A. Pengertian Terjemah
Terjemah didefinisikan secara harfiah sebaga ”alih bahasa” atau ”transfer dari bahasa
sumber ke dalam bahasa yang dikehendaki atau bahasa sasaran”. Misalnya dari
Bahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Namun Dengan definisi yang lebih luas, makna terjemah bukan lagi sekedar
alih bahasa, kata demi kata atau transfer dari satu bahasa ke dalam bahasa lainnya,
akan tetapi lebih jauh dari itu, terjemah pada konteks tertentu dituntut untuk
mampu mengungkapkan luasnya aspek cakupan yang dikehendaki dari teks itu
sendiri.
Terjemah pada dasarnya bertujuan untuk membahasakan kembali isi amanat
atau pesan ke dalam bahasa yang berbeda, maka hasil terjemah idealnya tidak
dirasakan sebagai terjemahan. Oleh karena itu, untuk memproduksi terjemahan yang
sesuai dengan amanat atau pesan tertentu, mau tidak mau diperlukan penyesuaian
gramatikal dan leksikal.
B. Model Penerjemahan
Proses penerjemahan dapat dikatagorikan ke dalam beberapa segi, yaitu:
a) Terjemah ditinjau dari segi kegiatan menerjemah.
b) Terjemah ditinjau dari segi redaksi terjemah
c) Terjemah dengan menggabungkan dua sudut pandang (segi kegiatan
menerjemah dan redaksi terjemah)
d) Terjemah ditinjau dari segi respon penerima/pemakai jasa terjemah.
Terjemah Ditinjau dari Segi Kegiatan Menerjemah.
Ditinjau dari segi kegiatan menerjemahkan, pengelompokan bentuk terjemah
terdiri dari:
a) Terjemah lisan,
b) Terjemah tulisan, dan
c) Terjemah alat.
Terjemah Ditinjau dari Segi Redaksi Terjemah
Dari segi redaksi terjemahan, pada umumnya pakar bahasa
mengelompokkan terjemah menjadi 4 bentuk terjemah sebagai berikut:
a) Terjemah Harfiyah,
b) Terjemah Ghairu harfiyah, maknawiyah,
c) Terjemah Tafsiriyah, dan
d) Terjemah Tasharrufiyah”