Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNIK TERJEMAH
Dosen pengampu : Moh. Nadhif M.Pd.I.

Nama Kelompok :
Mir’atul Umamah (2277012058)
Riko Dwi Afriansyah (2277012090)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL - HIKAM”
MALANG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Maret 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah…………………………………………………........................... .......... 3

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………. .................................. 3

BAB II: PEMBAHASAN


A. Menjelaskan jenis teknik terjemah …………….... ............................................................... 4

B. Mengatogorikan jenis teknik terjemah .................................................................................. 6


C. Menerpkan berbagai teknik terjemah ................................................................................... 7

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terjemah merupakan aktifitas yang bersifat subjektif dan dinamis disebut subjektif
karena setiap penerjemah mampu menghasilkan terjemahan yang berbeda dari satu teks yang
sama. Menyebutkan bahwa penerjemah bukan hanya memidahkan makna dari satu bahasa ke
bahasa yang lain, melainkan proses yang dihadapi penerjemah ketika dia menuliskan dan
menafsirkan pemahaman akan satu teks bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan
bahasanya sendiri.

Adapun terjemah disebut aktivitas dinamis karna tujuan utama adalah mengalihkan
makna Bahasa Sumber ke Bahasa Target secara tepat dan sepadan, Untuk menghasilkan
terjemahan yang sepadan seorang penerjemah akan menghadapi beragam problematika dalam
menerjemah. 2 faktor utama yang menyebabkan problem dalam hal ini adalah faktor linguistik
dan faktor non linguistik. Dalam menghadapi problematika dalam tarjamah maka dibutuhkan
srategi untuk mengatasi kesulitan dalam prosesnya.

Dewasa ini dalam dunia yang semakin terhubung ini, kebutuhan akan terjemahan kini
sangat meningkat, tak hanya dalam bidang pendidikan tarjamah juga dibutuhkan pada bidang
lainnya seperti bidang bisnis, hukum, juga dalam pemerintahan itu sendiri. Oleh karena itu,
teknik pada terjemah ini sangatlah penting untuk diperhatikan agar terjemahan yang di hasilkan
dapat memberikan hasil yang baik dan dapat dipahami dengan mudah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis teknik terjemah?
2. Bagaimana mengkatagorikan jenis teknik terjemah?
3. Bagaimana penerapan berbagai teknik terjemah?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui jenis jenis teknik terjemah
2. Mengetahui berbagai jenis teknik terjemah

3
BAB II: PEMBAHASAN

A. TEKNIK TERJEMAH

Definisi Teknik Terjemah


Teknik terjemah Adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisi dan mengklasifikasiakan bagaiamana
suatu terjemah sepadan dengan teks sumbenya. Secara singkat penerjemah adalah seorang manusia yang merubah
pesan dari suatu bahasa ke bahasa ke bahasa lain seorang penerjemah menguasai minimal dua bahasayaiatu bhasa
sumber dan bahasa targett.yang lazimnya lebih dari dikuasai. Teknik terjmahan cara yang digunakan untuk
mengalihkan pesan BSU ke BSA diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat.

Jenis jenis terjemahan yang dimaksud adalah penerjemah kata demi kata, penerjemahan bebas penerjemahana
harfiyah, penerjemahan bebas, penerjemahan dinamik penerjemah istentik, penerjemah komunikatif, penerjemah
etnografik, penerjemah legoistik

Sejalan derngan pandangan tersebut ini akan mencoba membahas masalah masalah yang berkaitan dengan
tahapan tahapan menerjemahan sebagaimana dipaparkan para pakar menerjemah yang dipandang memiliki pengaruh
dalam dunia penerjemahan.

