Biodata Aliando
Biodata Aliando
Oh,iya guys gue juga ada foto foto nya aliando loh:) kunjungi yah >> http://adf.ly/Ujeav
Ada beberapa foto masa kecilnya ali,lucu..arab banget hehe.. ada juga foto baru aliando..liat aja
;)
Oh iya,info lagi nih bapaknya ali itu orang arab makanya muka ali mirip arab arab gitu yaa ;)
yampun
KOLOID
Laju Reaksi
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan."
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh
sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir
Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak
mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang tahun
2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari seluruh kegiatan
kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda, diadakan Kongres IX
Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di Jakarta. Kongres tersebut akan
membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah, penggunaan bahasa asing,
pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media massa. Kongres bahasa ini berskala
internasional dengan menghadirkan para pembicara dari dalam dan luar negeri. Para pakar
bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan penelitian dan mengembangkan bahasa
Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi kesempatan untuk memaparkan pandangannya
dalam kongres ini.
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau,
antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa
persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
2) Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai
pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air
Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa
persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya
sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan
bahwa Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa
indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Peresmian Nama Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa
indonesia. Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan
Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor
Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa
indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di
lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan Bahasa Indonesia di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober
1928, untuk menghindari kesan Imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap di
gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di
gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih
dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.
Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia
sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari
(kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruanperguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum
publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua
warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin
berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai
didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa
Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya,
Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya
sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam
menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di
kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa
melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.
Kata al-amanah, yang secara etimologis berarti jujur dan lurus. Secara terminologis syari,
sesuatu yang harus dijaga dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya (Majelis Tarjih
dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2006).
Dengan demikian kejujuran (al-amanah) di sini ialah suatu sifat dan sikap yang setia, tulus
hati, dan jujur dalam melaksanakan sesuatu yang dipercayakan kepadanya, baik berupa harta
benda, rahasia maupun tugas kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik dapat disebut alamin yang berarti: yang dapat dipercaya, yang jujur, yang setia, yang aman.
Kewajiban memiliki sifat kejujuran ini ditegaskan Allah dalam al-Quran:
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperolah seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh
yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah Rabbnya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan
barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Keadilan (Adalah)
Adil memiliki makna, meletakan sesuatu pada tempatnya; menempatkan secara proporsional;
perlakuan setara atau seimbang. Dalam al-Qur`an kata-kata adil sering di kontradiktifkan dengan
makna dzulm (dzalim) dan itsm (dosa). Adapun makna keadilan disisi lain sering diartikan
sebagai sikap yang selalu menggunakan ukuran sama, bukan ukuran ganda. Dan sikap ini
yang membentuk seseorang untuk tidak berpihak pada salah satu yang berselisih. Menurut AlAshfahani adil, dinyatakan sebagai memperlakukan orang lain setara dengan perlakuan
terhadap diri sendiri. Dimana ia berhak mengambil semua yang menjadi haknya, dan atau
memberi semua yang menjadi hak orang lain. (Quraish Shihab, 2002)
Amanah adalah sumber keadilan, dan keadilan adalah sumber keamanan dan kebahagiaan.
(Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2006, ibid.). Maka setelah Allah menyuruh
manusia menyampaikan amanah, kemudian Ia memerintahkan manusia agar menegakkan
keadilan (QS.al-Nisa:58).
Sifat dan sikap adil ada dua macam. Adil yang berhubungan dengan perseorangan dan adil
yang behubungan dengan kemasyarakatan dan pemerintahan.
Adil perseorangan ialah tindakan memberi hak kepada yang mempunyai hak. Bila seseorang
mengambil haknya tanpa melewati batas, atau memberikan hak orang lain tanpa menguranginya,
itulah yang dinamakan tindakan adil.
