini terjadi pada anakanak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar ,itamin yang normal dan tidak
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
,eala $l!n!s
3epadatan tulang berkurang se"ara perlahan (terutama pada penderita
osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala.
Beberapa penderita tidak memiliki gejala. +ika kepadatan tulang sangat berkurang
sehingga tulang menjadi kolaps atau han"ur, maka akan timbul nyeri tulang dan
kelainan bentuk.
3olaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang
belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps se"ara spontan atau karena "edera
ringan. Biasanya nyeri timbul se"ara tibatiba dan dirasakan di daerah tertentu dari
punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. +ika
disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan
menghilang se"ara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. +ika
beberapa tulang belakang han"ur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal
dari tulang belakang (punuk !owager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. .alah satu patah tulang yang paling serius adalah patah
tulang panggul. 7ang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah
persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Eolles. .elain itu,
pada penderita osteoporosis, patah tulang "enderung menyembuh se"ara perlahan.
Pat&genes!s
Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah
ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. !alam tulang
normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang? hingga &/D dari seluruh massa
tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses
pengambilan tempat dalam satuansatuan multiseluler tulang (bone multi"ellular units
(BM%s)) pertama kali dijelaskan oleh $rost tahun &>:-.I&J Tulang diresorpsi oleh sel
osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh
sel osteoblas.
4steoporosis adalah suatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai
dengan berkurangnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga
tulang mudah patah.
4steoporosis adalah penyakit degeneratif yaitu suatu penyakit yang
berhubungan dengan usia. Tapi 4steoporosis bisa dihindari atau di"egah agar jangan
terjadi akibat yang lebih fatal yaitu patah tulang.
.e"ara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut remodelling
tulang, yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah tua untuk diganti dengan
tulang yang baru. #al ini sudah terjadi pada saat pembentukan tulang mulai
berlangsung sampai selama kita hidup.
.etiap saat terjadi remodeling tulang di tulang manusia. Proses remodeling
ini dimulai dengan terjadinya resorpsi atau penyerapan atau penarikan tulang oleh sel
tulang yaitu osteoklas, kemudian tulang yang sudah diserap itu tadi akan diisi oleh
tulang yang baru dengan bantuan sel tulang yang bernama osteoblas.
3ejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses
pembentukan tulang sampai umur -/ 9 -; tahun, jumlah tulang yang diserap atau
diresorpsi sama dengan jumlah tulang baru yang mengisi atau menggantikan sehingga
terbentuk pun"ak massa tulang, tapi setelah berumur -; tahun keadaan ini tidak
berjalan dengan seimbang lagi dimana jumlah tulang yang diserap lebih besar dari
jumlah tulang baru yang menggantikan. #al inilah yang mengakibatkan terjadinya
penurunan massa tulang yang berakibat pada osteoporosis.
Ma"am degenerasi pada tulang *
a. Mandibula
Cahang bawah dibentuk oleh tulang mandibula yang merupakan struktur tulang
paling kokoh pada wajah. Tulang mandibula adalah tulang yang unik,
membentuk lengkung atau arkus dari kri ke kanan yang bila ditilik dari garis
tengah memiliki struktur simetris di bagian kiri dan kanan.
b. Penuaan pada mandibula
Penuaan pada mandibula terjadi karena adanya resobsi al,eolar sampai setinggi
&"m, terutama pada rahang tanpa gigi atau setelah pen"abutan.
c. Tulang al,eolar *
Terjadi resobsi pada pro"essus al,eolaris, terutama setelah pen"abutan gigi,
sehingga * tinggi wajah berkurang, pipi dan labium oris tidak terdukung, serta
wajah menjadi keriput.
Cesobsi tulang al,eolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang akibat
kerusakan tulang karena adanya peningkatan osteoklas, sehingga terjadi proses
osteolisis dan peningkatan ,askularisasi. (kibat penuaan mengakibatkan
kontraksi otot bertambah panjang saat menutup mulut. #al ini menyebabkan
kerja sendi lebih kompleks. Terjadi resobsi pada "aput mandibula, membatasi
ruang gerak dan menutup mandibula. Penuaaan mengakibatkan kehilangan
kontak oklusal sehingga menga"aukan fungsi kunyah.
%nsurunsur tulang mandibula berubah se"ara signifikan dengan bertambahnya
usia untuk kedua jenis kelamin dan bahwa perubahan ini, ditambah dengan
perubahan jaringan lunak menyebabkan tampilan pada usia yang lebih rendah
sepertiga dari wajahnya. Baik panjang maupun tinggi mandibula berkurang
se"ara signifikan untuk kedua jenis kelamin. Perubahan tulang ini dapat
menghasikan suatu tampilan yaitu berkurangnya proyeksi dan tinggi wajah
bagian bawah yang ditemukan seiring bertambahnya umur. .udut rahang
meningkat dengan usia, yang mengakibatkan batas bawah wajah menjadi
kurang jelas. #ilangnya keseluruhan ,olume mandibula mungkin juga
berkontribusi terhadap penuruna dari lapisan lemak bukal. #ilangnya ,olume
mandibula juga mempengaruhi penuaan leher yang berkontribusi memberikan
kelenturan plathysma dan jaringan lunak leher. #asil ini menunjukkan bahwa
mandibula berubah se"ara dramatis dengan bertambahnya usia.
2. Degeneras! -a%a TM"
4steoartritis adalah proses degenerasi atau penuaan sendi. Pada proses penuaan
ini lapisan tulang rawan sendi yang terdapat pada rongga sendi menipis, sehingga
jarak antara dua tulang saling bedekatan. #al ini terjadi dalam waktu yang lama
membuat rasa ngilu pada sendi bila digerakan. Ceaksi lain yang timbul akibat dari
beradunya dua tulang tersebut membuat jaringan tulang manjadi kasar dan timbul
berduri (spur).