Macam macam jenis teknik terjemah

1. one –to-one correspondence


ini merupakan teknik penerjemah dimana klaslator berupaya melakukan pencarian padanan
dalampenerjemah melaui cara satu per satu
2. Transposisi
Teknik transposisi merupakan teknik penerjemahan dengan mengubah katagori gramatikal
mengubah kata klausa menjadi krasa dan kata kerja menjadi kata benda .teknik transpotasi
disebut juga teknik pergeseran.berbeda dengan teknik modulasi merupakan teknik penerjemah
yag mengubah sudut pandang kategori kognitif.
3. Modulasi
Modulasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi karena secara teknis sinyal informasi
sangat sulit dikirim secara langsung. Modulasi adalah proses menitipan pesan pada pembawa
contoh terjadi pada pengiriman surat.
4. Deskriptif
deskripsi adalah pemaparan atau pengambaran dengan kata kata secara jelas dan terperinci. Hal
yang akan dideskripsikan disebut objek, adapun objek yang digambarakan dala teks dekripsi
merupakan objek yang bisa ditangakap panca indra.

4
Berdasarkan definisi maka tujuan utama dari penerjemah adalah menghasilkan terjemahan yang sepadan
kesepadanan bukan berarti satu kata diterjemahkan menjadi satu kata,tetapi menghadirkan ungkapan yang
mampu mengukapkan makna Bahasa Sumber ke Bahasa Target dengan tepat.berarti penerjemah berusaha
untuk menghasilkan terjemahan yang bentuknya sama, bentuk terjemahan tidak terlalu ditekankan harus
sama dengan Bahasa Sumber.

Berikut kami cantumkan bagaimana teknik terjemah yang baik.

Teknik- teknik terjemah yang baik

1. Pahami konteks dan tujuan terjemahan Sebelum melakukan terjemahan, pahami terlebih dahulu
konteks dan tujuan terjemahan. Hal ini akan memudahkan penerjemah dalam menentukan teknik
terjemah yang tepat.
2. Perhatikan kaidah-kaidah bahasa Teknik terjemah yang baik harus memperhatikan kaidah-kaidah
bahasa, seperti tata bahasa dan kosakata. Hal ini bertujuan agar terjemahan yang dihasilkan tidak
salah dan mudah dipahami.
3. Jangan mengubah makna dari teks asli Terjemahan harus mempertahankan makna dari teks asli,
meskipun dalam teknik terjemah yang bebas. Hal ini akan memberikan keakuratan dan
kepercayaan terhadap terjemahan yang dihasilkan.
4. Perhatikan budaya lokal Ketika menerjemahkan teks yang berasal dari budaya yang berbeda
dengan bahasa sasaran, perhatikan budaya lokal agar terjemahan dapat lebih mudah dipahami
oleh pembaca. Misalnya, dalam terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, perlu
memperhatikan penggunaan kata-kata yang lazim digunakan di Indonesia, dan tidak hanya
mentransliterasikan kata-kata asli bahasa Inggris.
5. Gunakan teknologi terjemah Teknologi terjemah saat ini sudah sangat maju, dan dapat membantu
mempercepat proses terjemahan. Namun, teknologi terjemah tidak selalu dapat menghasilkan
terjemahan yang akurat, sehingga perlu di-review dan diedit oleh penerjemah manusia.

Berikut adalah beberapa teknik terjemahan yang umum digunakan, beserta contoh dan daftar pustaka
terkait:

1. Teknik Terjemahan Kata per Kata

Metode terjemahan kata per kata melibatkan penerjemahan langsung dari bahasa sumber ke bahasa target
tanpa memperhatikan struktur kalimat dalam bahasa target. Teknik ini digunakan terutama di dalam
kamus. Contoh: terjemahan dari frasa dalam bahasa inggris “red apple” adalah “apel merah” dalam
bahasa indonesia.

2. Teknik Terjemahan Bebas

5
Teknik ini melibatkan kebebasan dalam mengubah bentuk atau struktur kalimat tanpa mengubah arti atau
pesan yang ingin disampaikan dari bahasa sumber. Beberapa variasi juga dapat digunakan pada suatu
kalimat. Contoh: terjemahan dari kalimat “I have a dream” dalam bahasa inggris menjadi “Saya
bermimpi” dalam bahasa Indonesia.

