Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM FARMASETIK

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN 1


PERCOBAAN

TABLET KONVENSIONAL
(ARTHRITIS RHEUMATOID)
FORMULA

NUSAMETASIN TABLET

OLEH:

NAMA

: AYU LESTARI NUSA

NIM

: 70100112013

KELAS

: FARMASI A

KELOMPOK

: II (DUA)

ASISTEN

: AGUS SALIM

SAMATA-GOWA
2014

BAB I
TINJAUAN UMUM ZAT AKTIF DAN SEDIAAN
1. Deskripsi Umum Senyawa Aktif
Indometasin

(Dirjen POM. 1995 ;139)

Nama Resmi

: INDOMETHACINUM

Nama Lain

: Indometasi,

Indometacina,

Indometsinit

Indomethacinum, Indometacin.
Nama Kimia

: Asam1-(p-klorobenzoil)-5-metoksil-2metilindola-3-asetat [53-86-1]/.

Rumus Molekul

: C19H16 CINO4

Rumus Struktur

Berat Molekul

: 357,9

Pemerian

: Serbuk hablur, polimorf kuning pucat hingga


kuning kecoklatan, tidak berbau atau hapir tidak
bebau. Peka terhadap cahay, meleleh pada suhu
lebih kurang 162o.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut


dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.

Kestabilan

: Indometasin tidak stabil dalam larutan.

Penyimpanan

: simpan dalam wadah tidak tembus cahaya.

Kegunaan

: Atritis rheumatoid

2. Alasan pemilihan dan definisi bentuk sediaan


Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan Farmasetika yang sesuai (Ansel,
Howard. 1985;244).

Beberapa keunggulan utama tablet adalah sebagai berikut:


a.

Semua bentuk sediaan oral untuk ketetapan ukuran serta variebilitas


kandungan yang paling rendah

b.

Ongkos pembuatannya paling rendah

c.

Bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak

d.

Bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di produksi secara besarbesaran.

e.

Paling mudah di telan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di


tenggorokan. (Lachman, 2008: 645).
Arthritis Rheumatoid singkatan AR atau RA rematik atau rema adalah

penyakit sendi kronis dan sistemis yang termasuk dalam kelompok gangguan
auto imun. Bercirikan perubahan-perubahan peradangan kronis dari sendi dan
membrannya., dan kemudian dekstruksi tulang rawan dengan perubahan
anatomis. Yang khusus disinggapi rema adalah persendian tangan tangan dan
kaki, lutut, bahu, dan tengkuk (Tan Hoan Tjay. 2010 ;323).
Gejalan yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi
tersebut. Nyeri ini paling hebat waktu bangun pagi. Rema berlangsung dengan
serangan bergelombang secara progresif, artinya berangsur-angsur bertambah
berat akibat peradangan dan degenerasi tulang rawan (Tan Hoan Tjay. 2010
;323).
Pengobatan terapi, ditujukan pada penekanan gejala-gejala, mengurangi
kehilangan

fungsi

dan

memperlambat

progress

dekstruktif,

yakni

menghindarkan kerusakan sendi (Tan Hoan Tjay. 2010 ;325).


NSAIDs berkhasiat analgetis antipiretik serta antiradang dan banyak
digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit rema (Tan Hoan Tjay.
2010 ;327). Obat analgesic, antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid
(AINS) merupakan salah satu obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan
tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan kelompok obat yang heterogen
secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini memiliki banyak persamaan
dalam efek terapi maupun efek samping (Sulistia Gan Gunawan. 2012 ; 230).

3. Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat Penandaan


pada wadah, leaflet atau brosur.
Indometasin termasuk golongan obat keras. Sehingga pada brosur dan
pamflet akan disertakan tanda obat keras
DENGAN RESEP DOKTER.

4. Nomor Registrasi dan Nomor Batch


No. Reg :
DKL 1397203810 A1
No. Batch :
B 11031015

dan

peringatan HARUS

BAB II
URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI
1.

