Anda di halaman 1dari 7

Terjemah Bahasa Arab – Bahasa Indonesia

‫أيو دحية‬ (Teori dan Praktek)


Proses
Penerjemahan
Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan adalah proses berfikir internal atau langkah sistematik yang dilakukan oleh
penerjemah saat melakukan penerjemahan,
Proses penerjemahan terjadi karena tidak semua teks sumber dapat diterjemahkan secara liniear
(langsung). Penerjemahan secara linear hanya terjadi pada teks sederhana, contoh:
»‫ «أمر األستاذ طالبه للقراءة‬diterjemahkan secara langsung “Guru menyuruh murid-muridnya untuk
membaca”
Penerjemahan tersebut tidak cocok diterapkan dalam menerjemahkan teks yang rumit, contoh:
»‫ «إن قضية صراع الحضارات أو حوارها هي إحدى القضايا السياسية التي تشغل العالم‬teks tersebut kurang pas
apabila diterjemahkan “Sesungguhnya pertarungan peradaban dan dialognya adalah salah satu
persoalan politik yang menyibukkan dunia”.
Teks tersebut mestinya diterjemahkan dengan memperhatikan konteks sosial politik, budaya dan
Bahasa, sehingga lebih pas apabila diterjemahkan “Konflik dan dialog antar peradaban
merupakan salah satu persoalan politik yang menyita perhatian dunia”
Hasil terjemahan tersebut telah melalui proses berpikir internal dari penerjemah.
Proses Penerjemahan

Tahap-tahap prosedur penerjemahan:

A. Tahap Analisis,

B. Tahap Transfer,

C. Tahap Rekonstruksi dan Tahap Editing.


Proses Penerjemahan
A. Tahap analisis, yaitu langkah awal yang dilakukan penerjemah dengan analisis struktur lahiriyah bahasa
sumber dengan tujuan;
1. Memahami maksud dan tujuan penulisan,
2. Memahami gaya penyampaian TSu.
3. Menangkap ide umum TSu.
4. Memahami makna TSu.
Untuk meraih makna yang tepat penerjemah harus melakukan hal-hal berikut:
a. Analisis makna leksikal, yaitu usaha menemukan makna dasar atau makna konseptual dari sebuah kata
yang belum mengalami afiksasi. Contoh: kata “kanal” yaitu “saluran”
b. Analisis Struktural, yaitu menemukan makna yang dipengaruhi oleh struktur bahasa atau makna kana
yang sudah mengalami afiksasi. Contoh: kata “kanalisasi” yaitu “pembagian/penyaluran”
c. Analisi Kontekstual, yaitu menemukan makna yang muncul akibat situasi tertentu berkaitan dengan
penggunaan sebuah kalimat. Contoh: kata “kanal-kanal tenaga kerja harus dilakukan untuk mengurangi
pengangguran”
Proses Penerjemahan

B. Tahap transfer.
Setelah melakukan tahap analisis, langkah selanjutnya adalah melakukan transfer yaitu
mengungkapkan makna teks sumber kedalam teks sasaran, proses ini terjadi dalam pikiran
penerjemah sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan. Dalam hal penerjemah melakukan dua
hal:
1. Melakukan olah bahasa di dalam otaknya untuk mentransfer BSu ke BSa.
2. Berusaha memahami TSu dari sudut Bahasa sasaran.
C. Restrukturisai dan Editing.
Langkah inilah yang menjadi inti dari kegiatan menerjemah dengan memperhatikan beberapa hal:
1. Penerjemah memilih padanan kata yang sesuai dalam bahasa sasaran,
2. Menyesuaikan makna teks sumber dengan bahasa sasaran,
3. Melakukan evaluasi terjemahan (koreksi ketepatan, kejelasan, kewajaran)
Proses Penerjemahan

Contoh dalam analisi makna leksikal dalam menerjemahkan:


TSu: »‫«انطفأ نورعينيه فصعب عليه التقدم ولو استنار بنور السراج‬
- Kata »‫( «نور‬yang pertama) menurut makna leksikalnya berarti “cahaya”,
- Namun dilihat dari makna kentekstualnya maka ia berarti “orang buta”
- Sedangkan kata »‫( «نور‬yang kedua) hanya bermakna leksikal yaitu “cahaya”.
- Adapun pada kata »‫ «استنار‬telah terjadi afiksasi sehinga secara otomatis maknanya pun
berubah menjadi “menggunakan penerangan”
- Maka dari hasil analisis tersebut menghasilkan terjemah “ia buta maka sulit baginya
untuk maju sekalipun ia menggunakan cahaya lampu”
- Lalu dilakukan restrukturisasi yang menghasilkan terjemahan “akibat buta, maka ia sulit
melanjutkan perjalanannya sekalipun dengan bantuan cahaya”

Anda mungkin juga menyukai