3. Teknik Terjemahan Literal

Dalam terjemahan literal, terjemahan dilakukan secara harafiah berdasarkan makna kata atau frasa dalam
bahasa sumber dan dikonversikan ke bahasa target. Namun, terjemahan semacam itu dianggap
mempertahankan beberapa sifat yang mengabaikan konteks sosial dan budaya yang mendasarinya.
Contoh: terjemahan frasa “It's raining cats and dogs” ke dalam bahasa Indonesia menjadi “sedang hujan
kucing dan anjing”.

4. Teknik Terjemahan Adaptasi

Metode ini melibatkan penggabungan teknik terjemahan literal dan bebas dengan memasukkan perubahan
yang diperlukan dalam bahasa target. Perubahan ini bisa berupa penghapusan atau penambahan beberapa
kata atau kalimat untuk menyelaraskan dengan struktur dan konvensi bahasa target. Contoh: terjemahan
bahasa inggris “Curiosity killed the cat” menjadi “Penasaran membunuh kucing” dalam bahasa Indonesia.

5. Teknik Terjemahan Kultural

Dalam teknik terjemahan kultural, terjemahan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor budaya yang
terkait dengan bahasa sumber dan bahasa target. Tujuannya adalah untuk mendekati pemahaman asli dari
kata atau frasa dalam bahasa sumber sehingga dapat diterjemahkan secara akurat ke bahasa target tanpa
kehilangan nuansa budaya yang ada. Contoh: terjemahan frasa “Hakuna Matata” dari bahasa Swahili ke
bahasa Inggris dan kemudian ke bahasa Indonesia menjadi “No worries” yang berarti ‘tidak apa-apa’.

Penerjemahan yang menurut J.C. Cattford (1965: 1) adalah “a process of substituting a text in one
language for a text in another”, yakni sebuah proses mengganti teks pada satu bahasa ke dalam bahasa
lain. Lebih lanjut, Catford menjelaskan bahwa dalam proses terjemah, jelas dibutuhkan ilmu linguistik,
atau sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Dalam pemahaman ilmu linguistik artinya,
kita tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya.
Dengan begitu, hasil karya terjemahan dengan mudah dapat dicerna oleh pembacanya.

Namun faktanya, ada banyak penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Arab yang masih terasa
kaku atau asing bagi penutur bahasa asli yaitu masyarakat Arab. Karena sebenarnya setiap bahasa itu
unik, bahasa Arab tentu ada perbedaan mendasar jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Itu semua
terjadi karena penerjemahan dari bahasa Arab ke Indonesia seringkali masih belum melepas żauq(rasa)
bahasa Indonesia itu sendiri. Begitupun sebaliknya.

6
Salah satu contoh yang banyak ditemukan di kalangan kita, para penutur asli bahasa Indonesia
misalnya, untuk mengungkapkan terimakasih dalam bahasa Arab, mereka cenderung mengucapkan: ‫كثيرا‬
‫ شكرا‬yang dimaksudkan mempunyai padanan makna dengan “terimakasih banyak” padahal jika mengikuti
kaidah bahasa sumber, maka untuk menerjemahkan kata “terimakasih banyak” tersebut yang paling tepat
adalah: ‫جزيال شكرا‬

Maka dari itu penerjemah dalam melakukan pemindahan bahasa sumber ke bahasa sasaran,
adakalanya, akan menjadi lebih tepat jika mengacu kepada sudut pandang al-mutakallim al-aṣli. Dengan
begitu rasa (sense) hasil terjemahannya tidak kaku, luwes dan mengalir,juga enak dibaca. Salah satu hal
yang dapat berkontribusi pada hasil terjemahan yang tidak kaku dan luwes yaitu dengan menggunakan
pendekatan makna kata baik secara formal maupun secara konteksual. Pendekatan tersebut, selain
menggunakan teknik dan strategi penerjemahan yang tepat, juga bisa diimplementasikan dengan cara
mengenali kolokasi pada bahasa sumber.