Adil dalam segi kemasyarakatan dan pemerintahan misalnya tindakan hakim yang
menghukum orang yang jahat sepanjang neraca keadilan. Jika hakim menegakkan necara
keadilannya dengan lurus dikatakanlah dia hakim yang adil. Jika ia berat sebelah maka
dipandanglah ia dzalim. Pemerintah dipandang adil jika dia mengusahakan kemakmuran rakyat
secara merata, baik di kota-kota maupun di desa-desa (QS. 5:8).
8}
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmuterhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang akamu kerjakan.
3. Keseimbangan (al-Wustho)
Konsep keseimbangan menjadi konsep lanjutan yang memiliki benang merah dengan konsep
keadilan. Allah menggambarkan posisinya dengan kondisi dimana bila terjadi ketimpangan
dalam kehidupan berekonomi, maka hendaknya dikembalikan pada posisi semula. Posisi yang
tuju adalah keseimbangan, pertengahan, keadilan.
Beberapa landasan yang mendukung prinsip ini diantaranya:
8
9}
Artinya: Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. (QS. 55:8). Dan
tegakkanlah timbangan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (QS. 55:9)
Artinya: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang
pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.
Keseimbangan adalah tidak berat sebelah, baik itu usaha-usaha kita sebagai individu yang terkait
dengan keduniaan dan keakhiratan, maupun yang terkait dengan kepentingan diri dan orang lain,
tentang hak dan kewajiban. Sebagaimana Allah menyebutnya dalam QS. 2:201 dan QS. 25:67
.
Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa:Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. 2:201)
67}
Artinya: Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian. (QS. 25:67)
Konsep keseimbangan ini juga berdasar pada rasa keadilan yang didukung dengan suatu
tingkat kebaikan (ihsan) dalam pemenuhan hak seseorang. Bila rasa Adil adalah mengambil apa
yang menjadi haknya dan memberikan apa yang menjadi hak orang lain, maka Ihsan adalah
memberi lebih banyak dan mengambil lebih sedikit dari apa yang menjadi haknya (Murasa S,
2004). Dalam Islam, konsep ini tidak hanya menjadi prinsip dasar manusia sebagai acuan dalam
berbagai kegiatan ekonominya, tetapi juga manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga
keseimbangan yang telah tercipta sebelumnya.
4. Kebenaran (al-Shidqah)
Kebenaran (al-Shidqah) ialah berlaku benar, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan.
(Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 2006, ibid.). Kewajiban bersifat dan bersikap
benar ini diperintahkan dalam al-Quran:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar (QS. Al-Taubah/9:119).
Sikap benar ini adalah salah satu yang menentukan status dan kemajuan perseorangan dan
masyarakat. Menegakkan prinsip kebenaran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam
hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan dengan golongan lainnya.
Dalam peribahasa sering disebutkan, Berani karena benar, takut karena salah. Betapa
kebenaran itu menimbulkan ketenangan yang dengannya melahirkan keberanian. Rasulullah
Shallallhu Alaihi wa Sallam telah memberikan contoh betapa beraninya berjuang karena beliau
berjalan di atas prinsip-prinsip kebenaran.
5. Tolong Menolong (Taawun)
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam lainnya yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar
pembangunan masyarakat adalah mewujudkan kerjasama umat manusia menuju terciptanya
masyarakat sejahtera lahir batin (M. Yunan Yusuf, dkk, 1995:4).
Al-Quran mengajarkan agar manusia tolong menolong (taawun) dalam kebajikan dan taqwa,
jangan tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran:
.
..
..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. al-Maidah/5:2).
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip kerjasama dalam ekonomi Islam
adalah keniscayaan. Umat manusia menginginkan ketersalingan (mutualism) akan rasa tolong
menolong (taawun) terutama yang terkait dengan kehidupan ekonomi, tetapi dengan syarat tidak
boleh tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa Islam mengajarkan bahwa umat manusia adalah
keluarga besar kemanusiaan, karena berasal dari satu keturunan. Kasih sayang satu sama lain
akan menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia, memupuk rasa persamaan derajat, persatuan,
dan kekeluargaan manusia. Di hadapan Allah, semua manusia adalah sama, yang membedakan
hanya kualitas taqwanya. Bahwa perbedaan ada, bukan untuk dijadikan kesenjangan (gap), tapi
justru untuk mencapai keseimbangan atau keselarasan. Misalnya saja, adanya gradasi (hirarki)
ekonomi menurut Islam. Hal ini merupakan Sunnatulah (hukum alam), merupakan bagian kadarkadar yang ditentukan Allah. Adapun kesenjangan adalah lawan dari Sunnatullah (dibuat atas
keserakahan sebagian manusia), yang justru merusak keseimbangan.
