Pesan yang disampaikan dalam BSu haruslah dalam padanan yang terdekat dan wajar dalam BSa. Upaya pengungkapan kembali suatu pesan dari Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran (BSa). (Venuti 1995:21) orang yang menyingkap perbedaan kebahasaan dan budaya agar pembaca melihat relevansi TSu dalam TSa. tidak ada kesepadanan sempurna Tiga proses yang dilalui dalam penerjemahan (Nida & Taber) adalah 1. analisis memahami teks yang akan diterjemahkan 2. transfer/pengalihan mengalihbahasakan teks dari BSu ke BSa 3. penyerasian menyesuaikan dengan faktor-faktor yang ada dalamBSa Mencari Kesepadanan Penerjemahan adalah tindak komunikatif penyampaian pesan dari pengirim (penerjemah) kepada penerima (pembaca). Penerjemahan menuntut kesamaan tanggapan antara pembaca teks sasaran (TSa) dan pembaca teks sumber (TSu). Terdapat kesepadanan makna antara TSa dan TSu. DINAMIKA PENERJEMAHAN SL (BSu) TL(Bsa) The Truth (The fact of the matter) SL Writer TL Readership SL Norms TL Norms SL Culture TL Culture SL Setting & TL Setting & Tradition Tradition The Translator Metode Penerjemahan Diagram V Bsu Bsa Word 4 word tr. Adaptation tr. (kata demi kata) (adaptasi) Literal tr. Free tr. (harfiah) (bebas) Faithful tr. Idiomatic tr. (setia) (idiomatis) Semantic tr. Communicative tr. (semantis) (Komunikatif) Metode ini translator based theory krn perbedaan yang semakin kecil UNSUR BUDAYA DALAM PENERJEMAHAN Kebudayaan: himpunan kepercayaan, sikap, nilai, dan aturan yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang. Hubungan bahasa dan budaya Bahasa mencerminkan berbagai aspek kebudayaan. Tiap masyarakat menafsirkan amanat/pesan dalam teks terjemahannya berdasarkan kebudayaan BSa. KENDALA PENERJEMAHAN timbul karena adanya perbedaan antara Bsu dan Bsa, yaitu 1. kebudayaan linguistik (linguistic culture) Contoh: Dengan hormat (pembuka surat) ()()() () 2. Kebudayaan sosial (social culture) mas/bang mbak/kak ibu/mak/mama/mami/bunda
Bapak/abah/papa(h)/papi/ayah
KENDALA PENERJEMAHAN (2)
3. Kebudayaan religius/agama (religius culture) Contoh:istilah-istilah keagamaandalam penerjemahan bahasaTimur Tengah Mukena Selametan 4. Kebudayaan material (material culture) Segala bentuk hasil kebudayaan yang berwujud Contoh:Songket Gamelan Rencong Ekologi Istilah yang digunakan suatu bahasa yang muncul karena pengaruh lingkungan tempat tinggalnya. Contoh: Perancis mempunyai puluhan jenis keju Eskimo mempunyai 12 jenis salju Indonesia mempunyai belasan jenis pisang, dsb. MENCARI PADANAN YANG TEPAT Venuti 1995:21 Tidak ada kesepadanan yang sempurna Venuti 1995:227 kesepadanan ditentukan oleh skopos (tujuan penerjemahan): Tujuan tertentu yang kompleks (pribadi, pemesan terjemahan, sensor, dsb.) TSa dapat jauh berbeda denganTSu karena tujuan penerjemahannya untuk memenuhi kesesuaian dengan pembaca sasaran. Korelasi antara jenis teks dan tuntutan metode penerjemahan Padanan tepat (2) Venuti 2004: Ada 2 pencarian padanan, yaitu 1. Foreignization (=pengasingan) Menggunakan latar asing demi mempertahankan suasana yang diciptakan penulis TSu (menggunakan kata pinjaman) 2. Domestication (=domestikasi) Menyesuaikan latar dengan kebudayaan pembaca TSa (adaptasi) Padanan tepat (3) Beekman & Callow (1974:191-211) Ada 3 alternatif dasar yang dapat dipilih penerjemah untuk menemukan ungkapan sepadan dalam BSa, yaitu: 1. padanan dengan memodifikasi kata generik dengan frasa deskriptif, 2. padanan dengan memodifikasi kata asing, 3. padanan dengan pengganti kebudayaan. 1.Padanan modifikasi kata generik dengan frasa deskriptif a. Frasa deskriptif dengan eksplisit bentuk benda-benda hasil kebudayaan materi Contoh: tolong semprong itu, yu. Apinya rewel dari tadi.
frasa deskriptif (2)
Bidang kuliner Contoh: Atik tak dapat berbuat apapun selain menangis dan kue cucur neneknya tak mampu menghiburnya.
( ) frasa deskriptif (2) Bidang fesyen Contoh: Pertama kalinya aku mengenakan kebaya adalah pada hari pernikahan kakakku.
frasa deskriptif (2)
b. frasa deskriptif dengan eksplisit fungsi Contoh: Ia mulai berkelakar bahwa gunung berapi zaman sekarang sudah menjadi semacam sekaten model baru. () () () frasa deskriptif (2) c. frasa deskriptif dengan eksplisit bentuk dan fungsi Contoh: Di kota besar seperti Jakarta pun, kita masih dapat menemukan kendaraan ketinggalan zaman seperti bemo.
frasa deskriptif (2)
d. modifikasi generik dengan perbandingan BSa Contoh: serigala (bahasa Peru) binatang semacam anjing galak 2. Padanan dengan memodifikasi kata asing diingat perbedaan antara kata asing dan kata pinjaman. Kata asing adalah Kata yang mengacu kepada kata dalam BSu dan bukan merupakan kata yang dikenal oleh kebanyakan penutur BSa. Ada 2 cara yang digunakan untuk membantu pembaca a. Kata asing yang dimunculkan harus ditambah dengan suatu penggolong (classifier) yang menjelaskan apakah kata tersebut merupakan nama orang, tempat (kota, negara), atau sungai. Contoh: John orang yang bernama John. Yanto Gunung Salak Salak b. Kata asing yang digunakan dapat dibubuhi dengan modifikasi kata generik, yaitu modifikasi bentuk, fungsi, atau gabungan keduanya. Contoh: Bemo
Konde
3. Padanan dengan pengganti kebudayaan
Metode ini dipilih apabila dalam BSa tidak dapat diterangkan meskipun dengan menggunakan frasa deskriptif. Hal seperti itu terjadi karena adanya perbedaan kemajuan kebudayaan yang relatif jauh. Agar dapat dimengerti dalam BSa, maka digunakan padanan kata yang tidak sama tetapi lebih dikenal dalam dunia nyata BSa. Contoh: lampu listrik (bagi masyarakat pedalaman ) obor bambu Contoh teks: Aku berkeliling naik andong di kota itu . Hari sudah senja, sudah hampir maghrib. Aku Melihat di pinggir jalan ada orang memakai belangkon, ada pula yang memakai sarung dan kopiah. Ada yang sedang makan onde-onde, ada pula yang sedang makan gorengan. Sayup- sayup terdengar suara azan dari kejauhan. Dua hari kemudian aku berangkat ke Bali untuk melihat pelaksanaan Ngaben.