STRATEGI PENERJEMAHAN: FOREIGNISASI VS DOMESTIFIKASI


Dalam pandangan Baker (1992: 17) menyatakan bahwa beberapa padanan kata ataupun kalimat
seringkali justru banyak memberikan kesulitan bagi penerjemah. Menurutnya, kesepadanan yang baik
dalam konteks tertentu bergantung pada beberapa faktor-faktor linguistik, seperti kolokasi dan idiom, dan
budaya, dalam hal ini misalnya konsep-konsep budaya. Dengan begitu, tidak ada satu strategi tunggal
untuk menyelesaikan penerjemahan. Ketika penerjemah mengalami kesulitan dan masalah untuk
menghasilkan teks terjemahan yang luwes, berterima dan mudah dipahami, artinya dia butuh beberapa
strategi penerjemahan. Strategi yang dalam hal ini Lorcher (1992: 426-439) menyebutnya sebagai bagian
dari beberapa prosedur “which the subjects employ in order to solve the problems”.

Strategi terjemahan mengacu pada berbagai teknik yang dapat digunakan oleh seorang
penerjemah untuk memperoleh hasil terjemahan yang terbaik. Strategi terjemahan ini meliputi
memperhatikan makna, kosakata, tata bahasa, dan gaya. Berikut ini adalah beberapa strategi terjemahan
yang berguna:

1. Memahami makna kata-kata dalam konteksnya

Dalam bahasa, beberapa kata dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. Jadi
penerjemah harus memahami konteks kalimat dan frasa untuk menentukan arti kata yang tepat.

2. Menggunakan struktur kalimat yang tepat

Struktur kalimat sangat penting dalam terjemahan. Penerjemah harus mempertimbangkan perubahan
struktur kalimat yang mungkin diperlukan untuk memastikan hasil terjemahan yang akurat.

3. Memilih kosakata yang tepat

7
Dalam proses terjemahan, memilih kosakata yang tepat sangat penting untuk memberikan makna yang
sama dengan bahasa sumber. Penerjemah harus mempertimbangkan variasi sinonim dalam bahasa target
untuk memilih kata yang tepat.

4. Menghindari kesalahan tata bahasa

Kesalahan tata bahasa dapat mempengaruhi pemahaman makna sumber dan target secara keseluruhan,
jadi penerjemah harus memperhatikan perbedaan dalam tata bahasa antara bahasa sumber dan bahasa
target.

BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknik terjemahan harus dipertimbangkan dengan seksama dengan mempertimbangkan sifat dari teks sumber,
konteks budaya dan bahasa, dan tujuan terjemahan. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan, maka
penerjemah harus memilih teknik yang tepat guna menghilangkan kesalahan dalam proses terjemahan, serta
memastikan tercapainya hasil terjemahan yang sesuai dengan tujuan penerjemahan.

DAFTAR PUSTAKA

8
1. Dedeng Rosidin, Pendidikan dalam Al-Quran:Kajian Tematik dan Semantik, (Bandung:Insan
Rabbani, 2015), hlm.51
2. Catford, J. C. (1965). A Linguistic Theory of Translation: An Essay in Applied Linguistics.
Oxford University Press.
3. Newmark, P. (1988). A Textbook of Translation. Prentice-Hall International
4. Baker, M. 2011. In Other Words: A Coursebook on Translation. New York: Routledge.
5. Google.com
6. Aplus, Yuni. (2020). Strategi Terjemahan Bahasa Inggris. Surabaya: Penerbit Tosera
7. Perdana, D. H. (2017). Strategi penerjemahan bahasa Arab yang berterima dan mudah
dipahami. Jurnal Bahasa Lingua Scientia, 9(1), 143-160.

Anda mungkin juga menyukai