Group 3 :
Husna Jatsiyah ( 2111040169)
Syofia Ananda Riyansyah ( 2111040104)
Asti Aulia Ananta (2111040019)
Arif Kurnia Ramadhan (2111040133)
Analisis berkenaan dengan pemahaman teks yang diterjemahkan. Dalam tahapan ini,
penerjemah berupaya mengakrabi teks agar memudahkan dirinya untuk memenuhi
menerjemahkan.
Transfer terjadi dalam pikiran penerjemah sebagai upaya kognitif dalam pencarian padanan
Dalam tahapan ini, penerjemah memikirkan padanan yang mungkin yang bisa berterima
sebagai wujud pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Ketika
keputusan untuk pemberian padanan ini diambil, mulailah penerjemah mengalihkan pesan
secara tertulis Realisasi pesan tertulis inilah yang disebut restrukturisasi
Tahapan 1 Analisis
Menelaah makna kata atau hubungan antarkata Menelaah hubungan antarbentuk tata Bahasa
Tahapan 2 Transfer
Tahapan 3: Restrukturisasi
Proses rekursif dalam penerjemahan dapat dilakukan, misalnya, dengan meminta mahasiswa
mengerjakan tugas penerjemahan ke dalam beberapa buram yang masing-masing buramnya
diberikan balikan melalui penilaian sejawat antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang
lain (Lihat Larson, 1984: 481-483) Melalui proses rekursif yang demikian, diharapkan
pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dapat berterima, baik ditinjau
dari aspek kebahasaan ataupun kebudayaan bahasa sasaran.
Penerjemahan dan penulisan memiliki kaitan yang erat satu sama lain Penerjemahan pada
dasarnya adalah penulisan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran (Lefevere, 1992 vil) Dalam penulisan kembali pesan tersebut, penerjemah
harus melakukannya dengan sekreatif mungkin (Bassnett, 2002 6).
Untuk mampu melakukan penulisan yang kreatif, seorang penerjemah harus sudah terbiasa
menulis dalam bahasa sasaran yang digunakannya dalam menyampaikan pesan dari bahasa
sumbernya. Jika tidak, pesan yang disampaikan dalam bahasa sasaran tadi tidak akan
mencapai kewajaran (Larson, 1984: 477 478). Oleh karena itu, seseorang yang
menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia harus sudah terbiasa
menulis dalam bahasa Indonesia. Orang Indonesia asli sekalipun. Dalam kaitan ini berlaku
prinsip bahwa penerjemah yang baik lazimnya juga penulis yang baik.
Tahapan 1: Prapenulisan
Pemilihan topik
Penentuan arah tulisan untuk menarik perhatian pembaca Penekanan pada isi daripada
mekanika tulisan
Perbaikan tulisan berdasarkan balikan dari sejawat dan dosen Pengutamaan pembetulan
kesalahan besar daripada kesalahan kecil antara draf pertama dan draf terakhir
Dalam tahapan analisis dan transfer, yang cocok dengan cara sang penerjemahan untuk
mengalihkan pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dalam
kaitan ini, penerjemah akan mempertimbangkan kata atau ungkapan apa yang cocok untuk
dijadikan padanan atas pesan yang terdapat dalam bahasa sumber.
Dalam hal ini, prinsip yang harus dikedepankan adalah semakin banyak pihak lain memberi
masukan terhadap terjemahan, akan semakin baik buat terjemahan tersebut. Balikan-balikan
yang diperoleh dari sejawat dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penerjemahnya untuk
memperbaiki atau merevisi terjemahannya. Dalam kaitan ini, revisi yang dilakukan dapat
melibatkan revisi besar yang mencakup aspek ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dan revisi
kecil yang mencakup pembetulan penggunaan mekanika penulisan yang terdapat dalam
terjemahan, seperti penggunaan canda baca, huruf besar dan kecil. dan ejaan yang dapat
mengganggu keterbacaan suatu terjemahan.