Nama Obat dan Sinonim


Indometasin
[53-86-1] (

Asam1-(p-klorobenzoil)-5-metoksil-2-metilindola-3-asetat

Indometasi,

Indometacina,

Indometsinit

Indomethacinum,

Indometacin) adalah derivate indol-asam asetat, yang sudah dikenal sebagai


obat untuk pengobatan artritis rheumatoid. Indometasin memiliki efek
antiinflamasi, dan analgesic antipiretik yang kira-kira sebanding dengan
aspirin(Sulistia Gan Gunawan. 2012;241)
2.

Bentuk Senyawa Zat Aktif


Indometasin merupakan derivate indiol- asetat. Obat ini sudah dikenal
sejak tahun 1963 untuk pengobatan artritis rheumatoid dan sejenisnya.
Walaupun obat ini selektif tetapi karena toksik maka penggunaannya dibatasi.
Indometasin memiliki efek antiinflamasi dan analgesic-antipiretik yang kirakira sebanding dengan aspirin. Telah terbukti bahwa indometasin memiliki
efek analgesic perifer maupun sentra (Sulistia Gan Gunawan. 2012; 241).
Absorpsi indometasin setelah pemberian iral cukup baik; 92-99%
indometasin terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati
(Sulistia Gan Gunawan. 2012; 241). Reabsorpsinya dari usus juga cepat dan
lengkap, via rectum tergantung basis suppositorianya dan dapat menurun
sampai 60% (Tan Hoan Tjay. 2010; 333). Indometsin diekskresi dalam bentuk
asal maupun melalui urin dan empedu.

3.

Efek Farmakologi dan Mekanisme Kerja Dalam Tubuh


Indomethacin sebagai obat antiradang menghalangi sintesis prostaglandin
dengan cara menghambatkerja enzim siklooksigenase (COX) 1 dan 2. Gugus
karboksil dari indomethacin akan berikatan denganresidu Tyrosine 355
(membentuk ikatan hidrogen) dan Arginine 120 (membentuk ikatan ionik)
yangmerupakan bagian dari enzim siklooksigenase. Kedua tempat tersebut
sama seperti tempat dari guguskarboksil asam arakidonat terikat, sehingga
apabila gugus karboksil dari indomethacin terikat padatempat-tempat tersebut,

maka sintesis prostaglandin dari asam arakidonat oleh enzim siklooksigenase


tidak dapat dilakukan (pdf. Mekanisme indometasin).
4.

Nasib Obat Dalam Tubuh


Farmakokinetik :
1. Absorpsi: diabsorbsi dengan baikdari saluran gastrointestinal.
2. Distribusi: menembus sawar darah otak dan plasent.
3. Metabolisme dan ekskresi: sebagian besar dimetabolisme oleh hati.
4. Waktu paruh: 2,6-11 jam (memanjang pada bayi baru lahir-sampai 60 jam,
rentang rata-rata 12-21 jam).

Farmakodinamik

Indometasin termasuk golongan obat NSAIDs yaitu

golongan obat yang terutama bekerjaperifer, memiliki aktivitas penghambat


radang dengan mekanisme kerja menghambat biosintesisprostaglandin melalui
penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase. Prostaglandin iniberperanan
penting pada timbulnya nyeri, demam, dan reaksi-reaksi peradangan, maka
NSAIDsmelalui penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase, mampu menekan
gejala-gejala

tersebut.Sebagai

tambahan,

indometasin

kemungkinan

juga

mendesak efek penghambatan padapergerakan PMNs (polymorphonuclear


leukocyte).
(pdf. Mekanisme indometasin).
5.

Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi

: Penatalaksanaan gangguan inflamasi meliputi: Arttritis


rheumatoid, arthritis gout,osteoarthritis.

Kontradikasi

: alergi terhadap aspirin, anak-anak dibawah 14 tahun,


menyusui,ibu hamil, dan gangguan gastrointestinal.
(Daftar obat generik. 2012;56)

6.

Dosis, Perhitungan Dosis, dan Aturan Pakai


Dosis: Per oral, rektal (dewasa): 25-50 mg 2-4 kali sehari atau 75 mg kapsul
lepas lambatsatu klai atau dua kali sehari (tidak lebih dari 200 mg atau 150
SR/hari. Untuk gout,dapat digunakan dosis awal per oral 100 mg. untuk

arthritis, sampai 100 mg per oral diberikan menjelang tidur. Aturan pakai:
untuk dewasa 2 3 kali sehari setelah makan.
7.

Efek Samping dan Toksisitas Obat


Efek samping

: mual, muntah, disprepsin, nyeri abdominal, konstipasi,

sakit kepala, pusing, vertigo, dan tinnitus (Daftar obat generik .2012;83).
8.

Interaksi Obat
Aminoglikosida : meningkatkan resiko toksisitas aminoglikosida karena
peningkatan kadar plasma
Depresan sumsum tulang belakang : dapat meningkatkan efek leukopenia
dan trombositopenia dari senyawa ini
Probenesid : memperlama waktu paro indometasin sehingga meningkatkan
toksisitas indometasin
Zidovudin : pemakaian bersama keduanya meningkatkan efek samping
keduanya
Litium : meningkatkan kadar plasma dan toksisitas litium
Inhibitor agregasi platelet : meningkatkan resiko iritasi saluran cerna dan
perdarahan
Diflunisal : meningkatkan kadar plasma dan toksisitas indometasin.

9.

Penggunaan Pada Kondisi Khusus, Peringatan Dan Perhatian


Alergi terhadap aspirin, anak-anak dibawah, 14 tahun, mnyusui, ibu
hamil, dan gangguan gastrointestinal. Pemberian bersama aspirin menurunkan
kadar indometasin , sedang probenesid meningkatkan kadar indometasin.

10. Cara Penyimpanan dan Contoh Sediaan Yang Beredar Di Pasaran


Simpan ditempat yang terlindung dari cahaya. Sediaan uang beredar di
pasaran antara lain: Indometasin (generik) tablet 25mg, Benocid (Bernofarm)
tablet 25mg, kaplet 75mg, Dialon (Eisai) kapsul 100mg.

BAB III
ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI, DAN USULAN
FORMULASI
1.

Pendekatan formulasi
Berdasarkan analisa farmakologi maka dibuat sediaan dalam bentuk
tablet.

Pengembangan formula
a. Rancangan Formula
Rancangan Formula
Nama Produk

: Nusametasin tablet

Jumlah produk

: 50 tablet

Tanggal Formulasi

: 26 November 2013

Tanggal Produksi

: 3 Januari 2014

No. Registrasi

: DKL 1397203810 A1

No. Batch

: B 11310015

Jumlah Produk

: 100 tablet @ 100 mg

Komposisi

: Tiap 600 mg mengandung


Indometasin

: 25 mg

Amylum solani

: 10 %

Gelatinum

:2%

Talk

:2%

Laktosa

ad 100 mg

b. Master Formula
Nama

Tanggal

Tanggal

Pabrik

Formulasi

Produksi

PT. NUSA

26

Dibuat oleh

Disetujui oleh

3 Januari

Ayu Lestari

2014

Nusa

Nama Bahan

Kegunaan

Perdosis

Perbatch

01 IM

Indometasin

Zat Aktif

25 mg

1250 mg

02 LC

Laktosa

Pengisi

61 mg

500 mg

03 AS

Amylum

Pengikat

10 mg

100 mg

FARMA
Kode
Bahan

November
2013

Agus Salim

Solani
04 - GT

Gelatinum

Penghancur

2 mg

100mg

05 TL

Talk

pelicin

2mg

3050 mg

c. Uraian Bahan eksipien


1.

Laktosa (Exipients, 2009: 359)


Nama Resmi

: LACTOSUM

Nama Lain

: laktosa, lakctosum, gula susu, milk sugar,


saccaharum laktis, melk suiker

Nama Kimia

:O-b-D-Galactopyranosyl-(1!4)-b-D-glucopyranose
[63-42-3]

Rumus Molekul

: C12H22O11

Rumus Struktur

Berat Molekul

: 342.30

Pemerian

: serbu atau massa hablur , putih, atau krem. Tidak


berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara tapi
mudah menyerap bau.

Kelarutan

: mudah larut dalam air dan lebih mudah larut


dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.

Stabilitas

: Pertumbuhan jamur dapat terjadi pada kondisi


lembab (80% RH dan di atas). Laktosa dapat
mengembangkan

warna

coklat

pada

penyimpanan, reaksi yang dipercepat oleh hangat,


kondisi lembab; Pada 808C dan 80% RH, tablet
yang mengandung laktosa anhidrat telah terbukti
untuk memperluas 1,2 kali setelah satu hari.
Anhidrat laktosa harus disimpan dalam wadah
yang tertutup ditempat yang sejuk dan kering.
Penyimpanan

: Simpan pada wadah tertutup baik.

Inkompatibilitas

: Anhidrat

laktosa

tidak

oksidasi

kuat.

Kapan

kompatibel

dengan

campuran

yang

mengandung leukotrien antagonis dan hidrofobik


laktosa

anhidrat

atau

laktosa

monohidrat

disimpan selama enam minggu di 408C dan 75%


RH, campuran yang mengandung anhidrat laktosa
menunjukkan penyerapan kelembaban yang lebih
besar dan degradasi obat.
Kegunaan
2.

: Zat pengisi

Amylum solani

(Dirjen POM. 1995; 108)

Nama resmi

: AMYLUM SOLANI

Nama lain

: Pati kentang

Rumus stuktur

Pemeriaan

: Tidak berbau, tidak berasa, serbuk putih halus

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kestabilan

: Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban


tinggi.

pati

adalah

dianggap

kimia

dan

mikrobiologis lembam di bawah tidak stabil dan


mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme,
mereka Oleh karena itu harus baru disiapkan bila
digunakan untuk granulasi basah.

3.

Inkompabilitas

: Dengan zat pengoksida kuat dan iodin

Kegunaan

: Zat penghancur

Gelatinum

(Excipient. 2009; 278-279)

Nama Resmi

: GELATINUM

Nama Lain

: Byco; Cryogel; E441; gelatina; gelatine; Instagel;

Kolatin; Solugel;Vitagel.
Nama Kimia

: Gelatin [9000-70-8]

Pemerian

: lembaran, keeping atau potongan atau serbuk


kasar sampai halus. Kuning lemah atau coklat
terang, warna bervariasi tergantung ukuran
partikel. Larutannya berbau seperti kaldu.

Kelarutan

: tidak larut dalam air dingin, larut dalam air panas


gliserin dalam asam aseta 6 N dan air, tidak larut
dalam etanol dalam kloroform, minyak lemak,
dan minyak menguap.

Stabilitas

: Gelatin kering stabil di udara. Solusi gelatin


berair juga stabil untuk waktu yang lama jika
disimpan dalam kondisi dingin tapi mereka
tunduk degradasi bakteri. (4) Pada suhu di atas
sekitar

508C,

solusi

gelatin

berair

dapat

mengalami depolimerisasi lambat dan penurunan


kekuatan

gel

dapat

terjadi

pada

ulang.

Depolimerisasi menjadi lebih cepat pada suhu di


atas 658C, dan gel Kekuatan dapat dikurangi
setengahnya ketika solusi dipanaskan pada 808C
selama 1 jam. Tingkat dan luasnya depolimerisasi
tergantung pada berat molekul gelatin, dengan
rendah berat molekul bahan membusuk lebih
cepat.
Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik, di tempat kerin

Inkompabilitas

: Gelatin merupakan bahan amfoter dan akan


bereaksi dengan kedua asam dan basa. Hal ini
juga protein dan dengan demikian menunjukkan
sifat kimia karakteristik bahan-bahan tersebut,
misalnya, gelatin mungkin dihidrolisis oleh
kebanyakan
sistem
proteolitik
untuk
menghasilkan asam amino komponen.

Kegunaan
4. Talk

: zat pengikat
(Excipient. 2009; 728-729)

Nama Resmi

: TALCUM

Nama Lain

: Talk, talcum talcum venetum, speksteenpeder

Nama Kimia

: Talc [14807-96-6]

Pemerian

: serbuk hablur sangat halus licin, mudah melekat


pada kulit, bebas dari butiran warna putih atau
kelabu.

Kelarutan

: tidak larut dalam hamper semua pelarut

Range

: 1,0-10,00 (glidart dan lubricant)

Stabilitas

: Talk merupakan bahan yang stabil dan dapat


disterilkan dengan pemanasan pada 1608C
selama tidak kurang dari 1 jam. Hal ini juga dapat
disterilkan oleh paparan etilen oksida atau radiasi
gamma.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik.

Inkompabilitas

: Tidak kompatibel dengan senyawa surfaktan

Kegunaan

: zat pelicin

d. Alasan pemilihan bentuk/ tipe sediaan


Bentuk sediaan yang akan diproduksi adalah tablet. Tablet merupakan
bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan Farmasetika yang sesuai. Adapun kelebihan
dan keuntungan bentuk sediaan tablet antara lain tablet merupakan sediaan
yang paling ringan dan paling kompak, bentuk sediaan yang paling mudah
dan murah untuk dikemas serta dikirim dan diproduksi secara besarbesaran. Selain itu, tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh
menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah, serta

merupakan bentuk sediaan oral yang sifat pencampuran kimia, mekanik,


dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lahman. 2008 : 645).
e. Alasan pemilihan bentuk zat aktif
Indometasin

Asam1-(p-klorobenzoil)-5-metoksil-2-metilindola-3-

asetat [53-86-1] (Indometasi,

Indometacina,

Indometsinit

Indomethacinum, Indometacin) adalah derivate indol-asam asetat, yang


sudah dikenal sebagai obat untuk pengobatan artritis rheumatoid.
Indometasin memiliki efek antiinflamasi, dan analgesic antipiretik yang
kira-kira sebanding dengan aspirin(Sulistia Gan Gunawan. 2012;241)
f. Alasan penambahan eksipien
1. Laktosa pengisi
Laktosa merupakan zat pengisi yang paling umum digunakan dalam
formulasi obat/tablet. Laktosa ini menunjukkan stabilitas yang paling
bagus dalam kombinasi hasil paling banyak obat (Pharmeceutical
Dosage forms. Vol 1; 197)
2. Amylum solani zat pengikat
Pati adalah bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan pengisi
pada sediaan tablet (exipient.2010;685)
Tepung yang dapat diperoleh dari jagung dapat digunakan sebagai
pengisi tablet (Lahman.2012;699)
Yang umum digunakan adalah pati (R.Voight.1995;202).
3. Gelatin penghancur
Gelatinum lebih konsisten daripada kedua gom alam lebih mudah
dipersiapkan dalam bentuk larutan dan tablet yang terbentuk kerasnya
sama dengan bila memakai akasia atau tragakan (Lahman. 2008; 701).
4. Talk - pelicin
Talk mengurangi gesekan logam (stempel di dalam ruang cetakan) dan
gesekan tablet (atau massa yang dibatasi). Memudahkan pengeluaran
tablet (R.Voight. 1995; 204).

14

Perhitungan dan penimbangan


1. Per Tablet
a. Indometasin

25 mg

b. Amylum solani

x 100 mg

= 10 mg

c. Gelatin

x 100 mg

= 2 mg

d. Talk

x 100 mg

= 2 mg

100-(25+10+2+2)

= 61 mg

a. Indometasin

25 mg x 50 tablet

= 1250 gr

b. Amylum solani

10 mg x 50 tablet

= 500 gr

c. Laktosa

61 mg x 50 tablet

= 3050 gr

d. Gelatin

2 mg x 50 tablet

= 100 gr

e. Talk

2 mg x 50tablet

= 100 gr

e. Laktosa
2. Per Batch

15 Prosedur pembuatan sediaan


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang masing-masing bahan, yaitu
Indometasin

= 1250 gr

Amylum solani

= 500 gr

Laktosa

= 3050 gr

Gelatin

= 100 gr

Talk

= 100 gr

c. Dihaluskan setiap bahan baik bahan aktif maupun bahan tambahan.


d. Dicampurkan bahan aktif, pemanis, pengisi sedikit atau setengahnya dan
pengikat.
e. Bahan aktif dan zat tambahan dicampur lalu digiling.
f. Dicampurkan pelicin dan penghancur dan sisa pengisi.
g. Pengempaan menjadi tablet yang besar
h. Diayak dengan nomor mesh 6-12
i. Tablet dikempa
j. Dimasukkan ke dalam wadah botol

k. Diberi etiket dan brosur keterangan obat.