4steoarthritis adalah tipe dari arthritis yang disebabkan oleh kerusakan atau
penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda ("artilage) dari satu atau lebih
sendisendi. Eartilage adalah senyawa protein yang melayani sebagai KbantalK antara
tulangtulang dari sendisendi. 4steoarthritis juga dikenal sebagai %egenerat!1e
arthr!t!s.
&. 0tiologi.
4steoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut
denganosteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat
terjadi akibat trauma pada sendi, infeksi, atau ,ariasi herediter, perkembangan,
kelainan metabolik dan neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder.
4nset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya? maka dari
itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anakanak,
seperti halnya pada orang tua. .ebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara
osteoartritis primer dengan umur.
4steoartritis biasanya melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi
sino,ial, termasuk rawan sendi, tulang sub"hondral, tulang metafise, syno,ium,
ligamen, kapsul sendi, dan otot 9 otot yang bekerja melalui sendi? tetapi
perubahan primer meliputi kerusakan rawan sendi, remodeling tulang
sub"hondral, dan pembentukan osteofit.
'. Patogenesis
tulang rawan
341!C4.2T mengalami degenerasi
tulang rawan tipis (matriks dan struktur)
retakan pada sendi
tulang rapuh
permukaan tulang rawan kasar dan berlubang
sendi tidak bisa bergerak dengan halus
semua komponen dalam sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan
sino,ial, tendon dan tulang rawan)
kekakuan sendi
Perubahan ar!ngan s(n&1!al
"airan syno,ial akan berkurang mempengaruhi kelan"aran
pergerakan dari diskus artikularis
akibat lebih lanjut terjadi krepitasi pada gerak sendi
pada keadaan lebih parah dapat merobek atau merusak diskus
artikularis
Perubahan -a%a l!gamentum sen%!
pengurangan ketebalan kapsula sendi
pengurangan daya tahan regangan dari serat kolagen yang
membentuk ligamentum TM+ penurunan keleluasaan artikulasi
sendi TM+
.intesa kolagen juga akan menurun bila tjd kerusakan
ligamentum, proses reparasi juga melambat
3. Degeneras! -a%a ,!g! .-ul-a0
!egenarasi pulpa ini jarang ditemukan namun perlu diikutkan pada
suatu deskripsi penyakit pulpa. !egenerasi pulpa pada umunya ditemui pada
penderita usia lanjut yang dapat disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten.
3adangkadang dapat juga ditemukan pada penderita muda seperti pengapuran.
!egenerasi pulpa ini tidak perlu berhubungan dengan infeksi atau karies, meskipun
suatu ka,itas atau tumpatan mungkin dijumpai pada gigi yang terpengaruh. Tingkat
awal degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan gejala klinis yang nyata. =igi
tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi se"ara normal tehadap tes listrik dan tes
termal. (da beberapa ma"am degenerasi pulpa yaitu degenerasi kalsifik, degenerasi
atrofik, degenerasi fibrous.
Perubahan -ul-a
,olume ruangpulpa menyempit ok/dentin reparati,e
jumlah sel berkurang, jumlah saraf bertambah
se"ara histologis, jaringan pulpa terlihat lebih padat dapat
terjadi pengapuran yang tida teratur (pulp stones) tjd pengurangan
jumlah dan penurunan kualitas dinding pembuluh Lreaktifitas
berkurang
Degeneras! kals!'!k.
Pada degenerasi kalsifik, sebagian jaingan pulpa digantikan oleh bahan
mengkapur? yaitu terbentuk batu pulpa atau dentikel. 3alsifikasi dapat terjadi baik di
dalam kamar pulpa ataupun saluran akar, tapi umumnya dijumpai pada kamar pulpa.
Bahan mengapur mempunyai struktur berlamina seperti kulit bawang, dan terletak
tidak terikat di dalam badan pulpa. !entikel atau batu pulpa demikian dapat menjadi
"ukup besar untuk memberikan suatu bekas pada ka,itas pulpa bila masa mengapur
tersebut dihilangkan. Pada jienis kalsifikasi lain, bahan mengapur terikat pada
dinding ka,itas pulpa dan merupakan suatu bagian utuh darinya. Tidak selalu
mungkin untuk membedakan satu jenis lain pada radiograf.
!iduga bahwa dentikel dijumpai pada lebih dari :/D orang dewasa. Batu pulpa
dianggap sebagai pengerasan yang tidak berbahaya, meskipun rasa sakit yang,
menyebar (referred pain) pada beberapa pasien dianggap berasal dari kalsifikasi ini
pada pulpa.
Degeneras! Atr&'!k
Pada pasien degenerasi ini, yang diamati se"ara histologis pada pulpa orang tua,
dijumpai lebih sedikit selsel stelat, dan "airan interseluler meningkat. +aringan pulpa
kurang sensitif daripada normal. 7ang disebut A(trofi retikularB adalah suatu artifak
(artifact) dihasilkan oleh penundaan bahan fiksatif dalam men"apai pulpa dan
hendaknya tidak dikelirukan dengan degenerasi atrofik. Tidak terdapat diagnosis
klinis.
Degeneras! 3!br&us
Bentuk degenerasi pulpa ini ditandai dengan pergantian elemen seluler oleh
jaringan penghubung fibrous. Pada pengambilan dari saluran akar, pulpa demikian
punya penampila khusus serabut keras. Penyakit ini tidak menyebabkan gejala khusus
untuk membantu dalam diagnosis klinis.
