Anda di halaman 1dari 24

DEGENERASI SEL

drg. Merry Ch.Robin



MEKANISME ADAPTASI, KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
Sel melakukan adaptasi terhadap stressor/jejas dari
luar
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel
beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya atau
sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara
normal.
Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka
dapat menyebabkan kerusakan sel atau bahkan
kematian sel.

Tingkat kerusakannya jejas sel dibedakan menjadi:
A. Jejas Reversible cedera sublethal
Terjadi perubahan morfologis tetapi sel tidak mati
Pada stadium awal (kerusakan ringan) kerusakan
fungsi dan morfologi akan dapat kembali normal jika
penyebab dari kerusakan tersebut dihilangkan.
Respon adaptasi :
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- Atrophy
- Metaplasia
- Degenerasi


MEKANISME ADAPTASI, KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
Pada stadium ini meskipun terjadi kerusakan sel secara
signifikan, namun tidak terjadi kerusakan baik pada
membran sel maupun pada inti.

B. Jejas Irreversible cedera lethal
Jejas sel cukup berat, berlangsung lama, melebihi
kemampuan sel untuk beradaptasi kerusakan sel yang
bersifat ireversibel (cedera sel) kematian sel
Kematian sel Apoptosis
Nekrosis

MEKANISME ADAPTASI, KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
HIPERTROPI
peningkatan besar sel yang mengakibatkan
perbesaran organ.
Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaran sel, perbesaran terjadi karena
peningkatan jumlah struktur protein dan organel
sel.

HIPERPLASI
proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel,
sehingga penambahan jumlah sel membuat organ
membesar.
Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis (ex:
cancer).

ATROPI
pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh
karena sel kehilangan substansi sel, sehingga
menyebabkan berkurangnya ukuran organ.
Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein
dan peningkatan degenersi protein di dalam sel.

METAPLASIA
perubahan reversibel dari fenotip sel yang
digantikan oleh tipe sel yang lain, sering terjadi
karena iritasi yang terjadi secara kronis.
Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi
digantikan oleh tipe sel lain yang lebih bisa
menghadapi stresor.
Terjadi akibat genetik "reprogramming"
HIPERTROPI PADA UTERUS
ATROPI OTAK
D
I
A
G
R
A
M

R
E
S
P
O
N
S

S
E
L

T
E
R
H
A
D
A
P

R
A
N
G
S
A
N
G
A
N

F
I
S
I
O
L
O
G
I
K

D
A
N

P
A
T
O
L
O
G
I
K

DEGENERASI
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah
kelainan sel yang terjadi akibat cedera ringan yang
mengenai struktur dalam sel seperti mitokondria
dan sitoplasma proses metabolisme sel
terganggu
Apabila sebuah stimulus menyebabkan cedera sel,
maka perubahan yang pertama kali terjadi adalah
terjadinya kerusakan biokimiawi yang mengganggu
proses metabolisme


PENGERTIAN DEGENERASI
Degenerasi pembengkakan sel
perubahan perlemakan.

Pembengkakan sel sel tidak dapat mengatur
keseimbangan ion dan cairan hidrasi sel
Perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai
vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan
terjadi karena hipoksia atau bahan toksik.
Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang
tergantung pada metabolisme lemak seperti sel
hepatosit dan sel miokard


Jejas sel :
Kekurangan oksigen
Kekurangan nutrisi/malnutrisi
Infeksi sel
Respons imun yang abnormal/reaksi imunologi
Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan
gejala kelistrikan) dankimia (bahan-bahan kimia
beracun)
Defect (cacat / kegagalan)
Genetik
Penuaan


ETIOLOGI DEGENERASI
Respon seluler terhadap stimulus yang berbahaya
bergantung pada tipe cedera, durasi, dan
keparahannya.
Akibat suatu stimulus yang berbahaya bergantung
pada tipe, status, kemampuan adaptasi, dan
susunan genetik sel yang mengalami jejas.
Komponen struktural dan biokimiawi suatu sel
terhubung secara utuh tanpa memandang lokus
awal jejas, efek mutipel sekunder yang terjadi
sangat cepat.
Fungsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel
dan perubahan morfologi jejas sel



