id 9
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Penerjemahan
Dalam bidang teori penerjemahan terdapat istilah translation dan
interpretation yng digunakan dalam konteks yang berbeda-beda meskipun kedua
istilah itu terfokus pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
Pada umumnya, istilah translation mengacu pada pengalihan pesan tertulis dan
lisan. Namun, jika kedua istilah tersebut dibahas secara bersamaan, maka istilah
translation menunjuk pada pengalihan pesan tertulis dan istilah interpretation
mengacu hanya pada pengalihan pesan lisan. Perlu pula kita bedakan antara kata
penerjemahan dan terjemahan sebagai padanan dari translation. Kata
penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata
terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan (Nababan, 2008).
Menurut Kamus Kebahasaan dan Kesusasteraan (2012:202),
penerjemahan adalah pengalihbahasaan suatu karya sastra dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang aslinya dan efek atau ujud yang ditimbulkannya.
Selanjutnya, definisi penerjemahan ini disimpulkan oleh Kridalaksana
(dalam Nababan, 2008:19) yang menyatakan bahwa penerjemahan sebagai
pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan
pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasaya. Definisi
ini menunjukkan bahwa yang menjadi fokus utama dalam penerjemahan adalah
tersampaikannya pesan secara akurat dari Bsu ke dalam Bsa, dengan sebisa
mungkin menjaga gaya bahasa dan bentuk pesan yang dialihkan.
2. Proses Penerjemahan
Proses berarti rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang
menghasilkan sesuatu (Kamus Kebahasaan dan Kesusasteraan, 2012: 217).
Demikian halnya, proses yang terjadi dalam otak penerjemah, karena proses
penerjemahan merupakan rangkaian tindakan dimana seorang penerjemah
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
(Analysis) (Restructuring)
X commit to user
(Transfer) Y
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
b. Pengalihan pesan
Setelah memahami makna dan struktur bahasa sumber, maka penerjemah
dapat memahami pesan yang terkandung didalamnya. Langkah selanjutnya
ialah mengalihkan isi, makna, pesan yang terkandung sumber ke dalam bahasa
sasaran. Dalam tahap pengalihan ini, penerjemah dituntut untuk menemukan
padanan kata bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Proses ini merupakan
proses batin yang berlangsung dalam pikiran penerjemah yang akan
dituangkan ke dalam bahasa sasaran baik secara tertulis maupun lisan.
c. Rekstrukturisasi.
Setelah diungkapkan secara tertulis maupun lisan, maka tahap
selanjutnya adaklah penyelarasan atau rekstrukturisasi. Proses ini merupakan
pengubahan proses pengalihan menjadi bentik stilistik yang cocok dengan
bahasa sasaran, pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pada tahap ini
seorang penerjemah perlu memperhatikan ragam bahasa untuk menentukan
gaya bahasa yang sesuai dengan jenis teks yang diterjemahkan dan untuk siapa
terjemahan tersebut ditujukan. Setelah tahap ini selesai dilakukan, maka
sebuah terjemahan telah dihasilkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
3. Teknik Penerjemahan
Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan
dari BSu ke BSa, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Oleh
sebab itu, teknik penerjemahan dapat disebut sebagai realisasi dari proses
pengambilan keputusan, yang hasilnya dapat diidentifikasikan pada karya
terjemahan.
Molina dan Albir (2002: 509) mendefenisikan teknik sebagai prosedur
untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan
berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan lingual. Menurut Molina
dan Albir teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik:
1. Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan.
2. Teknik diklasifikasikan dengan membandingkan Bsu dan Bsa.
3. Teknik penerjemahan berada pada tataran mikro teks.
4. Teknik penerjemahan bersifat diskursif dan kontekstual.
5. Teknik penerjemahan bersifat fungsional.
q. Transposisi (transposition),
Teknik penerjemahan dimana penerjemah melakukan perubahan kategori
gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan
unit. Seperti kata menjadi frasa. Contoh: adept diterjemahkan menjadi sangat
terampil.
r. Variasi (variation).
Teknik dengan mengganti elemen linguistik atau paralinguistik yang
berdampak pada variasi linguistik. Misalnya perubahan intonasi, gaya, dialek
geografis dan dialek social. Sebagai contoh: By the way menjadi ‗ngomong-
ngomong‘.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
4. Metode Penerjemahan
Terlepas dari perbedaan-perbedaan yang ada, setiap pakar penerjemahan
mengelompokkan penerjemahan-penerjemahan di bawah ini ke dalam jenis,
metode atau teknik. Peneliti, dalam hal ini, mengusung pendapat Newmark
(1988:45-47) dalam pengelompokan metode penerjemahan. Berdasarkan Kamus
Kebahasaan dan Kesusasteraan (2012:165) istilah metode diartikan sebagai cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Berkaitan dengan batasan istilah metode penerjemahan (Translation
Method), Molina dan Albir (2002:507) menyatakan bahwa:
”Translation method refers to the way of a particular translation
process that is carried out in terms of the translator‟s objective, i‟e., a
global option that affects the whole texts”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
a. Keakuratan
Keakuratan berkaitan dengan kesepadanan makna antara Bsu dan Bsa.