16 Evaluasi tablet
a. Ukuran tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 5 buah tablet memakai alat
micrometer atau jangka sorong yang bersifat manual.
b. Keseragaman bobot tablet
Sejumlah 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu ditimbang satu
per satu, dihitung bobot rata-ratanya maka menurut farmakope Indonesia
edisi III tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan
kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.
jika tidak mecukupi 20 tablet dapat digunakan 10 tablet tidak satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom
B.
c. Kekerasan tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 5 tablet memakai alat-alat seperti
stoches. Cara pengukuran yaitu: Letakkan sebuah tablet diantara anvil
dengan plat datar yang diam tablet tersebut dijepit dengan memutar alat
penekan. Angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala
dinyatakan sebagai titik nol. Alat penekan diputar kembali sampai retak
atau pecah. Angka pada skala dicatat pada saat ini maka kekerasan tablet
adalah selisih antara angka pada saat pecahnya tablet dengan angka yang
dianggap sebagai titik nol.
d. Keausan tablet
Pengukuran dilakukan terhadap 20 tablet yang sebelumnya telah
dibersihkan dari debu, pengukuran ini memakai alat Roche Friabilator
yang mampu berputar 25 kali permenit. Ditimbang 20 tablet bebas debu
(W1 gram) kemudian dimasukkan kedalam Roche friabilator. Tekan

tombol kearah ON dan biarkan alat ini berputar selama 4 menit. Bersihkan
kembali kedua puluh tablet tersebut dan ditimbang (W2 gram).
% Keausan

x 100%

e. Uji disolusi
Alat yang digunakan ada 2 macam ; Alat tipe I yaitu keranjang dan
alat tipe II yaitu dayung. Media disolusi dan kecepatan perputaran alat
diatur dalam monografi.
17 . Daftar pustaka
Ansel, Howard. 1978. Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta:
UI Press.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Kalzung, G. Betram.2012. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC.
Kibbe, Arthur, H.1995. Handbook of Pharmaceutical Excipient. London:
APHA.
Lachman, Leon dkk.2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi III Jilid
2. Jakarta: UI Press.
Martindale. 2009. The Complete Drug Refrence Thirty-Sixth Edition. London:
Pahrmaceutical Press.
Pdf mekanisme Indometsin.html (Diakses pada tanggal 26 November 2013
pukul 21.45 WITA)
Tjay, Tan Hoan.2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT.Gramedia.
Voight, Rodulf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM.

18 Etiket

Komposisi:
Tiap tablet mengandung
Indometasin

50 TABLET
100 mg

NUSAMETASIN
Indikasi, dosis, kontra indikasi,
Peringatan dan perhatian, efek
Samping obat.
Lihat brosur

Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk dan kering
No. Reg

: DKL 1397203810 AI

No. Batch : B 11031015


Diproduksi Oleh :
PT. Nusa Farma
Makassar-Indonesia

19 Brosur

NUSAMETASIN

tablet

Isi 50 tablet
Komposisi
.
Indikasi

:Tiap tablet mengandung INDOMETASIN


100mg
:Rheumathoid artritis dan
musculoskeletal, gout akut.

gangguan

Kontraindikasi :alergi terhadap aspirin, anak-anak dibawah

14 tahun, mnyusui, ibu hamil, dan


gangguan gastrointestinal.
Efeksamping : Nyeri kepala, perasaan kacau, rasa lelah
dan depresi.
Aturan pakai : 2-3 kali sehari
Kemasan
: 50 tablet @ 100 mg
No. Reg
: DKL 1397203810 AI
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN KERING,
TERLINDUNG DARI CAHAYA.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi Oleh :
PT. Nusa -Farma
MAKASSAR INDONESIA

20 Pengemasan sediaan jadi

Anda mungkin juga menyukai