Art!'ak Pul-a
Pernah diperkirakan bahwa ,akuolisasi odontoblas adalah suatu jenis
degenerasi pulpa ditandai dengan ruang kosong yang sebelumnya diisi oleh
odontoblas. 3emungkinan ini adalah suatu artifak yang disebabkan karena fiksasi
jelek spesimen jaringan. !egenerasi lemak pulpa, bersamasama dengan atrofi
retikuler dan ,akuolisasi, semuanya mungkin artifak dengan sebab sama, yaitu fiksasi
yang tidak memuaskan.
Metastas!s sel4sel tum&r
Metastasis selsel tumor ke pulpa gigi jarang terjadi, ke"uali mungkin pada
tingkat akhir. Mekanisme terjadinya keterlibatan pulpa demikian pada kebanyakan
kasus adalah perluasan lo"al langsung dari rahang. .atu laporan men"atat keterlibatan
pulpa gigi molar pada pasien berusia && tahun dengan kondromiksosarkoma rahang
bawah. !ari -> pasien yang diperiksa dengan tumor maligna di dalam mulut, hanya
satu di mana ditemuka selsel tumor di dalam pulpa.
4. Degeneras! -a%a $elenar Lu%ah . 2er&st&m!a 0
Merostomia merupakan istilah untuk keadaan mulut yang kering, sama seperti
@eroptalmia yang digunakan untuk mata yang kering dan @erodermia untuk kulit yang
kering. Bila mukosa pada beberapa daerah kering, seperti pada mata, mulut, hidung
dan pharyn@, maka sindrom .i""a sering digunakan untuk keadaan ini. !aerahdaerah
mulut yang kering dapat disebut keratokonjungti,itis si""a, rhinitis si""a, paringitis
si""a dan bahkan laryngitis si""a. Pada tiap keadaan tersebut terlihat mukosa yang
kering, walaupun pada sebagian besar keadaan, kekeringan tersebut hanya bersifat
subyektif.
Pada mukosa mulut normalnya basah serta mengkilat. Bila dikeringkan
dengan sepotong kasa akan terlihat butiran "airan dari kelenjar lo"al, dalam beberapa
menit saja. 3elenjar ini, mempunyai peranan penting, walaupun hanya menghasilkan
sebagian ke"il dari seluruh "airan pelumas mulut, sebagian besar diantaranya
diproduksi oleh kelenjar ludah mayor. !ari kelenjarkelenjar ludah tersebut, kelenjar
parotid merupakan yang paling penting. 3edua kelenjar submandibula dapat dipotong
tanpa kesulitan yang berarti setelah operasi, tetapi pemotongan salah satu kelenjar
parotis atau hilangnya sekresi dari kelenjar ini, dapat menyebabkan mulut terasa
kering.
0tiologi dan patogenesis Merostomia
&. Fisiologi *
.ensasi mulut kering yang subjektif terjadi setelah bi"ara yang berlebihan
dan selama berolahraga. Pada keadaan ini ada dua faktor yang ikut berperan.
Bernafas melalui mulut yang terjadi pada saat olah raga, berbi"ara atau menyanyi,
juga dapat member efek kering pada mulut. .elain itu, juga ada komponen
emosional, yang merangsang terjadinya efek simpatik dari sistem saraf autonom
dan menghalangi sistem parasimpatik, sehingga menyebabkan berkurangnya
aliran ludah dan mulut menjadi kering. .ebagian besar orang mengalami sensasi
mulut kering sebelum melakukan Tanya jawab yang penting atau sebelum pidato.
'. Agenesis dari kelenjar ludah *
.angat jarang terjadi, tetapi kadangkadang pasien memang mempunyai
keadaan mulut yang kering sejak lahir. #asil sialografi menunjukkan "a"at yang
besar dari kelenjar ludah. .elain itu, terdapat berbagai ma"am keadaan yang ikut
berpengaruh disini. =ejala ringan yang timbul meliputi sulit mengunyah makanan
yang kering, serta rasa kering pada mulut yang terus menerus. Pada keadaan lebih
lanjut, mukosa terlihat kering, dengan lidah yang merah, meradang tapi kering.
3e"epatan pembentukan karies sangat meningkat. %saha mempertahankan gigi
gigi, berperan penting, karena pasien biasanya sukar menerima penggunaan gigi
tiruan.
-. arena penyumbatan hidung *
Pada anakanak, penyebab penyumbatan hidung yang paling sering
terlihat adalah pembesaran tonsil nasoparingeal (adenoid). Pada orang dewasa
terdapat berbagai ma"am penyebab, dari penyimpangan keadaan hidung, polip
hidung atau hipertropi rhinitis. .emua keadaan tersebut menyebabkan pasien
bernafas dari mulut, tanpa penyumbatan hidung. (tau mungkin juga berupa
maloklusi gigigigi seri, biasanya gigi seri yang protrusi (maloklusi (ngle klas 222
di,isi &) atau bibir yang lemah serta kurang berfungsi. 3adua faktor tersebut
dapat terlihat bersamaan.
(papun penyebabnya, akibatnya sama yaitu rasa kering yang bersifat
subjektif pada mulut dan hyperplasia dari jaringan gingi,a yang kering di sekitar
gigigigi seri atas pada permukaan labial. =ingi,al dapat menjadi merah,
mengkilat, dan sering mudah berdarah.