PATOGENESIS DEGENERASI
Empat sistem intrasel yang paling rentan terkena
adalah :
- Keutuhan membrane sel yang kritis terhadap
homeostatis osmotic dan ionicselular
- Pembentukan adenosine trifosfat (ATP)
- Sintesis protein
- Keutuhan perlengkapan genetik.
Komponen struktural dan biokimiawi suatu sel
terhubung secara utuh tanpa memandang lokus
awal jejas, efek mutipel sekunder yang terjadi
sangat cepat.
Fungsi sel hilang jauh sebelum terjadi kematian sel
dan perubahan morfologi jejas sel
PATOGENESIS DEGENERASI

Awal nya terjadi akibat terkumpulnya butir-butir
protein di dalam sitoplasma, sehingga sel menjadi
bengkak dan sitoplasma menjadi keruh (cloudy
swelling: bengkak keruh).
Mikroskopis : sel membengkak menyebabkan
desakan pada kapiler-kapiler organ. Bila
penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas sel
semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola kecil
dan nampak cerah dalam sitoplasma. Vakuola yang
terjadi disebabkan oleh pembengkakan reticulum
endoplasmik.
JENIS-JENIS DEGENERASI
1. Degenerasi Albumin
Penimbunan intraselular yang lebih parah
dibanding degenerasi albumin.
Etiologinya : rangsangan patologik lebih berat dan
jangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih
lama.
Mikroskopik : organ yang mengalami degenerasi
hidrofik menjadi lebih besar dan lebih berat
daripada normal dan juga nampak lebih pucat.
Nampak juga vakuola-vakuola kecil sampai besar
dalam sitoplasma.



2. Degenerasi Hidrofik (Degenerasi Vakuolar)

Stroma vili korialis yang avaskuler menyebabkan
terganggunya metabolisme dan oksidasi sel.
Fungsi membran sel yang terganggu
mengakibatkan cairan tertimbun di sitoplasma sel.
Kematian sel stroma villi korealis yang terjadi
mengakibatkan isi sel keluar, sehingga villi
menggelembung.
Gelembung ini secara makroskopis terlihat seperti
anggur (gelembung mola) sehingga disebut
sebagai kelainan Mola Hidratosa.

Perubahan perlemakan (fatty change)
penimbunan abnormal trigliserid dalam sel
parenkim.
Sering terjadi di hepar organ utama dalam
metabolisme lemak selain organ jantung, otot dan
ginjal.
Jika terjadi gangguan dalam proses metabolisme
lemak, akan timbul penimbunan trigliserid yang
berlebihan.
Timbunan lemak berlebihan nekrosis


3. Degenerasi Lemak

Perubahan dalam sel atau rongga ekstraseluler
yang memberikan gambaran homogeni, cerah dan
berwarna merah muda dengan pewarnaan HE.
Secara makroskopik, keadaan ini terbentuk akibat
berbagai perubahan dan tidak menunjukkan suatu
bentuk penimbunan yang spesifik contohnya : otot
pucat, serabut otot terurai/putus-putus dll.
Koagulasi protein dalam sel memberikan gambaran
suatu masa homogen yang jernih berwarna merah
muda.

4. Degenerasi Hyalin (Perubahan Hyalin)


Mukus adalah substansi kompleks yang cerah, kental,
dan berlendir dengan komposisi yang bermacam-
macam dan pada keadaan normal
Disekresi oleh sel epitel atau bagian dari matriks
jaringan ikat longgar tertentu.
Musin dapat dijumpai di dalam sel, dan mendesak inti
ke tepi seperti pada adenokarsinoma gaster yang
memberikan gambaran difus terdiri atas sel-sel gaster
yang memiliki sifat ganas dan mengandung musin.
Musin tersebut akan mendesak inti ke tepi sehingga sel
menyerupai cincin dinamakan Signet Ring Cell.
Musin di jaringan ikat, dahulu dinamakan degenerasi
miksomatosa. Keadaan ini menunjukkan adanya musin
di daerah interselular dan memisahkan sel-sel Stelata
(Stellate Cell/ Star Cell)

5. Degenerasi Mukoid


Merupakan Degenerasi Musin di jaringan ikat,
dahulu dinamakan degenerasi miksomatosa.
Keadaan ini menunjukkan adanya musin di daerah
interselular dan memisahkan sel-sel Stelata
(Stellate Cell/ Star Cell)

6. Degenerasi Miksomatik


SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai