Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pH adalah logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dengan diberi tanda
negatif. Atom logaritma kebalikan konsentrasi ion hidrogen. pH digunakan
untuk memudahkan menulis keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan
pHnya. Hal ini disebabkan karena dalam pencarian nilai pH suatu larutan
terdapat metode-metode yang dapat mengukur nilai pH secara teliti.

Selain mengetahui nilai pH, perlu juga diketahui apa itu larutan buffer.
Larutan buffer yang juga dikenal sebagai buffer. Buffer pada umumnya terdiri
atas campuran asam lemah dan garamnya misalnya, CH
3
COOH dengan
CH
3
COONa atau basa dan garamnya misalnya, NH
4
OH dengan NH
4
Cl. Oleh
karena itu, larutan buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam lemah
dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya.

Dalam bidang farmasi, pH digunakan untuk memudahkan menulis
keasaman atau kebasaan suatun larutan dengan pHnya. Sedangkan larutan
buffer digunakan untuk menahan nilai pH tertentu ketika ditambahkan sedikit
asam atau basa kuat, ataupun pada saat pengenceran. Hampir tetapnya pH di
dalam suatu sistem di mana asam atau basa ditambahkan, semuanya
dipengaruhi buffer dari keseimbangan asam-basa.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud percobaan
a. Penentuan pH sampel dengan cara menestekannya ke plat tetes yang
kemudian diukur pHnya dengan menggunakan kertas lakmus dan
indikator universal.
b. Penentuan pH sampel larutan buffer setelah ditambahkan NaOH dan
HCl menggunakan indikator universal dengan perbandingan 3;3 dan
1:5
2. Tujuan percobaan
a. Memahami cara mengukur pH suatu larutan.
b. Memahami cara kerja sistem buffer.

C. Prinsip Percobaan
1. Penentuan sifat asam atau basa serta pH suatu sampel (HCl, H
2
SO
4
,
HNO
3
, H
2
C
2
O
4
, H
3
BO
3
, KCl, Na
2
O
3
, (NH
4
)
2
SO
4
, NaOH, dan NaNO
2
)
dengan menggunakan metode kertas lakmus, indikator universal, dan pH
meter.
2. Penentuan masing-masing pH larutan buffer setelah dibagi 2 yaitu (3:3
dan 1:5) yang kemudian akan ditambahkan 1 mL HCl pada sampel
pertama dan 1 mL NaOH pada sampel kedua dan diukur dengan
menggunakan indikator universal dan sesudah pencampuran air suling.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dalam analisis kimia kita sering berhadapan dengan konsentrasi ion
hidrogen yang rendah. Untuk menghindari kesulitan menuliskan angka-angka
dengan daktor 10 berpangkat negatif, Sorensen memperkenalkan eksponen
ion hidrogen (pH) yang didefinisikan sebagai berikut:
pH = - log [pH]
-
= log

atau [H
+
] = 10
-pH

jadi, besarnya pH adalah logaritma dari konsentrasi dari logaritma ion
hidrogen dengan diberi tanda negatif atau logaritma dari kebalikan
konsentrasi ion hidrogen adalah memudahkan sekali untuk menuliskan
keasaman atau kebasaan suatu larutan dengan pHnya. (Svella, 1979 : 38-39)

Suatu larutan bila ditambah asam akan turun pHnya, karena
memperbesar konsentrasi H
+
. Sebaliknya, bila ditambahkan basa akan
menaikkan pHnya karena menaikkan konsentrasi ion OH
-
. Seterusnya suatu
larutan atau basa bila ditambahkan asam atau basa bila ditambah air akan
mengubah pHnya karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil.

Ada larutan yang jika ditambah sedikit asam, basa atau air tidak
mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut larutan buffer
(penyangga). Cara membuat larutan penyangga ada 2 yaitu sebagai berikut:
1. Campuran asam lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam lemah
tersebut dan basa kuat). Contoh :
- HNO
2
dengan NaNO
2

- CH
3
COOH dengan CH
3
COONa

2. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam dan
basa lemah tersebut). Contoh :
- NH
4
OH dengan NH
4
Cl
- N
2
H
5
OH dengan N
2
H
5
NO
3

(Syukri S, 1999 : 418-419)
Larutan yang dikenal sebagai buffer pada basa lemah dengan garamnya
atau asam lemah dengan garamnya. Fakta bahwa penambahan ion sesama
dalam larutan basa lemah atau asam lemah menghasilkan pergeseran ke arah
asam atau basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat
didefinisikan sebagai campuran yang lemah dengan basa konjugasinya atau
asam lemah dengan basa konjugasinya. pH dari larutan dapat dihitung dari
persamaan Henderson-Hasselbalch atau persamaan Hendarson. Untuk buffer
asam lemah dan garamnya:
pH = PKa + log


untuk buffer asam lemah dan garamnya:
pH = pKb + log


(Hizkia Achmad, 1996 : 152)
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan
tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berbicara tentang asam dan
basa sedikitnya ada 3 teori tentangnya yaitu:
1. Svante August Arhenius
Asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion hidrogen (H
+
) dan atau ion hidronium (H
3
O
+
).



2. Johannes Bronsted dan Thomas Lawry
Asam adalah zat yang bertindal sebagai pendonor proton
(memberikan proton) pada basa sedangkan basa adalah zat yang
bertindak sebagai akseptor proton (penerima proton) dari asam.
3. Gilbert Lewis
Asam adalah zat yang bertindak sebagai akseptor elektron/penerima
elektron dari basa sedangkan basa adalah zat yang bertindak sebagai
pendonor/pemberi elektron kepada asam. (Krisbiantoro Adi, 2009 : 20)
Larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan pH
larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada umumnya, larutan
buffer terdiri atas campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan
garamnya. Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga atau buffer
adalah seperti pH larutan penyangga yang hanya berubah sedikit asam kuat.
Di samping itu, larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk dari
reaksi kimia asam lemah dan basa konjugasinya atau sebaliknya. Reaksi
tersebut disebut sebagai reaksi asam basa konjugasi. (Day Jr, 1981 : 26)
Komponen larutan penyangga yaitu:
1. Larutan penyangga bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7) larutan
ini didapatkan dari mencampurkan asam lemah dengan suatu basa kuat di
mana asam lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.
2. Larutan penyangga bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7) larutan
ini didapatkan dari mencampurkan basa lemah dengan suatu asam kuat di
mana basa lemahnya dicampur dengan jumlah berlebih.
(www.Chem-is try.com)

Kesetimbangan asam basa merupakan dalam seluruh bidang kimia,
begitu pula dengan larutan buffer yang juga sangat penting dalam kehidupan
misalnya analisis biokimia, bakteriologi, dan lain-lain.
Dalam tubuh manusia mempunyai pH pada kisaran pH 7,37 sampai 7,45
dan apabila pH darah manusia diatas 7,8 menyebabkan organ manusia akan
rusak sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. (Sahri
Devil Miladi, 2010 : 48-50)
B. Uraian Bahan
1. HCl ( Dirjen POM, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46 gr/mol
Rumus bangun : H-Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berbau, dan berasap
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai sampel dan zat tambahan
2. Asam asetat ( Dirjen POM,1979 : 41)
Nama resmi : ACIDUM ACETIUM
Nama lain : asam asetat
Rumus molekul : CH
3
COOH
Berat molekul : 60 gr/mol
Pemerian : cairan penuh, tidak berwarna, bau, rasa asam,
tajam.
Kelarutan : dapat dicampur dengan air, etanol (95%) P,
gliserol P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai zat tambahan
3. NaOH ( Dirjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40, 60 gr/mol
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering keras, rapuh dan menunjukkan susunan
hablur: putih, mudah meleleh basah, sangat
alkalif dan korolif, segera menyerap karbon
dioksida
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, etanol (95%)P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai zat tambahan
4. Natrium bikarbonat (Dirjem POM, 1979 : 424)
Nama resmi : NATRII SUBCARBOHAS
Nama lain : natrium bikarbonat, natrium subkarbonat
Rumus molekul : NaHCO
3

Berat molekul : 84, 01 gr/mol
Pemerian : serbuk putih atau nablut monoklin kecil, buram,
tidak berbau, rasa asin
Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai sampel
5. Amonia (Dirjen POM, 1979 : 86)
Nama resmi : AMMONIA
Nama lain : amonia
Rumus molekul : NH
4
OH
Berat molekul : 35,05 gr/mol
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk
Kelarutan : mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
Kegunaan : sebagai sampel
6. Asam sitrat (Dirjen POM, 1979 : 50)
Nama lain : ACIDUM CITRICUM
Nama lain : asam sitrat
Rumus molekul : C
6
H
8
0
2
. H
2
O
Berat molekul : 210,14
Pemerian : hablur, tidak berwarna atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa sangat asam, agak higroskopik,
merapuh dalam udara kering dan panas.
Penympanan : dalam wadah tertutup tambahan
Kegunaan : sebagai sampel

C. Prosedur Kerja
1. Pengukuran pH
a. Masukkan 0,1 M HCl pada plat tetes, celupkan 2 cm kertas pH
universal ke dalam larutan. Keluarkan kelebihan cairan dari kertas
dengan menyentuhkan ke plat. Bandingkan warna kertas dengan
bagian warna yang disediakan. Catat pH pada lembar laporan anda.
b. Ulangi prosedur yang sama dengan 0,1asam asetat, asetat 0,1 M, 0,1
M asam karbonat, (club soda atau soda), 0,1 natrium bikarbonat, 0,1
M amonia, dan 0,1 NaOH. Untuk setiap larutan, gunkan lubang yang
berbeda dari plat tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan (1).
c. Tergantung pada ketersediaan jumlah pH meter ini mungkin menjadi
percobaan untuk atu kelas (demonstrasi), atau 6-8 praktikan dapat
menggunakan 1 pH meter. Tambahkan 5 mL 0,1 M asam asetat
untuk sebuah gelas kimia 10 ml kering dan bersih. Masukkan
elektroda kering ke dalam larutat asam asetat. pH meter anda telah
dikalibrasi oleh onstruktur anda. Switch on pH meter dan baca pH
dari posisi jarum pada skala anda. Atau jika anda memiliki pH meter
digital, angka yang sesuai dengan pH akan mucul.
d. Ulangi prosedur yang sama dengan natrium asetat 0,1 M, 0,1 M
asam karbonat, 0,1 M natrium bikarbonat, dan amonia 0,1 M.
Pastikan bahwa untuk setiap larutan anda menggunakan gelas kimia
yang kering dan bersih dan sebelum tiap menggunakan cuci
elektroda terlebih dahulu dengan air suling dan keringkan dengan
kimwipes. Catat data anda pada lemar laporan (2).
2. Larutan Buffer
a. Siapkan empat sistem buffer dalam empat gelas kimia 50 mL secara
terpisah, berlabel, kering dan bersih, sebagai berikut :
1) 5 mL 0,1 M asam asetat + 5 mL natrium asetat 0,1 M
2) 1 mL 0,1 M asam asetat + 10 mL 0,1 M natrium asetat
3) 5 mL 0,1 M asam karbonat + 5 mL 0,1 M natrium bikarbonat
4) 1 mL 0,1 M asam karbonat+ 10 mL 0,1 M natrium bikarbonat
b. Bagi masing-masing buffer anda (1-5) menjadi dua bagian (masing-
masing 5 mL) dam masukkan ke dalam gelas kimia 10 mL yang
kering dan bersih. Untuk sampel pertama dari buffer (a), tambahkan
0, 5 mL 0,1 M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH
universal. Catat data anda pada lembar laporan (4). Untuk sampel
kedua buffer (a), tambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur
pH dengan kertas pH. Catat data anda pada lembar laporan (5).
c. Ulangi pengukuran yang sama dengan buffer (b), (c), dan (d). Catat
data anda pada lembar laporan.
d. Masukkan 5 mL air suling pada dua gelas kimia 10 mL. ukur pH air
suling dengan bantuan kertas pH universal. Catat data pada lembar
laporan (15). Untuk sampel pertama air suling tambahkan 0,5 mL 0,1
M HCl. Campur dan ukur pH dengan bantuan kertas pH universal
dan mencatatnya pada lembar laporan (16). Untuk sampel air suling
yang kedua ditambahkan 0,5 mL 0,1 M NaOH. Campur dan ukur pH
seperti sebelumnya dan mencatatnya pada lembar laporan (17).




BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol semprot 1
buah, gelas kimia 250 ml 2 buah, gelas ukur 5 ml 1 buah, gelas ukur
10 ml 1 buah, indikator universal, kertas lakmus, pH meter 1 buah, pipet
tetes 6 buah, plat tetes 1 buah, rak tabung 1 buah, sikat tabung 1 buah,
dan tissu.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 1 M,
HNO
3
1 M, H
2
C
2
O
4
1 M, H
2
SO
4
1 M, H
3
BO
3
1 , KBr 1 M, KCl 1 M,
NaNO
3
1 M, NaOH 1 M, Na
2
CO
3
1 M, dan (NH
4
)
2
SO
4
1 M.

B. Cara Kerja
1. Kertas lakmus
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diteteskan sampel (Na
2
CO
3
, H
2
SO
4
, H
2
C
2
O
4
, (NH
4
)
2
SO
4
, KBr,
H
3
BO
3
) ke plat tetes.
c. Dicelupkan kertas lakmus ke setiap sampel.
d. Dicatat hasil pengamatan.
2. Indikator universal
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diteteskan sampel (Na
2
CO
3
, H
2
SO
4
, H
2
C
2
O
4
, (NH
4
)
2
SO
4
, KBr,
H
3
BO
3
ke dalam plat tetes.
c. Dicelupkan kertas indikator universal ke setiap sampel.
d. Dicocokkan dengan warna pH.
e. Dicatat hasil pengamatan

3. pH meter
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diukur setiap sampel (H
3
BO
3
dan HCl) sebanyak 10 mL.
c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
d. Dimasukkan elektroda pH meter ke dalam gelas kima.
e. Dicatat hasil pengamatan.
4. Buffer 3:3
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.
c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut.
e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.
f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.
g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.
h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.
i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator
universal.
j. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO
3
dan NaNO
3
.
5. Buffer 1:5
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diukur HCl 3 mL dan KCl 3 mL.
c. Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
d. Dihomogenkan kedua larutan tersebut.
e. Diukur pHnya menggunakan kertas indikator universal.
f. Dipisahkan dalam tabung reaksi yang berbeda.
g. Ditambahkan 1 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama.
h. Ditambahkan 1 mL NaOH ke dalam tabung reaksi kedua.
i. Diukur dan dicatat pH masing-masing dengan kertas indikator
universal.
j. Diulangi cara a-i untuk buffer HNO
3
dan NaNO
3
.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
1. Pengukuran pH
a. Kertas lakmus
NO Sampel
Lakmus Asam
atau Basa Merah Biru
1 Na
2
CO
3
Biru Biru Basa
2 H
2
SO
4
Merah Merah Asam
3 C
2
H
2
O
4
Merah Merah Asam
4 (NH
4
)
2
SO
4
Merah Merah Asam
5 KBr Merah Biru Netral
6 H
3
BO
3
Merah Merah Asam

b. Indikator universal
NO Sampel pH
1 Na
2
CO
3
9
2 H
2
SO
4
1
3 C
2
H
2
O
4
1
4 (NH
4
)
2
SO
4
6
5 KBr 7
6 H
3
BO
3
4
7 HCl 1

c. pH meter
NO Sampel pH
1 H
3
BO
3
6,4
2 HCl 0,993
2. Larutan Buffer
NO Buffer pH
pH setelah
penambahan
NaOH HCl
1
Klorida
HCl + KCl (3:3)
HCl + KCl (1:5)

1
2

3
3

1
1
2
Nitrat
HNO
3
+ NaNO
2
(3:3)
HNO
3
+ NaNO
2
(1:5)

1
5

1
5

1
1


B. Reaksi Kimia
a. Pengukuran pH
Na
2
CO
3
2Na
+
+ CO
3
2-
H
2
SO
4
2H
+
+ SO
4
2-
H
2
C
2
O
4
2H
+
+ C
2
O
4
2-

(NH
4
)
2
SO
4
2NH
4
+
+ SO
4
2-

KBr K
+
+ Br
-

H
3
BO
3
3H
+
+ BO
3
3-

HCl H
+
+ Cl
-

b. Larutan Buffer
HNO
3
H
+
+ NO
3
-

NaNO
3
Na
+
+ NO
3
-

HCl

H
+
+ Cl
-

KCl

K
+
+ Cl
-

HCl

H
+
+ Cl
-

KCl

K
+
+ Cl
-


BAB V
PEMBAHASAN
pH adalah derajat keasamaan yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
logaritma aktifitas ion hidrogen [H
+
] yang terlarut. Koefisien aktifitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis, skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pHnya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Asam dan basa adalah sifat kimia suatu zat yang sangat penting untuk
diketahui. Sifat asam dan basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat
tersebut.
Larutan penyangga (dapar; buffer) adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya
berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat dan basa kuat. Larutan
penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya.
Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan untuk penentuan sifat asam-
asam larutan, yait: dengan kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Mekanisme kerja dalam percobaan ini terbagi menjadi 2, yaitu pengukuran pH
suatu larutan dan pH larutan buffer. Dalam pengukuran pH suatu larutan,
pertama-tama siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan 1-3 tetes masing-
masing sampel: Na
2
CO
3
1 M, H
2
SO
4
1 M, C
2
H
2
O
4
1 M, (NH
4
)
2
SO
4
1 M, KBr 1
M, dan H
3
BO
3
1 M ke dalam plat tetes. Kemudian diuji pHnya menggunakan
kertas lakmus merah dan biru. Setelah itu, diukur lagi pHnya menggunakan
indikator universal. Terakhir, ambil salah satu sampel untuk di ukur pHnya
menggunakan pH meter. Kemudian catat pH masing-masing sampel.
Untuk pengukuran pH larutan buffer, pertama-tama disiapkan bahan-bahan
yang digunakan. Pada buffer klorida, ukur volume HCl dan KCl dengan
perbandingan masing-masing 3:3 dan 1:5. Kemudian diukur pH masing-masing
larutan. Setelah itu, bagi masing-masing

larutan buffer ke dalam 2 tabung reaksi,
lalu pada tabung reaksi pertama ditambahkan 1 mL NaOH 1 M dan pada tabung
reaksi kedua ditambahkan 1 mL HCl 1 M. Begitu pula pada buffer dengan
perbandingan 1:5. Lalu ukur pH masing-masing menggunakan indikator universal
dan catat pH masing-masing larutan. Langkah yang sama juga dilakukan pada
larutan buffer antara HNO
3
dengan NaNO
2.
Setelah semua percobaan dilakukan,
buatkan tabelnya.
Pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh adalah, pH untuk Na
2
CO
3
1 M
yang terukur adalah 9, ini sesuai dengan literatur di mana Na
2
CO
3
merupakan basa
lemah dengan pH 9,4. pH H
2
SO
4
1 M yg terukur adalah 1 dan pH C
2
H
2
O
4
1 M,
sesuai dengan literatur bahwa H
2
SO
4
dan C
2
H
2
O
4
termasuk asam kuat. pH
(NH
4
)
2
SO
4
1 M adalah 5 dan H
3
BO
3
1 M adalah 4, sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa (NH
4
)
2
SO
4
dan H
3
BO
3
termasuk dalam asam lemah. pH KBr
1 M yang terukur adalah 7 sesuai dengan literatur di mana KBr memiliki pH
hampir netral.
Adapun hasil pada percobaan kedua yaitu yang pertama pada buffer klorida
HCl + KCl. pH buffer pada perbandingan 3:3 adalah 1 dan pada perbandingan 1:5
pHnya adalah 2. Setelah penambahan 1 ml NaOH 1 M, pH buffer pada
perbandingan 3:3 adalah 3 dan pada perbandingan 1:5 pH yang terukur adalah 3.
Sedangkan pada penambahan 1 ml HCl 1M, pH buffer pada perbandingan 3:3 dan
1:5 adalah 1. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa larutan penyangga mampu
mempertahankan pH-nya walau ditambahkan asam, basa, ataupun pengenceran
dengan air. Hal ini juga berlaku pada larutan buffer nitrat HNO
3
dengan NaNO
2.
Dalam percobaan ini, ada beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
pH larutan beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pertama dengan
menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terbagi atas kertas lakmus merah dan
biru. Cara kerjanya yaitu diteteskan larutan pada wadah atau plat tetes, lalu
masukkan kertas lakmus merah dan biru secara bergantian. Jika kertas lakmus
merah berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa, namun jika warna kertas
tidak berubah maka larutan bersifat asam, begitupun sebaliknya. Adapun
kelebihan dari kertas lakmus yaitu dapat membantu seseorang untuk mengetahui
sifat suatu larutan, termasuk asam atau basa, namun tidak dapat menentukan pH
larutan secara pasti. Kedua, dengan menggunakan indokator universal. Caranya,
teteskan larutan pada indikator universal, jika sudah berubah warna, cocokkan
dengan kertas indikator pH untuk menentukan pH larutan. Adapun kelebihannya
yaitu mampu menentukan pH larutan dengan cukup jelas, namun hanya dapat
digunakan untuk 1 kali pemakaian saja. Ketiga, dengan menggunakan pH meter.
meter. Caranya, pertama-tama kalibrasi pH meter menggunakan air suling.
Tunggu beberapa saat. Setelah itu, keringkan pH meter hingga air suling benar-
benar hilang. Masukkan pH meter ke dalam wadah larutan, tunggu beberapa saat
hingga layar pada pH meter menunjukkan pH larutan tersebut. Kelebihan dari pH
meter mampu membarikan hasil pengukuran pH yang akurat, namun harganya
sangat mahal.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung
yaitu yang pertama karena praktikan kurang hati-hati dalam mengukur pH larutan
sehingga data yang dihasilkan kurang akurat, pemakaian peralatan yang tidak
dibersihkan dengan baik sebelum digunakan, sensitifitas alat pengukur pH yang
mulai berkurang, dan prosedur penggunaan alat pengukur pH yang kurang tepat.
Hubungan percobaan ini dalam dunia farmasi erat kaitannya dalam
pembuatan sediaan-sediaan farmasi yang harus memiliki kisaran pH yang sesuai
dengan pH dalam tubuh manusia, misalnya obat-obatan, cairan suntikan atau
infus, obat tetes mata, dan sebagainya.
Adapun kegunaan pH dalam tubuh untuk menstabilkan kinerja organ-organ
tubuh. Misalnya pH darah manusia adalah 7,4. Ketika sakit, pH darah menurun
sehingga mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah dalam mengikat 0
2
.
Begitupun juga pada lambung memiliki kisaran pH tertentu. Apabila asam
lambung meningkat, maka kita akan merasakan perih pada lambung yang biasa
disebut dengan sakit maag.




BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam mengukur pH suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal, dan pH
meter.
2. Cara kerja dari larutan buffer dapat mempertahankan pHnya dari larutan
jika ditambahkan asam atau basa konjugasinya.

B. Saran
1. Untuk laboratorium
Diharapkan agar kelengkapan pada peralatan praktikum lebih
diperhatikan agar dalam melakukan percobaan tidak ada
kesulitan/hambatan yang dapat dihadapi.
2. Untuk asisten
Diharapkan agar tetap membimbing kami dengan baik sehingga
kami mengetahui dan memahami hal-hal baru yang kami temui di dunia
farmasi.
3. Untuk praktikan selanjutnya
Diharapkan lebih memperhatikan pada saat asisten menjelaskan agar
tidak lagi kebingungan dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.1997
Dirjen POM. Farmakape Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI. 1997
http://chem-is-try.org/larutan buffer/9 Desember 2011
Krisbiantoro, Adi. Kimia Praktis. Yogyakarta: Yogyakarta Pustaka
Wydiatama. 2008
Miladi, Sahri Devil, Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga. 2010
R.A.Day. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Srilangga.1981
Svella, G. Vogel. Jakarta: Kalman Media Pustaka.1970
Tim Dosen Kimia Dasar. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: UIN
Alauddin. 2011








SKEMA KERJA
A. Pengukuran pH
1. Menggunakan kertas lakmus








2. Menggunakan indikator universal









Diteteskan pada plat tetes

Celupkan kertas lakmus pada plat tetes
Amati perubahan dan catat hasilnya
Na
2
CO
3
H
2
SO
4
H
2
C
2
O
4
HNO
3
H
3
BO
3
(NH
4
)
2
SO
4
KBr

Na
2
CO
3
H
2
SO
4
H
2
C
2
O
4
HNO
3
H
3
BO
3
(NH
4
)
2
SO
4
KBr

Diteteskan pada indikator universal

Amati perubahan dan catat hasilnya
3. Menggunakan pH meter







B. Larutan Buffer

HCl H
3
BO
3

Ukur 10 ml ke dalam gelas kimia
Celupkan pH meter
Catat hasilnya
Bagi dua ke dalam 2 tabung reaksi
Ukur pHnya dengan indikator universal
HCl 0,1 M + KCl 0,1 M HNO
3
0,1 M + NaNO
3
0,1 M
3 : 3 3 : 3
1 : 5 1 : 5
+ NaOH 1 ml + HCl 1 ml
Ukur pHnya dengan indikator universal
Catat hasilnya

Anda mungkin juga menyukai