6. Faktor penuaan dan psikologi *
normalnya, mulut menjadi kering dengan bertambahnya umur, terbukti
bahwa banyak orang lanjut usia yang menemukan bahwa mulutnya bereaksi
dengan "ara yang sama. 3eadaan mulut yang kering dapat terlihat berupa
kesulitan mengunyah dan menelan, atau kesulitan dalam menggunakan gigi
tiruan. Mukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigi tiruan tidak
menyenangkan, karena gagal untuk membentuk selapis tipis mu"ous untuk tempat
gigi tiruan melayang pada permukaannya, dan dengan tegangan permukaan yang
berkurang untuk retensi gigi tiruan dalam menahan tekanan kunyah. Bila daerah
pendukung gigi tiruan telah terasa nyeri, trauma dapat berlangsung terus.
.eringkali wanita menopause terserang @erostomia, tetapi pria pada
kelompok umur yang sama juga tidak jarang terserang, yang mengeluh tentang
berbagai sensasi pada mulutnya, salah satunya rasa kering pada mulut. Pada
pemeriksaan pasien tersebut tidak menunjukkan tandatanda mulut kering yang
objektif. .angat mengherankan bahwa banyak obat yang kurang bermanfaat untuk
keadaan tersebut. Tipe pasien lain mempunyai tandatanda psikiatrik yang rumit
dari depresi ringan maupun ke"emasan. Perawatan untuk pasien ini dengan
antidepresan atau obat penenang.
;. !erostomia pada keadaan demam serta infeksi pernafasan *
3adangkadang demam dapat menimbulkan keadaan mulut yang kering,
biasanya keadaan tersebut kurang tidak begitu mengganggu pasien dan dapat
diperingan dengan beberapa teguk air. Pada pasien yang tidak sehat, mulut kering
mudah terserang infeksi sekunder dengan "andida albi"ans, serta kemungkinan
terjadinya infeksi kelenjar parotis, yang menyebabkan terjadinya akut supuratif
parotitis.
2nfeksi pernafasan biasanya menyebabkan mulut terasa kering. Pada
infeksi saluran pernafasan bagian atas, penyumbatan hidung menyebabkan pasien
bernafas melalui mulut. Bron"hitis, asma dan pneumonia dapat meningkatkan
ke"epatan pernafasan, dan karena usaha pasien untuk menghirup nafas sebesar
besarnya, ia menghirup udara dengan mulut. Terutama pada pasien asma, mulut
menjadi sangat kering dengan deposit mu"ous di sekitar gigigiginya.
3ebrsihan mulut sanagt penting peranannya dalam men"egah infeksi
sekunder. 3ebersihan mulut dapat ditingkatkan dengan menjaga mulut selalu
dalam keadaan basah.
:. "enyakit kelenjar ludah menimbulkan #erostomia *
.elain syndrome .jogren, penyakitpenyakit kelenjar ludah jarang
menimbulkan @erostomia. Penyakit harus mengenai kedua kelenjar parotis se"ara
bergantian untuk dapat menimbulkan kerusakan yang menyeluruh. 2nfeksi paroris
juga dapat menimbulkan @erostomia.
G. Sindron Sicca $Sindron Sjogren) *
Merupakan penyebab @erostomia yang paling penting dan tandatandanya
telah dibahas sebelumnya. Biasanya penderita seorang wanita, dalam periode
menopause serta menderita penyakit autoimun, terutama rheumatoid artritis.
Mukosamukosa selain mukosa mulut dapat terserang. Mukosa mulut terlihat
keriput, atau mengkilat dengan lidah berlobus yang khas.
N. Setelah Radioterapi *
!engan teknik radioterapi yang baru dan lebih baik, bahkan untuk radiasi
mulut, kelenjar ludah tetap dapat dilindungi untuk menghalangi terjadinya
kerusakan. Cadiasi parotis jarang diperlukan. Bahkan setelah dilakukan radiasi
kelenjar parotis unilateral, akan terlihat adanya perubahan besar. Pada pasien
yang lebih muda, insiden karies gigi meningkat "epat. Biasanya karies tersebut
terletak di ser,ikal dan dapat mengenai semua gigi.
>. eadaan%keadaan lain yang menimbulkan #erostomia *
&iabetes mellitus yang sering tidak terkontrol serta berhubungan dengan
polidipsia dan poliuria, dapat menyebabkan mulut kering. !iabetes inspidus
karena sifat dehidrasi yang dimilikinya, dapat menyebabkan @erostomia.
!ehidrasi medis atau operasi dari penyebab apapun dapat member efek serupa,
keadaankeadaan tersebut dapat ber,ariasi, dari perdarahan sampai
hiperparatiroidism. %remia tidak hanya menimbulkan mulut berbau tetapi juga
menimbulkan @erostomia. Perokok juga mulamula mengalami ptialism, yang
setelah beberapa jam kemudian berubah menjadi mulut yang kering.
&/. 'bat yang merangsang #erostomia *
(da sejumlah obat yang salah satu efek sampingnya, berupa @erostomia.
%ntuk menyebutkan semua obat yang menimbulkan rasa kering pada mulut, kita
perlu menyebutkan hampir semua obat yang terdapat pada farmakope. (da
beberapa obat dari tiap kelompok, yang dibi"arakan disini dalam hubungannya
dengan @erostomia.
a. 4bat yang bekerja pada daerah otak yang tinggi.