7. Kebebasan (Freewill)
Secara umum makna kebebasan dalam ekonomi, dapat melahirkan dua pengertian yang luas,
yakni; kreatif dan kompetitif. Dengan kreatifitas, seseorang bisa mengeluarkan ide-ide, bisa
mengekplorasi dan mengekspresikan potensi yang ada dalam diri dan ekonominya untuk
menghasilkan sesuatu. Sedangkan dengan kemampuan kompetisi, seseorang boleh berjuang
mempertahankan, memperluas dan menambah lebih banyak apa yang diinginkannya.
Dalam ekonomi Islam, makna kebebasan adalah memperjuangkan apa yang menjadi haknya
dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya sesuai perintah syara.
Sebagaimana konsep kepemilikan, konsep kebebasan dalam berekonomi menurut Islam, tidak
boleh keluar dari aturan-aturan syariat. Bahwa manusia diberi keluasan dan keleluasaan oleh
Allah untuk berusaha mencari rizki Allah pada segala bidang, ya. Namun tetap pada koridor
usaha yang tidak melanggar aturan Nya. Firman Allah swt:
10
11}
Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. 62:10)Dan
apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya
dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah:Apa yang di sisi Allah
adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Allah sebaik-baik Pemberi rezki.
(QS. 62:11)
Kebebasan ekonomi Islam adalah kebebasan berakhlaq. Berakhlaq dalam berkonsumsi,
berproduksi dan berdistribusi. Dengan kebebasan berkreasi dan berkompetisi akan melahirkan
produktifitas dalam ekonomi. Dengan dasar ayat diatas juga, Islam menyarankan manusia untuk
produktif. Kegiatan produksi adalah bagian penting dalam perekonomian.
Saya tidak memiliki latar belakang ekonomi sama sekali, saya berada di bidang
science. Namun bagi saya rezeki halal adalah WAJIB. Oleh karenanya, saya berusaha
mengetahui seluk beluk ekonomi dari sudut pandang islam. Materi posting kali ini saya
dapatkan dari "Buleti Sayyidun" edisi #V/Jum'at, 05 April 2013 berjudul Pengertian,
Tujuan & Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam yang diterbitkan oleh IKSADA (Ikatan Santri
PERSADA (Persatuan Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan, Universitas Ahmad Dahlan)).
Tidak ada maksud lain dibalik postingan ini selain sharing ke teman, kerabat dan
kawan-kawan semua. Sehingga nantinya kita dapat mengambil manfaat dari postingan
ini.
Selamat membaca.
Pengertian, Tujuan dan Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi
kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur
dalam Islam dengan prinsip-prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya
bukan milik manusia, melainkan hanya anugerah dari Allah swt agar dimanfaatkan
sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan
kembali kepada Allah swt untuk dipertanggungjawabkan.
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt memerintahkannya,
sebagaimana firman-Nya dalam QS. At Taubah: 105, "Dan katakanlah, bekerjalah
kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat
pekerjaan itu". Kerja membawa pada kemampuan, sebagaimana sabda Rasulullah
Muhammad SAW: "Barang siapa diwaktu harinya keletihan karena bekerja, maka di
waktu itu ia mendapat ampunan". (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian p[ada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal
ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai ketenangan di dunia dan di
akhirat.
Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada
tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat
bagi seluruh umat manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim boleh menjadi sumber kebaikan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakupi
aspek kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
Kamaslahatan
keyakinan
agama
(al
b.
Kamaslahatan
jiwa
(al
c.
Kamaslahatan
akal
(al
d.
Kamaslahatan
keluarga
dan
keturunan
(al
e.
Kamaslahatan
harta
benda
(al
Prinsip-Prinsip
Ekonomi
din)
nafs)
aql)
nasl)
mal)
Islam
OPINI:
Riba
Bank
Hukum
Makan
Riba
Dikatakan Muhammad ibn Ash-Shobbah dan Zuhairun ibn Harb dan Utsman ibn Abi
Syaibah mereka berkata diceritakan Husyaim dikabarkan Abu Zubair dari Jabir RA
beliau berkata: Rasulullah SAW mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta
dua orang saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk.
Diriwayatkan oleh Muslim.
A. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, normanorma adat yang sama-sama di taati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial
dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki cirri
kehidupan yang khas.
Masyarakat itu timbul dalam setiap kumpulan individu, yang telah lama hidup dan bekerja sama
dalam waktu yang cukup lama.
B. Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga Urban Community. Pengertian masyarakt kota lebih
ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat
pedesaan.
Perhatian masyarakat perkotaan tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan
perumahan, tetapi mempunyai perhatian yang lebih luas lagi. Masyarakat perkotaan sudah memandang
kebutuhan hidup, artinya tidak hanya sekedarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan karena pengaruh
pandangan warga kota sekitarnya. Misalnya dalam hal menghidangkan makanan, yang di utamakan
adalah bahwa makanan yang di hidangkan tersebut memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya
memiliki kedudukan sosial yang tinggi. Demikian pula masalah pakaian masyarakat kota memandang
pakaian pun sebagai alat kebutuhan sosial. Bahkan pakaian yang di pakai merupakan perwujudan dari
kedudukan sosial si pemakai.
Sistem perekonomian kota tidak terpusat pada satu jenis saja, melainkan sangat bervariasi. Di kota
terdapat berbagai macam sistem produksi, baik yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi,
maupun barang jadi. Industri dilakukan secara terus menerus dan besar-besaran, dengan tenaga
manusia, mesin, maupun dengan komputer.
Di kota besar terdapat banyak perkerjaan-pekerjaan yang menuntut keahlian khusus, sehingga
tidak semua warga kota dapat melakukannya. Misalnya : Arsitektur, Insinyur - mesin, sarjana politik,
pemegang buku dan sebagainya. Walaupun demikian tidaklah berarti bahwa pekerjaan di kota adalah
pekerjaan hanya menekankan pada keahlian yang tersepesialisasi dan pekerjaan otak saja. Tetapi ada
juga pekerjaan-pekerjaan yang menekankan kemampuan tenaga kasar saja. Misalnya : kuli bangunan,
tukang becak.
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan
lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal.
Bagi masyarakat kota kepercayaan kepada Tuhan YME (kehidupan magis religius) biasanya cukup
terarah dan di tekankan pada pelaksanaan ibadah. Upacara-upacara keagamaan sudah berkurang,
demikian pula upacara-upacara adat sudah menghilang. Hal ini di sebabkan bahwa msyarakat kota
sudah menekankan pada rasional pikir dan bukan pada emosionalnya. Semua kegiatan agama, adat
berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar dari pada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan
yang lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Dari uraian di atas maka dapatlah di simpulkan secara singkat bahwa dari ciri-ciri masyarakat kota
adalah sebagai berikut :
1. Heterogenitas sosial
Kota merupakan metting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha
di atas kelompok lain. Maka dari itu sering terjadi usaha untuk memperkuat kelompoknya untuk
melebihi kelompok yang lain.
2. Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain)
3. Toleransi sosial
Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan pribadi sebab masing-masing
anggota mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial pada masyarakat kota dapat di katakana
lemah sekali dan non pribadi.
4. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan.
Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah, senang, jahad, dan lain sebagainya, anggota
masyarakat yang lain tidak mau mengerti.
5. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun tempat
tinggal.
6. Individual
Akhibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan masyarakat di kota menjadi
individual. Apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus mereka rencana dan laksanakan sendiri.
Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang lainsulit untuk di harapkan.
7. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yang mereka sukar.
(kesenian, olahraga, politik) secara sukarela ia menggabungkan diri menggabungkan dan berkorban.
8. Segregasi kekurangan
Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial, ras, dan kompetisi ruang, terjadi pola
sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa dan sebagainya. Maka dari itu
akhirnya terjadi pemisahan temat tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu.
C. Masyarakat pedesaan
Yatu suatu masyarakat yang hidup didaerah atau desa yang biasanya bermata pencaharian di
bidang pertanian perikanan, perkebunan dan sebagainya
Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh menyangkut
masalah-masalah pribadi, satu dengan yang lainmengenal secara rapat, menghayati secara mendasar.
Pertemuan-pertemuan dan kerja sama untuk kepentingan individu. Segala kehidupan sehari-hari
diwarnai dengan gotong royong. Misalnya : mendirikan rumah, mengerjakan sawah, menggali sumur,
maupun melayat orang meninggal.
Masyarakat depesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan hubungan mereka dengan masyarakat lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar sistem kekeluargaan
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan
agraris hanya bersifat pedesaan bersifat waktu luang.
SUMBER PUSTAKA
1. saiedbelajarngeblog.blogspot.com/.
1. Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi, kecuali
apabila transaksi itu menyimpang dari hukum syara, misalnya memperdagangkan barang haram.
(Lihat Q. S. Al-Maidah, 5: 1!)
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu awfuu bial'uquudi uhillat lakum bahiimatu al-an'aami illaa maa
yutlaa 'alaykum ghayra muhillii alshshaydi wa-antum hurumun inna allaaha yahkumu maa
yuriidu
Artinya : [5:1] Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu388. Dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan
hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas tetapi penuh tanggung jawab,
tidak menyimpang dari hukum syara dan adab sopan santun.
3. Setiap transaksi dilakukan secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. (Lihat
Q.S. An-Nisa 4: 29!)
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu amwaalakum baynakum bialbaathili illaa an
takuuna tijaaratan 'an taraadin minkum walaa taqtuluu anfusakum inna allaaha kaana bikum
rahiimaan
Artinya : [4:29] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu287; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.
4. Islam mewajibkan agar setiap transaksi, dilandasi dengan niat yang baik dan ikhlas karena
Allah SWT, sehingga terhindar dari segala bentuk penipuan, dst. Hadis Nabi SAW
menyebutkan: Nabi Muhammad SAW melarang jual beli yang mengandung unsur penipuan.
(H.R. Muslim)
5. Adat kebiasaan atau urf yang tidak menyimpang dari syara, boleh digunakan untuk
menentukan batasan atau kriteria-kriteria dalam transaksi. Misalnya, dalam akad sewa-menyewa
rumah.
Insya Allah jika asas-asas transaksi ekonomi dalam Islam dilaksanakan, maka tujuan filosofis
yang luhur dari sebuah transaksi, yakni memperoleh mardatillah (keridaan Allah SWT) akan
terwujud.
B. Penerapan Transaksi Ekonomi dalam Islam
Salah satu contoh penerapan transaksi ekonomi dalam islam adalah dalam melakukan jual beli.
Berikut ulasannya.
Jual Beli
a. Pengertian, Dasar Hukum, dan Hukum Jual Beli
Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang
menyerahkan/menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/membeli barang
yang dijual).
Jual beli sebagai sarana tolong menolong sesama manusia, di dalam Islam mempunyai dasar
hukum dari Al-Quian dan Hadis. Ayat Al-Quran yang menerangkan tentang jual beli antara
lain Surah Al-Baqarah, 2: 198 dan 275 serta Surah An-Nisa 4: 29.
b. Rukun dan Syarat Jual Beli
Rukun dan syarat jual beli adalah ketentuan-ketentuan dalam jual beli yang harus dipenuhi agar
jual belinya sah menurut syara (hukum Islam).