Kesepadanan makna yang dimaksud bukanlah sekedar bentuknya, tetapi pesan, ide
gagasan pada Bsu tersampaikan pada Bsa. Pesan yang diterjemahkan harus
tersampaikan secara akurat, sama makna. Keakuratan menjadi prinsip dasar
penerjemahan, sehingga harus menjadi fokus utama penerjemah.
b. Keberterimaan
Keberterimaan ialah derajat kewajaran suatu teks terjemahan terhadap
norma, kaidah, budaya Bsa. Terjemahan dengan tikat keberterimaan yang tinggi
akan menghasilkan terjemahan yang alamiah,luwes dan tidak kaku.
c. Keterbacaan
Keterbacaan ialah derajat mudah tidaknya suatu teks terjemahan dapat
dipahami. Teks terjemahan dikatakan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
apabila teks tersebut mudah dipahami serta dimengerti oleh pembaca teks sasaran.
Sehingga, peran pembaca sangat diperlukan dalam penentuan tingkat keterbacaan.
Ketiganya – keakuratan, keberterimaan, keterbacaan – memiliki peranan
penting dalam menentukan kualitas terjemahan. Keakuratan memiliki bobot
tertinggi dilanjutkan keberterimaan dan keterbacaan. Hal ini bertujuanagar
kualitashasil terjemahan mendahulukan keakuratan. Artinya, apabila harus ada
sedikit pengorbanan dari salah satu aspek, maka keakuratan harus tetap menjadi
tujuan utama suatu penerjemahan.
6. Penjelasan Istilah Khusus dalam Harry Potter and The Deathly Hallows
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu. Istilah ini dapat berupa sebutan, nama atupun ungkapan khusus
lainnya (Kamus Kebahasaan dan Kesusasteraan, 2012: 104). Sementara, istilah
khusus adalah kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang
tertentu (arti). (kamusbesar.com). Maka,istilah khusus yang dimaksudkan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
penelitian ini merupakan istilah atau ungkapan khusus yang digunakan oleh J.K
Rowling dalam novel Harry Potter and The Deathly Hallows.
Dalam novel HPDH ini terdapat beberapa istilah khusus yang ditemukan,
yaitu mantra, nama-nama benda, bangunan, hewan dan tumbuhan. Istilah-istilah
khusus yang ditemukan ini hanya terdapat novel HPDH karangan J.K Rowling.
Selanjutnya, penjelasan istilah khusus yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan penjelasan pengarang, J.K Rowling dalam menjelaskan setiap arti
ataupun efek dari istilah khusus yang digunakan dalam novel HPDH.
Petualangan yang menakjubkan dan fantastis yang mereka alami, dari suka duka,
pertengkaran karena letihnya dalam pelarian yang terus di buru oleh para Pelahap
Maut yang merupakan kaki tangan Voldemort, serta misteri-misteri lain yang
belum terpecahkan, tentang siapa yang memasukkan namnya dalam piala Api,
tentang siapa yang mengganti piala Api menjadi sebuah portkey. Misteri
mengenai apa rahasia di balik Tongkat Sihir Elder, Kematian Ariana, dan kisah
misterius Albus Dombledore yang berliku serta kisah relikui kematian antara
Harry Potter dan musuh besarnya Lord Voldemort.
Sehingga tidak mengherankan apabila novel ini begitu dinanti-nantikan di
kalangan pencintanya yang bahkan sejak sebelum hari penerbitan sudah banyak
memesan jauh-jauh hari karena takut ketinggalan seri terakhir novel best seller ini.
Novel ini cocok bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, semua kalangan yang
memiliki hobi membaca dan ketertarikan pada sebuah penjelasan yang benar-
benar fantastis dan mengagumkan.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini diawali peneliti dengan mengidentifikasi penjelasan istilah
khusus yang digunakan J.K Rowling, pengarang novel “Harry Potter and The Deathly
Hallows”. Kemudian, menemukan terjemahannya dalam versi terjemahan buku dan
terjemahan internet. Selanjutnya, peneliti mengidentifikasi teknik penejemahan yang
digunakan kedua penerjemah dalam menerjemahkan teks BSU ke dalam BSa.
Setelah itu, peneliti menganalisa dan mengklasifikasi teknik dan metode
penerjemahan tersebut serta pengaruhnya terhadap kualitas terjemahan. Kualitas
terjemahan diukur dari segi keakuratan dana keterbacaan teks dalam bahasa sasaran.
Parameter penilaian kualitas terjemahan dalam penelitian ini menggunakan instrumen
penilaian Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono (2012).
Adapun penilaian tingkat keakuratan dan keberterimaan diperoleh dari pembaca
ahli, dalam hal ini para rater yang akan membandingkan dua hasil terjemahan versi
buku dan versi internet dari novel “.” Sementara itu, tingkat keterbacaan diperoleh dari
pembaca target., dalam hal ini tingkat kemudahan untuk memahami dua versi
terjemahan novel ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Penjelasan Penjelasan
Istilah Khusus Istilah Khusus
Teknik
Penerjemahan
Metode Penerjemahan
(Orientasi Bsu dan
Bsa)
Kualitas
Terjemahan
Pembaca (Keakuratan, Pembaca
Ahli Keterbacaan, Target
Keberterimaan)
commit to user