.emua obat yang menghalangi akti,itas pusat otak yang tinggi juga
dapat menghalangi sistem saraf simpatik dan parasimpatik. 0fek anti
sialogogik sama dengan berkurangnya aliran ludah selama pasien tidur. 7ang
termasuk kelompok tersebut adalah semua obat yang termasuk kategori obat
penenang, hipnotik, narkotik, dan penghilang rasa sakit.
b. 4bat yang bekerja pada ganglia autonomi"
(ksi obat ini berjalan melalui ganglia parasimpatik, yang mempunyai
pola perpindahan neurohumoral yang sama dengan ganglia simpatik. 1ikotin
dapat menyebabkan rangsang permulaan pada penggunaan dosis tinggi,
diikuti dengan efek penyumbatan. +adi se"ara teoritis dapat dikatakan bahwa
perokok berat selalu mengalami @erostomia. (nggapan tersebut memang
selalu didukung buktiklinis, tapi berapa besar
". 4bat yang bekerja pada pertemuan parasimpatik neuroefektor
.ebagian besar obat yang menimbulkan @erostomia bekerja pada
daerah ini dengan "ara memblokir efek muskarinik dari asetilkolin. (tropine,
suatu alkaloid beladona, bersama dengan substansi lain yang berhubungan
dengannya, seperti hemotropin, hiosin dan produkproduk ammonium
Ouartenari lainnya, juga dapat menyebabkan mulut terasa kering bila diberikan
se"ara sistemis. (da sejumlah obat yang digunakan sebagai spasmolitik, dan
untuk mengurangi sekresi gastri", seperti propantelin (probanten) dan poldin
(nakton), mempunyai efek sama.
.emua antihistamin mempunyai efek samping kolinergiok serta dapat
mengurangi aliran ludah. !eri,ate penotiasin juga mempunyai efek yang
sama. Bahkan pada dasarnya, bebrapa antihistamin merupakan deri,ate
penotiasin. 3eadaan yang serupa berlaku juga untuk beberapa obat yang
digunakan untuk perawatan Parkisonism, seperti ben5he@ol, ben5tropin, dan
orphenadrin.
4bat trisilik anti depresi seperti imipramin, amitriptylin, dan
komponen yang berhubungan dengannya, dapat menyebabkan mulut terasa
kering. 3erena depresi endogenus sendiri dapat menyebabkan @erostomia,
sulit untuk menentukan apakah penyakit atau "ara perawatannya yang
menimbulkan mulut kering.
d. 4bat yang bekerja pada daerah pertemuan adrenergi" neuroefektor
(mpetamin dan deri,atnya yang digunakan sebagai obat perangsang
atau obat penurun nafsu makan dapat mengurangi aliran ludah. 0pedrin, yang
masih sering digunakan untuk perawatan asma, bertujuan untuk mengurangi
ketegangan bronkus, juga mempunyai efek serupa. %ntungnya pembesaran
bronkus terjadi dengan efek yang lebih khusus dan aksi yang lebih ke"il
terhadap kelenjar ludah.
Patogenesis Merostomia
a. .e"ara umum (#ubungan sekresi sali,a dengan @erostomia)
Pada lidah terdapat ner,usner,us penghantar yakni ner,us glossofaringeus
yang ber"abang menuju traktus solitarius. .aat lidah menerima rangsangan
taktil dan penge"apan, di lanjutkan oleh ner,us glossofaringeus P ner,us
fasialis. 1er,us glossofaringeus membawa rangsangan menuju traktus
solitaries yang di dalamnya terdapat ner,us solitarius superior dan inferior.
4leh ner,us glossofaringeus yang ber"abang pada ganglion otikum dan di
lanjutkan menuju kelenjar parotis. .edangkan ner,us fa"ialis ber"abang pada
traktus solitaries menbawa rangsangn tersebut ke ganglion submandibularis
menuju ke kelenjar submandibularis. +ika lidah mengalami atrofi pada
papillanya, maka lidah tidak mampu menghantarkan simpulsimpul
rangsangannya, sehingga rangsangan tersebut tidak sampai pada glandula
sali,a yang berfungsi untuk memproduksi sali,a sebagai respon atas
rangsangan yang di hantarkan. (kibatnya, sekresi dari sali,a menurun
sehingga rongga mulut menjadi kering.
b. Bertambahnya usia Q terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar
sali,a, dimana kelenjar parenkim hilang yang digantikan oleh jaringan lemak
dan penyambung, lining sel duktus intermediate mengalami atropi. 3eadaan
ini mengakibatkan pengurangan
=ambaran 3linis Merostomia
&. Mukosa mulut kering, mudah teriritasi
'. .ukar berbi"ara
-. .ukar mengunyah dan menelan
6. Persoalan dengan protesa
;. Penimbunan lendir Casa seperti terbakar
:. =angguan penge"apan
G. Perubahan jaringan lunak
N. Pergeseran dalam mikroflora mulut
>. 3aries gigi meningkat
&/. Cadang periodonsium
&&. #alitosis
&'. 3epekaan terhadap rasa berkurang,
&-. 3esukaran dalam memakai gigi palsu,
&6. Mulut terasa seperti terbakar dan sebagainya.
(ambaran )"A
.e"ara histologis,kelenjar liur major dan minor menunjukkan atropi dan
infiltrasi oleh limfosit dan selsel plasma. Biasanya pada penderita stomatitis
nikotina, pada mukosa palatal terdapat papulapapula merah, ke"il, terdapat keratosis
putih karena tembakau.
Pemeriksaan
Penting untuk membuktikan se"ara objektif jumlah sali,a yang dihasilkan.
Pembuktian ini dapat dilakukan tes "urry. Mulut kering selanjutnya dapat dibedakan
apakah sejati atau palsu. Tes Eurry tersebut merupakan studi terhadap aliran parotis
dan dapat menunjukkan jumlah produksi sali,a yang normal.
(da beberapa alat untuk mengumpulkan sali,a dan dapat membantu dalam
menegakkan diagnose terhadap pasien @erostomia , diantaranya * Proflow sialometer,
sali,ette, lashley "up, dan slurp "olle"tion "uip. (lat pengumpul sali,a tersebut harus
sesui dengan standard an dapat diper"aya.
.elain dengan penggunaan alat tersebut , kondisi mulut pasien dapat dinilai
dengan menggunakan ka"a mulut yang ditempelkan ke pipi pasien, jika ka"a
menempel dapat di pastikan pasien menderita @erostomia. .ali,a yang kental yang
menempel pada ka"a mulut jika ditarik juga menandakan keadaan @erostomia pada
pasien. Eara lain untuk memeriksa yaitu pada penderita tampak bibir pe"ahpe"ah
atau kering, dan halitosis. 3esulitan bi"ara, sulit makan dan menelan. Bibir lekat pada
gigi (<ip .ti"k and Tongue Blade .igns) karena selsel epitelnya melekat pada email
yang kering sehingga menyebabkan erosi dan karies pada permukaan akar dan ujung
"usp. Pada kasus ini, karies akan terus meningkat meskipun 4# baik.
+. Degeneras! -a%a L!%ah .Taste D!s&r%er0
.udah merupakan hukum alam bahwa setiap makhluk di dunia ini akan
mengalami proses menua. Pada manusia proses menua itu sebenarnya telah terjadi
sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus sampai mati. Proses menua dapat
menimbulkan keluhan atau kelainan, baik itu pada jaringan keras ataupun jaringan
lunak rongga mulut. 3etika bertambah tua, dengan menurunnya nafsu makan, dapat
dipahami bahwa golongan usia lanjut merupakan kelompok yang rentan terhadap
penyakit dan "a"at karena perubahan organobiologik tubuh akibat proses degeneratif
alamiah. Menurunnya fungsi faali serta parameter metabolisme seiring dengan
meningkatnya usia akan mengganggu penggunaan 5at gi5i ((@ell, &>>'? Murjiah dan
!inarto. '//').
Proses menua merupakan proses yang terjadi di dalam tubuh yang berjalan
perlahanlahan tapi pasti, pada proses menua terjadi penurunan fungsi tubuh se"ara
berangsurangsur dan akhirnya menjadi manusia dengan usia lanjut (Hasjudi, '///)
Proses menua dapat menimbulkan keluhan atau kelainan, baik pada jaringan keras
ataupun jaringan lunak rongga mulut. 3etika bertambah tua, di tambah dengan
menurunnya nafsu makan, maka dapat dipahami bahwa golongan usia lanjut
merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit dan "a"at karena terjadinya
perubahan organobiologik tubuh akibat proses degeneratif alamiah. Menurunnya
fungsi faali serta parameter metabolisme seiring dengan meningkatnya usia akan
mengganggu penggunaan 5at gi5i ((@ell, &>>'? Murjiah dan !inarto. '//').
Biasanya orang tua mengeluh tidak adanya rasa makanan. 3eluhan ini dapat
disebabkan karena dengan bertambahnya usia mempengaruhi kepekaan rasa akibat
berkurangnya jumlah penge"ap pada lidah, kehilangan unsurunsur reseptor penge"ap
juga dapat mengurangi fungsional yang dapat mempengaruhi turunnya sensasi rasa,
perubahan ini harus diingat orang tua mengenai berkurangnya kenikmatan pada saat
makan (Papas (. et al., &>>&).
Penge"ap merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun
indera pembau juga sangat berperan pada persepsi penge"ap. .elain itu, tekstur
makanan seperti yang dideteksi oleh indera penge"ap taktil dari rongga mulut dan
keberadaan elemen dalam makanan seperti meri"a, yang merangsang ujung saraf
nyeri, juga berperan pada penge"ap.
2ndera penge"ap kurang lebih terdiri dari ;/ sel epitel yang termodifikasi,
beberapa di antaranya disebut sel sustentakular dan lainnya disebut sel penge"ap. .el
penge"ap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel disekitarnya,
sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda dan lainnya adalah sel matang yang
terletakke arah bagian tengah indera dan akan segera terurai dan larut (=uyton, &>>G).
<idah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan
permukaannya tidak rata karena ada tonjolantonjolan yang disebut dengan papilla,
pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. (pabila pada
bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa
(<yn"h et al., &>>6? =anong, &>>N? Budi, . '//6).
.el reseptor penge"ap adalah sel epitel termodifikasi dengan banyak lipatan
permukaan atau mikro,ili, sedikit menonjol melalui poripori penge"ap untuk
meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam mulut. Membran plasma
mikro,ili mengandung reseptor yang berikatan se"ara selektif dengan molekul 5at
kimia. #anya 5at kimia dalam larutan atau 5at padat yang telah larut dalam air liur
yang dapat berikatan dengan sel reseptor ((merongen, &>>&).
.ensasi rasa penge"ap timbul akibat deteksi 5at kimia oleh resepor khusus di
ujung sel penge"ap (taste buds) yang terdapat di permukaan lidah dan palatum molle.
.el penge"ap tetap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan regenerasi
(Budi, . '//6? Boron , . '//;).
.el penge"ap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan regenerasi.
Proses ini bergantung dari pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong
maka akan terjadi degenerasi pada penge"ap. Taste buds yang dilayani oleh serat
saraf sensoris adalah taste buds pada '/- lidah bagian anterior (papilla filiformis dan
sebagian papilla fungiformis) dilayani oleh "horda tympani "abang dari 1. $a"ialis
(1.R22) (=anong, &>>N? Boron, '//;).