Orang yang melaksanakan akad jual beli (penjual dan pembeli).
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penjual dan pembeli adalah:
1) Berakal
2) Balig
3) Berhak menggunakan hartanya
Sigat atau ucapan ijab dan kabul
Ulama fiqih sepakat bahwa unsur utama dalam jual beli adalah kerelaan antara penjual dan
pembeli. Karena kerelaan itu berada dalam hati, maka harus diwujudkan melalui ucapan ijab
(dari pihak penjual) dan kabul (dari pihak pembeli).
Barang yang diperjualbelikan
Syarat-syarat barang yang diperjualbelikan antara lain:
1) Barang yang diperjualbelikan sesuatu yang halal
2) Barang itu ada manfaatnya
3) Barang itu ada di tempat, atau tidak ada tetapi sudah tersedia di tempat lain
4) Barang itu merupakan milik si penjual atau di bawah kekuasaannya
5) Barang itu hendaklah diketahui oleh pihak penjual dan pembeli dengan jelas
Nilai tukar barang yang dijual (pada zaman modern sekarang ini berupa uang)
Syarat-syarat bagi nilai tukar barang yang dijual adalah:
1) Harga jual yang disepakati penjual dan pembeli harus jelas jumlahnya.
2) Nilai tukar barang itu dapat diserahkan pada waktu transaksi jual beli.
3) Apabila jual beli dilakukan secara barter atau Al-Muqayadah (nilai tukar barang yang dijual
bukan berupa uang tetapi berupa barang) dan tidak boleh ditukar dengan barang haram.
c. Khiyar
Khiyar ialah hak memilih bagi si penjual dan si pembeli untuk meneruskan jual belinya atau
membatalkan karena adanya sesuatu hal, misalnya ada cacat pada barang.
d. Macam-macam jual beli
1) Jual beli yang sah dan tidak terlarang yaitu jual beli yang terpenuhi rukun-rukun dan syaratsyaratnya.
2) Jual beli yang terlarang dan tidak sah (batil) yaitu jual beli yang salah satu atau seluruh
rukunnya tidak terpenuhi atau jual beli itu pada dasar dan sifatnya tidak disyariatkan
(disesuaikan dengan ajaran Islam).
Contoh :
a) Jual beli sesuatu yang termasuk najis, seperti bangkai dan daging babi.
b) Jual beli air mani hewan ternak.
c) Jual beli hewan yang masih berada dalam perut induknya (belum lahir).
d) Jual beli yang mengandung unsur kecurangan dan penipuan.
3) Jual beli yang sah tetapi terlarang (fasid).
Karena sebab-sebab lain misalnya:
a) Merugikan si penjual, si pembeli, dan orang lain.
b) Mempersulit peredaran barang.
c) Merugikan kepentingan umum.
Contoh :
1. Mencegat para pedagang yang akan menjual barang-barangnya ke kota, dan membeli barangbarang mereka dengan harga yang sangat murah, kemudian menjualnya di kota dengan harga
yang tinggi.
2. Jual beli dengan maksud untuk ditimbun terutama terhadap barang vital.
3. Menjual barang yang akan digunakan oleh pembelinya untuk berbuat maksiat.
4) Menawar sesuatu barang dengan maksud hanya untuk memengaruhi orang lain agar mau
membeli barang yang ditawarnya, sedangkan orang yang menawar barang tersebut adalah teman
si penjual (najsyi).
5) Monopoli yaitu menimbun barang agar orang lain tidak membeli, walaupun dengan
melampaui harga pasaran.
2. Simpan Pinjam
Rukun dan syarat utang piutang atau pinjam meminjam, menurut hukum Islam adalah:
a. Yang berpiutang (yang meminjami) dan yang berutang (peminjam), syaratnya sudah balig dan
berakal sehat.
b. Barang (uang) yang diutangkan atau dipinajmakan adalah milik sah dari yang meminjamkan