(ambar *idah dan "embagian "apilla
3eterangan papilla pada lidah*
&. Pp. fungiformis * '/- anterior lidah
'. Pp. "ir"um,alata * post.lidah, depan sulkus terminalis
-. Pp. foliata * postlateral lidah
Masingmasing papilla penge"ap dipersarafi ;/ serat saraf dan setiap serat
saraf menerima masukan dari ratarata ; papilla penge"ap. Papilla "ir"um,alata yang
lebih besar masingmasing mengandung sampai &// papilla penge"ap, biasanya
terletak di sisi papilla, tetapi karena terbatasnya data maka disebutkan ada sekitar
'//';/ taste buds per papilla "ir"um,alata pada setiap indi,idu dibawah usia '/
tahun, dan menurun hingga '// taste buds atau kurang menjelang maturitas, dan
kurang lebih &// taste buds menjelang usia G; tahun. Penelitian dengan
mikroelektroda pada satu taste buds memperlihatkan bahwa setiap taste buds
biasanya hanya merespon terhadap satu dari empat rangsang ke"ap primer, bila
substansi penge"ap berada dalam konsentrasi rendah. Pada konsentrasi tinggi,
sebagian besar taste buds dapat dirangsang oleh dua, tiga atau bahkan empat rangsang
penge"ap primer dan juga oleh beberapa rangsang penge"ap yang lain yang tidak
termasuk dalam kategori primer (!iah .a,itri,&>>G? =anong, &>>N).
Pada orang usia lanjut, permukaan dorsal lidah "enderung menjadi lebih li"in
karena atrofi papilla lidah. Perubahan histopatologi pada lidah menunjukkan adanya
atrofi papilla yang sering dimulai dari ujung lidah dan sisi lateral. Beberapa peneliti
melaporkan jumlah taste buds yang terdapat pada papilla "ir"um,alata berkurang
yang menyebabkan menurunnya sensiti,itas rasa (.ayuti, &>>N).
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan untuk mendeteksi gangguan
penge"apan ialah*
&. The !rop Te"hniOue
!igunakan 6 ma"am rasa manis (gula pasir), pahit (kinin),
ke"ut/asam (lar. (sam "uka) dan asin (larutan garam). Penderita
diminta utk mengidentifikasi rasa dari bahan tes yang diletakkan
diatas lidah sambil menutup hidung.
'. 0lektrogustometri
Tes penge"apan se"ara kuantitatif.
Mineral Sn
.alah satu perubahan yang terjadi pada air ludah penderita dengan gangguan
penge"apan adalah berkurangnya kadar Sn di dalam air ludah. 3adar Sn pada air
ludah orang dewasa berkisar >/&'/ Tg/&// ml. Mineral Sn berperanan di dalam
fungsi berbagai indera seperti melihat, men"ium bau dan menge"ap.
3adar Sn di dalam air ludah ditentukan oleh diet/ makanan yang dikonsumsi,
misalnya makanan yang berasal dari protein hewani mengandung banyak mineral Sn,
sedangkan sebaliknya makanan yang berasal dari protein tumbuhtumbuhan
mengandung sedikit Sn.
Pada mereka yang menjadi ,egetarian (mengkonsumsi makanan yang berasal dari
tumbuhtumbuhan) dan padamereka yang tidak nafsu makan karena gangguan
kejiwaan (anoreksia ner,osa) dapat mengakibatkan kurangnya mineral Sn sehingga
hal ini perlu mendapat perhatian jika mengalami gangguan penge"apan.
5. Degeneras! -a%a muk&sa r&ngga mulut
Pada mukosa rongga mulut terjadi atrofi, berkurangnya kelenturan dan
berkurangnya tunika propia. Mukosa tampak seperti lilin atau satin, atau kelihatan
sembab. <apisan sel berkeratin yang biasanya melindungi mukosa tidak ada lagi
sehingga lebih mudah terjadi "edera bila ada iritasi mekanis, kimiawi, atau iritasi
kuman. +aringan penyambung lebih sukar menutup bila terjadi luka.
(liran sali,a biasanya sangat berkurang sehingga mukosa menjadi kering dan
tidak lentur. .ering terdapat perasaan terbakar dan fungsi indera penge"ap sangat
menurun.
6. Degeneras! -a%a "ar!ngan Per!&%&ntal
Pre,alensi penyakit periodontal, kerusakan jaringan dan kehilangan gigi lebih
banyak diakibatkan oleh bertambahnya usia. Beberapa jaringan mengalami
perubahankarena penuaan dan hal itu mungkin karena efek dari penyakit periodontal.
.ebagian besar penyakit periodontal bersifat inflamasi dengan penyebab utamanya
adalah plak dan bakteri yang didukung oleh beberapa faktor lokal dan sistemik dan
sangat sulit membedakan antara kerusakan patologi dengan kerusakan fisiologis suatu
jaringan pada manula. Perubahan jaringan periodontal yang berhubungan dengan usia
lanjut meliuti gingi,a, ligamen periodontal, tulang al,eolar dan sementum.
Beberapa perubahan jaringan periodontal pada manula yaitu
a. Pada jaringan gingi,a
Terjadi resesi, atropi sel epitel, hilangnya retepeg, berkurangnya jaringan ikat,
turunnya metabolisme dan oksidasi jaringan
b. Pada ligamen periodontal
Pada ligamen periodontal dapat timbul penambahan serat elastis. Penurunan
,askularisasi, penurunan mitosis, bertambahnya serat kolagen.
". Pada tulang al,eolar
Pada tulang al,eolar terjadi atropi, osteoporosis, berkurangnya ,askularisasi,
menurunnya kemampuan metabolisme serta kapasitas penyembuhan dan
meningkatnya daya resorpsi.
d. Pada sementum
Pada sementum terjadi deposisi terus menerus sesuai dengan bertambahnya usia
Tandatanda klinis yang berhubungan dengan jaringan periodontal pada manula
adalah atrisi, resesi, gigi yang mengalami migrasi, kegoyangan gigi dan tanggalnya
gigi.
BAB I7
PENUTUP
$E#IMPULAN
&. Pada skenario didapatka adanya ' degenerasi yaitu degenerasi jaringan lunak
dan degenerasi jaringan keras.
!egenerasi jaringan lunak misalnya degenerasi pulpa
!egenerasi jaringan keras misalnya degenerasi sendi
$aktor etiologi dari degeneras* usia, kapasitas kekuatan jaringan tersebut,
penurunan kekuatan jaringan. Pada umumnya pathogenesis degenerasi lunak
maupun keras merupakan akibat dari penurunan usia dan ini mengakibatkan
penimbunan sel dan lipid sehingga terjadi se"ara bertahap.
'. 4steoporosis merupakan suatu penyakit dimana massa tulang menjadi rapuh
dan berkurang (matriks penyusunnya).
0tiologi * usia dan penyakit sistemik dll
Pathogenesis terjadi osteoporosis ada 6 tahap *
a. 3adar Ea dan P, serta laju endap darah masih dalam batas normal.
b. 3adar alkalin phosphate darah masih normal ke"uali bila sudah terjadi patah
tulang
". (lkalin phosphate lebih tinggi dari kadar normal
d. 3adar 5at kapur (Ea) dan pospat, serta PT# (para thyroid hormone) dalam
darah biasanya normal.
Pemeriksaan bisa dilakukan dengan rontgenologis maupun laboratorium
=ejala klinis* sering "apek dan daya tahan tubuh berkurang, dan nyeri pada tulang
3lasifikasi osteoporosis*
a. 4steoporosis primer
b. 4steoporosis sekunder
". 4steoporosis pada usia anak anak
d. 4steoporosis pada usia muda
-. Merostomia merupakan suatu penyakit dimana terdapat kekeringan sali,a
dalam rongga mulut.
0tiologi @erostomia * usia, sinar radiasi (pada kepala dan leher), obat obatan,
stress dll
Pathogenesis dari @erostomia dijelaskan sesuai dengan etiologi @erostomia
misalnya saja pada usia semakin tua usia seseorang maka daya tahan aliran sali,a
yang berasal dari kelenjar sali,a dan duktusnya mengalami kemunduruan, obat
obatan juga merangsang saraf otonom yang dapat menyebabkan aliran sali,a
berkurang.
=ejala klinis * terdapat karies, ada sensasi terbakar, terdapat manifestasi oral
"andida, taste disosder dll.
Pemerikasaannya bisa menggunakan sialograf dan pemeriksaan palpasi dan
penentuan ,sikositas komposisi dari sali,a.
6. Taste disosder * .ensasi rasa penge"ap timbul akibat deteksi 5at kimia oleh
resepor khusus di ujung sel penge"ap (taste buds) yang terdapat di permukaan
lidah dan palatum molle. .el penge"ap tetap mengalami perubahan pada
pertumbuhan, mati dan regenerasi.
;. Menopause disebut juga sebagai Asyndrom menghilangnya estrogenB.
0strogen merupakan salah satu hormon yang dihasilkan oleh oleh kelenjar
gonadotropin pada wanita. Pada keadaan menopause produksi estrogen berkurang
drastis dan pada akhirnya akan terhenti sama sekali.Pada dasarnya menopause
juga terjadi pada lakilaki tetapi hanya berbeda istilah yang biasanya disebut
dengan andropause hanya saja datangnya lebih lambat dibandingkan dengan
wanita. 3edua keadaan ini biasa disebut sebagai gonadopause.
DA3TAR PU#TA$A
$aw"et, !on H. '//'. +uku Ajar )istologi. ,d. -.. (lih bahasa? +an Tambayong.
+akarta* 0=E
=ayford, +. +. &>>/. "enyakit /ulut. (lih bahasa? <ilian 7uwono. +akarta* 0=E
=uyton, (rthur E. &>>G. +uku Ajar Fisiologi edokteran. ,d. 0. 0ditor? 2rawati
.etiawan. +akarta* 0=E
#erbert. &>N'. 4utlines of Patology. (meri"a* E.R. Mosby Eompany
+unOueira, lui5. &>>G, '//G. #istologi &asar1 2eks dan Atlas. (lih bahasa? +an
Tambayong, editor? $rans !any. +akarta* 0=E
<eeson, E Coland. &>>:. +uku 2eks )istologi. ,d 3. (lih bahasa? +an Tambayong,
dkk. +akarta* 0=E
Pedersen, =ordon. &>>:. +uku Ajar "raktis +edah /ulut. (lih bahasa? Purwanto
Basoeseno, editor? <ilian 7uwono. +akarta* 0=E
Halton, Ci"hard 0. &>>G. Prinsip dan Praktik 2lmu 0ndodonsi. 0d.'. (lih bahasa?
1arland .umawinata, editor? 1arland .umawinata. +akarta* 0=E
H.#., 1y. 2tjiningsih. &>>&. Anatomi (igi. +akarta* 0=E
7atim, $aisal. '///. 4steoporosis $"enyakit erapuhan 2ulang) pada /anula. ,d. -.
+akarta* Pustaka Populer 4bor
Cobbins. &>>;. +uku Ajar "atologi. ,d. 4. (lih bahasa? .taf Pengajar <aboratorium
Patologi (natomik $akultas 3edokteran %ni,ersitas (irlangga .urabaya.
0ditor? +onatan 4swari. +akarta* 0=E

Anda mungkin juga menyukai